Bintang masuk lebih dulu ke dalam apartement, karena Kavi harus membawa beberapa barang belanjaan yang mereka beli. Jujur saja, Bintang suka dengan apa yang dia lakukan bersama Kavi akhir akhir ini. Bintang merasa lebih dekat dengan Kavi. Sejujurnya Bintang tidak terlalu lapar, hanya saja dia suka moment kebersamaan dengan Kavi, Bintang sengaja mengulur waktu untuk menginap di apartement Kavi. Bintang tidak ingin diusir seperti yang sudah sudah, mengingat kondisi fisiknya telah membaik."Kak, Bintang mandi dulu, ya?" ijin Bintang sembari tersenyum di depan kekasihnya, Kavi."Hm... Lakukan apa yang kamu inginkan, Bi," jawab Kavi yang membuat Bintang tersenyum lebar.Diam diam, Bintang memiliki sebuah rencana di dalam otak kecilnya. Bintang tak ingin Kavi menolak pesona Bintang untuk ke-sekian kalinya.Bintang mengganti dress yang dia gunakan sebelumnya dengan kemeja putih milik Kavi yang tampak menenggelamkan tubuh Bintang di dalamnya.Bintang sengaja tidak menggunakan kemeja Kavi untu
"Kak, itu kotor" kata Bintang sembari hendak menutup kedua kakinya. Namun niat Bintang di halangi oleh Kavi,"Aku akan membuatnya bersih, Bi. Boleh?" Kavi meminta ijin Bintang untuk menikmati tubuh kekasihnya itu,Bintang menganggukkan kepalanya malu-malu. Dia merasa canggung dengan situasinya saat ini. Bintang yang memulainya, Bintang hanya bisa pasrah dengan apa yang terjadi.Kavi mulai menyentuh lubang kewanitaan Bintang. Memasukkan satu jari miliknya pada lubang itu. Membuat Bintang bergerak resah, mencengkeram sprei putih milik Kavi.Kavi tersenyum, melihat Bintang sangat sensitif. Milik Bintang sudah basah. Membuat Kavi ingin segera masuk dalam kehangatan tubuh Bintang.Kavi segera mengeluarkan jarinya. Menggantikan lidahnya yang berperan dalam permainan mereka kali ini. Bintang merasakan kenikmatan baru yang luar biasa."Aaahahnnnnhh.... Ngghhhh.. Kak" desah Bintang,Slurp...PLASH..Suara yang Kavi keluarkan di milik Bintang. kavi tersenyum puas akan apa yang dia lakukan."Ple
Pagi ini, sepasang kekasih yang mulai merasakan cinta tanpa batas masih bergelung di balik selimut. Kavi dan Bintang masih berpelukan di atas ranjang mereka. Tidak menyadari mentari telah terbit di atas mereka. Untungnya hari ini baik Kavi ataupun Bintang ijin cuti sehari. Mereka berdua seolah yakin akan melakukan hal ini sampai pagi. Seperti yang mereka lakukan hari ini, tepatnya sampai dini hari tadi.Kavi mengerjapkan matanya, aroma candu yang berasal dari tubuh Bintang membuat Kavi malas untuk beranjak dari sisi kekasihnya itu. Bintang menggeliat. Bergerak menghadap ke arahnya. Kavi menatap bulu mata lentik Bintang, Bintang sangat cantik bahkan saat dia tertidur di depannya. Kavi menikmati pemandangan yang indah di depannya. Menyadari tubuh mereka berdua hanya berlapiskan selimut. Kavi segera bangun dan menggunakan piyama. Mengingat pakaian mereka berdua masih berserakan di ruang tamu apartemen miliknya. Kavi bergegas membersihkan apartemennya dan membuatkan sarapan untuk Bintang
Percikan air hujan membasahi jalan setapak menuju sebuah cafe bergaya klasik. Aroma kopi menguar dari dalam cafe, menajdi pemikat bagi pecinta kopi untuk singgah dan mengecap kenikmatan dari kopi racikan sang barista. Ketika kalian menyesap pahitnya kopi yang dihidangkan barista yang bernama Keysa, kalian akan terpedaya dan sulit untuk melupakan rasa yang Keysa berikan. Secangkir kopi yang Keysa hidangkan akan membuat kalian terbawa ke dalam jerat swarnadwipa milik Keysa.Cafe Amore, tempat di mana gadis bernama Keysa Renjana Bentala bekerja sebagai barista dan pemilik cafe. Cafe Amore peninggalan ayah Keysa, yang dulunya seorang barista ternama di ibu kota. Keysa memiki paras yang rupawan, paras ayu Keysa menjadi aset penting bagi Keysa untuk mencapai impiannya. Keysa seorang wanita yang mencintai uang dan pria. Keysa lemah akan pria tampan. Hasratnya akan bergejolak ketika dia bertemu pria yang sesuai dengan kriterianya. "Ramon!" panggil Keysa yang kini menggunakan dress berwarna me
