Share

Bab 486

Author: Danira Widia
Di vila.

Saat ini, rumah itu hanya tersisa kerangka kosong yang hangus terbakar.

Setelah pemadam kebakaran memadamkan api, taman berubah menjadi genangan air. Lumpur bercampur abu mengalir di tanah, semuanya hancur lebur dalam sekejap.

Dengan hati-hati, Norman menjelaskan, "Bu Janice memasang alat penunda menggunakan lilin di dapur. Saat orang-orang menyadarinya, semuanya sudah terlambat."

Jason berdiri di depan rumah tanpa ekspresi, membiarkan angin dingin menerpa rambutnya dan membekukan kilauan di matanya.

Di tengah asap tebal, dia seperti melihat dua sosok berdiri di bawah balok kayu yang menghitam karena terbakar. Dia mengulurkan tangan untuk meraih mereka, tetapi suara Janice terdengar di telinganya.

"Jason, aku membencimu. Sejak hari pertama aku tinggal di sini, aku sudah berencana untuk membakarnya."

Janice menepati ucapannya. Dia membakar semua yang ada di rumah hingga tak tersisa, termasuk mimpi indah beberapa hari terakhir.

Tiba-tiba, Jason tersadar akan sesuatu. Dia berbali
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Abdi Utie
kelakuan Jason bukan membahagiakan Janice...tp membuat Janice menderita lahir dan bathin
goodnovel comment avatar
Mamamimi Recipe
Lagian jason sok bgt sh ngelindungin sendiri bikin stress aja ceritain aja. Rencananya jalanin bareng2 ga jelas
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 487

    "Pernahkah kamu berpikir kalau dia sebenarnya selalu menunggumu benar-benar memilihnya? Kalau nggak, kenapa dia nggak mengunggah foto kalian berdua ke internet dan menghancurkan segalanya? Dia melindungi harga dirimu dan Rachel. Jadi, lepaskan dia."Ruangan itu tenggelam dalam keheningan yang tiada akhir. Jason mundur, hampir menyatu dengan kegelapan di dalam kamar. Dia tidak bergerak, seakan-akan sedang menahan sesuatu.Di tempat yang tak terlihat oleh orang lain, sudut matanya memerah. Mata hitam pekatnya berkilau dalam kegelapan."Kenapa aku harus melepaskannya? Aku cuma menginginkan satu orang!""Kenapa nggak bisa?"Arya menyadari ada yang tidak beres dengan Jason. Ketika dia ingin mendekat untuk memeriksa, sebuah tinju hampir menghantamnya.Dengan sigap, dia menangkap tangan Jason dan menoleh menatap Norman. "Norman, tahan dia! Jangan sampai lukanya robek lagi!"Norman segera bergerak, menahan Jason dari belakang. Arya pun menyuntikkan obat penenang ke lengannya.Beberapa saat kem

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 488

    Hujan dalam mimpi begitu deras. Di dunia nyata, Jason juga bermandikan keringat. Tiba-tiba, dia terduduk di tempat tidur.Rasa sakit di dadanya begitu hebat, seperti sulur tanaman merambat yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Tulangnya seperti dihancurkan, membuat napasnya tersengal. Setiap selnya merintih dalam kesakitan.Dia memejamkan mata, mengepalkan tangan hingga urat-uratnya menonjol, berusaha keras untuk mengendalikan emosinya.Saat membuka mata lagi, salju telah mulai turun di luar jendela. Jason bangkit, mengambil sebatang rokok dari kotak di ambang jendela. Setelah menyalakannya, dia menatap tumpukan salju yang semakin tebal dari balik asap putih.Baru menghisap dua kali, Norman mendengar suara dan segera berlari masuk. "Sudah bangun, Pak? Apa ada yang sakit?"Jason mengembuskan asap dari mulutnya, suaranya dingin. "Gimana keadaannya?"Norman tahu siapa yang dimaksud. "Selain luka lecet, kondisi fisiknya sudah stabil. Sekarang dia sudah dipindahkan ke kamar biasa.""Bagus." Ja

