Home / Thriller / Pembungkaman Dua Gadis Nahas / Apakah Aku yang Jahat atau Kamu yang Jahat?

Share

Apakah Aku yang Jahat atau Kamu yang Jahat?

Author: Anione
last update Last Updated: 2025-08-02 17:32:07

Di lorong gang sempit yang jauh dari jalan besar, banyak rumah-rumah kecil yang tidak berpenghuni. Tapi pada bagian paling pojok, ada satu rumah yang masih berpenghuni. Beberapa laki-laki keluar masuk dalam rumah tersebut. 

Ternyata dalam ruangan itu, Siska tergeletak tanpa busana di atas kasur busa kumuh. Siska berusaha merangkak keluar, tapi lagi-lagi ada laki-laki asing yang menyeretnya masuk dan memperkosanya. 

Ternyata Siska sudah mengalami penyiksaan itu selama tiga hari, dia disiksa tanpa diberi makan dan minum. Kegiatannya sehari-hari hanya melayani laki-laki asing yang entah datangnya dari mana. 

“Kapan gue bisa keluar dari sini?” Ucap Siska dalam hati saat laki-laki asing sedang memperlakukannya dengan keji. 

Suaranya sudah bisu dan tenaganya juga sudah menjadi batu, dia hanya pasrah saat diperlakukan seperti binatang oleh banyak laki-laki. 

Setiap detik kehidupannya bagaikan neraka yang entah kapan akan berakhir. 

Siska ingin segera mati dan tidak mau melewati lagi hal-hal menyakitkan seperti ini. 

Ternyata Tuhan tidak sekecil itu memberikan harapan kepada Siska, di hari ke tujuh dia disekap, ada seorang laki-laki yang datang menyelamatkannya. 

“Lu Siska ya?” Tanya laki-laki itu. 

Siska hanya mengangguk. Siska pikir laki-laki itu akan memperkosanya lagi seperti beberapa laki-laki asing sebelumnya. 

“Lu pacarnya Radian?” Tanya laki-laki itu sambil memegang pundak Siska yang terduduk tanpa busana itu. 

Siska mengangguk. 

“Lu kenapa mau sama laki-laki busuk dan bangsat kayak dia. Radian itu layak dikatakan binatang daripada manusia.” 

Mendengar kata-kata itu, Siska yang tadinya terduduk langsung mengangkat wajahnya dan mengamati siapa laki-laki yang sedang berdiri di depannya itu. 

Dari pandangannya yang berkunang-kunang, Siska mulai mengenali wajah laki-laki itu. 

“Kai? Kenapa lu di sini?” Tanya Siska dengan suara sangat lemah. 

“Lu harus berterima kasih sama gue, karena gue yang bakal nyelamatin lu.” 

Siska hanya terdiam. 

Kai langsung menyelimuti tubuh Siska yang telanjang dengan kain besar yang dia bawa. Kai langsung mengajak Siska keluar dari ruangan itu. Langkahnya masih lunglai sehingga berkali-kali Kai harus membopong Siska dengan kuat. 

Udara segar yang tujuh hari tidak pernah dia hirup akhirnya bisa dia hirup kembali. Siska menatap sekeliling ternyata tempatnya di sekap sangat kumuh dan banyak bangunan kosong. Pantas berkali-kali dia meminta tolong tidak ada satupun orang yang menolongnya. 

Siska sangat bersyukur, harapannya yang kosong sudah terbuka. Ada orang baik yang menyelamatkannya dan membawa Siska keluar dari belenggu neraka. 

“Kamu masuk mobil! Kita mampir apartemen gue dulu untuk membersihkan badan lu. Setelah lu dalam kondisi yang baik nanti akan gue antar lu pulang.” Jelas Kai. 

Siska hanya mengangguk. 

Disepanjang perjalanan, Siska hanya terdiam dia masih syok dan trauma dengan kejadian yang tujuh hari ini dia alami. Kai juga tidak menanyakan hal sensitif apa pun. Dia berkali-kali memandangi Siska yang sedang ling-lung. 

