Aku ingin kita menjalin sebuah kerja sama,"
"Kerja sama?"
"Ya, aku ingin kamu jadi partner 'tidur' ku,"
"HA?" Keysa tidak percaya ucapan itu akan keluar dari mulut Alsaki, pria tampan yang berada di hadapannya.
"Kenapa?"
"Sepertinya kamu salah orang, aku bukan wanita yang bekerja di bidang itu. Kejadian beberapa hari yang lalu itu karena aku dijebak. bukan karena aku ingin. Aku-,"
"Jika aku tidak datang di waktu yang tidak tepat, mungkin kamu akan meninggal di sana. Orang yang menjebak kamu malam itu, memberikan kamu Aphrodisiac yang dicampur dengan makanan atau minuman sebelum kita bertemu. Seharusnya kamu memiliki rasa empati yang membuat kamu berhutang budi kepadaku. Benarkan?" cecar Alsaki yang membuat Keysa tertegun,
Apa itu Aphrodisiac ? Bukankah Deas sangat mencintainya? Kenaoa Deas bersikap se-jahat itu, Jadi, kejadian beberapa hari yang lalu bukan sepernuhnya rencana Pelita?
"Kamu tidak sedang berdusta?"
"Jika diperlukan, aku bisa membuktikan kebenarannya," tantang Alsaki yang membuat Keysa menggelengkan kepalanya. Kini semua teka-teki terjawab, bagaimana Keysa bisa berada di sebuah kamar dan bertemu Alsaki. Jika saja, Alsaki tidak salah masuk kamar, apa yang akan tejadi pada Keysa. Keysa bergelut dengan pikirannya sendiri dan membiarkan Alsaki untuk menatap dirinya.
"Aku tidak bisa jadi partner kamu, aku tidak pandai di atas ranjang, Aku masih pemula," elak Keysa.
"Aku tau."
"Lalu? Kenapa kamu bersikeras meminta aku unuk menjadi partner tidur kamu?"
"Sejak bersama kamu, aku bisa menghabsikan malamku tanpa rasa takut. Sleep Anxiety, aku mengalami gangguan tidur saat malam hari, aku selalu khawatir jika aku menghabiskan malamku sendirian. Aku pernah tidur dengan wanita bayaran, namun itu tidak menghilangkan gangguan tidurku. Jadi, aku ingin meminta bantuan kamu untuk menyembuhkan Somniphobia yang aku derita, Apa penjelasanku cukup jelas?"
Keysa menatap iba Alsaki, sepertinya Alsaki tidak berbohong. Disekitar kantung matanya terdapat lingkaran hitam yang membuat Alsaki sedikit menyeramkan, namun tidak menghilangkan ketampanannya.
"Hanya'tidur'?" tanya Keysa, "kamu tidak merencanakan sesuatu,kan?" cecar Keysa yang masih tidak percaya dengan perkataan Alsaki.
"Ya, hanya tidur saja. Aku akan membayar mahal untuk itu,"
"Jadi, secara tidak langsung aku bekerja dengan kamu?" tanya Keysa dengan binar bahagia karena dia mendapatkan pundi-pundi kekayaan dari Alsaki.
"Benar. Setiap bulan, aku akan membayar 100 juta untuk pekerjaan kamu ini," jawab Alsaki yang membuat Keysa berbinar-binar,
"Baiklah, semua ada harganya. Aku tidak bisa menolak niat baik kamu untuk memaksa aku menjadi kaya. Jadi, kapan kita bisa mulai pekerjaan ini?" tanya Keysa yang terdengar antusias.
"Semua aku serahkan kepada kamu. Jika kamu sudah siap pindah ke apartement aku. Aku akan meminta Kavi untuk mengurus semuanya."
"Oke, deal. Aku akan mempersiapkan segalanya."
Alsaki menatap Keysa dalam diam. Setelah perjuangan alot untuk membujuk Keysa untuk bersedia bersamanya setiap malam.