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 489

    Wajah Janice semakin memerah. Dia memelototi pria di depannya dan bertanya, "Kamu ... sebenarnya siapa?""Landon. Kita pernah bertemu sebelumnya, waktu kencan buta.""Aku pernah kencan buta denganmu?" Janice terkejut."Ada sedikit kesalahpahaman, tapi ya bisa dibilang begitu." Landon tertawa kecil, lalu mengalihkan pembicaraan, "Ibumu pergi ke kantor dokter. Dia membawakan bubur seafood untukmu, katanya kamu harus makan setelah bangun.""Baiklah." Janice melirik termos di nakas. Saat dia mencoba mengambilnya, gerakan itu menarik luka di pinggangnya."Ah ...." Dia meringis kesakitan dan sedikit meringkuk.Landon segera menahannya. "Jangan bergerak, biar aku saja.""Terima kasih." Janice bersandar pada bantal, menatap gerakan Landon dengan penuh perhatian.Landon menuangkan bubur ke dalam mangkuk. Setelah mengaduk perlahan, dia menyendokkan bubur dari bagian atas yang tidak terlalu panas dan menyodorkannya ke bibir Janice.Karena merasa agak canggung, Janice berkata, "Aku bisa makan send

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 490

    Sepanjang tahun baru, Janice menghabiskan waktunya di ranjang rumah sakit. Untungnya, ada Arya dan Ivy yang sering menemaninya mengobrol. Landon juga sering datang.Tak disangka, hari ini saat dia sedang berkemas bersama Ivy untuk keluar dari rumah sakit, Landon tiba-tiba datang membawa seorang wanita."Janice, apa kabarmu?" Wanita itu melambaikan tangan dengan ramah dan cincin kawin di jarinya terlihat jelas.Janice meliriknya sekilas dan tersenyum tipis. "Siapa kamu?"Wanita itu tersenyum malu, "Ah, lihat betapa pelupanya aku. Aku lupa kalau kamu hilang ingatan. Aku Rachel, adik Landon. Kita dulu sangat akrab. Sebenarnya aku ingin menjengukmu sejak lama, tapi kakakku nggak mengizinkan."Landon menimpali, "Dia sedang memulihkan diri, bukan bersenang-senang. Lagi pula, persiapan pernikahanmu sendiri sudah cukup membuatmu sibuk, 'kan?"Rachel mengerucutkan bibirnya. "Jangan sebut-sebut tentang pernikahan. Aku baru tahu menikah bisa begitu merepotkan. Untung saja Jason selalu membantuku.

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 491

    "Ya," jawab Jason.Setelah itu, mereka menyapa semua orang satu per satu, kecuali Janice. Pada akhirnya, Ivy menyikut Janice pelan dan mengingatkan dengan suara rendah, "Setidaknya sapa dia juga."Janice berkata dengan canggung, "Aku nggak kenal dia, mau panggil apa?"Meskipun suaranya sangat pelan, semua orang berdiri dalam jarak cukup cukup dekat sehingga mereka bisa mendengar dengan jelas. Wajah pria di seberang langsung menggelap. Janice merasa sangat malu.Landon membungkuk mendekatinya dan berbisik, "Panggil sesuai senioritas saja.""Ya." Janice mengangguk patuh, lalu menoleh ke arah Jason, "Paman."Matanya yang jernih tidak menunjukkan emosi apa pun. Bahkan, nadanya sopan dan penuh rasa hormat kepada seorang senior.Bibir Jason menegang, lalu dia berkata dengan dingin, "Patuh sekali sama orang lain?"Janice menatapnya dengan bingung, lalu menunjuk Landon di sampingnya, "Dia bukan orang lain."Pupil mata Jason langsung menyempit dan sorot matanya menjadi dingin. Tatapannya membua

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 492

    Mendengar kata-kata Elaine, tangan Rachel gemetar dan teh di cangkirnya tumpah ke meja. Dia buru-buru meraih tisu dan menunduk untuk mengelapnya.Melihat reaksinya, Elaine langsung memahami situasinya. Volume suaranya langsung naik, "Dia nggak pernah menidurimu!""Bibi! Ini urusan pribadiku! Bisa nggak kamu nggak usah nanya?" Rachel panik. Tangannya sibuk mengelap meja, tetapi airnya malah tersebar ke mana-mana, bahkan ada beberapa tetes yang mengenai kakinya.Air menetes menuruni ujung roknya. Namun, dia tidak bisa merasakan apa-apa dari lutut hingga ke bawah. Dia menatap kaki palsunya. Gerakan tangannya berhenti, ekspresinya pun semakin muram.Jason memang tidak pernah menyentuhnya.Jika dia tidak menyentuhnya karena jijik dengan keadaannya yang cacat, Rachel bisa menerimanya. Hanya saja, Jason selalu bersikap baik padanya. Kadang, ketika kaki palsunya terasa tidak nyaman, Jason bahkan berjongkok untuk membantunya memperbaiki posisinya.Di matanya, tidak pernah ada rasa jijik. Namun,

