Alsaki menatap Jendra dan Kavi secara bergantian. Kavi dan Jendra merasa aneh dengan apa yang dilakukan Alsaki kali ini, namun mereka bahagia karena Alsaki menunjukkan ketertarikannya kepada seorang wanita.
"Al, apa ada hal yang ingin kamu katakan? Kami berdua lelah berdiri seperti ini," rengek Kavi yang menatap Alsaki dengan iba,"Katakan siapa wanita itu?""Wanita apa?""Wanita yang kalian kirim kepadaku,""Ckckck, bukankah kamu tidak menyentuh wanita itu? Apa kamu merasa bersalah dan berubah pikiran? Bahkan kamu mem-booking wanita lain sepengetahuan kami. Kami kecewa. Al.""Apa?"Jendra dan Kavi saling bertukar pandang. Mereka berdua mulai frustasi dengan Alsaki yang tiba-tiba bertindak seperti amoeba.Jendra mengambil alih untuk menjelaskan apa yang terjadi malam itu. Dia mulai lelah dengan Alsaki yang menanyakan wanita pilihan mereka berdua,"Jadi, kami berdua memang sengaja memesan wanita bayaran bernama Sarah, kami ingin membuktikan jika kamu masih menyukai lawan jenis. Tapi, kamu tidak datang ke ruangan yang kami maksud. Kamu malah pesan kamar sendiri dan bersama dengan wanita pilihan kamu. Kalau kamu tidak menyukai pilihan kami, setidaknya kamu memberi tahu kami berdua. Tidak membuat kami berdua seperti orang bodoh." jelas Jendra,"sejujurnya, aku bingung harus senang atau sedih. Karena kamu mengabaikan kami berdua. Tidak berbagi rahasia, malah menanyakan siapa wanita itu kepada kami. Kami mana tau!!!" lanjut Jendra yang memuat Alsaki menatap Jendra untuk mencari kebohongan di dalam netra Jendra."Benar. Kami berdua tidak berbohong. Kami memiliki bukti-bukti otentik yang menguatkan ucapan kami." jelas Kavi yang membuat Alsaki mengiyakan kedua sahabatnya itu."Aku percaya," ungkap Alsaki yang kini menatap Kavi dan Jendara secara bergantian,"jika bukan kalian yang memesan wanita itu. Aku ingin, kalian menyelidiki siapa wanita itu, aku tidak ingin ada yang menjebakku." pinta Alsaki yang membuat Kavi dan Jendra menganggukkan kepala secara bersamaan.**Alsaki berhasil menemukan wanita yang membuat tidurnya tidak nyenyak beberapa hari terakhir. Alsaki menatap bangunan klasik yang pernah dia datangi bersama dengan Kavi minggu lalu. Cafe yang memilki rasa pahit kopi yang meninggalkan kesan di hati Alsaki."Akhirnya aku menemukan kamu, Keysa" gumam Alsaki yang kini menginjakkan kakinya di pintu cafe.Sayangnya, dia harus melihat Keysa diperlakukan manis oleh orang lain. Alsaki tidak suka itu. Alsaki menghampiri Keysa. Bukannya menyambut Alsaki, Keysa memilih untuk menghindari Alsaki dan bersembunyi di bawah kolong meja.Alsaki tersenyum ketika dia melihat paras ayu wanita yang membuat Alsaki resah."Ha-hai!" sapa Keysa,Alsaki tidak menjawab sapaan Keysa, dia mengangkat satu sudut alisnya. Dia yakin, Keysa terkejut dengan kedatangannya kali ini. Keysa tidak pernah membayangkan jika akan bertemu dengan Alsaki, partner ONS-nya beberapa hari yang lalu."Anda mau pesan apa?" tanya Keysa, mengabaikan pertanyaan Alsaki. Bukannya menjawab pertanyaan Keysa, Alsaki malah mengulang pertanyaannya."Kamu sedang apa di