Share

Bab 377

Penulis: Danira Widia
Jason menundukkan pandangannya dan kebetulan melihat Janice berdiri tanpa alas kaki. Dia sedikit melonggarkan pelukannya. "Kamu nggak pakai sepatu?" tanyanya.

Janice tanpa sadar menggerakkan jari-jari kakinya. "Sandal rumahmu terlalu besar, jadi nggak nyaman. Bukan nggak sempat pakai karena buru-buru datang."

"Aku nggak nanya," jawab Jason sambil menatap Janice dengan senyum samar di sudut bibirnya.

Janice merasa sedikit canggung dan ingin mendorongnya pergi. Namun, di detik berikutnya, tubuhnya diangkat oleh Jason dan diletakkan di atas meja dapur tengah.

"Jangan bergerak," perintahnya.

Setelah itu, Jason berbalik dan memunguti pecahan kaca di lantai, lalu membuangnya ke tempat sampah. Setelah memastikan lantai sudah bersih, dia mencuci tangannya sebelum kembali mendekat.

Ketika Janice hendak turun dari meja, tubuhnya langsung dihalangi oleh Jason. Dia sedikit menunduk ke belakang dan mengangkat tangannya untuk menahan jarak dan mencoba mengalihkan pembicaraan. "Paman, bukannya kamu l
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1122

    Saat Janice terbangun kembali, malam sudah larut dan dia merasa lapar serta lelah. Mengingat Louise dan Vega masih di rumah, dia pun merasa bersalah dan segera mengambil ponselnya. Namun, tak disangka, mereka malah sudah mengirim pesan padanya terlebih dahulu.[ Nggak perlu mengkhawatirkan kami, aku akan jaga Vega. ][ Mama, aku boleh pesan adik perempuan dulu nggak? ]Janice tidak tahu harus menangis atau tertawa."Nggak perlu khawatir, aku sudah telepon Louise dan Vega," kata Jason dari belakang.Saat berbalik, Janice melihat Jason berdiri di dalam kamar itu dengan tanpa mengenakan atasan.Kulit Jason basah karena uap air dan memperlihatkan luka-luka, sehingga dia sedang memerbannya. Saat memerban ke bagian pinggang, celana tidurnya agak melorot sampai memperlihatkan otot perutnya yang kencang dan otot inguinal yang mengarah ke suatu tempat. Celana tidur hitam membalut kedua kakinya yang panjang dan kuat, tetapi baju tidurnya sedang dipakai Janice.Melihat itu, tenggorokan Janice ter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1121

    Hal ini juga yang menjadi salah satu alasan mengapa Vega memiliki masalah dengan jantung sejak lahir.Saat ini, kondisi Jason sangat rapuh, keesokan harinya suaranya langsung serak dan batuk jika terkena angin dingin. Kondisi Jason ini sebenarnya masih bisa disembuhkan, hanya butuh waktu perawatan yang cukup lama. Oleh karena itu, Janice sangat memperhatikan perubahan cuaca. Saat tadi melihat sudah hujan deras, dia langsung mengkhawatirkan Jason.Saat Janice meletakkan tangan yang masih dingin karena angin dan hujan dari luar ke keningnya, Jason langsung merasa sangat nyaman. Sama nyamannya dengan tatapan Janice yang perhatian. Dia menarik tangan Janice dan menempelkannya ke pipi, lalu berkata dengan muram, "Aku nggak apa-apa.""Ada urusan apa yang harus diselesaikan dengan begitu buru-buru? Nggak bisa istirahat sebentar?" keluh Janice sambil meletakkan kantong di tangannya ke atas meja.Jason mengernyitkan alisnya dan menatap wajah Janice, lalu berkata dengan tenang. "Memang ada satu

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1120

    Sebenarnya, Janice juga mencium aroma harum itu. Namun karena Ivy tidak bereaksi apa pun, dia sempat mengira hanya perasaannya saja yang terlalu sensitif. Aroma ini sebenarnya sudah pernah dia cium sebelumnya. Itu adalah wangi bunga anggrek.Janice memandang bagian lengannya dan bertanya untuk memastikan, "Mungkin tadi waktu bertabrakan dengan Bu Verica, wanginya menempel. Menurutmu, baunya seperti apa?"Louise mencium kuat-kuat, lalu menjawab, "Ini wangi bunga anggrek yang sangat unik. Aromanya menenangkan banget.""Kamu bilang apa barusan?" Reaksi Ivy begitu besar. Suaranya nyaris meledak tepat di telinga Janice.Janice sedikit terkejut, lalu bertanya, "Bu, kamu sama sekali nggak cium baunya? Apa Ibu tadi pakai minyak angin lagi?"Ivy menyentuh hidungnya sambil berkata, "Sejak hamil, Ibu jadi nggak tahan sama banyak aroma. Tapi, kalian yakin tadi itu wangi anggrek yang khas?"Janice dan Louise mengangguk mantap. Ivy pun menyimpulkan, "Jangan-jangan, itu parfum baru? Dengan status Bu

