Share

Bab 378

Penulis: Danira Widia
Setelah mandi, Janice mengenakan jubah mandi dari kamar tamu. Saat melihat jubah mandi pria yang panjang hingga menyentuh lantai, dia merasa sedikit aneh.

Ketika terakhir kali datang ke sini, dia tidak begitu memperhatikan interior rumah ini. Baru sekarang dia menyadari bahwa di tempat ini sama sekali tidak ada jejak keberadaan Vania. Bahkan, tidak ada tanda-tanda bahwa seorang wanita pernah menginap di sini.

Vania tidak pernah tinggal di sini?

Dengan rasa penasaran, dia naik ke tempat tidur. Namun, pikirannya segera tergantikan oleh rasa nyaman dari selimut bulu angsa yang lembut.

Begitu nyaman.

Janice menggulingkan tubuhnya sekali, lalu memejamkan matanya. Namun, karena dia tidak terbiasa dengan tempat tidur yang asing, dia tidak bisa tidur dan hanya bisa memejamkan mata sambil menghitung bintang.

Entah sudah berapa lama dia menghitung, tiba-tiba terdengar suara gelas pecah dari kamar sebelah.

Lagi-lagi trik ini!

Janice mendengus pelan, membalikkan tubuhnya, lalu menarik selimut hing
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 379

    Janice mencoba mendorong pria di atas tubuhnya, tanpa menyadari bahwa jubah mandi longgar yang dia kenakan telah terbuka. Kerahnya turun, memperlihatkan bra berwarna terang yang dikenakannya.Hari ini, Janice mengenakan gaun pendamping pengantin. Agar tidak terlihat memakai bra, dia asal membeli bra setengah cup tanpa tali yang murah. Namun, seperti kata pepatah, murah tidak selalu berarti bagus. Ukurannya tidak pas, sedikit lebih kecil dari seharusnya. Dia berpikir hanya akan memakainya sekali, jadi malas untuk menukarnya.Alhasil, situasi sekarang justru terlihat semakin menggoda.Ketika Janice menyadari bahwa dia telah "terbuka", semuanya sudah terlambat.Jason memicingkan matanya sedikit. Butiran keringat dingin di sudut matanya mengalir perlahan, berbaur dengan panas membara yang mulai terlihat di tatapannya. Dengan suara rendah yang terdengar serak, dia memanggil, "Janice."Jason tidak pernah memanggil namanya sebanyak ini sebelumnya. Janice tertegun sejenak, lalu menjawab pelan,

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 380

    Sebuah penginapan kecil di luar kota.Vania menatap seprai yang sudah menguning, bahkan berlubang bekas rokok, dan rasa mual langsung menyerangnya. "Tempat busuk seperti ini, memangnya bisa disebut tempat tinggal?" tanyanya dengan nada jijik.Azka memeluknya. Dia tidak marah, malah tersenyum, "Vania, akhirnya kamu hanya milikku."Namun, Vania sama sekali tidak merasa senang. Dia mendorongnya dengan kuat. "Tutup mulutmu! Aku tanya, kenapa kamu membawaku ke tempat bobrok begini?""Di dalam kota, orang-orang Keluarga Karim sedang mencarimu. Bertahanlah sebentar. Begitu aku beli tiket pesawat, kita akan pergi ke luar negeri."Azka menyandarkan tubuhnya pada meja reyot yang penuh lubang dan lekukan, lalu menyalakan sebatang rokok dan menatap Vania dengan tenang. Meskipun Vania terlihat agak berantakan saat ini, dia yang mengenakan gaun pengantin masih terlihat cantik di matanya.Azka mengulurkan tangan untuk menyeka debu dari wajah Vania, lalu mencengkeram lehernya dan menariknya mendekat u

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 381

    Jason sedang duduk di sofa dan membaca dokumen. Ketika melihat Janice keluar, dia mengangkat pandangannya sekilas. "Sudah bangun? Pakaian itu cocok sekali.""Ya." Janice mengangguk, tapi merasa ada yang aneh dengan pernyataan itu.Saat itu, Norman keluar dari dapur. "Pak Jason, Bu Janice, sarapannya sudah siap."Jason menutup dokumen yang dibacanya, berdiri dan menarik Janice untuk duduk di kursi makan."Nanti biarkan sopir mengantarmu ke studio."Janice melihat jam, merasa tidak ada waktu untuk menolak, jadi dia hanya menjawab, "Baik."Ketika hampir selesai makan, Janice melirik Jason dengan hati-hati, lalu bertanya dengan tulus, "Paman, kamu kemarin sudah minum obat. Gimana hari ini? Sudah merasa baikan?"Ekspresi Jason sedikit berubah, lalu dia menjawab singkat, "Sudah nggak apa-apa."Janice mengingatkannya, "Setelah sarapan, jangan lupa minum obat untuk pemulihan.""Hmm." Jason meletakkan peralatan makannya, menatap Janice yang duduk di seberangnya.Tatapan itu membuat Janice sedik

