Share

Bab 219

Author: Danira Widia
Karena panik, Janice pun terpeleset. Ponselnya malah terjatuh ke dalam danau buatan. Dia tidak sempat memedulikan ponselnya karena harus bersembunyi.

Di sisi lain, pria itu harus melindungi Vania sehingga jalannya lebih lambat. Kebetulan, seekor kucing melompat keluar dan menjilat cakarnya.

Pria itu berbalik dan memeluk Vania kembali. Dia seperti ingin melanjutkan, tetapi Vania menolak, "Sudahlah, tubuhku benaran nggak nyaman sekarang."

Begitu mendengarnya, pria itu langsung melepaskan jaket kulitnya dan meletakkannya di atas bahu Vania supaya dia merasa lebih hangat.

Vania menatap kucing itu lekat-lekat. Dia memicingkan matanya sambil berujar, "Aku rasa ada orang di sini."

Pria itu mengedikkan bahunya. "Kamu terlalu cemas. Ayo, aku antar kamu pulang."

Vania tidak meladeninya, bahkan menepis tangannya. Dia mendekati kucing itu, lalu menendang dengan ringan. Kucing itu sontak melompat dan kabur.

Kemudian, Vania berdiri di tempat kucing itu berdiri tadi dan mulai mengamati sekeliling. Ti
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Agustina Dwicahyani
wah.. Dr. Arya.. padahal aku pikir baik dia.. apalagi pas kasus Janice nampar Vania dia nunjukkin cctv yg ngebuktiin si Vania pantas di tampar.. ternyata.. plot twist.. ga nyangka..
goodnovel comment avatar
Sabrina Taski
dasar oon aja..bertele2
goodnovel comment avatar
Endah Wati
kampret lah Janice pakai acara HP jatuh he... gemes sama author
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1685

    Vega sepertinya masih belum sepenuhnya mengatasi efek obat itu. Setelah makan sedikit, dia kembali tidur.Janice menatap wajah tidur Vega, tak tahan untuk tidak mencium dia sekali.Saat itu, bel pintu berbunyi. Janice membuka pintu dan mendapati Rensia membawa makanan."Kenapa kamu nggak ikut makan bersama?""Bosan. Kalau Yosep ada di sini, aku masih bisa lihat kebodohannya. Tapi kali ini ibunya sakit dan dia nggak datang. Keseruanku hilang deh." Sambil berbicara, Rensia menyerahkan nampan itu ke tangan Janice.Janice mengucapkan terima kasih, lalu membawa makanan itu ke meja. Keduanya makan sambil mengobrol.Tiba-tiba, Rensia bertanya, "Kamu juga merasa kalau dua bersaudari itu aneh nggak?""Mm. Mereka kelihatannya akur banget, tapi ...." Janice tetap tak bisa menjelaskan perasaan samar itu.Rensia melanjutkan, "Tadi waktu Norman menyampaikan kalau urusan ini dianggap selesai, ekspresi dua saudari itu aneh banget. Adiknya malah girang dan terus bilang terima kasih. Kakaknya nggak keli

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1684

    Janice memikirkan kembali dengan teliti semua kejadian di gunung. Memang ada banyak hal yang mencurigakan.Tak lama kemudian, terdengar suara Vega dari dalam kamar. Janice dan Jason langsung berlari masuk.Vega mengusap matanya, meregangkan badannya dengan malas. Hati Janice akhirnya tenang, tetapi suaranya masih agak tegas."Jesslyn pakai cokelat untuk menipumu. Kamu sengaja ikut dia, 'kan?""Mm." Vega mengangguk."Kamu tahu nggak, itu sangat berbahaya! Kamu masih kecil, bukan tandingan orang dewasa!" Janice menatap Vega dengan marah.Vega terdiam sejenak, agak bingung, lalu menatap Jason.Wajah Jason sedikit muram. Dengan tegas, dia berkata, "Vega, kamu nggak seharusnya begitu. Mama dan Papa benar-benar khawatir.""Maafkan aku." Mata Vega mulai berkaca-kaca.Melihat itu, hati Janice pun melunak. Dia duduk, memeluk Vega. Dia tidak berani membayangkan jika kehilangan Vega lagi, apa yang akan terjadi padanya.Vega bersandar pada Janice, berkata, "Mama, aku nggak akan begitu lagi."Janic

