Share

Aku Sudah Tahu!

Author: Anione
last update Last Updated: 2025-09-26 21:20:57

Pertemuan Siska dengan Radian menjadi awal mula Siska mulai menyelidiki lebih lanjut keterlibatan suaminya dalam semua kejadian yang selama ini terjadi. Awalnya Siska masa bodoh dengan ini semua, namun sekarang dia harus mencari tahu dan ikut menyelidikinya.

“Pumpung hari ini dia tidak di rumah. Kesempatan bagiku untuk mulai membuka kedoknya.” Batin Siska dalam hati.

Dia berjalan menuju ruangan kerja Kai dan berusaha membuka pintunya,

“Dan seperti ini, pintunya selalu dikunci.” Batin Siska.

Tidak kurang akal, Siska menyuruh satpam mencarikan tukang kunci dan membuatkan kunci baru. Syukurlah proses pembuatan kunci duplikat tidak terlalu lama.

“Siska, ngapain kamu panggil tukang kunci ke rumah?” Tanya papa Deon.

“Membuatkan duplikat kunci untuk ruangan kerja Kai, pa.” Jawab Siska sambil menunjukkan kunci duplikat yang dipegangnya.

“Lah kenapa kamu buat kunci duplikat?”

“Siska mau tahu apa isi di dalam ruangan kerja Kai.”

“Kamu curiga sama Kai?” Mama Sintya yang sejak tadi mengupi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pembungkaman Dua Gadis Nahas   Siapa Pria Mencurigakan Itu?

    Maya sedang belanja dengan mak Linlin ke pasar, sebenarnya dia tidak diizinkan untuk ikut, namun dia maksa. Saat mereka sedang berangkat ke pasar, ada seseorang naik sepeda motor mendempet mereka. “Ya Allah.” Ucap mak Linlin yang terserempet setir sepeda motor orang itu. Tidak tinggal diam, Maya langsung mengambil batu dan melemparkannya ke orang tersebut. Karena pengendara motor tersebut tidak terlalu ngebut, jadi batu itu terkena helm-nya. Pengendara motor langsung berhenti dan dia turun dari motornya. “Kurang ajar, lu ngapain nimpuk gue pake batu?” Tanya seorang pria muda dengan garangnya. Pria itu berperawakan tinggi kekar berkacamata. Maya tidak bisa melihat wajahnya karena menggunakan masker dan helm full-face.“Loh, seharusnya saya yang tanya ke masnya. Mas nggak punya mata? Udah lihat ada orang jalan ngapain mengendarai motor terlalu minggir. Mas nggak bisa lihat jalan selebar ini?” Maya menjawab ketus. Sebenarnya mas Linlin sudah mencegah Maya agar membiarkannya, karena

  • Pembungkaman Dua Gadis Nahas   Semakin Hari, Sungguh Sangat tidak Masuk Akal

    Luthfi sedang bersiap untuk pulang kerja,“Luthfi, kamu pulang kerja sama siapa?” Kata bapak manager. “Nanti saya dijemput sopir pak pakek mobil. Ada apa ya pak?” “Kabarnya adikmu disiram air keras sama orang tidak dikenal ya? Bapak khawatir kamu juga mengalaminya. Jadi, kamu harus selalu hati-hati.” “Iya pak, beberapa hari lalu memang adik saya terkena musibah, disiram air keras sama orang tidak dikenal. Tapi, syukurlah kondisi adik saya tidak parah pak dan sekarang sudah bisa beraktivitas seperti biasanya.” Setelah percakapan itu, pak Kisman datang menjemput. Luthfi berpamitan kepada bapak managernya dan pulang. Saat diperjalanan, “Mas, saya tadi tidak sengaja melihat dua orang yang dulu pernah datang ke rumah dan mengintai rumah mas. Mereka berdua sedang nongkrong di warung dekat tempat kerja mas.” Jelas pak Kisman. “Bapak yakin, kalau itu memang mereka?” Luthfi penasaran. “Yakin mas.” Jawab pak Kisman.“Bapak, kita putar balik dan coba lewat warung yang bapak maksud. Siap

  • Pembungkaman Dua Gadis Nahas   Aku Sudah Tahu!

