Share

Bab 485

Penulis: Danira Widia
Janice perlahan kehilangan kesadarannya. Sosok seseorang dalam pikirannya semakin kabur, hingga akhirnya lenyap sepenuhnya.

....

Di rumah sakit, saat Janice kembali sadar, kepalanya terasa sangat sakit. "Sakit sekali."

Dia mengangkat tangan, ingin memijat pelipisnya, tetapi sepasang tangan yang dibalut perban tiba-tiba menggenggam tangannya.

Suara serak seorang pria terdengar di samping tempat tidur, penuh dengan emosi yang tertahan. "Sekarang tahu rasanya sakit? Jangan bergerak sembarangan!"

Janice termangu. Perlahan-lahan, dia menoleh dan menatap pria itu dengan keterkejutan yang luar biasa. Kemudian, dia menjerit, "Ah! Siapa kamu? Kenapa kamu menyentuhku?"

"Kamu ... bilang apa?" Mata Jason yang gelap sedikit membesar. Urat di pelipisnya berdenyut saat dia berusaha mati-matian menekan emosinya.

Janice segera menarik selimutnya dan meringkukkan tubuhnya. Teriakannya pun menarik perhatian orang-orang di luar.

Sekelompok orang bergegas masuk dan yang memimpin di depan adalah Anwar. Tata
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 486

    Di vila.Saat ini, rumah itu hanya tersisa kerangka kosong yang hangus terbakar.Setelah pemadam kebakaran memadamkan api, taman berubah menjadi genangan air. Lumpur bercampur abu mengalir di tanah, semuanya hancur lebur dalam sekejap.Dengan hati-hati, Norman menjelaskan, "Bu Janice memasang alat penunda menggunakan lilin di dapur. Saat orang-orang menyadarinya, semuanya sudah terlambat."Jason berdiri di depan rumah tanpa ekspresi, membiarkan angin dingin menerpa rambutnya dan membekukan kilauan di matanya.Di tengah asap tebal, dia seperti melihat dua sosok berdiri di bawah balok kayu yang menghitam karena terbakar. Dia mengulurkan tangan untuk meraih mereka, tetapi suara Janice terdengar di telinganya."Jason, aku membencimu. Sejak hari pertama aku tinggal di sini, aku sudah berencana untuk membakarnya."Janice menepati ucapannya. Dia membakar semua yang ada di rumah hingga tak tersisa, termasuk mimpi indah beberapa hari terakhir.Tiba-tiba, Jason tersadar akan sesuatu. Dia berbali

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 487

    "Pernahkah kamu berpikir kalau dia sebenarnya selalu menunggumu benar-benar memilihnya? Kalau nggak, kenapa dia nggak mengunggah foto kalian berdua ke internet dan menghancurkan segalanya? Dia melindungi harga dirimu dan Rachel. Jadi, lepaskan dia."Ruangan itu tenggelam dalam keheningan yang tiada akhir. Jason mundur, hampir menyatu dengan kegelapan di dalam kamar. Dia tidak bergerak, seakan-akan sedang menahan sesuatu.Di tempat yang tak terlihat oleh orang lain, sudut matanya memerah. Mata hitam pekatnya berkilau dalam kegelapan."Kenapa aku harus melepaskannya? Aku cuma menginginkan satu orang!""Kenapa nggak bisa?"Arya menyadari ada yang tidak beres dengan Jason. Ketika dia ingin mendekat untuk memeriksa, sebuah tinju hampir menghantamnya.Dengan sigap, dia menangkap tangan Jason dan menoleh menatap Norman. "Norman, tahan dia! Jangan sampai lukanya robek lagi!"Norman segera bergerak, menahan Jason dari belakang. Arya pun menyuntikkan obat penenang ke lengannya.Beberapa saat kem

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 488

    Hujan dalam mimpi begitu deras. Di dunia nyata, Jason juga bermandikan keringat. Tiba-tiba, dia terduduk di tempat tidur.Rasa sakit di dadanya begitu hebat, seperti sulur tanaman merambat yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Tulangnya seperti dihancurkan, membuat napasnya tersengal. Setiap selnya merintih dalam kesakitan.Dia memejamkan mata, mengepalkan tangan hingga urat-uratnya menonjol, berusaha keras untuk mengendalikan emosinya.Saat membuka mata lagi, salju telah mulai turun di luar jendela. Jason bangkit, mengambil sebatang rokok dari kotak di ambang jendela. Setelah menyalakannya, dia menatap tumpukan salju yang semakin tebal dari balik asap putih.Baru menghisap dua kali, Norman mendengar suara dan segera berlari masuk. "Sudah bangun, Pak? Apa ada yang sakit?"Jason mengembuskan asap dari mulutnya, suaranya dingin. "Gimana keadaannya?"Norman tahu siapa yang dimaksud. "Selain luka lecet, kondisi fisiknya sudah stabil. Sekarang dia sudah dipindahkan ke kamar biasa.""Bagus." Ja