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 382

    Janice melihat sosok yang perlahan berjalan mendekatinya, lalu mundur dua langkah dengan waspada. Orang itu adalah Yoshua.Sudah lama tidak bertemu, dia terlihat lebih kurus daripada sebelumnya. Menurut Ivy, Yoshua telah dicopot dari jabatannya di perusahaan Keluarga Karim. Bahkan saham yang diwariskan oleh ayahnya juga telah diambil kembali oleh Anwar.Sekarang dia hanya bisa membawa Tracy kembali ke Grup Hariwan. Tidak, bahkan itu pun sudah bukan lagi miliknya, karena Grup Hariwan telah diakuisisi oleh Jason. Paling-paling, dia hanya dianggap sebagai salah satu pemegang saham kecil.Sebenarnya, Janice tidak mengerti kenapa Anwar bisa begitu tidak berperasaan terhadap Yoshua.Setelah kembali sadar dari lamunannya, Janice tetap memberi anggukan sopan. "Pak Yoshua."Yoshua tersenyum pahit. "Kamu masih marah?"Janice tidak menjawab. Bagaimana mungkin dia tidak marah? Orang yang telah dia percayai selama dua kehidupan, ternyata hanya terus-menerus menipunya.Melihat Janice tetap diam, Yos

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 383

    "Apa?" tanya Janice."Aku dengar Kakek semakin keras padamu. Kamu masih mau pergi sama aku nggak?" Yoshua menatapnya dengan dalam.Janice meletakkan cangkir tehnya, menyadari bahwa percakapan ini mungkin tidak akan membuahkan apa-apa. Dia berkata dengan sopan, "Pak Yoshua, tehnya sudah habis. Mari kita pergi."Janice bangkit bersiap untuk pergi, tetapi pergelangan tangannya tiba-tiba ditangkap oleh Yoshua. Dia meringis kesakitan dan menatap Yoshua dengan tajam. Janice menangkap seberkas emosi aneh di mata Yoshua. Namun, emosi itu hanya muncul sesaat sebelum menghilang.Yoshua menghela napas, bangkit berdiri, dan melihat kerah Janice yang terlipat. Dia tersenyum samar."Aku hanya ingin mengingatkanmu, kerah bajumu terlipat.""Oh," jawab Janice singkat. Jaice melihat kerahnya yang telah diperbaiki oleh Yoshua, kemudian segera berbalik dan berjalan menuju pintu keluar.Di sisi lain.Sera menopang dagunya dengan satu tangan, memandangi hidangan lezat di hadapannya. Namun, kehadiran pria di

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 384

    Janice menatap pria di sebelahnya dengan mata terbelalak, lalu buru-buru berkata, "Dia pamanku. Kerabat jauh.""Kerabat jauh tetap keluarga, ya? Jadi, Pak Jason itu ... pamanmu?" Naura hampir menjatuhkan piring pangsit yang dipegangnya.Janice cepat-cepat mengambil piring dari tangannya. "Iya, dia kebetulan lewat. Sekarang dia akan pergi." Sambil berkata demikian, Janice menggunakan sikunya untuk mendorong Jason, memberi isyarat agar dia cepat pergi.Namun, Jason tetap berdiri dengan tenang. Matanya tertuju pada piring pangsit yang dipegang Janice.Naura yang cukup jeli, bertanya dengan hati-hati, "Pak Jason, Anda mau makan? Saya masih punya banyak."Janice langsung memotong, "Dia nggak mau! Dia sudah makan sama orang lain! Aku saja yang makan denganmu."Jason meliriknya dengan tatapan datar dan berkata, "Kamu nggak makan sama orang lain?"Seketika, udara di antara mereka terasa membeku.Naura menatap mereka berdua bergantian dan berpikir dalam hati, 'Ini paman dan keponakan, 'kan? Tap

