Share

Pertengkaran Aryo dan Tania

Penulis: Vonny Elyana
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-10 11:18:57

"Mas, kenapa gak jujur padaku kalau hutangmu sebanyak itu?" protes Tania.

"Sayang, hutang dan cicilan itu memang untuk kebutuhanku. Aku rasa memang belum sepantasnya aku menceritakan semuanya padamu, kecuali kalau kita sudah menikah," jawab Aryo.

"Tapi aku pikir kamu cukup kaya dan mapan, Mas. Karena itu aku mau menerima kamu," ucap Tania dengan jujur.

"Tapi kamu punya tabungan, kan?" tanya Ibu Aryo.

Aryo menundukkan kepala dan berpikir sejenak. Dia hanya mempunyai rekening tabungan untuk menampung gajinya. Namun saldonya tidak pernah bertambah, setiap bulan gajinya menguap habis. Apalagi setelah Aryo menjalin hubungan dengan Tania. Setiap bulan Tania selalu meminta uang untuk belanja, perawatan wajah dan rambut di salon, dan sebagainya.

Aryo tahu persis, setiap bulan uang yang tersisa di rekeningnya hanya mendekati saldo minimum. Seperti saat ini, tanggal gajian masih setengah bulan lagi, tapi saldo di kartu ATM Aryo hanya bersisa satu juta rupiah. Itu pun masih harus digunakan untuk uang transport ke kantor, makan siang, dan membeli keperluan pribadi Aryo.

Sebenarnya setiap hari Indah memasak, bahkan menjual masakan. Aryo mengakui masakan Indah memang enak dan hampir sama dengan rasa makanan di restoran. Namun selama ini Aryo selalu menolak jika Indah menawarkan untuk membawa bekal makan siang. Aryo merasa malu jika teman-temannya mengetahui bahwa ia membawa bekal dan berhemat, karena jabatannya cukup bagus di kantor.

Di depan semua anak buah dan karyawan lainnya, Aryo tidak mau terlihat susah dan kekurangan. Ia berusaha mengimbangi gaya hidup rekan-rekan dan penampilan mereka. Tak heran jika penampilan Aryo memang terlihat keren dan seperti eksekutif muda yang berdompet tebal. Itu juga yang membuat Tania jatuh hati dan mau menjalin hubungan dengannya.

Tania juga sering mengajak Aryo makan siang di kafe atau tempat yang mahal. Jika mereka sedang berjalan-jalan, Tania sering menarik Aryo ke pusat perbelanjaan untuk berbelanja. Sering kali bahkan Tania membeli barang-barang yang tidak benar-benar diperlukan.

Aryo jelas tidak bisa menolak permintaan gadis itu. Tania memang sudah menjerat dan membuat Aryo tergoda sedemikian rupa. Itu sebabnya Aryo sering kehabisan uang di pertengahan bulan. Akhirnya dengan terpaksa Aryo harus memakai kartu kredit

untuk memenuhi kebutuhan dan gaya hidupnya. Hutang Aryo pun semakin bertambah setiap bulannya, membuat ia merasa pusing dan mudah emosi. Selama ini Aryo melampiaskan rasa kesal dan tertekannya di rumah, pada Indah dan anak-anaknya.

Aryo baru menyadari, selama ini ia tidak mau tahu dengan kebutuhan di rumahnya. Ternyata selama ini memang Indah yang banyak memenuhi kebutuhan rumah. Aryo tidak pernah memikirkan uang jajan untuk anak, belanja bulanan, kebutuhan setiap hari, modal untuk usaha Indah. Semuanya itu Indah yang memikirkan dan menanggungnya sendiri. Indah tidak pernah mengeluh atau merengek minta uang padanya.

"Aryo, kenapa malah melamun?" tanya Ibu lagi.

"Eh, maaf. Ada koq, Bu," jawab Aryo.

Aryo tidak mungkin mengaku di depan Tania dan ibunya kalau ia tidak mempunyai tabungan. Tania bisa semakin kesal jika Aryo jujur mengaku bahwa keuangannya sangat minim dan terbatas.