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 489

    Wajah Janice semakin memerah. Dia memelototi pria di depannya dan bertanya, "Kamu ... sebenarnya siapa?""Landon. Kita pernah bertemu sebelumnya, waktu kencan buta.""Aku pernah kencan buta denganmu?" Janice terkejut."Ada sedikit kesalahpahaman, tapi ya bisa dibilang begitu." Landon tertawa kecil, lalu mengalihkan pembicaraan, "Ibumu pergi ke kantor dokter. Dia membawakan bubur seafood untukmu, katanya kamu harus makan setelah bangun.""Baiklah." Janice melirik termos di nakas. Saat dia mencoba mengambilnya, gerakan itu menarik luka di pinggangnya."Ah ...." Dia meringis kesakitan dan sedikit meringkuk.Landon segera menahannya. "Jangan bergerak, biar aku saja.""Terima kasih." Janice bersandar pada bantal, menatap gerakan Landon dengan penuh perhatian.Landon menuangkan bubur ke dalam mangkuk. Setelah mengaduk perlahan, dia menyendokkan bubur dari bagian atas yang tidak terlalu panas dan menyodorkannya ke bibir Janice.Karena merasa agak canggung, Janice berkata, "Aku bisa makan send

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 490

    Sepanjang tahun baru, Janice menghabiskan waktunya di ranjang rumah sakit. Untungnya, ada Arya dan Ivy yang sering menemaninya mengobrol. Landon juga sering datang.Tak disangka, hari ini saat dia sedang berkemas bersama Ivy untuk keluar dari rumah sakit, Landon tiba-tiba datang membawa seorang wanita."Janice, apa kabarmu?" Wanita itu melambaikan tangan dengan ramah dan cincin kawin di jarinya terlihat jelas.Janice meliriknya sekilas dan tersenyum tipis. "Siapa kamu?"Wanita itu tersenyum malu, "Ah, lihat betapa pelupanya aku. Aku lupa kalau kamu hilang ingatan. Aku Rachel, adik Landon. Kita dulu sangat akrab. Sebenarnya aku ingin menjengukmu sejak lama, tapi kakakku nggak mengizinkan."Landon menimpali, "Dia sedang memulihkan diri, bukan bersenang-senang. Lagi pula, persiapan pernikahanmu sendiri sudah cukup membuatmu sibuk, 'kan?"Rachel mengerucutkan bibirnya. "Jangan sebut-sebut tentang pernikahan. Aku baru tahu menikah bisa begitu merepotkan. Untung saja Jason selalu membantuku.

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 491

    "Ya," jawab Jason.Setelah itu, mereka menyapa semua orang satu per satu, kecuali Janice. Pada akhirnya, Ivy menyikut Janice pelan dan mengingatkan dengan suara rendah, "Setidaknya sapa dia juga."Janice berkata dengan canggung, "Aku nggak kenal dia, mau panggil apa?"Meskipun suaranya sangat pelan, semua orang berdiri dalam jarak cukup cukup dekat sehingga mereka bisa mendengar dengan jelas. Wajah pria di seberang langsung menggelap. Janice merasa sangat malu.Landon membungkuk mendekatinya dan berbisik, "Panggil sesuai senioritas saja.""Ya." Janice mengangguk patuh, lalu menoleh ke arah Jason, "Paman."Matanya yang jernih tidak menunjukkan emosi apa pun. Bahkan, nadanya sopan dan penuh rasa hormat kepada seorang senior.Bibir Jason menegang, lalu dia berkata dengan dingin, "Patuh sekali sama orang lain?"Janice menatapnya dengan bingung, lalu menunjuk Landon di sampingnya, "Dia bukan orang lain."Pupil mata Jason langsung menyempit dan sorot matanya menjadi dingin. Tatapannya membua