Keysa memberikan segelas jus jeruk kepada bos sekaligus partner tidurnya. Jika saja menjadi kaya semudah ini, mungkin Keysa akan melupakan kebodohannya untuk memiliki kekasih virtual.
**
Ramon menatap Keysa yang menata pakaiannya di dalam koper dengan riang. Keysa tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan yang dia rasakan di depan Ramon.
"Kamu yakin dengan keputusan kamu?" tanya Ramon,
"100 juta, Mon. Siapa lagi yang bisa beri uang segitu, semua yang aku lakukan ini demi kepentingan cafe peninggalan ayah aku, Mon. Kita bisa memperluas jaringan kita. Kamu bisa membiayai pengobatan bibi, ibu kita. Jadi, jangan halangi aku, tugas kamu urus cafe sampai beranak pinak, kamu bisa rekrut karyawan jika kamu mau. Aku bisa membayar satu karyawan lagi. Oke,"
"Key,"
"Apa?"
"Aku berasa jahat sama kamu, kamu harus terlibat dengan pria seperti itu," keluh Ramon yang membuat Keysa menghentikan kegiatan melipat baju dan menghampiri Ramon,
"Nggak ada yang jahat. Kamu jangan bicara seperti itu, aku tidak ingin mendengar hal itu dari kamu. Semua yang aku lakukan, karena keinginan aku sendiri." jelas Keysa yang membuat Ramon menganggukkan kepalanya.
"Aku janji, aku akan menjaga cafe ini dengan baik, "
"Ya, itu yang seharusnya kamu lakukan," kata Keysa sembari menepuk bahu sahabatnya.
Keysa dan Ramon sahabat senasib sepenanggungan, mereka mengenal sejak usia mereka belia. Tidak ada yang dirahasiakan oleh mereka berdua.
Keysa menatap sebuah kartu nama pria yang menemuinya beberpa jam yang lalu. Keysa bertekad untuk bertemu dengan Alsaki Radeva secepatnya.
Keysa menatap bangunan yang menjulang tinggi di hadapannya. Bangunan yang bertuliskan Radeva Cooperation di sisi kanan bangunan itu. Penanda jika Keysa tidak salah tempat untuk menemui Alsaki. Keysa berjalan ke arah wanita yang Keysa yakini sebagai penerima tamu di gedung itu.
"Permisi," sapa Keysa santun,"saya ingin bertemu dengan Al, maksud saya tuan Alsaki."
Wanita itu tersenyum,"apa anda sudah membuat janji sebelumnya?" tanya Sella,
"Belum, hanya saja dia berjanji akan membiarkan aku masuk ketika kalian menyebutkan namaku, tolong katakan kepadanya jika Keysa sedang menunggunya," ucap Keysa,
Sella tersenyum dan mengganggukkan kepalanya. Dia mengikuti apa yang Keysa minta, dan tentu saja dengan mudah Keysa diantar ke tempat tujuannya. Keysa menatap kagum pada interior ruangan Alsaki. Alsaki tersenyum menyambut 'partner tidur' yang dia dambakan selama ini.
"Apa kamu kesulitan untuk ke sini?" tanya Alsaki,
"Tidak, hanya saja aku harus menunggu beberapa menit di lobi," jawab Keysa jujur,
"Aku minta maaf, aku baru saja menyelesaikan rapat dengan klien-ku. Kapan kamu akan mulai bekerja,"
"Malam ini,"
"Kita tidak berinteraksi saat malam saja, Key. Aku tidak bisa bersikap seperti pria brengsek seperti itu."
"Jadi, maksud kamu?"