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 385

    "Dia nggak pernah makan cuka, biar aku saja," kata Janice buru-buru sambil mengulurkan tangan untuk mengambil piring kecil itu.Namun, sebelum tangannya menyentuh piring, Jason sudah lebih dulu mengambilnya. "Siapa bilang aku nggak makan cuka?"Janice tertegun menatap Jason yang mencelupkan pangsit ke dalam cuka dengan santai. 'Dia ini kenapa sih?' pikir Janice yang merasa tingkah Jason agak aneh.Namun, dia memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya. Janice menunduk dan memakan dua pangsit.Setelah Naura selesai makan, Janice berpikir untuk segera menyuruhnya pulang. Saat dia bangkit untuk membantu membersihkan meja, Naura yang baru saja diam beberapa menit kembali melontarkan sesuatu."Jadi, benar-benar sudah putus?" tanya Naura sambil mengelap meja."Ya," jawab Janice sambil mengangguk, lalu secara refleks melirik ke arah Jason. Bagaimanapun, mereka memang tidak pernah benar-benar "bersama".Mata Naura langsung berbinar dan dia berkata dengan nada mengejutkan, "Kalau begitu, biar

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 386

    Jason sepertinya benar-benar marah. Janice hampir kehabisan napas. Setelah mereka berpisah, Janice yang marah pun berlari ke kamar dan membanting pintu.Jason menerima telepon. Ada urusan pekerjaan. Ketika hendak pergi, dia mengetuk pintu kamar. "Jauhi dia."Janice melemparkan bantal ke pintu. Jason mengernyit dan terdiam sejenak. Wanita ini semakin mudah marah saja.Saat ini, Norman mengetuk pintu. Jason berbalik dan membuka pintu, lalu Norman menyerahkan sebuah barang."Apa ini?" Jason menatap Norman dengan curiga."Aku sudah lalai pagi tadi. Ini kubelikan untukmu, kamu bisa memberikannya kepada Bu Janice." Norman menyerahkan kotak kecil yang imut dengan antusias.Jason melirik sesaat dengan ekspresi jijik. "Nggak usah lagi."Kelopak mata Norman berkedut. "Aku sudah bertanya pada para staf wanita. Mereka bilang ini adalah kotak hadiah yang sedang tren belakangan ini."Mendengar itu, Jason mengambil kotak itu dan meletakkannya di meja kecil. Kemudian, mereka berdua baru pergi.Janice

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 773

    Jason tersenyum. "Baiklah, aku akan menunggu."Saat Jason menerima Vega yang agak memberontak, Hady langsung tertegun saat menatap mereka. "Pantas saja aku merasa kamu begitu familier, kalian berdua ....""Keluarga pasien! Keluarga pasien!" teriak perawat."Aku segera ke sana," jawab Hady.Setelah Hady pergi, Vega mengangkat kepala dan menatap wajah Jason. Namun, dia tidak menangis ataupun marah.Meskipun anak itu ada di depan mata, Jason masih merasa semuanya tidak nyata. Dia memeluk Vega dengan lebih erat dan menarik Vega agar lebih dekat dengan hati-hati. Saat dia bisa mencium aroma khas tubuh Vega dan bahkan ada sedikit bau Janice yang samar-samar, dia baru berani yakin anak ini adalah Vega di mimpinya. Hanya saja, wajah anak ini lebih bulat daripada wajah Vega di mimpinya.Mulut Jason bergerak, seolah-olah ada banyak hal yang ingin ditanyanya. Namun, saat dia hendak membuka mulut, Vega yang berada dalam pelukannya bergerak beberapa kali dan menunjuk mesin penjual otomatis di loron

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 772

    Saat pria itu hendak memakaikan kalung itu pada istrinya, Jason tiba-tiba menggenggam pergelangan tangan pria itu. "Kalung ini dari mana?"Nada bicara Jason yang dingin membuat pria itu terkejut dan menjawab, "Dari ... Vega Jewelry. Bosnya adalah orang dari desa kami. Dia menjual perhiasan, sangat hebat."Wanita yang baru saja melewati kontraksinya pun meninju suaminya. "Apanya yang penjual perhiasan? Ini namanya desainer perhiasan.""Ya, aku memang mudah lupa," kata pria itu.Jason menatap desain pita yang pita yang istimewa itu. Dari lekukan hingga ukiran yang kecil-kecil di atasnya, semuanya itu adalah gaya khas Janice. Tenggorokannya terasa kering dan bertanya dengan suara serak, "Siapa?""Ja .... Ah! Sakit sekali!" teriak wanita itu tiba-tiba sebelum selesai menjawab pertanyaan Jason, lalu mencengkeram suaminya dan Jason dengan erat.Begitu pintu lift terbuka, kebetulan ada seorang perawat yang melihat kejadian itu dan segera memanggil orang untuk membantu. Saat dokter bertanya te