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 492

    Mendengar kata-kata Elaine, tangan Rachel gemetar dan teh di cangkirnya tumpah ke meja. Dia buru-buru meraih tisu dan menunduk untuk mengelapnya.Melihat reaksinya, Elaine langsung memahami situasinya. Volume suaranya langsung naik, "Dia nggak pernah menidurimu!""Bibi! Ini urusan pribadiku! Bisa nggak kamu nggak usah nanya?" Rachel panik. Tangannya sibuk mengelap meja, tetapi airnya malah tersebar ke mana-mana, bahkan ada beberapa tetes yang mengenai kakinya.Air menetes menuruni ujung roknya. Namun, dia tidak bisa merasakan apa-apa dari lutut hingga ke bawah. Dia menatap kaki palsunya. Gerakan tangannya berhenti, ekspresinya pun semakin muram.Jason memang tidak pernah menyentuhnya.Jika dia tidak menyentuhnya karena jijik dengan keadaannya yang cacat, Rachel bisa menerimanya. Hanya saja, Jason selalu bersikap baik padanya. Kadang, ketika kaki palsunya terasa tidak nyaman, Jason bahkan berjongkok untuk membantunya memperbaiki posisinya.Di matanya, tidak pernah ada rasa jijik. Namun,

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 493

    Orang yang berdiri di sana adalah Zachary dan Ivy.Zachary mengeluarkan sekotak camilan dari mantel panjangnya. Meskipun jaraknya cukup jauh, Elaine merasa seolah-olah dia masih bisa melihat uap hangat yang mengepul dari camilan tersebut.Bertahun-tahun lalu, Zachary juga melakukan hal yang sama untuknya.Saat itu, dia masih seorang mahasiswi, sementara Zachary sudah menjadi sosok penting yang memimpin salah satu cabang perusahaan keluarga. Dulu, Zachary bukanlah pengecut seperti sekarang.Apa pun yang diinginkan Elaine, dia cukup menelepon Zachary dan pria itu akan menunggu di depan sekolah dengan makanan favoritnya di tangan.Namun sekarang ....Ivy menatap Zachary dengan ekspresi penuh kagum, seperti gadis kecil yang sedang jatuh cinta. Elaine tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan, tetapi dari gerakan bibir Ivy, dia bisa melihat bahwa Ivy sedang memanggilnya "Sayang".Huh! Memangnya wanita itu pantas?Zachary mengatakan sesuatu, lalu menggenggam tangan Ivy dan berjalan perg

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 773

    Jason tersenyum. "Baiklah, aku akan menunggu."Saat Jason menerima Vega yang agak memberontak, Hady langsung tertegun saat menatap mereka. "Pantas saja aku merasa kamu begitu familier, kalian berdua ....""Keluarga pasien! Keluarga pasien!" teriak perawat."Aku segera ke sana," jawab Hady.Setelah Hady pergi, Vega mengangkat kepala dan menatap wajah Jason. Namun, dia tidak menangis ataupun marah.Meskipun anak itu ada di depan mata, Jason masih merasa semuanya tidak nyata. Dia memeluk Vega dengan lebih erat dan menarik Vega agar lebih dekat dengan hati-hati. Saat dia bisa mencium aroma khas tubuh Vega dan bahkan ada sedikit bau Janice yang samar-samar, dia baru berani yakin anak ini adalah Vega di mimpinya. Hanya saja, wajah anak ini lebih bulat daripada wajah Vega di mimpinya.Mulut Jason bergerak, seolah-olah ada banyak hal yang ingin ditanyanya. Namun, saat dia hendak membuka mulut, Vega yang berada dalam pelukannya bergerak beberapa kali dan menunjuk mesin penjual otomatis di loron

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 772

    Saat pria itu hendak memakaikan kalung itu pada istrinya, Jason tiba-tiba menggenggam pergelangan tangan pria itu. "Kalung ini dari mana?"Nada bicara Jason yang dingin membuat pria itu terkejut dan menjawab, "Dari ... Vega Jewelry. Bosnya adalah orang dari desa kami. Dia menjual perhiasan, sangat hebat."Wanita yang baru saja melewati kontraksinya pun meninju suaminya. "Apanya yang penjual perhiasan? Ini namanya desainer perhiasan.""Ya, aku memang mudah lupa," kata pria itu.Jason menatap desain pita yang pita yang istimewa itu. Dari lekukan hingga ukiran yang kecil-kecil di atasnya, semuanya itu adalah gaya khas Janice. Tenggorokannya terasa kering dan bertanya dengan suara serak, "Siapa?""Ja .... Ah! Sakit sekali!" teriak wanita itu tiba-tiba sebelum selesai menjawab pertanyaan Jason, lalu mencengkeram suaminya dan Jason dengan erat.Begitu pintu lift terbuka, kebetulan ada seorang perawat yang melihat kejadian itu dan segera memanggil orang untuk membantu. Saat dokter bertanya te

