Share

Bab 1634

Penulis: Danira Widia
Melihat Janice terdiam di tempat, Herisa langsung mengerti. "Dia punya pacar? Hehe. Dasar pria. Sudah punya pacar pun masih berbohong."

"Apa mungkin karena dia takut akan mengganggu pekerjaan?" tanya Janice yang secara refleks memikirkan alasan itu.

Herisa tersenyum. "Kamu percaya? Studio kami nggak membatasi urusan percintaan, apalagi pacarnya orang luar. Jadi, apa hubungannya dengan pekerjaannya? Kalau dia bilang punya pacar, dia malah bisa menghindari beberapa masalah yang nggak diperlukan."

"Tapi menurutku, pria yang berkecimpung di bidang seni jarang ada yang baik. Apalagi dia yang temperamennya buruk, lebih parah lagi. Setia pada seni, belum tentu setia pada wanita juga."

Dia berbicara dari pengalaman, seperti suaminya yang terus selingkuh itu.

Janice menggaruk kepalanya. Dia teringat pada video-video bahagia dari Yessy, tetapi dia juga tidak tahu harus bagaimana menilainya. Setelah fokus kembali, dia bangkit dan berkata, "Kalau begitu, aku nggak akan mengganggumu istirahat lagi.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1671

    "Kamu ...."Kedua perempuan itu tak berdaya, hanya bisa mengangguk setuju."Tapi kami juga perlu menyiapkan dulu. Kalau nggak ....""Jangan menipuku. Tanda tangan sekarang dan beri aku uangnya. Kalau nggak, aku akan langsung unggah rekaman ini ke internet. Kalau perlu, kita sama-sama hancur."Melihat teman-temannya membelanya, Louise berkata dengan lebih tegas dari sebelumnya. Kalau hari ini tidak mendapat uang itu, kedua orang itu pasti akan terus mencari cara untuk menunda.Janice dan yang lain menyeruput teh sore dengan santai, tak ada tanda-tanda ingin pergi. Kedua perempuan itu tak punya pilihan, hanya bisa pergi mengecek pembukuan.Akhirnya, dengan berat hati, mereka mentransfer uang pokok beserta bunga ke rekening Louise."Tunggu, tolong tanda tangan di perjanjian ini dulu."Ketika melihat itu, kedua perempuan itu langsung memperlihatkan wajah asli mereka."Hebat, Louise! Ternyata sudah menyiapkan perjanjian. Kamu memang sudah ingin keluar, 'kan?""Louise, berani-beraninya kamu

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1670

    "Kalau memang mau keluar dari saham, kita juga harus menghitung jelas keuntungan selama ini," kata Louise."Keuntungan?" Salah satu dari mereka berkata dengan tak berdaya, "Louise, meskipun restoran ini kelihatannya ramai, awalnya kita menghabiskan banyak uang untuk promosi. Bukan cuma nggak dapat untung, malah rugi cukup banyak.""Begini saja, kamu sebelumnya keluarin berapa, kami akan hitung sesuai proporsi kerugian terakhir. Setelah dibagi, sisa uangnya kami kembalikan kepadamu.""Ya. Sebelum buka restoran kita juga sudah bilang begitu, 'kan?" Yang satunya ikut menimpali.Louise sebenarnya sudah tahu kedua orang ini ingin menyingkirkannya, hanya saja tak menyangka mereka sebegitu memalukan.Louise tidak mengerti soal keuangan, jadi keuangan selalu dikelola oleh salah satu dari mereka berdua. Sementara itu, dia hanya perlu mengurus beberapa hal kecil di restoran.Dulu, dia mengira pembagian tugas seperti itu bagus. Siapa sangka, sebenarnya itu hanya cara mereka berjaga-jaga terhadapn