"Aku akan menjadikan kamu sebagai sekretaris pribadiku, meskipun itu hanya untuk formalitas saja,"
"Tapi, itu tidak ada di dalam kesepakatan kita kemaren, Kamu sengaja mempermainkan aku?" protes Keysa,
"Aku akan menambah gaji kamu, 50 juta untuk peran ini. Apa kamu bisa melakukannya?" bujuk Alsaki ,
"Deal!" kata Keysa yang mengulurkan tangannya di hadapan Alsaki. Alsaki pikir, dia akan kesulitan untuk membujuk Keysa, ternyata membujuk Keysa lebih mudah dari bayangannya.. Cukup menggunakan uang sebagai pemanis dalam setiap kesulitan yang Alsaki hadapi.
Seperti yang dijanjikan, Keysa menjadi sekretaris pribadi Alsaki, Mereka memulai semuanya dari awal, Alsaki meminta Kavi untuk membantu Keysa menjelaskan pekerjaan yang akan Keysa lakukan. Sebenarnya, tidak sulit mengajarkan Keysa untuk menjadi seorang sekretaris, hanya saja Alsaki sering menjadi penghalang Kavi saat Kavi ingin memberikan pengetahuan kepada Keysa.
"Kamu kenapa?" tanya Kavi yang saat ini menatap Alsaki,
"Maksud kamu?"
"Kamu tertarik dengan Keysa?" tanya Kavi,
"Tidak, dia hanya partner kerjaku.," jawab Alsaki yang belum menyadari perasaannya sendiri.
"Aku tidak yakin dengan hal itu. Aku rasa, kamu akan jatuh cinta kepadanya," kata Kavi yang membuat Alsaki meliriknya dengan tajam, menyangsikan ucapan Kavi yang membuat Alsaki mendengus kesal.
Alsaki menatap Keysa yang saat ini sedang memainkan gawai kesayangannya di tangan. Ntah perasaan apa yang menyelinap di hati Alsaki. Alsaki tak suka dengan kegiatan Keysa yang terkesan mengabaikan Alsaki. Alsaki mendekat ke arah wajah Keysa, membuat wajah mereka hanya berjarak 5 CM dan membuat Keysa dapat merasakan hembusan nafas Alsaki. "Kamu mau tidur bersama?" tanya Keysa ambigu, tentu saja hal itu membuat Alsaki mengerjapkan kedua mata. "Kamu sedang menggoda aku?" tanya Alsaki yang tak percaya mendengar ajakan itu dari mulur Keysa, partner 'tidur'nya. "Tidak, aku bertanya karena aku takut kamu membutuhkan aku untuk mengerjakan tugas utama aku bekerja di sini," Alsaki kecewa, dia terlalu berekspetasi terlalu tinggi dan itu membuatnya menjauhkan diri dari Keysa. "Kenapa? Apa kamu sudah berubah pikiran?" tanya Keysa yang merasa bingung dengan perubahan sikap Alsaki. "Hm," "Kalau begitu, aku harus tidur di mana?" "Di kamarku," "APA!!!" refleks, Keysa berteriak mendengar jawab
Keysa menghempaskan tubuhnya di kursi yang berada tidak jauh dari Alsaki. Keysa mendengus kesal karena Alsaki tidak mengijinkan Keysa untuk keluar dari ruangan Alsaki. "Tsk, apa kamu tidak bosan membuat aku menempel di dekat kamu?"tanya Keysa yang mulai kesal dengan tingkah Alsaki. "Tidak," jawab Alsaki yang membuat Keysa memutar bola matanya, "Aku butuh privasi, " jawab Keysa, "Aku tidak peduli," ungkap Alsaki yang tidak peduli dengan apa yang Keysa katakan, "Egois," maki Keysa, Alsaki menatap Keysa tajam dan mengabaikan Keysa. Keysa mendengus kesal ketika Alsaki mengganggunya. Keysa menatap layar ponselnya yang tertera nama salah satu sugar daddy miliknya, "Aku mau ke toilet," dusta Keysa yang membuat Alsaki mengiyakan permintaan Keysa. "Hm," Keysa bersenandung riang, dia segera menerima panggilan telfon dari salah satu sugar daddy miliknya, "Hai, Om," "Apa kabar, Key? Aku rindu, aku tidak bisa menemukan kamu di cafe. Kamu pergi ke mana, Key?" "Maaf, Keysa harus ke luar