bawah kolong meja?""A-aku sedang mencari gelang tanganku yang jatuh," dusta Keysa."Oh, mau aku bantu?" tanya Alsaki,"Bantu apa?" tanya Keysa,"Cari gelang tangan kamu,""Ha?""Kira-kira di mana kamu menjatuhkannya?" tanya Alsaki yang sengaja merespon kebohongan Keysa."Ti-tidak perlu. Sungguh. Gelang tangan itu tidak begitu berarti," jawab Keysa panik."Gelang tangan itu tidak berarti?" tanya Alsaki,"atau kamu sengaja berbohong untuk menghindari aku," kata Alsaki yang menjawab pertanyaannya sendiri,Keysa tertegun. Keysa kehabisan kata-kata. Keysa tidak bisa mengelak lagi. Dia memilih untuk duduk dengan tenang di hadapan Alsaki."Jadi, apa tujuan kamu ke sini?" tanya Keysa to the point,Alsaki tersenyum mendengar pertanyaan Keysa yang terkesan tidak menyukai kehadirannya. Namun, semua itu tidak menyurutkan niat Alsaki untuk bertemu dengan Alsaki."Siapa yang meminta kamu untuk tidur denganku malam itu?""Maksud kamu?" Keysa terkejut ketika Alsaki menuduhnya melakukan hal buruk karena pengaruh orang lain. Jujur saja, semua yang Keysa lakukan malam itu karena pengaruh alkohol yang dia minum. Setidaknya itu pemikiran Keysa."Jangan berlagak bodoh. Malam itu, kamu ke kamar itu bukan karena keinginan kamu kan?""Tsk, kamu mulai membuat aku kesal." kata Keysa," kita bicarakan ini di ruanganku saja. Aku tidak ingin membahasnya di sini." Keysa segera berdiri dan memimpin Alsaki untuk mengikuti langkahnya. Alsaki menganggukkan kepalanya dan mengikuti langkah Keysa. Setelah sampai di tempat tujuan mereka, Alsaki duduk bersebrangan dengan Keysa."Jadi, siapa nama bos kamu?" tanya Alsaki yang merasa penasaran dengan jawaban Keysa,"Aku tidak tau apa maksud ucapan kamu. Yang aku tau, aku dijebak Pelita, isteri Deas. Hah! Kenapa semakin rumit saja masalah ini," keluh Kesya, ingin rasanya Keysa membenturkan kepalanya ke tembok. Keysa mulai frustasi dengan keadaannya."Maksud kamu?" tanya Alsaki yang tidak mengerti apa maksud Keysa. Alsaki yang haus, mengambil sebotol air mineral yang terletak di meja. Setidaknya air mineral itu bisa meredakan dahaga Alsaki."Apa aku sudah mengambil keperjakaan kamu?" tanya Keysa polos.Alsaki menyemburkan air yang baru saja menyentuh tenggorakan. Keysa terdiam."Apa kamu bilang? Tolong ulangi sekali lagi?" pinta Alsaki yang meminta Keysa mengulang pertanyaannya. Alsaki berharap, indera pendengarannya bermasalah."Sepertinya benar. Aku sudah mengambil keperjakaan kamu. Benarkan?" tuduh Keysa.Alsaki terkekeh. Bagaimana bisa Keysa menilai dirinya seburuk itu. Bahkan mereka berdua sudah menghabiskan malam bersama beberapa hari yang lalu."Kamu yakin dengan statment kamu itu? Aku masih perjaka?" tanya Alsaki yang menunjuk dirinya sendiri.Keysa menganggukkan kepalanya, "aku minta maaf, tapi semua itu aku lakukan bukan karena aku ingin merusak kamu atau merayu kamu. Sungguh."Alsaki menatap Keysa yang saat ini mulai panik, Alsaki tidak tega membohongi Keysa, Awal pertemuan mereka saja diwarnai dengan huru-hara, Alsaki ingin meluruskan kesalahpahaman yang terjadi antara dirinya dan Keysa."Begini, aku