    Pertemuan Siska dengan Radian menjadi awal mula Siska mulai menyelidiki lebih lanjut keterlibatan suaminya dalam semua kejadian yang selama ini terjadi. Awalnya Siska masa bodoh dengan ini semua, namun sekarang dia harus mencari tahu dan ikut menyelidikinya. “Pumpung hari ini dia tidak di rumah. Kesempatan bagiku untuk mulai membuka kedoknya.” Batin Siska dalam hati. Dia berjalan menuju ruangan kerja Kai dan berusaha membuka pintunya,“Dan seperti ini, pintunya selalu dikunci.” Batin Siska. Tidak kurang akal, Siska menyuruh satpam mencarikan tukang kunci dan membuatkan kunci baru. Syukurlah proses pembuatan kunci duplikat tidak terlalu lama. “Siska, ngapain kamu panggil tukang kunci ke rumah?” Tanya papa Deon. “Membuatkan duplikat kunci untuk ruangan kerja Kai, pa.” Jawab Siska sambil menunjukkan kunci duplikat yang dipegangnya.“Lah kenapa kamu buat kunci duplikat?” “Siska mau tahu apa isi di dalam ruangan kerja Kai.” “Kamu curiga sama Kai?” Mama Sintya yang sejak tadi mengupi

  • Pembungkaman Dua Gadis Nahas    Suara Pengobat Rindu

    Maya, Galih, Cika, dan Mak Linlin sedang menikmati makan siang bersama di teras belakang rumah. Mereka saling bertukar cerita satu sama lain. Tidak berapa lama, telepon Galih yang tergeletak di sampingnya berdering. Galih melihat ke arah telepon itu dan jelas tertulis “Ratih” yang menelpon. “Kak Ratih menelpon. Mas Galih angkat teleponnya?” Maya yang duduk di samping Galih langsung ngeh dan bersemangat. Galih menerima telepon itu. “Halo Ratih, ada apa?” “Loudspeaker mas, please!” Maya memohon dengan suara sangat pelan. Galih menurut. Semuanya mendengarkan apa yang dikatakan Ratih. “Mas Galih, aku tadi pagi disiram air keras sama orang tidak dikenal. Pelakunya tadinya ketangkap, tapi berhasil kabur.”Kata Ratih. Maya kaget. “Ka…” Cika menepuk paha Maya untuk menenangkan, jangan sampai ketahuan jika Maya ada di sana. Maya berhasil menahan suaranya.“Kenapa kok mereka bisa menyiram air keras kepadamu? Sekarang kamu kondisinya bagaimana? Lantas kenapa pelakunya bisa lari?” Tanya Gal

  • Pembungkaman Dua Gadis Nahas   Teror yang Semakin Tak Main-Main

    Setelah kejadian teror yang menimpa Ratih dan Luthfi. Kedua orang tuanya sangat parno dan menyuruh keduanya selalu hati-hati. Bahkan saking khawatirnya mereka menyuruh kedua anaknya untuk work from home atau kalau bisa keluar dari pekerjaan dan di rumah saja sampai kondisi benar-benar aman. Namun, Ratih dan Luthfi tidak mungkin menuruti kemauan orang tuanya tersebut. Mereka juga tidak mungkin resign dari pekerjaanya. Untuk menjaga keselamatan mereka berdua, mama dan papa menyuruh mereka tidak menggunakan motor melainkan diantarkan sopir menggunakan mobil. Ratih dan Luthfi yang sudah terbiasa menggunakan motor sendirian saat bekerja, merasa kurang nyaman jika harus menggunakan mobil dengan sopir. Namun, mendengar penolakan mereka, mama dan papa sangat marah,“Papa dan mama nggak mau tahu, mulai sekarang kalian harus antar jemput menggunakan mobil dan sopir. Nanti pak Prayit akan antar jemput Ratih dan pak Kisman antar jemput Luthfi. Kalian harus nurut, ini semua demi keselamatan kali

  • Pembungkaman Dua Gadis Nahas   Pertemuan yang Lama itu Terjadi Lagi

    Setelah kejadian malam itu, Siska dan Kai masih menjaga jarak. Meski satu rumah, tapi mereka tidak saling sapa. Ketika mereka berangkat kerja, juga tidak ada interaksi apapun.Siska berpamitan untuk berangkat kerja, setelah Kai pergi kerja duluan. Kai juga tidak berpamitan kepada papa dan mama Siska. Melihat itu, mama Sintya dan papa Deon sangat khawatir.“Siska, kalian masih marahan.” Tanya mama Sintya. “Mama, please! Ini urusanku dengan Kai. Mama tolong kali ini saja jangan ikut campur! Soalnya Siska lelah ma, nggak mau Siska terus tunduk dengan Kai.” Mendengar perkataan Siska, mama memahaminya. Pagi itu perjalanan menuju tempat kerja macet cukup parah. Sambil menunggu kemacetan, Siska melihat-lihat hp-nya. Dia melihat video tentang orang mereview makanan. Tiba-tiba Siska tergoda dengan salah satu review makanan zaman dulu yang sering disebut cenil. Jenis makanan dari tepung kanji yang beraneka warna dan diberi gula jawa. Melihatnya saja Siska sudah sangat ngiler. Siska kemudian

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status