Sebelum sampai di apartemen, Kai mampir butik dan membelikan baju untuk Siska. Sementara Siska menunggu di dalam mobil. Pada momen ini, Siska mulai mengingat semua kejadian tragis yang dialami. 

Mulai mobilnya ditabrak dari belakang, dia ditodong pistol dan akhirnya dibawa ke ruangan kosong dan kumuh. Di tempat itulah dia diperkosa tiga laki-laki asing bergiliran, selanjutnya dia dijual oleh ketiga pria itu kepada pria-pria hidung belang sampai akhirnya Kai menyelamatkannya. 

Namun, Siska mulai mengingat tentang sahabatnya, Maya. 

“Maya, sekarang Maya ada di mana? Apakah dia selamat?” Siska berusaha keluar mobil untuk mencari Maya, namun Kai yang baru masuk mobil menahannya. 

“Lu masih dalam kondisi seperti ini, mau kemana?” Tanya Kai. 

“Gue mau mencari sahabat gue, Maya. Dia kemarin tiba-tiba hilang saat gue diculik.” 

“Paling dia lari ninggalin lu yang diculik. Jaman sekarang jangan mudah percaya sama sahabat. Sahabat bisa jadi orang terburuk yang bakal menjerumuskan lu dalam neraka.” Jelas Kai. 

Mendengar ini, Siska tidak percaya. 

“Maya bukan orang seperti itu.” 

“Memang lu tahu hati manusia?” 

Mendengar ucapan Kai, Siska langsung terdiam. 

“Udah biarin aja, yang penting lu selamat.” Lanjut Kai. 

Siska menurut. 

Sesampainya di apartemen Kai, Siska membersihkan tubuhnya dan berdandan rapi untuk pulang ke rumah. Sebelum itu, Kai mengajak Siska makan terlebih dahulu, tapi karena Siska masih trauma ketemu banyak orang, akhirnya Kai yang memesan berbagai makanan ke dalam apartemennya. 

“Jika lu tidak mau makan di luar tidak masalah, gue bakal membawa makanan itu masuk ke apartemen ini. Lu pasti sangat lapar karena tidak makan selama berhari-hari?” Ucap Kai. 

Siska mengangguk. 

Sambil menunggu makanan tiba, Siska memberanikan diri bertanya. 

“Kai, apa maksud dari Radian yang pantas disebut binatang?” Tanya Siska, dia masih penasaran dengan kata-kata Kai sebelumnya tentang Radian. 

“Radian yang merencanakan semua ini, dia berusaha menggagalkan pernikahan dengan lu tapi lu tetep mau menikah dengannya. Makanya dia lakukan ini sama lu.” Jelas Kai. 

Siska syok. 

“Lalu kenapa harus Maya juga yang disakiti?” 

“Nggak dia nggak nyakitin Maya sama sekali. Maya memang kabur saat tahu lu diculik.” 

“Maya kabur? Nggak mungkin. Pasti Radian juga menyakiti Maya.” 

“Gue udah bilangkan sama lu, jangan mudah percaya sama sahabat lu!” 

Siska lagi-lag terdiam, dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa Kai ngotot kalau Maya bukan sahabat baik baginya. Padahal Siska sadar, selama ini dialah yang menjadi sahabat kurang baik bagi Maya. 

Dia sering memperlakukan Maya layaknya asisten daripada sahabat, sering membentak Maya, dan tidak pernah peduli dengan Maya. Tapi, Siska juga berpikir apakah karena sikapnya yang jahat itu membuat Maya sampai tega meninggalkannya sendirian. Belum sampai ketemu jawabannya, pikiran Siska sudah buntu. 

“Siska lu harus makan banyak supaya kondisi lu cepat pulih!” Perintah Kai. 

Berbagai makanan tersaji di meja makan apartemen Kai. Siska mencicipinya satu per satu, meski lapar dan haus, tapi pikirannya masih tertuju kepada Maya. Dia masih memikirkan bagaimana kondisi Maya dan di mana Maya berada sekarang. 

“Tapi, gue masih memikirkan kondisi Maya. Bagaimana dia sekarang?” Jawab Siska. 

