Share

Bab 1399

Penulis: Danira Widia
"Hehe. Janice, ternyata aku sudah meremehkannya. Dia juga pantas punya studio sendiri?" kata Verica sambil mendengus.

Asisten itu langsung menatap Verica dengan tanpa berkedip. "Bu Verica, maksudmu ...."

Verica hanya tersenyum dan tatapannya penuh kekejaman saja sudah cukup menjadi jawaban.

Melihat itu, asisten itu menganggukkan kepala. "Aku mengerti."

....

Setelah selesai infus, Janice langsung keluar dari rumah sakit.

Di perjalanan, Janice sempat menelepon Ivy untuk memberi tahu kondisinya. Dia sampai harus mengulang kata dia baik-baik saja sebanyak puluhan kali, Ivy baru mau menutup teleponnya. Meskipun terasa cerewet, hatinya justru terasa hangat. Dia berharap bisa selalu mendengar celoteh Ivy seperti itu.

Di kehidupan ini, Ivy tidak mengalami musibah dan kini Ivy bahkan sedang mengandung anak dari orang yang dicintainya. Semuanya sedang berjalan ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, Janice percaya hidup kembalinya ini juga untuk menjalani hidup dengan baik. Saat memikirkan itu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1401

    "Janice, kalau ada masalah di studio, ingat cari aku."Mendengar perkataan itu, Janice mengalihkan pandangannya dari Jason dan menganggukkan kepala pada Anna. "Terima kasih."Setelah mengantar Anna pergi, Janice menundukkan kepala untuk membereskan mangkuk di atas meja. Namun, pinggangnya tiba-tiba dirangkul dengan erat dan punggungnya menempel pada dada Jason yang hangat.Jason menundukkan kepala untuk mendekat pada Janice sampai napasnya yang panas mengembus leher Janice dan setiap tarikan napasnya membuat tubuh Janice bergetar. "Takut aku memaksamu menikah?"Janice menoleh dan menatap mata Jason, lalu menggelengkan kepala. "Bukan. Kamu masih ingat berita di internet tiga tahun yang lalu?""Ya," jawab Jason dengan singkat."Sebelum itu, aku selalu merasa hidupku baik-baik saja. Aku memang hanya tinggal dengan Mama, tapi Mama dan juga Paman sangat baik padaku. Di sekolah, guru dan teman-teman juga memujiku berbakat. Di Keluarga Karim, aku selalu hati-hati dan nggak pernah berbuat sala

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1400

    Mengungkit tentang studio, Janice tersenyum dengan gembira. "Sudah mulai pilih perabotnya, sebentar lagi pasti beres.""Bagus sekali, nanti aku akan ajak beberapa sahabatku untuk meramaikan studiomu," kata Anna sambil menatap Janice dan tersenyum.Mendengar perkataan itu, Janice terkejut sekaligus merasa tersanjung. Sahabatnya Anna pasti para nyonya besar di lingkaran sosial kelas atas juga, mereka pasti memiliki koneksi luas dan daya beli yang tinggi. Dengan identitasnya sekarang, dia tidak mungkin bisa mengundang orang-orang seperti itu. Anna jelas sedang membantunya.Janice mengedipkan matanya, tidak berniat untuk menolak. Tujuannya membuka studio memang untuk berbisnis, mana mungkin dia menolak bisnis yang datang. "Kalau begitu, terima kasih banyak ya Bu Anna."“Kita ini sekeluarga, nggak perlu berterima kasih."Saat mengatakan itu, tatapan Anna terus berpindah antara Janice dan Jason.Janice bisa mengerti maksud Anna.Anna menyenggol Jason. "Jason, keluarga kita nggak boleh nggak

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1399

    "Hehe. Janice, ternyata aku sudah meremehkannya. Dia juga pantas punya studio sendiri?" kata Verica sambil mendengus.Asisten itu langsung menatap Verica dengan tanpa berkedip. "Bu Verica, maksudmu ...."Verica hanya tersenyum dan tatapannya penuh kekejaman saja sudah cukup menjadi jawaban.Melihat itu, asisten itu menganggukkan kepala. "Aku mengerti."....Setelah selesai infus, Janice langsung keluar dari rumah sakit.Di perjalanan, Janice sempat menelepon Ivy untuk memberi tahu kondisinya. Dia sampai harus mengulang kata dia baik-baik saja sebanyak puluhan kali, Ivy baru mau menutup teleponnya. Meskipun terasa cerewet, hatinya justru terasa hangat. Dia berharap bisa selalu mendengar celoteh Ivy seperti itu.Di kehidupan ini, Ivy tidak mengalami musibah dan kini Ivy bahkan sedang mengandung anak dari orang yang dicintainya. Semuanya sedang berjalan ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, Janice percaya hidup kembalinya ini juga untuk menjalani hidup dengan baik. Saat memikirkan itu