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 493

    Orang yang berdiri di sana adalah Zachary dan Ivy.Zachary mengeluarkan sekotak camilan dari mantel panjangnya. Meskipun jaraknya cukup jauh, Elaine merasa seolah-olah dia masih bisa melihat uap hangat yang mengepul dari camilan tersebut.Bertahun-tahun lalu, Zachary juga melakukan hal yang sama untuknya.Saat itu, dia masih seorang mahasiswi, sementara Zachary sudah menjadi sosok penting yang memimpin salah satu cabang perusahaan keluarga. Dulu, Zachary bukanlah pengecut seperti sekarang.Apa pun yang diinginkan Elaine, dia cukup menelepon Zachary dan pria itu akan menunggu di depan sekolah dengan makanan favoritnya di tangan.Namun sekarang ....Ivy menatap Zachary dengan ekspresi penuh kagum, seperti gadis kecil yang sedang jatuh cinta. Elaine tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan, tetapi dari gerakan bibir Ivy, dia bisa melihat bahwa Ivy sedang memanggilnya "Sayang".Huh! Memangnya wanita itu pantas?Zachary mengatakan sesuatu, lalu menggenggam tangan Ivy dan berjalan perg

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 494

    Begitu menyebut nama Ivy, mana mungkin Anwar tidak langsung mengerti maksudnya? Dia dan Elaine saling bertukar senyum penuh arti."Bu Elaine, kalau urusan ini berhasil, aku akan berikan yang kamu inginkan.""Terima kasih, Pak Anwar."Setelah menyelesaikan pembicaraan, Elaine berbalik untuk pergi. Namun, sebelum benar-benar melangkah keluar, dia sempat menoleh ke arah perginya Zachary dan Ivy.'Zachary, kamu pasti akan menyesal telah memilih Ivy!'....Di perjalanan menuju restoran, Janice menyempatkan diri melakukan panggilan video dengan Ivy.Dalam video, Ivy dan Zachary terlihat begitu mesra hingga Janice sendiri merasa tidak nyaman memperlihatkannya kepada Landon. Setelah mengobrol sebentar, dia pun segera menutup panggilan.Landon terbatuk pelan. "Mereka kelihatannya mesra banget ya.""Ya." Janice mengangguk."Sebenarnya, kamu juga bisa seperti itu."Mendengar kata-kata itu, Janice menoleh dan menatap Landon. Dia berkata dengan serius, "Pak Landon, kamu juga tahu situasiku sekarang

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 777

    Hanya dari perbandingan desain, Zion langsung tahu bahwa kalung itu adalah karya Janice. Dia memang ada di sini.Zion melanjutkan, "Aku menemukan kalung milik ibu hamil itu dipesan secara custom oleh suaminya di toko perhiasan daring bernama Vega Jewelry. Lokasinya juga ada di Moonsea Bay. Penulis komik itu juga tinggal di Moonsea Bay."Landon mengangguk. "Masih ingat waktu Rachel ngotot ingin punya anak? Aku ingat dia bilang sudah menyiapkan nama anaknya, namanya ....""Vega. Dia belum hamil, tapi dia sudah yakin banget kalau itu anak perempuan," ucap Zion.Landon menatap nama toko perhiasan itu, seakan-akan semakin yakin. "Sepertinya nama ini Rachel dengar langsung dari mulut Jason."Begitu kalimat itu selesai dilontarkan, ponsel Zion berbunyi."Pak, dia baru saja pulang dari rumah sakit. Jangan-jangan dia sudah tahu Bu Janice dan anaknya di Moonsea Bay? Setahuku di Moonsea Bay cuma punya satu TK, hari ini baru saja ada kejadian."Kening Landon berkerut. "Berarti semua omonganku wakt

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 776

    Janice kembali menggendong Vega, lalu menurunkannya dan mulai berkemas lagi. Saat hendak pergi, dia teringat pada kecelakaan di taman kanak-kanak.Dia mengenal sebagian besar anak-anak di sana. Jadi, dia segera membuka ponsel dan mentransfer 100 juta kepada guru, dengan catatan untuk anak-anak yang terluka.Tak lama kemudian, guru mengembalikan uang itu dan mengirimkan sebuah pesan.[ Mama Vega, Pak Jason sudah menanggung seluruh biaya pengobatan anak-anak yang terluka. ]Kenapa Jason bisa ada di rumah sakit? Jangan-jangan dia memang datang untuk menyumbang?Saat sedang berpikir, guru mengirim pesan lagi.[ Kata Kepala Sekolah, Pak Jason memang sudah lama ada di grup donor darah. Tapi karena nggak bisa donor darah, dia cuma menyumbang. Ternyata masih banyak orang baik di dunia ini. Terima kasih, Mama Vega. Bagaimana kondisi Vega sekarang? ][ Baik. Oh ya, aku ingin mengajukan cuti seminggu untuk Vega. ][ Boleh. Mohon tetap perhatikan kondisi Vega ya. Kalau ada masalah, beri tahu kami