“Lu nggak usah memikirkan Maya, pikirkan dulu kondisi lu. Jika sudah benar-benar baik baru pikirkan kondisi orang lain!.” 

Siska menuruti perkataan Kai. Dia makan sedikit demi sedikit sambil memikirkan kondisi Maya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pembungkaman Dua Gadis Nahas   Keegosian Mengalahkan Nalar

    “Gue nyuruh kalian buat nyingkirin perempuan satu aja, kalian malah babak belur kek gini.” Kai memegangi kerah baju pria yang wajahnya babak belur. “Kita sudah hampir bisa menghabisi nyawa perempuan itu bos, tapi kita dihadang sama perempuan lain. Dia jago berantem dan sebelum kita berhasil melumpuhkan dia, datang warga sekitar mengeroyok kita. Kalau kita nggak kabur, kita bisa mati di tempat. Ini saja kami sudah babak belur dihajar mereka, untungnya kita bisa kabur dari amukan mereka.” Kata salah satu pria yang lainnya. Ternyata dua pria tersebut adalah orang yang akan menyakiti Ratih, dengan kata lain dua pria itu adalah suruhan Kai. “Kalian tadi bilang ada perempuan lain jago berantem yang membantu? Siapa dia?” Tanya Kai. “Kami tidak tahu bos, sepertinya dia adalah warga lokal di sana. Sebab, tidak berapa lama banyak warga yang datang mengeroyok kita.” Kata pria yang kerah bajunya dipegang Kai. “Kenapa kalian nggak habisin juga perempuan pengganggu itu?”“Bagaimana kita mau

  • Pembungkaman Dua Gadis Nahas   Kejadian Mengerikan saat Aku Kembali

    Sekian menit Luthfi dan Siska terpaku, “Ma, pa, ini bukan mimpi kan? Ratih kamu nggak apa-apa, kenapa minta tolong tadi?” Kata Luthfi, dia mendekati Ratih terlebih dahulu sebelum memastikan kondisi Maya. “Aku nggak apa-apa kak, untuk ada Maya yang membantu aku.” Kata Ratih. Dia menunjukkan tubuhnya selamat tidak ada luka sedikitpun. Luthfi mendekati Maya. Dia memegang pipi adiknya untuk memastikan bahwa adiknya benar-benar nyata masih hidup. “Maya, baju kamu kenapa ada percikan darah seperti ini? Kamu kemana aja selama ini? Kamu baik-baik saja? Kamu benar-benar Maya kan?” Tanya Luthfi. Dia memeluk adiknya dengan tetesan air mata tanda bahagia dan perasaan tidak percaya, karena dia bisa bertemu lagi dengan adiknya yang sudah setahun lebih hilang. Siska juga mendekati Maya. “Kamu dari mana aja May?” Tanya Siska. Mendengar pertanyaan Siska, Maya yang sedang di peluk kakaknya menatap Siska dengan tajam. Siska kembali heran, kenapa Maya yang dia temui sekarang ini berbeda. Di teng

  • Pembungkaman Dua Gadis Nahas   Aku Sudah Kembali

    “Kai tidak pulang beberapa hari ini. Beberapa waktu lalu dia mengancamku, tapi aku tunggu di rumah dia tidak pulang-pulang kemana dia?” Ucap Siska dalam hati. Siska membuka gorden di ruang kerjanya. Dia melihat nuansa malam yang indah, namun hatinya malah gundah dan bingung. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Siska masih menunggu Kai yang tiga hari belum pulang ke rumah. Meski demikian, Siska tidak berusaha menghubunginya. Saat masih termenung, Siska flashback kembali saat pertemuannya dengan Radian. Cerita demi cerita yang Radian katanya membuat Siska semakin yakin bahwa Kai ada dibalik teror yang dialami Radian. Tapi yang Siska bingungkan kenapa Kai melakukan hal itu kepada Radian, salah Radian apa? “Kenapa permasalahan ini jadi ruwet seperti ini. Aku harus memulai penyelidikan ini dari mana?” Siska benar-benar bingung. Tok tok tokPintu ruangan kerja Siska ada yang mengetuk, “Siapa?” Tanya Siska. “Aku, Luthfi.” Siska berjalan menuju arah pintu dan membukanya. Luthfi masuk,

  • Pembungkaman Dua Gadis Nahas   Siapa Pria Mencurigakan Itu?