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 771

    Nama yang tertera di sepatu itu adalah Vega.Saat itu, seorang guru yang sedang menjaga ketertiban di lokasi itu segera berlari mendekat. "Mama Vega, Vega nggak ada di sini. Anak-anak yang terluka parah sudah segera dibawa ke rumah sakit kota.""Terluka parah?" tanya Janice dengan suara bergetar.Guru itu menggigit bibirnya, lalu berkata, "Kepala sekolah sudah pergi ke sana, kamu juga segera pergi ke sana saja."Janice baru saja hendak berbalik, tetapi tubuhnya langsung ambruk.Arya segera memapah Janice. "Aku antar kamu ke rumah sakit."Janice hanya bisa menahan air matanya dan menganggukkan kepala. Setelah berlari ke rumah sakit dan diberi petunjuk oleh perawat, dia pun menemukan lantai tempat para korban kecelakaan TK dirawat. Di tengah kerumunan, dia langsung menemukan gurunya Vega. "Guru, mana Vega? Dia baik-baik saja, 'kan?""Vega baik-baik saja. Saat aku membawanya untuk menghindar, aku terpaksa membawanya bersamaku ke rumah sakit karena aku harus buru-buru mengantar para korban

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 770

    Begitu mendengar terjadi kecelakaan di TK, Janice tanpa ragu langsung berlari keluar. Arya dan Louise segera mengikuti dari belakang."Kenapa bisa terjadi kecelakaan mobil di TK?" tanya Arya."TK ini dibangun di lereng. Saat bus pariwisata turun dari bukit, sopirnya juga nggak tahu kenapa nggak menginjak rem dan langsung menerobos masuk ke TK. Saat itu banyak anak-anak yang sedang bermain .... Aduh, tunggu aku!" jelas Louise.Hanya mendengar penjelasan singkat dari Louise, naluri menyelamatkan sebagai seorang dokter membuat Arya langsung tahu kecelakaan ini sangat parah.Saat ini, sebuah bus besar terjepit di tembok TK. Bagian depan bus sudah menerobos masuk ke lapangan bermain sepenuhnya, sedangkan bagian belakangnya tergantung. Banyak orang di sekitar yang sedang membantu dan banyak anak yang diangkut keluar dengan menangis terisak-isak.Janice segera berlari mendekat dan menarik seorang anak yang sedang memegang lengannya. Anak itu adalah teman sekelas Vega. "Mana Vega?"Anak itu me

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 769

    "Wanita apa? Panggil aku Wanita Ganas Pengayun Golok Tengah Malam," kata Louise yang berdiri di depan Janice dan melihat pria di depannya dengan tatapan ganas.Pria itu bertanya sambil mendesis, "Kamu penulis komik itu, 'kan?"Louise merapikan rambutnya, lalu berkata dengan suara yang menjadi manis, "Kamu ini penggemar fanatik, 'kan?""Aku bukan penggemar fanatik, aku adalah dewa," kata pria itu dengan kesal, lalu melempar sapunya dan menepuk debu di pakaiannya. Setelah itu, dia berjalan melewati Louise dan mendekati Janice.Melihat pria itu sudah mengejar sampai sini, Janice merasa tidak perlu bersembunyi lagi. Lagi pula, pria ini sudah melihatnya mengantar anak. Dia menepuk bahu Louise dan berkata dengan tak berdaya, "Aku kenal dia."Louise terkejut, lalu mulai menebak-nebak. "Jangan-jangan dia ini ... ayahnya Vega?""Jangan sembarang berbicara. Kalau ada yang mendengar, aku akan mati," kata pria itu dengan marah.Mendengar perkataan itu, Janice tersenyum dan menggelengkan kepala kar

