Share

Bab 853

Author: Danira Widia
Saat tangan Jason mencubit pinggangnya dengan iseng, Janice memelototi Jason sambil menyodorkan sapu tangan. "Kamu lap sendiri saja, aku mau cuci muka."

Jason pun melepaskan genggamannya dan menatap punggung Janice yang melarikan diri sambil tersenyum. Saat tersadar kembali, dia menyadari Vega sedang menatapnya tanpa berkedip dan bertanya, "Kenapa?"

Vega menggenggam pensil gambarnya dengan erat. "Papa kelinci, aku juga mau gambar."

Jason tertegun sejenak, lalu menjelaskan, "Kalian lucu, tapi aku nggak cocok."

"Kenapa Mama boleh gambar kamu?" tanya Vega lagi.

Jason langsung terbata-bata. "Itu ...."

"Huh." Vega langsung memalingkan tubuhnya karena cemberut.

Jason mengulurkan tangan dan menepuk bahunya, hendak membujuk Vega.

Namun, Vega menggerakkan bahunya, lalu kembali memalingkan tubuhnya. "Huh."

Jason yang benar-benar kehabisan akal pun akhirnya berkata dengan tak berdaya, "Baiklah, gambar."

Vega langsung tersenyum, lalu mengambil pensil gambarnya dan mendekati Jason.

Adegan hangat an
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (10)
goodnovel comment avatar
Dyah
Rachel terlalu bego jd terjebak permainan duet maut anwar dan elaine…
goodnovel comment avatar
Liana Ilaria
lahhh ini kapan tamatnya ceritanya ngulang terus capeeeee DECH.,,mau off dulu nanti aja bacanya kalau mau tamat
goodnovel comment avatar
Honor Honor
ms pjg crtnya ......
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1717

    Media juga mulai lebih banyak menyorot Yosep.Saat Janice sedang mengkhawatirkan situasinya, Jason entah sejak kapan sudah berdiri di sampingnya."Ini seperti jawaban standar.""Maksudnya?" Janice tidak mengerti."Dia hanya memilih beberapa pertanyaan wartawan untuk dijawab," timpal Jason dengan nada datar.Janice menatap para wartawan itu dan seketika paham."Ini settingan? Bahkan acara seperti ini juga butuh orang bayaran?""Kalau nggak dikendalikan, pertanyaan wartawan akan sangat tajam. Yosep nggak berani ambil risiko, jadi wartawan-wartawan itu sudah disaring sebelumnya."Jason sudah berkali-kali berhadapan dengan wartawan, jadi sekali lihat saja sudah tahu level wartawan jenis apa yang ada di depan.Janice kembali melirik mereka, lalu tidak bisa menahan tawa sinis. Yosep suka membandingkan diri dengan Jason, tetapi apa pun juga tidak bisa menang. Masih suka curang pula.Konferensi pers berakhir. Orang-orang Keluarga Karim makan malam bersama. Di meja makan, selain Yosep yang terl

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1716

    Di aula leluhur, Janice dan Jason membawa anak itu. Baru sempat mengobrol beberapa kalimat dengan Ivy dan Zachary, Yosep tiba-tiba datang.Dia seperti kepala keluarga, hilir-mudik di antara anggota Keluarga Karim dan para tamu. Setelah melihat mereka bertiga, dia berpura-pura seperti tidak melihat, langsung berjalan melewati mereka.Memang Janice dan yang lain juga tidak berniat menghiraukannya. Siapa sangka, dia malah berbalik lagi."Kak Zachary, Kak Jason, maaf, aku terlalu sibuk. Hampir saja nggak melihat kalian."Janice benar-benar tidak habis pikir. Jelas-jelas tadi dia melihat. Malah berpura-pura kembali untuk menyindir.Jason menyahut tanpa ekspresi, "Mm."Yosep memperlihatkan ekspresi tak berdaya, lalu tiba-tiba meninggikan suara. "Kak Jason, jangan marah. Ayah cuma sedikit marah karena berita tentang kedua saudari Keluarga Panduwinata di internet. Ayah ingin kamu segera membereskan opini negatif itu, jadi urusan keluarga diserahkan kepadaku."Orang-orang di sekitar mendengar i