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 775

    Jason menggigit bibirnya. "Bagaimana kalau kami nggak setuju?"Jason menjawab dengan tenang, "Aku akan membuatmu setuju."Namun, kalimat ini terdengar seperti ancaman bagi Janice. Dia menatap Jason dengan tajam, lalu memasukkan tangannya yang sudah diobati ke dalam sakunya. Saat Jason sedang mengobati luka di tangan lainnya, dia mengeluarkan tongkat listrik mini anti pemerkosa.Setelah disetrum, tubuh Jason langsung menjadi kaku. Dia menatap Janice dan bertanya dengan nada bicara yang biasanya dingin dan sombong menjadi serak, "Apa kamu begitu membenciku?""Benci! Aku benci kamu!" teriak Janice sambil memalingkan wajahnya.Jason langsung terjatuh ke tanah dengan kuat.Setelah mematikan tongkat listrik itu, Janice segera menggendong Vega dan berlari keluar.Beberapa detik kemudian, Jason membuka matanya. Setelah perlahan-lahan bangkit dan menepuk debu dari pakaiannya, dia menatap ke arah perginya Janice sambil menghela napas. Saat seorang perawat masuk, dia langsung melirik dan memperin

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 774

    Teringat dengan putrinya, Janice akhirnya berhenti melangkah dan memberi isyarat pada putrinya untuk segera ke sampingnya. Namun, Vega yang sedang memegang susunya pun langsung menarik keluar kakinya dari dalam jaket Jason sebagai isyarat dia tidak memakai sepatu. Dia hanya bisa berjalan mendekat, lalu mengulurkan tangan dan berusaha untuk tetap tenang. "Pak Jason, ini bukan anakmu.""Apa aku sudah tanya?" kata Jason sambil menarik pakaiannya dan membungkus kaki Vega, lalu perlahan-lahan berdiri di depan Janice.Saat Jason menatapnya, Janice merasa punggungnya sudah penuh dengan keringat dingin. Tatapan Jason terlihat dominan dan obsesif, tetapi terasa ada sebuah perasaan yang berbeda saat mendekatinya sampai dia tidak bisa bergerak sedikit pun. Dia menggigit bibirnya karena menyadari Jason pasti sudah menyelidiki segalanya baru bisa muncul di sini.Namun, saat Janice ingin menghindar, tatapannya malah bertemu dengan tatapan Jason. Begitu keduanya saling memandang, waktu terasa berhent

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 773

    Jason tersenyum. "Baiklah, aku akan menunggu."Saat Jason menerima Vega yang agak memberontak, Hady langsung tertegun saat menatap mereka. "Pantas saja aku merasa kamu begitu familier, kalian berdua ....""Keluarga pasien! Keluarga pasien!" teriak perawat."Aku segera ke sana," jawab Hady.Setelah Hady pergi, Vega mengangkat kepala dan menatap wajah Jason. Namun, dia tidak menangis ataupun marah.Meskipun anak itu ada di depan mata, Jason masih merasa semuanya tidak nyata. Dia memeluk Vega dengan lebih erat dan menarik Vega agar lebih dekat dengan hati-hati. Saat dia bisa mencium aroma khas tubuh Vega dan bahkan ada sedikit bau Janice yang samar-samar, dia baru berani yakin anak ini adalah Vega di mimpinya. Hanya saja, wajah anak ini lebih bulat daripada wajah Vega di mimpinya.Mulut Jason bergerak, seolah-olah ada banyak hal yang ingin ditanyanya. Namun, saat dia hendak membuka mulut, Vega yang berada dalam pelukannya bergerak beberapa kali dan menunjuk mesin penjual otomatis di loron