    Maya sedang belanja dengan mak Linlin ke pasar, sebenarnya dia tidak diizinkan untuk ikut, namun dia maksa. Saat mereka sedang berangkat ke pasar, ada seseorang naik sepeda motor mendempet mereka. “Ya Allah.” Ucap mak Linlin yang terserempet setir sepeda motor orang itu. Tidak tinggal diam, Maya langsung mengambil batu dan melemparkannya ke orang tersebut. Karena pengendara motor tersebut tidak terlalu ngebut, jadi batu itu terkena helm-nya. Pengendara motor langsung berhenti dan dia turun dari motornya. “Kurang ajar, lu ngapain nimpuk gue pake batu?” Tanya seorang pria muda dengan garangnya. Pria itu berperawakan tinggi kekar berkacamata. Maya tidak bisa melihat wajahnya karena menggunakan masker dan helm full-face.“Loh, seharusnya saya yang tanya ke masnya. Mas nggak punya mata? Udah lihat ada orang jalan ngapain mengendarai motor terlalu minggir. Mas nggak bisa lihat jalan selebar ini?” Maya menjawab ketus. Sebenarnya mas Linlin sudah mencegah Maya agar membiarkannya, karena

  • Pembungkaman Dua Gadis Nahas   Semakin Hari, Sungguh Sangat tidak Masuk Akal

    Luthfi sedang bersiap untuk pulang kerja,“Luthfi, kamu pulang kerja sama siapa?” Kata bapak manager. “Nanti saya dijemput sopir pak pakek mobil. Ada apa ya pak?” “Kabarnya adikmu disiram air keras sama orang tidak dikenal ya? Bapak khawatir kamu juga mengalaminya. Jadi, kamu harus selalu hati-hati.” “Iya pak, beberapa hari lalu memang adik saya terkena musibah, disiram air keras sama orang tidak dikenal. Tapi, syukurlah kondisi adik saya tidak parah pak dan sekarang sudah bisa beraktivitas seperti biasanya.” Setelah percakapan itu, pak Kisman datang menjemput. Luthfi berpamitan kepada bapak managernya dan pulang. Saat diperjalanan, “Mas, saya tadi tidak sengaja melihat dua orang yang dulu pernah datang ke rumah dan mengintai rumah mas. Mereka berdua sedang nongkrong di warung dekat tempat kerja mas.” Jelas pak Kisman. “Bapak yakin, kalau itu memang mereka?” Luthfi penasaran. “Yakin mas.” Jawab pak Kisman.“Bapak, kita putar balik dan coba lewat warung yang bapak maksud. Siap

  • Pembungkaman Dua Gadis Nahas   Aku Sudah Tahu!

    Pertemuan Siska dengan Radian menjadi awal mula Siska mulai menyelidiki lebih lanjut keterlibatan suaminya dalam semua kejadian yang selama ini terjadi. Awalnya Siska masa bodoh dengan ini semua, namun sekarang dia harus mencari tahu dan ikut menyelidikinya. “Pumpung hari ini dia tidak di rumah. Kesempatan bagiku untuk mulai membuka kedoknya.” Batin Siska dalam hati. Dia berjalan menuju ruangan kerja Kai dan berusaha membuka pintunya,“Dan seperti ini, pintunya selalu dikunci.” Batin Siska. Tidak kurang akal, Siska menyuruh satpam mencarikan tukang kunci dan membuatkan kunci baru. Syukurlah proses pembuatan kunci duplikat tidak terlalu lama. “Siska, ngapain kamu panggil tukang kunci ke rumah?” Tanya papa Deon. “Membuatkan duplikat kunci untuk ruangan kerja Kai, pa.” Jawab Siska sambil menunjukkan kunci duplikat yang dipegangnya.“Lah kenapa kamu buat kunci duplikat?” “Siska mau tahu apa isi di dalam ruangan kerja Kai.” “Kamu curiga sama Kai?” Mama Sintya yang sejak tadi mengupi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status