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1715

    "Kamu sudah bangun? Kamu nggak apa-apa, 'kan?" Suara Senia terdengar seperti mencoba-coba, jelas karena khawatir Anwar mendengar percakapannya dengan Anshon.Anwar perlahan menopang tubuhnya, lalu berkata dengan tegas, "Tuangkan segelas air untukku."Senia tersenyum tipis. "Baiklah, kebetulan aku baru dapat teh bagus. Aku buatkan secangkir supaya kamu lebih segar ya. Sebentar lagi kita harus ikut upacara leluhur."Anwar tak menjawab, hanya duduk di tepi tempat tidur sambil merapikan pakaiannya. Senia pun tersenyum kikuk, lalu berbalik untuk membuat teh.Karena pikirannya penuh, sendok teh di tangannya jatuh ke lantai. Senia hendak menunduk untuk mengambilnya.Janice yang bersembunyi di kolong tempat tidur, segera menyadari gerakan itu. Dia mengepalkan tangan. Jika terpaksa, dia harus mengambil tindakan.Anwar sepertinya mengetahui apa yang akan terjadi. Dia langsung menurunkan kedua kakinya dari tempat tidur. Posisinya menutupi Janice dengan pas.Dia mengulurkan tangan dan menahan Seni

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1714

    Kalau begitu, pria itu pasti adalah dokter jantung itu, Anshon. Keduanya bahkan lebih lengket daripada pasangan yang sedang kasmaran.Setelah mengobrol dua kalimat, mereka langsung berciuman. Kalau tidak, ya saling menyentuh.Andai Janice tidak tahu identitas mereka, dia pasti akan percaya bahwa keduanya benar-benar saling mencintai."Gimana dengan orang tua itu?" tanya Anshon."Baru saja minum obat. Kalau nggak, aku takut dia nggak kuat ikut upacara leluhur. Jangan sampai dia merusak urusan besar Yosep," jawab Senia."Tenang saja. Setelah Yosep menyelesaikan semuanya, kita tinggal jalankan rencana. Biarkan Jason dan Anwar berselisih, lalu pada akhirnya semua orang akan mengira Jason yang membuat Anwar meninggal karena marah. Apalagi Yosep belakangan ini sudah begitu rajin mengurus Anwar. Semua orang melihatnya."Saat berbicara, Anshon mengangkat tangan dan mencubit dagu Senia.Senia belum kehilangan akal sehatnya. Dia menepiskan tangan Anshon. "Jangan begitu, Anwar masih di dalam hala

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1713

    Janice tersenyum. "Aku juga nggak mau menyulitkan kalian. Gimana kalau kalian menemani kami jalan-jalan sebentar?"Baru setelah itu para pelayan membiarkan mereka lewat.Janice memasukkan si kecil ke stroller, lalu mendorongnya perlahan keluar. Di luar memang seperti yang dikatakan para pelayan. Semua orang sedang sibuk.Janice bertanya, "Jason di mana? Sibuk juga?""Tuan Jason dan Tuan Zachary sedang berada di aula leluhur. Acara hari ini diserahkan Tuan Anwar kepada Tuan Yosep untuk diurus." Saat mengatakan ini, pelayan muda itu malah terlihat bangga.Janice meliriknya sekilas dan mendapati bahwa gadis itu masih sangat muda. Kedua tangannya bahkan lebih halus daripada Janice sendiri, sama sekali tidak seperti seorang pelayan.Begitu menunduk, terlihat sepasang sepatu kulit domba kecil di kakinya. Meskipun gaji para pelayan Keluarga Karim memang tidak rendah, mustahil bagi mereka untuk memakai sesuatu yang mencolok begitu saat bekerja.Janice sengaja bertanya, "Kenapa aku nggak lihat

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1712

    "Bu Janice, cara apa yang kamu maksud?" tanya Seto.Janice menoleh ke arah Jason, lalu berkata, "Adikku masih belum menyembahyangi leluhur. Anak-anak Keluarga Karim biasanya akan melakukan ritual itu setelah seratus hari, dipersembahkan pada leluhur dan dicatat di silsilah keluarga. Sebelumnya tertunda karena lahir prematur. Sekarang jamuan sudah selesai digelar, berarti hal ini juga sudah saatnya dilakukan.""Ini adalah urusan besar bagi Keluarga Karim. Karena Yosep gencar menyebarkan kabar kondisi Anwar sangat baik, dia nggak mungkin bisa menghindari acara ini. Kalau dia menolak, malah akan menimbulkan kecurigaan."Jason menganggukkan kepala dengan setuju. "Aku akan menyuruh orang menyebarkan kabar bahwa kondisi Anwar sedang kurang baik. Yosep pasti akan memaksa Anwar sendiri yang memimpin upacara pemujaan leluhur untuk mematahkan rumor itu."Seto menganggukkan kepala, lalu menggelengkan kepala lagi dan berkata dengan bingung, "Bukankah Yosep memberi Pak Anwar pil itu agar Pak Anwar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status