"Aku lupa, kalau kamu tidak akan menyenangkan aku tanpa harga," ucap Alsaki, "Hm, kamu benar."jawab Keysa, "Aku tahu kamu seorang gadis yang baik," ungkap Alsaki yang membuat Keysa tertegun mendengar ucapan Alsaki. Keysa segera merespon ucapan Alsaki dan menatap Alsaki, "Jangan berlebihan memuji aku, dan perlu kamu ingat, aku bukan seorang gadis lagi, aku seorang wanita sekarang, kamu yang telah membuat aku menjadi seorang wanita." kata Keysa yang memberikan koreksi, Alsaki tersenyum mendengar apa yang Keysa katakan. Alsaki mencintai gadis yang telah berubah menjadi seorang wanita dewasa karena dirinya, "Ya, lebih tepatnya aku membantu kamu," ungkap Alsaki, "Tsk, kenapa kamu perhitungan sekali?" ketus Keysa yang tidak suka Alsaki mengungkit kejadian malam itu, malam dimana Keysa dijebak oleh Deas, kekasih gelap Keysa. "Aku tidak akan perhitungan, aku hanya mengikuti alur yang kamu buat, Keysa," aku Alsaki yang membuat Keysa menghela nafas panjang, "Yah, kamu selalu benar," timp
Keysa tidak mengerti, mengapa Alsaki harus rela malakukan hal yang membuang tenaga. Keysa menggerutu di dalam hati, mengingat apa yang Alsaki lakukan kepadanya tanpa pamrih. Kini Alsaki duduk di meja kerja Keysa yang biasa Keysa gunakan saat berada di cafe. Alsaki tertarik untuk melihat kegiatan Keysa yang tidak ketahui Alsaki dengan baik. "Ck, seharusnya aku tahu kamu tidak akan melakukan hal tanpa mempertimbangkan untung dan rugi," ungkap Keysa yang membuat Alsaki tersenyum dan menghampiri Keysa, "Kamu terlihat sangat kesal," goda Alsaki, "Ya, kamu seperi sengaja melakukan hal baik, tapi hati kamu tidak seperti ucapan kamu." ketus Keysa, "Oh," "Deas tidak mudah dihadapi, sekalipun aku mengusir dia dari hidupku, dia akan datang kembali," "Kamu mencintainya?" tanya Alsaki yang merasa penasaran dengan jawaban Keysa. Bukannya menjawab rasa penasaran Alsaki, Keysa malah tertawa dan mencibir pertanyaan yang Alsaki ajukan, "Cinta? Apa itu?" tanya Keysa, "Kamu tidak percaya dengan c
Raymon mendorong troli belanjaanya, satu per satu dia perhatikan cheklist belanja bulanan untuk keperluan cafe di tangan kirinya. Raymon tidak bisa mengandalkan Keysa saat ini, karena Keysa memutuskan untuk bekerja sebagai sekretaris Alsaki, dan hal itu membuat Raymod mendapatkan banyak tips dari Keysa. Ketika Raymond akan mengambil susu almond dalam kemasan botol besar, tiba-tiba tangannya terasa hampa karena seseorang tengah merebut apa yang ingin Raymond miliki. "Hei, Nona! Aku yang memilikinya lebih dulu," tegur Raymond membuat wanita yang ditegurnya menatap Raymond dengan tajam kemudian berpaling begitu saja,"tsk, wanita aneh! Cuaca panas begini, menggunakan masker dan topi, macam selebritis saja," gerutu Raymon yang merasa kesal dengan apa yang dilakukan sosok seorang wanita yang tengah menjauh dan mengabaikan apa yang Raymon katakan. Raymon mengalihkan ke susu almond merek lain, kemudian dia meneruskan kegiatan belanja bulanan untuk cafe. Ketika Raymon sibuk dengan merapikan