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 771

    Nama yang tertera di sepatu itu adalah Vega.Saat itu, seorang guru yang sedang menjaga ketertiban di lokasi itu segera berlari mendekat. "Mama Vega, Vega nggak ada di sini. Anak-anak yang terluka parah sudah segera dibawa ke rumah sakit kota.""Terluka parah?" tanya Janice dengan suara bergetar.Guru itu menggigit bibirnya, lalu berkata, "Kepala sekolah sudah pergi ke sana, kamu juga segera pergi ke sana saja."Janice baru saja hendak berbalik, tetapi tubuhnya langsung ambruk.Arya segera memapah Janice. "Aku antar kamu ke rumah sakit."Janice hanya bisa menahan air matanya dan menganggukkan kepala. Setelah berlari ke rumah sakit dan diberi petunjuk oleh perawat, dia pun menemukan lantai tempat para korban kecelakaan TK dirawat. Di tengah kerumunan, dia langsung menemukan gurunya Vega. "Guru, mana Vega? Dia baik-baik saja, 'kan?""Vega baik-baik saja. Saat aku membawanya untuk menghindar, aku terpaksa membawanya bersamaku ke rumah sakit karena aku harus buru-buru mengantar para korban

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 770

    Begitu mendengar terjadi kecelakaan di TK, Janice tanpa ragu langsung berlari keluar. Arya dan Louise segera mengikuti dari belakang."Kenapa bisa terjadi kecelakaan mobil di TK?" tanya Arya."TK ini dibangun di lereng. Saat bus pariwisata turun dari bukit, sopirnya juga nggak tahu kenapa nggak menginjak rem dan langsung menerobos masuk ke TK. Saat itu banyak anak-anak yang sedang bermain .... Aduh, tunggu aku!" jelas Louise.Hanya mendengar penjelasan singkat dari Louise, naluri menyelamatkan sebagai seorang dokter membuat Arya langsung tahu kecelakaan ini sangat parah.Saat ini, sebuah bus besar terjepit di tembok TK. Bagian depan bus sudah menerobos masuk ke lapangan bermain sepenuhnya, sedangkan bagian belakangnya tergantung. Banyak orang di sekitar yang sedang membantu dan banyak anak yang diangkut keluar dengan menangis terisak-isak.Janice segera berlari mendekat dan menarik seorang anak yang sedang memegang lengannya. Anak itu adalah teman sekelas Vega. "Mana Vega?"Anak itu me

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 769

    "Wanita apa? Panggil aku Wanita Ganas Pengayun Golok Tengah Malam," kata Louise yang berdiri di depan Janice dan melihat pria di depannya dengan tatapan ganas.Pria itu bertanya sambil mendesis, "Kamu penulis komik itu, 'kan?"Louise merapikan rambutnya, lalu berkata dengan suara yang menjadi manis, "Kamu ini penggemar fanatik, 'kan?""Aku bukan penggemar fanatik, aku adalah dewa," kata pria itu dengan kesal, lalu melempar sapunya dan menepuk debu di pakaiannya. Setelah itu, dia berjalan melewati Louise dan mendekati Janice.Melihat pria itu sudah mengejar sampai sini, Janice merasa tidak perlu bersembunyi lagi. Lagi pula, pria ini sudah melihatnya mengantar anak. Dia menepuk bahu Louise dan berkata dengan tak berdaya, "Aku kenal dia."Louise terkejut, lalu mulai menebak-nebak. "Jangan-jangan dia ini ... ayahnya Vega?""Jangan sembarang berbicara. Kalau ada yang mendengar, aku akan mati," kata pria itu dengan marah.Mendengar perkataan itu, Janice tersenyum dan menggelengkan kepala kar