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1119

    "Um." Ivy hanya mengangguk pelan ke arah mereka berdua, lalu langsung membalikkan badan dan pergi.Begitu masuk ke dalam mobil, Ivy langsung menepuk-nepuk dadanya. Dia berkomentar, "Si Verica itu maksudnya apa sih? Orang-orang luar memujinya pintar bersikap dan bisa akrab ke mana-mana, tapi kenapa malah begitu kejam padaku? Jelas-jelas dia tahu aku harus bersusah payah baru bisa hamil, tapi malah sengaja mendorongku begitu!"Janice juga merasa itu tidak masuk akal. Seolah-olah, Verica memang menyimpan rasa benci pada mereka berdua.Janice pun bertanya, "Bu, Bu Verica sudah kembali ke kota ini cukup lama. Teman-teman Ibu yang biasanya suka gosip itu, masa nggak ada yang tahu apa-apa?"Kalau soal gosip, Ivy biasanya yang paling cepat dapat kabar. Dia sempat tercengang sebentar, lalu buru-buru mengeluarkan ponsel untuk menghubungi grup temannya. Meskipun kelompok teman lamanya seperti Kristin dan Fenny sudah jarang kumpul, karena sifat Ivy yang ramah, dia masih menjalin hubungan baik deng

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1118

    Begitu mendengar kata-kata yang menyangkut anak di dalam kandungannya, napas Ivy langsung memburu. Dia refleks memegangi perutnya dan menunjukkan sedikit kepanikan. Pada akhirnya, dia tetap kehilangan kendali.Verica dan Leah saling memandang dan tersenyum tipis. Ivy ini berlagak menjadi nyonya dari keluarga terpandang, tetapi baru ditakut-takuti sedikit saja, dia sudah panik seperti itu. Hamil di usia segini, suaminya pun tidak terlihat menemaninya. Sepertinya, hubungan mereka biasa-biasa saja.Saat itu, Janice mengangkat tangan untuk melindungi Ivy. Dia tidak langsung membalas ucapan mereka, melainkan meniru sikap Verica dan mulai menatap lengan Leah dengan saksama. Tatapan itu membuat Leah merasa tidak nyaman. Dia akhirnya bertanya, "Janice, apa yang kamu lihat?"Janice menyindir, "Ah, bukan apa-apa. Aku cuma benar-benar mengagumi sikap optimis Bu Leah. Padahal lukamu cukup parah. Tapi kata suster, ayahmu cuma sempat mampir sebentar untuk menjengukmu. Bagaimanapun, kamu itu anak kan

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1117

    Ivy yang sedang hamil dan sering linglung, butuh beberapa detik untuk mencerna maksud ucapan tadi. Dia akhirnya tertawa sebelum membalas, "Sudahlah, lagian semuanya memang sudah kacau dari awal."Mereka bertiga pun tertawa bersama. Beberapa saat kemudian, Zachary datang terlambat. Dia mengeluarkan sebuah kantong kertas dari saku mantel dan menyerahkannya kepada Ivy.Zachary memberi tahu, "Ivy, ini ubi panggang yang baru matang."Ivy sempat tertegun sebelum membalas, "Aku cuma kebetulan lewat dan bilang sekilas kalau aku mau makan itu. Tapi, kamu benaran pergi beli?"Zachary menimpali, "Ya, mau makan ubi panggang doang bukan hal besar. Masa kamu mau makan, tapi nggak kupenuhi?"Memang benar, siapa yang dekat dengan kebaikan akan terpengaruh juga. Di Keluarga Karim, Zachary adalah orang yang karakternya paling mirip dengan ibunya Jason. Dia tenang, bersahaja, dan tidak suka pamer.Louise menghirup aroma dari ubi panggang itu, lalu berkata, "Wangi banget. Kalau dipikir-pikir, dari semua o

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status