harus meluruskan sesuatu," kata Alsaki yang meminta Keysa untuk menyimak perkatannya,"pertama, namaku Alsaki, Radeva, aku bukan pria yang dikirim untuk menjebak kamu, aku CEO Global Entertaiment. Kedua, aku tidak perjaka, karena usia aku sekarang telah menginjak 30 tahun dan yang ketiga, aku sudah pernah menikah," jelas Alsaki yang membuat Keysa menutup mulutnya,"Oh, pantas aja malam itu kamu 'jago'," gumam Keysa yang membuat rona pipinya berwarna merah muda ketika mengingat malam panas bersama Alsaki,"Apa?" tanya Alsaki yang nyaris tidak mendengar Keysa yang menggumamkan sesuatu,Keysa yang meyadari kebodohannya segera melambaikan tangannya di depan dada," bukan apa-apa, bukan sesuatu yang penting. Tidak perlu dibahas,""Oh,""Jadi, semua sudah jelas. Kesalahpahaman kita sudah selesai. Kita tidak perlu bertemu lagi ke depannya, aku rasa, kita bisa melupakan segalanya," jelas Keysa."Kamu serius?" tanya Alsaki yang tak percaya dengan ucapan Keysa,"Ya, aku sudah mengatakan hal itu sebelumnya," jawab Keysa.Alsaki tidak ingin kehilangan Keysa. Berkat Keysa, Alsaki bisa tidur nyenyak malam itu. Hal yang didambakan Alsaki selama limat tahun terakhir."Tapi semua tidak sesederhana itu," ucap Alsaki."Maksud kamu?" Keysa mengernyitkan kening. Keysa tidak ingin berhubungan dengan Alsaki. Keysa memiliki firasat jika Alsaki bukan orang biasa. Keysa tidak ingin berurusan dengan suami orang.Keysa meletakkan tas jinjing yang dia bawa di meja. Keysa mencoba tersenyum, dan menggenggam erat tangan wanita paruh baya yang kini sedang menatapnya,"Di mana, Raymond? " tanya Letta, ibu Raymond yang mencari keberadaan sang anak."Masih sibuk Ibu, " jawab Keysa yang membuat Letta menganggukan kepala,"Aku baru bangun, dan dia tidak menganggap ku ada, " rajuk Letta yang membuat Keysa menggaruk tengkuk lehernya."Bu, apa Keysa belum cukup untuk menemani Ibu. Ibu baru bangun. Jangan marah marah mulu, nanti keriputnya nambah, ""Tsk, kamu memang selalu menjadi pemenang Ibu. Ibu ingin melihat kamu dan Ray segera menikah, "Keysa membelalakkan kedua matanya,"Bu, " panggil Keysa kepada Letta, Keysa ingin meluruskan kesalahpahaman yang terjadi saat ini, namun mengingat kondisi kesehatan Letta yang belum stabil. Keysa memilih untuk menenangkan Letta dengan cara yang lain."Keysa, ibu tidak ingin menunggu terlalu lama. Ibu ingin segera menimang cucu, jadi segera katakan pada Raymond untuk m
Pagi ini, sepasang kekasih yang mulai merasakan cinta tanpa batas masih bergelung di balik selimut. Kavi dan Bintang masih berpelukan di atas ranjang mereka. Tidak menyadari mentari telah terbit di atas mereka. Untungnya hari ini baik Kavi ataupun Bintang ijin cuti sehari. Mereka berdua seolah yakin akan melakukan hal ini sampai pagi. Seperti yang mereka lakukan hari ini, tepatnya sampai dini hari tadi.Kavi mengerjapkan matanya, aroma candu yang berasal dari tubuh Bintang membuat Kavi malas untuk beranjak dari sisi kekasihnya itu. Bintang menggeliat. Bergerak menghadap ke arahnya. Kavi menatap bulu mata lentik Bintang, Bintang sangat cantik bahkan saat dia tertidur di depannya. Kavi menikmati pemandangan yang indah di depannya. Menyadari tubuh mereka berdua hanya berlapiskan selimut. Kavi segera bangun dan menggunakan piyama. Mengingat pakaian mereka berdua masih berserakan di ruang tamu apartemen miliknya. Kavi bergegas membersihkan apartemennya dan membuatkan sarapan untuk Bintang
