Share

Bab 1386

Author: Danira Widia
Janice memanggil beberapa kali, tetapi tidak mendengar jawaban. Dia pun segera berdiri. Tepat saat dia bergegas keluar, suara Anna perlahan terdengar.

"Janice, aku di sini. Tadi ada orang tanya nomor kelas, aku sekalian tunjukkan jalan. Nggak nyangka anaknya ternyata sekelas sama Lid dan Bram."

Mendengar itu, punggung Janice sontak terasa dingin. Sambil berjalan menuju pintu, dia berusaha tetap tenang.

"Dia masih di sampingmu?"

"Iya."

Suara Anna masih terdengar riang.

Janice menarik napas dalam-dalam, lalu sengaja meninggikan suara. "Bagus sekali. Kalau orang tua dekat, nanti Lid dan Bram bisa punya teman baru juga."

"Iya, aku juga berpikir begitu," jawab Anna.

Dalam sekejap, Janice menurunkan suaranya. "Bu Anna, tetap tersenyum, jangan berhenti bicara, dengarkan aku. Sekarang segera pura-pura ada urusan, lalu menjauh. Jangan ada kontak apa pun dengannya. Dia buronan."

"Oke." Anna masih menjawab dengan nada rileks, "Lid dan Bram biasanya memang nggak banyak teman. Kalau bisa punya lebi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1397

    "Kotor," kata Jason sambil tersenyum, lalu menopang belakang kepala Janice dan menarik Janice untuk lebih dekat dengannya. Suasana di antara mereka langsung terasa ambigu. Setiap kali Janice bergerak, dia pun ikut mendekat sampai Janice akhirnya tidak bisa menghindar lagi. Dia pun menempelkan telapak tangannya di punggung Janice. "Jangan bergerak lagi, nanti kamu jatuh."Wajah Janice langsung terasa panas dan jantungnya yang berdebar keras terletak tepat di bawah telapak tangan Jason. Menyadari Jason makin mendekat, dia segera mengangkat tangan untuk menahan tubuhnya. "Jangan sembarangan."Tatapan Jason perlahan-lahan makin dalam dan jakunnya bergerak, tetapi dia tiba-tiba menghentikan gerakannya. Dia menundukkan kepala dan menatap Janice, lalu tersenyum. "Kalau kamu nggak bergerak, aku juga nggak akan macam-macam."Janice menjawab dengan serius, "Aku nggak bergerak kok."Jason pun mengernyitkan alisnya, lalu menatap ke dalam selimut.Janice secara refleks mengikuti arah pandangan Jaso

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1396

    "Aku nggak percaya. Tapi, karena ada orang yang ingin kita percaya, maka kita ikuti saja," jawab Jason sambil menatap Janice dengan tatapan ambigu.Setelah tertegun sejenak, Janice akhirnya menyadari maksud Jason. Pihak lawan sepertinya memang sudah menyiapkan strategi ini sejak awal. Jika bersikeras melawan, mereka justru akan makin mudah dipermainkan lawan. Dia bertanya dengan khawatir, "Jadi, sekarang kita harus berpura-pura seolah-olah tidak ada yang terjadi?"Jason berkata, "Sissy belum mati, tapi Pak Seto sudah mengurus surat keterangan kematiannya."Janice langsung terdiam, lalu menatap Jason dan Arya secara bergantian dengan ekspresi terkejut.Arya pun menjelaskan, "Bisa dibilang, Sissy ini cukup beruntung. Saat api membakar paling parah, ada orang yang sempat menyiramkan air dan menurunkan suhu tubuhnya. Meskipun kedua kakinya harus diamputasi, nyawanya berhasil diselamatkan. Hanya saja, proses pemulihannya nanti kemungkinan besar akan sangat menyakitkan."Proses pemulihan Sis