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1669

    Arya tercengang. "Terus, kenapa waktu itu kamu nggak bilang terus terang?""Kalian berdua juga ada di sana, 'kan? Tapi kalian nggak lihat? Kalian masih sempat bilang kalau tiga perempuan buka toko itu nggak mudah dan kalian akan bantu kenalin lebih banyak pelanggan."Arya dan Norman tak bisa berkata apa-apa. Memang itu perkataan mereka berdua.Janice tersenyum. "Rensia, jangan godain mereka lagi. Mana mungkin mereka bisa lihat?"Termasuk dirinya sendiri juga tidak melihat tanda-tandanya.Rensia cemberut. "Tapi lingkungan restoran ini memang jadi keunggulan, mengandalkan popularitas saja sudah bisa dapat banyak uang. Kedua perempuan itu pasti juga menendang Louise karena ini."Arya merentangkan kedua tangan. "Jadi?"Norman menganalisis, "Itu berarti restoran ini masih punya kemampuan menghasilkan uang, tapi kalau nggak bisa menangkap peluang untuk berubah, ya nggak akan bertahan lama. Mundur sekarang juga masuk kategori sudah untung."Janice mengangguk. "Louise juga menyadari itu dan di

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1668

    Sebelumnya, Louise selalu berinteraksi dengan anak-anak, sehingga pikirannya memang polos. Dia sangat bersemangat mengejar karier, tetapi hasilnya malah dikhianati oleh teman-temannya.Setelah suasana hati Louise agak tenang, Janice baru menatap Louise dan berkata, "Kamu pikir teman-temanmu ini semuanya nggak berguna ya?"Mendengar perkataan itu, Louise tahu masalah ini bisa diselesaikan. "Janice, terima kasih. Aku pasti akan membalas kebaikan kalian.""Kita semua teman baik, nggak perlu sungkan. Ayo, kita pergi bayar dulu. Nanti aku bantu kamu panggil orang," kata Janice.Mendengar soal memanggil orang, Louise tertegun sejenak.Tak lama kemudian, muncul dua mobil di pintu masuk mal.Melihat orang yang keluar, Louise terharu sampai hampir menangis. "Norman, Dokter Arya, Nona Rensia. Huhuhu ...."Louise berlari mendekat dan ingin memeluk orang-orang itu, tetapi dia berhenti begitu sampai di depan Norman dan berpikir tidak boleh. Dia mencoba mengarahkan tangannya ke Arya, tetapi kembali

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1667

    Louise diam-diam tersenyum. "Tenang saja, pasti ada begitu banyak model sampai kamu nggak sempat memilih semuanya."Setelah membayar, keduanya menuju lantai tiga. Dekorasi toko itu bernuansa merah muda yang terkesan misterius, tetapi tetap ceria. Begitu masuk, memang banyak sekali pilihan yang memikat mata.Louise segera memilih beberapa pakaian untuk dicoba Janice.Saat melihat gaun tidur yang dipegangnya, Janice merasa agak malu. "Bukannya bilang nggak berlebihan? Yang ini malah seperti nggak pakai apa-apa.""Ini yang namanya keindahan samar-samar. Nggak tembus pandang, hanya agak transparan sedikit. Bagus juga untuk foto-foto," jelas Louise."Masih mau foto-foto lagi?" gumam Janice yang tidak tahu harus tertawa atau menangis."Coba dulu, aku yakin dengan bentuk tubuhmu," kata Louise sambil mendorong Janice masuk ke ruang ganti.Janice menghela napas, lalu mulai mencoba pakaian. Dua pakaian yang pertama memang terlalu terbuka untuknya, sehingga dia langsung melepaskannya begitu dipak

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1666

    Anggota keluarga?Janice merenungkan kata itu sejenak, lalu menoleh ke arah Jason. Dia menunjuk ke dirinya dan Jason, lalu bertanya, "Kita? Kerabat?"Jason mengernyitkan alisnya. "Termasuk juga, tunangan juga termasuk anggota keluarga.""Siapa yang tunangan sama kamu?" gumam Janice dengan pipi memerah."Yang pria belum menikah, yang wanita juga. Jadi, kenapa nggak termasuk?" kata Jason dengan pelan.Janice langsung menghapus bayangan suram sebelumnya di benaknya dan tersenyum. "Mana ada yang menjelaskannya seperti kamu ini."Jason menarik tangan Janice, lalu berkata dengan nada muram, "Kali ini kita berlibur ke vila di pegunungan, kamu sekalian bisa melepaskan penat.""Tapi, apa ada orang yang akan bicara macam-macam?" tanya Janice yang agak khawatir."Kamu ini anggota keluargaku, sekaligus anggota keluarga Kak Zachary juga. Dia harus menemani istri dan anaknya, jadi wajar saja kalau tempat itu diberikan padamu," kata Jason yang membuat kekhawatiran Janice hilang.Janice menganggukkan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status