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 768

    Zion segera maju dan memapah Landon. Saat melihat luka Landon dari dekat, dia langsung mengernyitkan alis. "Pukulan Pak Jason terlalu keras."Landon mengambil handuk dan menyeka sudut bibirnya. "Sudahlah, anggap itu pelampiasan saja. Kalau dia sudah menemukan tempat ini, kita sepertinya nggak bisa menipunya dengan bilang hanya kebetulan saja. Lebih baik beri Janice sedikit waktu lagi.""Tuan Landon, kamu sebenarnya punya niat pribadi juga, 'kan? Kamu ingin lebih dulu menemukan Nona Rachel daripada Pak Jason, 'kan?" kata Zion.Landon sama sekali tidak membantah. Dia sering berpikir apakah semuanya akan berbeda jika dia yang bertemu dengan Janice terlebih dahulu. Oleh karena itu, kali ini dia juga ingin mengambil risiko. "Zion, terus selidiki jejak Janice. Harus lebih cepat dari Pak Jason.""Baik," jawab Zion.....Setelah kembali ke kamar, Jason mengambil handuk dan menyeka tangannya yang terluka dengan tatapan dingin dan ekspresi cuek.Norman baru saja ingin mendekat dan menenangkan, t

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 767

    "Biar aku saja," kata Dipo."Nggak perlu. Kamu ini baru pulang seminggu sekali, cepat pergi lihat orang tuamu," kata Janice sambil tersenyum dan menggendong Vega, lalu berbalik dan masuk ke penginapan.Dipo terbata-bata sejenak, lalu akhirnya memutuskan untuk pergi.Louise mengikuti Janice dan berkata, "Dokter Dipo sepertinya tertarik padamu dan sangat baik dengan Vega juga. Kenapa kamu malah menolaknya?""Sekarang kehidupanku cukup baik, aku hanya butuh Vega saja," jawab Janice sambil memeluk Vega dengan erat. Dia berpikir orang tidak boleh terlalu serakah.Louise mengangkat bahunya dan bertanya dengan penasaran, "Jangan-jangan kamu masih memikirkan ayahnya Vega? Dia itu pria berengsek."Janice langsung menutup telinga Vega. "Jangan sampai anak kecil mendengarnya.""Baiklah. Oh ya. Tadi ada pria yang super tampan datang ke sini, penampilannya itu seperti model," kata Louise sambil terus menggerakkan tangannya.Janice hanya menganggukkan kepala dengan cuek, sama sekali tidak memedulika

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 766

    Saat Janice dan Dipo sedang membicarakan beberapa hal, Louise pergi keluar sambil memegang lolipop. Namun, Vega ternyata tidak berada di sana, dia pun terkejut sampai berkeringat dingin. Dia segera menarik salah satu karyawan dan bertanya, "Mana Vega?"Karyawan itu menunjuk ke toko hadiah di sebelah dan berkata, "Dia ke sana untuk cari makan dan minum lagi."Tetangga serta orang-orang di sekitar sana sudah sangat akrab dan Vega juga anak kecil satu-satunya di jalan itu, sehingga semua orang sangat menyayanginya.Louise baru saja hendak menghela napas lega, tetapi tatapannya tiba-tiba tertuju ke seberang jalan. "Wah .... Pria super tampan!"Karyawan itu pun terkekeh-kekeh. "Mulutmu jangan terbuka begitu .... Memang tampan, tapi kenapa rasanya agak familier?""Kamu jangan bodoh begitu, lihat aku saja," kata Louise sambil merapikan rambutnya dan hendak berjalan ke arah pria itu.Namun, karyawan itu menghentikan Louise. "Kamu yakin mau pakai piama ke sana?"Mendengar perkataan itu, Louise

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 765

    Karakter dalam komik itu fiktif dan gambar anak kecil itu juga hanya mirip dengan Vega sekitar 70% sampai 80% saja. Oleh karena itu, tidak bisa dibilang identik dan tidak termasuk dengan pelanggaran privasi juga. Namun, Louise sangat menyukai Vega, tentu saja tidak ingin mempersulit Janice. "Kalau begitu, nanti aku akan klarifikasi dan ubah penampilan bayi itu.""Baiklah," jawab Janice.Begitu percakapan keduanya selesai, televisi di dinding ruang tamu penginapan tiba-tiba menayangkan berita yang sedang viral. Berita itu berisi gambaran Jason yang memapah Rachel masuk ke dalam rumah sakit, sedangkan Rachel terlihat bergerak dengan sangat pelan. Reporter berspekulasi program kehamilan mereka sudah berhasil.Saat melihat gambaran di layar televisi, Janice langsung tercekat. Setelah dia pergi, Anwar selalu mencari kesempatan di berbagai acara untuk mengumumkan pasangan suami istri itu sedang berusaha memiliki anak. Belakangan ini, Rachel juga ikut mengiakan kabar itu. Dia berpikir seperti

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status