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1395

    Pengacara itu terkejut. "Suara apa itu?""Suaranya dari arah sana," jawab salah seorang pria."Cepat kejar!" seru pengacara itu sambil membawa orang-orang mengejar ke arah itu.Bahaya Janice pun akhirnya teratasi.Tak lama kemudian, muncul sekelompok orang di bawah pohon.Seorang pria mendongak dan mengangkat tangannya. Tatapannya seolah-olah sedang melihat harta karunnya yang hilang sudah kembali dan ujung jarinya sedikit bergetar. "Turunlah."Mendengar suara yang familier, Janice menundukkan kepalanya dan tatapannya langsung menjadi buram. Dia tercekat, semua rasa tertekan dan sedih akhirnya meledak keluar. "Aku nggak punya tenaga lagi.""Lompatlah, aku akan menangkapmu," kata Jason sambil menatap Janice dengan serius dan sungguh-sungguhJanice melepaskan tangannya, lalu membalikkan tubuhnya dan jatuh ke bawah. Tak lama kemudian, tubuhnya pun jatuh ke dalam pelukan yang sangat dikenalnya. Saat Jason memeluknya dengan erat, angin pun seolah-olah berhenti berembus di saat itu dan hanya

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1394

    Janice baru saja hendak berteriak untuk memberi tahu keberadaan mereka, tetapi tiba-tiba terdengar suara pria yang berbicara."Janice bawa seorang anak, dia pasti nggak bisa lari jauh. Cari di sekitar sini."Mendengar itu, Janice segera merapatkan tumpukan rumput di depannya agar lebih menutupinya dan Bram. Dia awalnya mengira para pria itu pergi setelah berkeliling sebentar, tetapi mereka malah mengeluarkan parang besar untuk menebas rumput dan semak di sekitar. Melihat rumput di depannya mulai rebah satu per satu, dia berpikir sebentar lagi dia dan Bram pasti akan ketahuan.Janice menundukkan kepala dan menatap Bram yang sudah pingsan karena demam tinggi sebentar, lalu membungkus Bram dengan mantelnya dan meletakkan Bram di tumpukan rumput dengan hati-hati. Pada detik berikutnya, dia menerobos keluar dari tempat persembunyian dan sengaja menimbulkan suara berlari kencang ke arah lain."Di sana! Cepat kejar!"Sekelompok orang itu langsung mengejar ke arah Janice pergi.Di sisi lain.J

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1393

    Saat itu, operator drone berlari mendekat. "Ada bekas terbakar di salah satu pondok dan di dalamnya sepertinya ada orang yang tertindih ...."Sebelum operator itu selesai berbicara, Jason sudah memelesat ke gunung.Seto berteriak dengan lantang, "Kenapa masih bengong? Satu tim berjaga di sekitar, satu tim lagi ikut aku naik ke gunung.""Siap!" jawab para polisi.....Di atas gunung.Jason terus berlari sampai akhirnya tiba di pondok itu, tetapi yang terlihat di depannya adalah sebuah gubuk yang separuhnya sudah hangus terbakar. Dinding yang roboh menindih seseorang yang tubuhnya sudah hitam gosong, entah masih hidup atau sudah mati.Melihat itu, wajah Jason langsung pucat dan kabut gunung berputar di sekelilingnya seolah-olah ingin menghapus keberadaannya. Di benaknya, gambaran dari mimpi buruk tentang Janice yang terbakar sampai mati terus diputar berulang-ulang. Tidak mungkin, Janice tidak akan mati. Mereka sudah berjanji, malam ini Janice akan memberikan jawaban atas pertanyaannya t

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1392

    Api di gubuk makin membesar dan gelombang panas menyerang tubuh Janice.Sissy menjerit kesakitan hingga suaranya serak.Saat itu, Bram yang berada di luar berteriak, "Bibi, dindingnya mau roboh!"Mendengar perkataan itu, Sissy menoleh ke belakang seolah-olah menyadari sesuatu. Dia menatap Janice dengan mata yang memerah, lalu menangis tersedu-sedu. "Bukan aku, benar-benar bukan aku. Kuburan, kuburan ...."Setelah mengatakan itu, Sissy tiba-tiba melepaskan genggamannya.Karena dorongan, Janice pun terhempas ke belakang dan terjatuh keluar dari gubuk.Bram segera menghampiri. "Bibi, ada suara di sekitar."Janice tersadar kembali langsung teringat pada bayangan hitam yang memukul mereka sampai pingsan. Dia segera bangkit, lalu menarik Bram masuk ke dalam hutan. Dari balik semak-semak, dia melihat beberapa bayangan hitam keluar dari kegelapan.Orang yang memimpin para bayangan hitam itu menurunkan topinya dan melirik sekilas ke arah gubuk. "Mereka kabur. Cepat padamkan api, jangan menarik

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status