Keysa memilih untuk menggunakan dress berwarna hitam yang memamerkan pahatan indah tulang selangka dan kulit indahnya. Keysa mengikat rambut hitam lega yang menjuntai dengan indah dan membiarkan leher jenjangnya terkena terpaan angin malam. Keysa melangkahkan kakinya dengan penuh percaya diri. Gerakan tubuh Keysa yang mendayu, mengunci tatapan pengunjung club dan menatap kagum ke arahnya. Keysa menuju ke sebuah ruangan private yang sengaja dipesan Deas untuknya. Ketika seorang waiters membukakan pintu emas untuk Keysa, tampak seorang pria dengan tampilan setelan jas perlente menyambut kedatangan Keysa dan melingkarkan tangannya di pinggang Keysa. Keysa tidak menolak hal itu, dia menikmati perlakuan manis Deas, pria yang menjadi donatur terbesar di dalam hidup Kesya selama setahun terakhir.Deas mengecup kening Keysa, meluapkan rasa rindu yang dia pendam selama ini."Aku merindukan kamu, Keysa...""Hm, aku juga," dusta Keysa,"Apa kamu kesulitan menemukan tempat ini?" tanya Deas,"Tida
Jangan salahkan waktu, karena waktu takkan berulang dan apa yang telah ku renggut takkan pernah kembali.Alsaki memagut bibir Keysa yang ranum, menikmati aroma mint yang menguar dari dalam mulut Keysa. Keysa mengalungkan kedua tangannya pada leher Alsaki, menikmati sensasi baru dalam hidupnya. Keysa merasakan seluruh tubuhnya panas, dan pria yang berada di hadapannya mampu mendinginkan tubuh Keysa dengan sentuhan lembut yang dia berikan. Keysa tidak menampik, jika sia sangat menyukai apa yang diberikan pria itu kepada tubuhnya, rasanya sangat manis dan menggelora. Keysa bahkan bisa menikmati roti sobek yang membentang di hadapannya. Baru kali ini, Keysa menikmati keindahan pahatan tubuh pria secara langsung dihadapannya.Keysa memejamkan kedua matanya ketika bibir pria asing itu menjelajahi tubuhnya. Keysa merasakan setiap inci tubuhnya ingin diberikan lebih. Keysa mengeratkan genggaman tangannya pada sprei putih yang menjadi saksi bisu kegiatan panas Keysa dengan pria tampan yang tam
Berbeda dengan Keysa yang menghadapi kenyataan dengan mencoba tenang dan berfikir dengan jernih. Deas menatap garang ke arah Pelita. Pelita tampak masa bodoh dengan tatapan suaminya itu,"Apa yang sedang kamu lakukan di sini?" tanya Deas dengan suara khas bangun tidur."Menemani kamu," jawab Pelita sembari menyeduh teh chamomile kesukaannya,"Apa maksud kamu?" Deas semakin tidak mengerti dengan apa yang dikatakan isterinya."Kamu berharap jika wanita itu yang menemani kamu? Aku isteri kamu Deas." jawab Pelita dengan tenang. "Tsk, sejak kapan kamu memperdulikan hal itu, Pelita. Bukannya kamu hanya memperdulikan status kamu sebagai nyonya rumah saja. Aku tidak pernah mencampuri urusan kamu. Jadi jangan ikut campur dengan urusan aku," cibir Deas yang merasa benar dengan perkatannya."Tidak semudah itu, Deas. Aku lelah kamu perlakukan seperti ini. Aku diam, bukan berarti aku tidak tau, apa yang kamu lakukan di belakangku. Kamu membuat aku seperti orang jahat. Apa kamu tidak sadar akan ha
Alsaki menatap Jendra dan Kavi secara bergantian. Kavi dan Jendra merasa aneh dengan apa yang dilakukan Alsaki kali ini, namun mereka bahagia karena Alsaki menunjukkan ketertarikannya kepada seorang wanita."Al, apa ada hal yang ingin kamu katakan? Kami berdua lelah berdiri seperti ini," rengek Kavi yang menatap Alsaki dengan iba,"Katakan siapa wanita itu?""Wanita apa?""Wanita yang kalian kirim kepadaku,""Ckckck, bukankah kamu tidak menyentuh wanita itu? Apa kamu merasa bersalah dan berubah pikiran? Bahkan kamu mem-booking wanita lain sepengetahuan kami. Kami kecewa. Al.""Apa?"Jendra dan Kavi saling bertukar pandang. Mereka berdua mulai frustasi dengan Alsaki yang tiba-tiba bertindak seperti amoeba.Jendra mengambil alih untuk menjelaskan apa yang terjadi malam itu. Dia mulai lelah dengan Alsaki yang menanyakan wanita pilihan mereka berdua,"Jadi, kami berdua memang sengaja memesan wanita bayaran bernama Sarah, kami ingin membuktikan jika kamu masih menyukai lawan jenis. Tapi, k