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1398

    Ivy menggenggam kartu nama itu dan ragu-ragu untuk waktu yang lama.Kartu nama itu sebenarnya didapat Ivy dari seorang nyonya saat mereka bermain mahyong. Konon, saat itu suaminya nyonya itu berselingkuh dan bahkan punya anak di haram. Demi menggugat cerai, nyonya itu pun menyewa detektif pribadi untuk menyelidiki suaminya. Saat mengobrol, nyonya itu memberikan kartu nama pada semua orang untuk berjaga-jaga jika suatu saat diperlukan.Ivy menarik napas dalam-dalam, lalu menelepon nomor yang tertera di kartu itu."Ada yang bisa aku bantu?" tanya detektif itu.Ivy berkata, "Tolong bantu aku selidiki satu hal ...."Setelah Ivy menjelaskan, lawan bicara di seberang telepon terdiam cukup lama."Bu, hal ini sudah terlalu lama. Kalau benar-benar ingin menyelidikinya, butuh waktu dan akan menghabiskan banyak biaya juga," kata detektif itu."Soal uang, jangan khawatir. Aku hanya ingin tahu kebenarannya," kata Ivy dengan serius."Tenang saja, kami nggak pernah gagal," jawab detektif itu."Ya," b

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1397

    "Kotor," kata Jason sambil tersenyum, lalu menopang belakang kepala Janice dan menarik Janice untuk lebih dekat dengannya. Suasana di antara mereka langsung terasa ambigu. Setiap kali Janice bergerak, dia pun ikut mendekat sampai Janice akhirnya tidak bisa menghindar lagi. Dia pun menempelkan telapak tangannya di punggung Janice. "Jangan bergerak lagi, nanti kamu jatuh."Wajah Janice langsung terasa panas dan jantungnya yang berdebar keras terletak tepat di bawah telapak tangan Jason. Menyadari Jason makin mendekat, dia segera mengangkat tangan untuk menahan tubuhnya. "Jangan sembarangan."Tatapan Jason perlahan-lahan makin dalam dan jakunnya bergerak, tetapi dia tiba-tiba menghentikan gerakannya. Dia menundukkan kepala dan menatap Janice, lalu tersenyum. "Kalau kamu nggak bergerak, aku juga nggak akan macam-macam."Janice menjawab dengan serius, "Aku nggak bergerak kok."Jason pun mengernyitkan alisnya, lalu menatap ke dalam selimut.Janice secara refleks mengikuti arah pandangan Jaso

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1396

    "Aku nggak percaya. Tapi, karena ada orang yang ingin kita percaya, maka kita ikuti saja," jawab Jason sambil menatap Janice dengan tatapan ambigu.Setelah tertegun sejenak, Janice akhirnya menyadari maksud Jason. Pihak lawan sepertinya memang sudah menyiapkan strategi ini sejak awal. Jika bersikeras melawan, mereka justru akan makin mudah dipermainkan lawan. Dia bertanya dengan khawatir, "Jadi, sekarang kita harus berpura-pura seolah-olah tidak ada yang terjadi?"Jason berkata, "Sissy belum mati, tapi Pak Seto sudah mengurus surat keterangan kematiannya."Janice langsung terdiam, lalu menatap Jason dan Arya secara bergantian dengan ekspresi terkejut.Arya pun menjelaskan, "Bisa dibilang, Sissy ini cukup beruntung. Saat api membakar paling parah, ada orang yang sempat menyiramkan air dan menurunkan suhu tubuhnya. Meskipun kedua kakinya harus diamputasi, nyawanya berhasil diselamatkan. Hanya saja, proses pemulihannya nanti kemungkinan besar akan sangat menyakitkan."Proses pemulihan Sis

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status