Keysa segera beranjak dari ruangan Alsaki, detak jantung Keysa terdengar tak beraturan. Keysa menghela nafasnya secara perlahan membuat Alsaki tersenyum di dalam ruangan. Setidaknya Alsaki mengetahui sedikit rahasia Keysa. Keysa berpapasan dengan Kavi yang tampak penasaran dengan apa yang terjadi, "Kamu mau ke mana, Key?" tanya Kavi yang melihat Keysa keluar dari ruangan Alsaki, "Pantry," jawab Keysa singkat dan terkesan buru-buru, "Kamu, sakit?" tanya Kavi seakan tidak puas dengan jawaban Keysa yang tampak tidak baik-baik saja, "A-aku tidak sakit," Keysa yang gugup, menjawab Kavi dengan sedikit terbata-bata, "Lalu, kenapa wajah kamu berwarna merah?" cecar Kavi yang semakin menyudutkan Keysa, "Ah! Kavi, kamu sangat menyebalkan!" protes Keysa sembari menghentakkan kedua kakinya dan membuat Kavi semakin kebingungan dengan apa yang Keysa lakukan. Keysa melewati Kavi begitu saja, mengabaikan Kavi yang saat ini bergerak berlawanan dengan arah Keysa. Kavi mengetuk pintu ruangan Alsaki
Keysa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, Keysa merasa mulutnya perlu dijahit dengan rapat untuk tidak mengatakan hal-hal yang tidak perlu kepada sahabatnya. Raymon masih setia menunggu jawaban Keysa dan menatap Keysa dengan tajam. "Tsk, apa kamu harus seperti itu, Mon?" tanya Keysa,"aku beneran hanya tidur," "Aku nggak percaya!" "Ouch! Kepalaku tiba-tiba sakit, Mon," dusta Keysa yang membuat Raymon tak gentar untuk menunggu jawaban dari Keysa, "Apa kamu pikir, aku akan percaya dengan akting kamu?" tanya Raymon yang membuat Keysa mengangkat kedua bahunya, "Aku tahu, bohong sama kamu, itu sangat syulit... Jadi, aku menyerah untuk berjuang," jawab Keysa sekenanya, membuat Raymon semakin kesal dengan Keysa. "Key, aku nggak tahu, apa yang kamu lakukan dengan Alsaki, terlebih lagi sekarang kamu juga melakukan hal yang kamu benci. Bekerja." kata Raymon yang menyangsikan perasaan Keysa untuk Alsaki, pria yang tidak lama Keysa kenal dan menjadi sumber pundi-pundi keuangan Keysa selama
Kavi menatap iba sahabatnya, pola hidup sehat yang biasanya Alsaki lakukan membuat tubuh Alsaki terkejut dengan aneka makanan yang dia nikmati bersama Keysa, bahkan kemaren Keysa membeli aneka gorengan lewat aplikasi online.Alsaki kini merasa tubuhnya jauh lebih baik, berkat obat yang Kavi berikan kepadanya. Sementara Keysa tertunduk lesu di kursi yang berada tidak jauh dari tempat Alsaki terbaring."Keysa, jangan cemberut gitu, ini bukan salah kamu," hibur Kavi yang menghampiri Keysa,"Aku nggak tahu, kalau Alsaki tidak pernah makan, makanan seperti itu," keluh Keysa,"Em, aku nggak tahu pasti, kapan Alsaki berhenti makan, makanan seperti itu. Hanya saja, faktor usia juga mempengaruhi tubuh kami, Keysa. Semua bukan sepenuhnya kesalahan kamu, percaya sama aku," jelas Kavi yang membuat Keysa menganggukkan kepala"Aku minta maaf, " cicit Keysa,"Nggak ada yang salah, Keysa. Kamu jangan terlalu memikirkan hal ini, lebih baik kamu pesan bubur dan susu kacang kedelai untuk Alsaki. Aku aka