Share

Bab 14

“Walah, enaknya itu orang, kapan berubahnya dia?” gumamku sambil nyelinguk dari dapur memandang ke arah luar, sekilas motornya melewati pintu rumahku.

[Mbak, sini ke rumah mamak!] Sebuah pesan masuk di gawai milikku.

Olivia—Adik bungsuku, baru saja pulang dari luar kota. Selama ini dia tinggal bersama, Paman, di kota Medan.

Wajahku semringah membacanya, bersyukur adikku pulang dengan selamat setelah lama dia merantau di sana. Di mataku sudah terbayang oleh-oleh yangku pesan kemarin, Bika Ambon, makanan khas dari Medan. Berwarna kuning cerah dengan permukaan sedikit kecokelatan. Jika di gigit teksturnya sangat lembut. Rasa manisnya jangan di tanya lagi, persis semanis senyumku ini.

Bergegas aku mengambil pakaian yang ada di jemuran sambil sedikit nyengir karena teriknya matahari, sekarang jam masih menunjukkan pukul dua siang. Biasanya di jam sekarang aku masih molor.

“Mak, Tante sudah pulang,” ucap anakku sambil mengunyah. Dia baru masuk ke dalam rumah, kulihat di tangan kanannya me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status