Share

Bab 218

Author: Danira Widia
Janice sungguh terkejut dengan sikap pria itu. Namun, masih ada yang lebih mengejutkan.

"Nggak apa-apa kalau anak itu sudah tiada. Di hatiku, nggak ada yang lebih penting darimu." Usai melontarkan itu, pria itu memegang wajah Vania dan menyeka sudut matanya. Saat berikutnya, dia mencium Vania.

Vania pun tercengang sebelum akhirnya mendorong pria itu. "Kamu sudah gila ya? Ini di rumah sakit! Gimana kalau ada yang lihat?"

"Kamu nggak suka?" Nada bicara pria itu nakal. Tangannya masih memegang wajah Vania. Bahkan, tanp peduli pada amarah Vania, dia lanjut mencium dengan ganas.

Vania semula meronta. Beberapa saat kemudian, dia malah memeluk pria itu dan membalas ciuman dengan panas, sampai terdengar suara ciuman yang berisik.

Janice termangu sejenak. Kemudian, dia segera mengeluarkan ponselnya untuk merekam adegan ini. Sayangnya, cabang pohon di depan sangat mengganggu. Janice pun terus mengubah posisi dan menggeser beberapa cabang yang agak tipis.

Lambat laun, gambar menjadi makin jelas,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (9)
goodnovel comment avatar
Meri
janice tll babingung eee his
goodnovel comment avatar
Ratih Novia Pratiwi
janice itu lebih sering tolol tindakannya
goodnovel comment avatar
Indah Mulyasari
janice mah kebanyakan ngelamun nanti ujung2 nya ketahuan
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 984

    Janice dan Jason berdiri di tempat yang tidak jauh dan menyaksikan semua pertunjukan.Saat Kayla akhirnya dibawa pergi ambulans, rekan-rekan kerja yang biasanya dekat dengannya pun tidak berani ikut menemaninya. Pada akhirnya, Amanda yang menyuruh Leah ikut menemani. Saat itu, rekan-rekan kerja lainnya pun menghela napas lega.Namun, ekspresi Janice menjadi tegang karena dia tahu Amanda menyuruh Leah ikut dengan ambulans bukan karena khawatir pada Kayla, melainkan agar Kayla menutup mulutnya. Melihat itu, dia pun menghela napas."Sudah mengerti? Kamu mau bagaimana?" tanya Jason.Janice menggigit bibirnya. "Sepertinya Kayla sudah tamat, tapi ... mereka harusnya tetap aman.""Ya," jawab Jason sambil menundukkan kepala dan menatap Janice, seolah-olah menunggu kalimat berikutnya dari Janice.Setelah ragu sejenak, Janice perlahan-lahan berkata, "Biarkan aku memikirkannya lagi.""Baik," kata Jason. Dia tidak memaksa Janice menerima kenyataan orang yang pernah menjadi guru dan sahabat baik di

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 983

    Kayla mengabaikan rasa sakitnya, lalu tersenyum pada Keluarga Gunawan. "Saudara sekalian, aku rasa pasti ada kesalahpahaman di antara kita. Bagaimana kalau kita duduk di ruang tamu dan bicarakan ini baik-baik?"Seolah-olah tahu Kayla akan berbicara seperti itu, kakaknya Layla langsung mengangkat tangannya dan melambaikannya dengan ekspresi kesal. "Cepat bayar. Kalau nggak, jangan salahkan aku kalau aku nggak sungkan."Ibunya Layla juga menambahkan, "Tadi cuma minta dua miliar, sekarang kami mau tiga miliar. Kalau nggak, jangan harap kamu bisa hidup tenang."Melihat orang-orang itu terus mendesaknya, Kayla yang sebagai desainer kelas atas tidak mungkin bisa menerima perlakuan seperti ini. Dia menepis tangan Leah yang mencoba menenangkannya, lalu langsung berteriak, "Aku sudah dipukul sampai begini, nggak minta kalian ganti rugi saja sudah bagus. Apa hak kalian minta uang padaku? Nggak ada uang. Kalian ini satu sekeluarga pengisap darah.""Nggak ada uang dari adikmu, sekarang kalian mau