"Ya sudah, gak masalah. Kamu segera ceraikan Indah, lalu menikah dengan Tania. Ibu lebih senang mempunyai menantu seperti Tania. Tania itu cantik, pintar, kerja di kantor juga. Tidak seperti Indah yang tidak berpendidikan dan hanya mengerti urusan dapur. Kali ini kamu memang pintar memilih calon istri. Ibu bangga memperkenalkan dia di depan teman-teman Ibu dan para tetangga," puji Ibu Aryo.

Tania tersenyum bangga mendengar pujian dari calon mertuanya itu. Hatinya melambung tinggi, ia sudah tidak sabar menjadi istri Aryo. Ia ingin menguasai gaji Aryo dan bersenang-senang sebagai istri sahnya. Tania berpikir bahwa teman-teman kantornya akan merasa iri dan tidak lagi memperdebatkan hubungan terlarangnya dengan Aryo.

"Kamu tenang saja, kalau wanita bodoh seperti Indah saja bisa mengelola keuangan di rumah ini, apalagi Tania yang seorang sarjana dan bekerja di kantor besar. Dia pasti bisa melakukannya dengan lebih baik. Kalian sama-sama punya gaji yang besar. ibu percaya, kalian pasti akan bertambah kaya dan sukses," kata Ibu Aryo lagi.

"Iya, Bu. Mengelola keuangan di rumah pasti sederhana dan mudah. Aku pasti bisa mengurus Mas Aryo lebih baik dari Mbak Indah," ucap Tania.

"Ah, Ibu jadi tidak sabar menunggu kalian resmi menikah. Kita akan membuat pesta yang mewah, mengundang banyak tamu dan saudara. Waktu kamu menikah dengan Indah, Ibu tidak mengundang semua kenalan Ibu, karena uangmu masih terbatas," gerutu ibu.

"Iya, Bu. Terserah Ibu dan Tania saja. Tapi Aryo harus siapkan dananya juga. Jangan buru-buru lah! Yang terpenting sekarang Aryo dan Indah bercerai dahulu," kata Aryo sambil menghempaskan tubuhnya di sofa.

"Jangan lama-lama! Kita harus tunjukkan pada Indah dan semua orang, kalau kamu bisa lebih bahagia dan sukses bersama Tania," kata ibunya.

"Iya, Mas. Kita ajukan pinjaman saja untuk acara pernikahan kita," usul Tania.

"Eh, kamu ini seenaknya saja. Masa kita harus berhutang untuk acara satu hari? Pikir bagaimana kita membayarnya! Cobalah untuk bersikap dewasa dan jangan egois, Tania! Kamu dengar sendiri tadi, hutang dan tanggunganku masih banyak. Setelah kita resmi menikah, kita masih harus membayarnya sampai lunas."

Tania terkejut dan seketika wajahnya berubah seperti hampir menangis. Ia menjawab, "Mas, kamu koq jadi kasar begitu?"

"Kita buat acara sederhana saja, jangan terlalu memaksakan diri. Lagi pula ini pernikahan kedua bagiku, aku malu membuat acara besar. Apa kata orang-orang nanti? Aku menceraikan Indah dan menelantarkan anak-anakku, tapi menikah dengan pesta mewah denganmu?" kata Aryo.

"Aku tidak mau, Mas! Aku mau acara pernikahanku sesuai dengan impianku. Itu acara satu kali seumur hidup, Mas. Harus istimewa, aku tidak mau semuanya sederhana dan apa adanya. Aku harus memakai jasa salon terbaik, dekorasi mewah, dan katering mahal. Aku mau mengundang semua teman sekolahku dulu, teman kuliah, teman kantor. Orang tuaku juga pasti akan mengundang seluruh keluarga dan teman-teman mereka. Mereka sangat bangga karena calon suamiku orang kaya dan karyawan perusahaan besar. Mau ditaruh dimana mukaku kalau acara pernikahanku seperti itu? Pokoknya aku tidak mau!" gerutu Tania.

"Ya sudah kalau kamu tidak mau, kita batalkan saja rencana pernikahan kita!" Aryo melipat kedua tangan di depan dadanya. Ia merasa kesal karena Tania tidak bisa memahami situasi dan kondisi keuangan Aryo yang sesungguhnya.