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 768

    Zion segera maju dan memapah Landon. Saat melihat luka Landon dari dekat, dia langsung mengernyitkan alis. "Pukulan Pak Jason terlalu keras."Landon mengambil handuk dan menyeka sudut bibirnya. "Sudahlah, anggap itu pelampiasan saja. Kalau dia sudah menemukan tempat ini, kita sepertinya nggak bisa menipunya dengan bilang hanya kebetulan saja. Lebih baik beri Janice sedikit waktu lagi.""Tuan Landon, kamu sebenarnya punya niat pribadi juga, 'kan? Kamu ingin lebih dulu menemukan Nona Rachel daripada Pak Jason, 'kan?" kata Zion.Landon sama sekali tidak membantah. Dia sering berpikir apakah semuanya akan berbeda jika dia yang bertemu dengan Janice terlebih dahulu. Oleh karena itu, kali ini dia juga ingin mengambil risiko. "Zion, terus selidiki jejak Janice. Harus lebih cepat dari Pak Jason.""Baik," jawab Zion.....Setelah kembali ke kamar, Jason mengambil handuk dan menyeka tangannya yang terluka dengan tatapan dingin dan ekspresi cuek.Norman baru saja ingin mendekat dan menenangkan, t

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 767

    "Biar aku saja," kata Dipo."Nggak perlu. Kamu ini baru pulang seminggu sekali, cepat pergi lihat orang tuamu," kata Janice sambil tersenyum dan menggendong Vega, lalu berbalik dan masuk ke penginapan.Dipo terbata-bata sejenak, lalu akhirnya memutuskan untuk pergi.Louise mengikuti Janice dan berkata, "Dokter Dipo sepertinya tertarik padamu dan sangat baik dengan Vega juga. Kenapa kamu malah menolaknya?""Sekarang kehidupanku cukup baik, aku hanya butuh Vega saja," jawab Janice sambil memeluk Vega dengan erat. Dia berpikir orang tidak boleh terlalu serakah.Louise mengangkat bahunya dan bertanya dengan penasaran, "Jangan-jangan kamu masih memikirkan ayahnya Vega? Dia itu pria berengsek."Janice langsung menutup telinga Vega. "Jangan sampai anak kecil mendengarnya.""Baiklah. Oh ya. Tadi ada pria yang super tampan datang ke sini, penampilannya itu seperti model," kata Louise sambil terus menggerakkan tangannya.Janice hanya menganggukkan kepala dengan cuek, sama sekali tidak memedulika

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 766

    Saat Janice dan Dipo sedang membicarakan beberapa hal, Louise pergi keluar sambil memegang lolipop. Namun, Vega ternyata tidak berada di sana, dia pun terkejut sampai berkeringat dingin. Dia segera menarik salah satu karyawan dan bertanya, "Mana Vega?"Karyawan itu menunjuk ke toko hadiah di sebelah dan berkata, "Dia ke sana untuk cari makan dan minum lagi."Tetangga serta orang-orang di sekitar sana sudah sangat akrab dan Vega juga anak kecil satu-satunya di jalan itu, sehingga semua orang sangat menyayanginya.Louise baru saja hendak menghela napas lega, tetapi tatapannya tiba-tiba tertuju ke seberang jalan. "Wah .... Pria super tampan!"Karyawan itu pun terkekeh-kekeh. "Mulutmu jangan terbuka begitu .... Memang tampan, tapi kenapa rasanya agak familier?""Kamu jangan bodoh begitu, lihat aku saja," kata Louise sambil merapikan rambutnya dan hendak berjalan ke arah pria itu.Namun, karyawan itu menghentikan Louise. "Kamu yakin mau pakai piama ke sana?"Mendengar perkataan itu, Louise

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 765

    Karakter dalam komik itu fiktif dan gambar anak kecil itu juga hanya mirip dengan Vega sekitar 70% sampai 80% saja. Oleh karena itu, tidak bisa dibilang identik dan tidak termasuk dengan pelanggaran privasi juga. Namun, Louise sangat menyukai Vega, tentu saja tidak ingin mempersulit Janice. "Kalau begitu, nanti aku akan klarifikasi dan ubah penampilan bayi itu.""Baiklah," jawab Janice.Begitu percakapan keduanya selesai, televisi di dinding ruang tamu penginapan tiba-tiba menayangkan berita yang sedang viral. Berita itu berisi gambaran Jason yang memapah Rachel masuk ke dalam rumah sakit, sedangkan Rachel terlihat bergerak dengan sangat pelan. Reporter berspekulasi program kehamilan mereka sudah berhasil.Saat melihat gambaran di layar televisi, Janice langsung tercekat. Setelah dia pergi, Anwar selalu mencari kesempatan di berbagai acara untuk mengumumkan pasangan suami istri itu sedang berusaha memiliki anak. Belakangan ini, Rachel juga ikut mengiakan kabar itu. Dia berpikir seperti

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status