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 982

    Mendengar keributan itu, Janice dan Jason berjalan ke pintu depan studio. Ternyata orang yang datang itu adalah kakaknya Layla dengan sekelompok bibi-bibi di belakangnya. Yang memimpin mereka adalah ibunya Layla.Ibunya Layla langsung duduk di anak tangga di depan studio dan berteriak, "Suruh Kayla keluar."Janice yang merasa ini semua agak membingungkan pun menoleh ke Jason yang berada di sampingnya. Namun, Jason hanya menatap semua kejadian itu dengan dingin, seolah-olah sudah menduganya. "Jason, kamu nggak mau menjelaskan ini?""Aku hanya memberinya sedikit petunjuk," jawab Jason dengan tenang.Setelah mengingat kembali dengan teliti, Janice akhirnya menyadari sesuatu. "Jadi, ada orang yang menyuruhnya mencelakai Layla dan orang itu ada di studio ini?""Benar," jawab Jason.Setelah mendengar perkataan itu, tiba-tiba terdengar suara kaca pecah dari pintu depan studio. Ternyata kakaknya Layla mengangkat salah satu karya seni di depan pintu dan melemparnya ke pintu kaca dan bahkan lema

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 981

    Selain itu, berita itu juga disertai dengan tangkapan layar dari percakapan di Whatsapp. Di percakapan itu, Janice selalu mengungkit ingin mati dan berkata selalu menjadi sasaran cemoohan Anwar setiap kali mereka makan bersama.Tidak penting apakah isi percakapan itu benar atau tidak, yang penting adalah para netizen suka melihat drama. Terutama, gala amal Keluarga Karim akan digelar sebentar lagi, berita yang memperlihatkan perlakuan buruk terhadap anak tiri akan mencoreng nama baik seluruh keluarga.Anwar menatap Janice yang berdiri di depannya dengan penuh amarah.Namun, pada detik berikutnya, kepala pelayan itu kembali mendekat. "Pak Anwar, Janice baru saja merilis pernyataan."Anwar berkata dengan terkejut, "Apa? Bukannya dia masih di sini ...."Namun, sebelum selesai berbicara, Anwar langsung mengerti semua masalahnya. Dia langsung membaca pernyataan yang baru saja dirilis.[ Aku, Janice, nggak pernah menerima perlakuan diskriminasi ataupun kejam dari Keluarga Karim. Mohon jangan

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 980

    Begitu mendengar maksud dari Janice, ekspresi Anwar menjadi makin muram. "Janice, kamu jangan keterlaluan ....""Pak Anwar, tunggu sebentar, dengarkan aku dulu," sela Janice langsung, tidak gentar sedikit pun. Namun, kali ini dia tidak seperti beberapa tahun lalu, langsung melawan Keluarga Karim dengan keras.Janice suda menjalani bisnis penginapan selama tiga tahun. Pada tahun pertama, dia selalu merasa akan mudah dirugikan jika dia tidak bersikap tegas. Namun, saat menghitung keuangannya di akhir tahun, hasilnya malah rugi besar.Pada akhirnya, Janice belajar dari para tetangga yang memiliki bisnis juga dan kemampuan berbicaranya pun ikut terasah. Oleh karena itu, kali ini dia tidak langsung mengungkapkan bahwa Kayla plagiat karyanya. Sebaliknya, dia malah mengakui itu memang karyanya Kayla. Jika langsung dibongkar, bukankah itu jadi kurang seru?Janice berkata, "Sebenarnya aku juga merasa desain Kayla bagus, aku setuju dengan konsepnya."Begitu mendengar perkataan itu, setidaknya se

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 979

    "Kenapa? Kamu takut?" tanya Janice balik dengan tegas.Kayla menggertakkan giginya dan menjawab, "Kenapa aku harus takut? Ini desainku.""Aku nggak bilang ini bukan desainmu. Lagi pula, aku bukan sedang bertanya padamu, tapi orang lain," kata Janice dengan tatapan yang melewati Kayla, lalu jatuh pada Amanda dengan dingin.Janice ingat desain itu tertera namanya dan dia sendiri yang menyerahkannya langsung pada Amanda, tidak mungkin Amanda tidak tahu itu milik siapa. Kayla malah bisa mempresentasikannya dengan begitu percaya diri, kecuali Amanda memang sudah tahu sebelumnya. "Bu Amanda, kamu juga mengakui itu desain Kayla?""Janice, jangan karena biasanya aku terlalu baik padamu, kamu jadi lupa diri. Kamu tahu sekarang situasinya bagaimana? Kalau kamu nggak bisa menunjukkan desain yang layak, jangan buang-buang waktu semua orang," kata Amanda dengan tatapan peringatan keras.Anwar yang sangat cerdik langsung mengerti apa yang sudah terjadi hanya dengan beberapa pandangan, Dia langsung m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status