Tania mendengus kesal, lalu mengambil tasnya. Tanpa bicara lagi, Tania langsung pergi dari rumah itu. Aryo memejamkan matanya dan meremas rambutnya sendiri. Ia pusing memikirkan Tania yang selalu memaksakan kehendaknya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nyaprut
kere saja belagak kaya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Akhir Kisah Ini

    Pagi itu Indah masih meringkuk menghadap ke dinding. Kepalanya berdenyut pening jika ia mencoba bangun dari tempat tidurnya. Ia mendengar ibu membuka pintu kamar dan menghampirinya."Nak, suamimu datang. Dia menunggumu di teras.""Mau apa dia, Bu? Kalau mau membuat keributan lagi, suruh saja dia pergi," jawab Indah dengan malas."Sepertinya gak begitu, Nak. Dia tadi sudah minta maaf sama Ibu. Ada sesuatu yang penting yang harus dia sampaikan padamu. Temui saja dulu, Nak!" kata Ibu Indah."Iya, Bu." Indah bangkit dan duduk di tempat tidurnya. Indah menatap dirinya di cermin, penampilannya sangat menyedihkan karena wajahnya pucat, pipinya tirus karena porsi makan berkurang, dan hanya mengenakan daster. Indah segera mengganti pakaiannya, menyisir dan mengikat rambutnya, dan memakai lipstik agar tidak terlihat seperti mayat hidup.Setelah itu ia menarik nafas dalam-dalam dan kembali melihat dirinya di cermin. Tak lupa ia memasukkan alat tes kehamilan di sakunya. Indah berpikir, seandainy

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Garis Dua

    "Masih mual, Nak? Bagaimana kalau ke dokter saja?" Ibu Indah menatap Indah yang berjalan perlahan keluar dari kamar mandi dengan cemas. Sudah lebih dari sepuluh kali Indah bolak-balik ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya. Wajahnya pucat, karena Indah tidak bisa menyantap makanan apapun. Ibu Indah sudah mencoba membuatkan sup ayam kampung kesukaan Indah. Namun baru saja Indah menyuapkan suapan kedua nasi dan sayurnya, ia kembali muntah. Begitupun dengan roti, buah, atau biskuit, Indah tidak sanggup menelannya. "Nak, apa mungkin.." kata Ibu Indah sambil berpikir."Apa, Bu?" tanya Indah.Ibu Indah menatap putrinya beberapa saat dan berkata, "Apa ini gejala hamil? Kemarin kamu juga mengalami gejala seperti ini, kan?" Mata Indah terbelalak, ia lalu mengambil ponselnya. Ia membuka kalender tempat ia mencatat tanggal terakhir datang bulannya. Ternyata memang tanggal itu sudah terlewat. Masalah yang terjadi bertubi-tubi membuat Indah lupa dan tidak curiga sama sekali pada gejala y

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Terbongkar!

    "Ini upah untukmu! Aktingmu cukup bagus, sampai berhasil membuat Sandy marah dan cemburu buta." Aryo menyerahkan satu amplop coklat di hadapan Hadi.Hadi membuka amplop itu dan menghitung sepintas isinya."Tambah donk, Bos! Lihat nih, aku sampai luka karena pukulan suaminya Indah itu. Aku butuh dana lebih untuk mengobati lukaku." Hadi mengelus pipinya yang masih lebam."Eh, enak saja! Itu sudah sesuai dengan perjanjian kita," tolak Aryo."Tapi kan kemarin pernjanjiannya gak ada adegan pukul-pukulan seperti ini, Bos. Kalau tahu akan luka begini, aku pasti minta tarif lebih tinggi," ujar Hadi."Sudah, terima saja dulu uangnya. Nanti aku lapor sama Nona Daisy dulu."Aryo dan Daisy sudah membuat sebuah siasat untuk membuat Sandy dan Indah salah paham. Aryo meminta Hadi untuk berpura-pura menjadi pengusaha yang ingin menjalin kerja sama dengan Indah. Hadi sebenarnya hanya seorang pengangguran yang biasa mengerjakan pekerjaan apapun, halal ataupun tidak.Setelah memberi upah untuk Hadi, Ary

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Indah hamil?