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1683

    Janice menarik rambut Jesslyn, lalu berlari ke arah itu. Terlihat Vega tergeletak di tumpukan rumput.Tubuh Janice melemas. Dia langsung berlutut di tanah, tak ada tenaga sedikit pun.Jason cepat-cepat maju, menggendong Vega yang terbaring, memeriksa nadinya. Wajahnya pucat dan suram, tangannya gemetar. Dia memastikan beberapa kali sebelum memberi anggukan pada Janice.Hampir bersamaan, keduanya terduduk lemas di tanah.....Pendakian berakhir dengan tergesa-gesa. Jason menggendong Vega yang tidak sadarkan diri dan naik kereta gantung untuk turun dengan cepat.Sesampainya di vila, Norman sudah memanggil dokter. Setelah diperiksa, dokter mengatakan Vega baik-baik saja, hanya saja sempat dibuat pingsan oleh seseorang.Mendengar itu, Janice merasa bingung. Banyak hal yang ingin ditanyakan pada dokter. Namun, dia tak tahu harus mulai dari mana. Semakin panik, semakin tak tahu harus berkata apa.Jason memeluknya dan bertanya, "Apa obat itu berpengaruh pada anak? Dia pernah menjalani operasi

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1682

    Di sisi lain.Vega mengeluarkan papan gambar dan duduk di samping untuk menggambar, sedangkan Rensia berdiri di dekatnya sambil minum air.Saat itu, Vega tiba-tiba mendengar suara desis. Dia melihat wanita yang bernama Jesslyn itu sedang berdiri di tepi rerumputan dan menggoyangkan sebatang cokelat ke arahnya. Dia tersenyum geli di dalam hatinya, ternyata wanita ini benar-benar menganggapnya sebagai anak kecil yang rakus. Dia menghela napas, ingin melihat apa yang akan dilakukan wanita itu.Vega menundukkan kepala dan menggambar beberapa goresan di papan gambarnya, lalu meletakkan papan itu dan berjalan ke arah Jesslyn. "Bibi, kamu mencari aku ya?""Sini sini, aku beri kamu makanan enak. Kita pergi ke samping, oke?" kata Jesslyn sambil tersenyum manis."Oke," jawab Vega dan mengikuti Jesslyn ke belakang sebuah pohon besar, menjauh dari kerumunan. Begitu duduk, dia langsung hendak meraih cokelat itu dan Jesslyn pun menyerahkan cokelat itu. Dia terus menarik bungkusan cokelat itu, berusa

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1681

    Janice menatap Jason dengan tajam.Setelah puas dengan foto-fotonya, Vega menyerahkan ponsel itu kepada Jason. "Papa, lihat ini."Saat mengatakan itu, ekspresi Vega terlihat seperti sedang menunggu Jason memujinya.Setelah menundukkan kepala dan memeriksa foto-foto itu, pandangan Jason tertarik pada salah satu foto. Dari foto itu, dia seolah-olah menemukan kembali tatapan Janice di masa lalu saat sedang menatapnya.Janice mendekat dan bertanya, "Lihat apa?"Jason akhirnya menekan ponselnya beberapa kali, lalu meletakkan ponselnya. "Nggak ada apa-apa, hasil potret putriku bagus."Vega menganggukkan kepala dengan puas, seolah-olah berkata pujian ayahnya memang bagus.Janice merasa tak berdaya. "Meskipun hasil potretnya nggak bagus, kamu juga tetap bilang bagus. Kamu terlalu memanjakannya."Dia juga tidak menyangka suatu hari nanti dia akan merasa Jason terlalu memanjakan putrinya.Jason menatap Vega. "Dia memang bagus dalam segala hal.""Ayo jalan," kata Janice yang langsung menarik tang

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1680

    Saat itu, Janice dan Rensia sedang menemani Vega untuk memetik bunga liar di pinggir jalan. Mendengar suara perdebatan, mereka langsung menoleh dan melihat ternyata kakak beradik Keluarga Panduwinata sedang berselisih dengan seorang pria."Jess, mendaki itu melelahkan. Bagaimana kalau kamu ganti sepatu dulu?" kata pria itu menasihati."Siapa yang butuh perhatianmu? Pergi sana," kata Jesslyn dengan nada kesal.Namun, pria itu juga tidak marah dan melanjutkan, "Baiklah. Aku bantu bawakan tasmu agar kamu bisa hemat tenaga.""Nggak perlu. Bisa nggak kamu menjauh sedikit?" kata Jesslyn sambil mengernyitkan alisnya.Pria itu menghela napas. "Aku tahu tujuanmu datang kali ini. Tapi, kamu ini juga wanita, ada beberapa hal yang nggak boleh terlalu berlebihan."Dari nada bicaranya, jelas sekali pria itu berniat baik. Dari tatapannya, sepertinya dia mengenal dan menyukai Jesslyn. Namun, Jesslyn jelas tidak menerima niatnya itu.Saat itu, Vinka maju. "Harvey, kalau kamu begini, Jess akan merasa te

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status