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 772

    Saat pria itu hendak memakaikan kalung itu pada istrinya, Jason tiba-tiba menggenggam pergelangan tangan pria itu. "Kalung ini dari mana?"Nada bicara Jason yang dingin membuat pria itu terkejut dan menjawab, "Dari ... Vega Jewelry. Bosnya adalah orang dari desa kami. Dia menjual perhiasan, sangat hebat."Wanita yang baru saja melewati kontraksinya pun meninju suaminya. "Apanya yang penjual perhiasan? Ini namanya desainer perhiasan.""Ya, aku memang mudah lupa," kata pria itu.Jason menatap desain pita yang pita yang istimewa itu. Dari lekukan hingga ukiran yang kecil-kecil di atasnya, semuanya itu adalah gaya khas Janice. Tenggorokannya terasa kering dan bertanya dengan suara serak, "Siapa?""Ja .... Ah! Sakit sekali!" teriak wanita itu tiba-tiba sebelum selesai menjawab pertanyaan Jason, lalu mencengkeram suaminya dan Jason dengan erat.Begitu pintu lift terbuka, kebetulan ada seorang perawat yang melihat kejadian itu dan segera memanggil orang untuk membantu. Saat dokter bertanya te

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 771

    Nama yang tertera di sepatu itu adalah Vega.Saat itu, seorang guru yang sedang menjaga ketertiban di lokasi itu segera berlari mendekat. "Mama Vega, Vega nggak ada di sini. Anak-anak yang terluka parah sudah segera dibawa ke rumah sakit kota.""Terluka parah?" tanya Janice dengan suara bergetar.Guru itu menggigit bibirnya, lalu berkata, "Kepala sekolah sudah pergi ke sana, kamu juga segera pergi ke sana saja."Janice baru saja hendak berbalik, tetapi tubuhnya langsung ambruk.Arya segera memapah Janice. "Aku antar kamu ke rumah sakit."Janice hanya bisa menahan air matanya dan menganggukkan kepala. Setelah berlari ke rumah sakit dan diberi petunjuk oleh perawat, dia pun menemukan lantai tempat para korban kecelakaan TK dirawat. Di tengah kerumunan, dia langsung menemukan gurunya Vega. "Guru, mana Vega? Dia baik-baik saja, 'kan?""Vega baik-baik saja. Saat aku membawanya untuk menghindar, aku terpaksa membawanya bersamaku ke rumah sakit karena aku harus buru-buru mengantar para korban

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 770

    Begitu mendengar terjadi kecelakaan di TK, Janice tanpa ragu langsung berlari keluar. Arya dan Louise segera mengikuti dari belakang."Kenapa bisa terjadi kecelakaan mobil di TK?" tanya Arya."TK ini dibangun di lereng. Saat bus pariwisata turun dari bukit, sopirnya juga nggak tahu kenapa nggak menginjak rem dan langsung menerobos masuk ke TK. Saat itu banyak anak-anak yang sedang bermain .... Aduh, tunggu aku!" jelas Louise.Hanya mendengar penjelasan singkat dari Louise, naluri menyelamatkan sebagai seorang dokter membuat Arya langsung tahu kecelakaan ini sangat parah.Saat ini, sebuah bus besar terjepit di tembok TK. Bagian depan bus sudah menerobos masuk ke lapangan bermain sepenuhnya, sedangkan bagian belakangnya tergantung. Banyak orang di sekitar yang sedang membantu dan banyak anak yang diangkut keluar dengan menangis terisak-isak.Janice segera berlari mendekat dan menarik seorang anak yang sedang memegang lengannya. Anak itu adalah teman sekelas Vega. "Mana Vega?"Anak itu me

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 769

    "Wanita apa? Panggil aku Wanita Ganas Pengayun Golok Tengah Malam," kata Louise yang berdiri di depan Janice dan melihat pria di depannya dengan tatapan ganas.Pria itu bertanya sambil mendesis, "Kamu penulis komik itu, 'kan?"Louise merapikan rambutnya, lalu berkata dengan suara yang menjadi manis, "Kamu ini penggemar fanatik, 'kan?""Aku bukan penggemar fanatik, aku adalah dewa," kata pria itu dengan kesal, lalu melempar sapunya dan menepuk debu di pakaiannya. Setelah itu, dia berjalan melewati Louise dan mendekati Janice.Melihat pria itu sudah mengejar sampai sini, Janice merasa tidak perlu bersembunyi lagi. Lagi pula, pria ini sudah melihatnya mengantar anak. Dia menepuk bahu Louise dan berkata dengan tak berdaya, "Aku kenal dia."Louise terkejut, lalu mulai menebak-nebak. "Jangan-jangan dia ini ... ayahnya Vega?""Jangan sembarang berbicara. Kalau ada yang mendengar, aku akan mati," kata pria itu dengan marah.Mendengar perkataan itu, Janice tersenyum dan menggelengkan kepala kar

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status