    "Apa?! Indah selingkuh? Itu gak mungkin, Sandy. Mama tahu Indah paling membenci perselingkuhan. Mana mungkin dia bisa melakukan itu, Nak?" seru Bu Ratna."Ma, apa yang gak mungkin di jaman sekarang ini? Indah itu sengaja membalas perlakuan Sandy. Indah menyangka Sandy sudah berselingkuh dengan Daisy. Mama lihat sendiri foto-foto ini!" Sandy menyodorkan ponselnya. "Sandy juga sudah melihat sendiri mereka sedang berduaan di rumah Ibu Indah. Hati Sandy sangat sakit melihatnya, Ma. Semua cinta dan ketulusan Sandy untuk Indah sudah gak ada artinya."Bu Ratna menatap foto-foto itu dengan mata terbelalak. "Ini gak mungkin! Mama tetap gak bisa mempercayai ini. Apa kamu sudah tanyakan baik-baik sama Indah? Siapa tahu pria itu saudaranya?""Ma, Indah saja gak menyangkal tuduhan Sandy. Dia hanya diam dan gak menjelaskan apapun. Sandy sudah mantap akan menceraikan Indah, Ma. Secepatnya Sandy akan mengurus proses perceraian ini." Sandy menatap nanar ke depan."Nak, kamu harus bicara baik-baik dan

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Jebakan

    "San, dimana Indah? Kenapa beberapa hari ini Mama gak lihat dia?" tanya Bu Ratna saat sarapan pagi itu.Sandy tak langsung menjawab, ia mengunyah makanannya perlahan sembari mencari jawaban yang tepat."Dia ada di rumah ibunya, Ma. Kasihan anak-anak, sudah beberapa hari mereka harus bersama neneknya, " jawab Sandy."Kenapa? Kalian bertengkar? Tolong jujur dan jangan menyembunyikan apapun dari Mama!""Gak ada apa-apa, Ma. Mama gak perlu cemas. Sekarang Mama fokus saja sama kesehatan Mama, jangan terus larut dalam kesedihan!" Sandy berusaha tersenyum.Perbincangan mereka terhenti ketika Daisy tiba-tiba datang dan langsung duduk di samping Sandy. Tanpa ragu Daisy langsung memegang lengan Sandy dan mencium pipinya. Sandy terlihat segan, tetapi ia membiarkan tindakan Daisy itu. Bu Ratna menatap Daisy dan Sandy bergantian. Ia mulai bisa membaca situasi itu."Ma, aku bawa makanan untuk Mama dan Sandy." Daisy meletakkan kantung plastik yang cukup besar di meja makan."Gak perlu repot-repot. B

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Kembali dikhianati

    Indah berlari keluar dari kantor itu dan masuk kembali ke mobilnya. Ia tidak menghiraukan tatapan para karyawan yang melihat reaksi dan air matanya yang terlanjur jatuh."Jahat kamu, Mas! Pantas saja kamu membela wanita itu mati-matian dan memaksa aku minta maaf padanya. Ternyata kamu masih menyimpan perasaan cinta untuknya. Lalu kamu anggap aku ini apa? Figuran? Pelampiasan?""Aku merendahkan diri, datang ke kantormu untuk membawakan makan siang dan memperbaiki hubungan kita. Tapi apa? Ternyata kamu malah menikmati waktu saat jauh dariku.""Bodoh kamu, Indah! Kenapa bisa jatuh kembali di lubang yang sama? Ternyata semua pria memang penipu!" rutuk Indah.Indah memukul-mukul setir mobilnya dan menangis. Setelah bisa sedikit menguasai diri, ia segera meninggalkan halaman kantor suaminya. 'Mas Sandy atau siapapun gak boleh melihat aku menangis. Aku gak akan menangis lagi untuk seorang pria.' Indah menghapus kasar air mata yang membasahi pipinya.Indah kembali ke restoran dan masuk ke ru

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status