"Kak, itu kotor" kata Bintang sembari hendak menutup kedua kakinya. Namun niat Bintang di halangi oleh Kavi,"Aku akan membuatnya bersih, Bi. Boleh?" Kavi meminta ijin Bintang untuk menikmati tubuh kekasihnya itu,Bintang menganggukkan kepalanya malu-malu. Dia merasa canggung dengan situasinya saat ini. Bintang yang memulainya, Bintang hanya bisa pasrah dengan apa yang terjadi.Kavi mulai menyentuh lubang kewanitaan Bintang. Memasukkan satu jari miliknya pada lubang itu. Membuat Bintang bergerak resah, mencengkeram sprei putih milik Kavi.Kavi tersenyum, melihat Bintang sangat sensitif. Milik Bintang sudah basah. Membuat Kavi ingin segera masuk dalam kehangatan tubuh Bintang.Kavi segera mengeluarkan jarinya. Menggantikan lidahnya yang berperan dalam permainan mereka kali ini. Bintang merasakan kenikmatan baru yang luar biasa."Aaahahnnnnhh.... Ngghhhh.. Kak" desah Bintang,Slurp...PLASH..Suara yang Kavi keluarkan di milik Bintang. kavi tersenyum puas akan apa yang dia lakukan."Ple
Bintang masuk lebih dulu ke dalam apartement, karena Kavi harus membawa beberapa barang belanjaan yang mereka beli. Jujur saja, Bintang suka dengan apa yang dia lakukan bersama Kavi akhir akhir ini. Bintang merasa lebih dekat dengan Kavi. Sejujurnya Bintang tidak terlalu lapar, hanya saja dia suka moment kebersamaan dengan Kavi, Bintang sengaja mengulur waktu untuk menginap di apartement Kavi. Bintang tidak ingin diusir seperti yang sudah sudah, mengingat kondisi fisiknya telah membaik."Kak, Bintang mandi dulu, ya?" ijin Bintang sembari tersenyum di depan kekasihnya, Kavi."Hm... Lakukan apa yang kamu inginkan, Bi," jawab Kavi yang membuat Bintang tersenyum lebar.Diam diam, Bintang memiliki sebuah rencana di dalam otak kecilnya. Bintang tak ingin Kavi menolak pesona Bintang untuk ke-sekian kalinya.Bintang mengganti dress yang dia gunakan sebelumnya dengan kemeja putih milik Kavi yang tampak menenggelamkan tubuh Bintang di dalamnya.Bintang sengaja tidak menggunakan kemeja Kavi untu
"Kamu dimana?" tanya Kavi begitu sambungan telpon-nya tersambung, "Oke. Nanti biar aku jemput" jawab Kavi.Alsaki dan Jendra saling bertukar pandang melihat Kavi yang tampak berbeda akhir akhir ini."Nelpon siapa?" tanya Jendra kepo."Namja chingu" jawab Kavi sembari tersenyum membanggakan sesuatu."Siapa Namja? Lo kenalan di mana? Namanya, beneran Namja?" tanya Jendra memberondong,Alsaki mengernyitkan dahinya begitu melihat Jendra yang langsung heboh dengan tingkah Kavi.Kavi menghela nafasnya pasrah, "Gue nelpon pacar gue, Jen. Bukan Namja. Lo, kenapa gak up to date sih!""Namanya Namja?""Lah Namja chingu kan bahasa Koreanya pacar. Hadehh!""Yaelah Go, kenapa juga lo jawab pakai bahasa Korea. Kita ini di Indonesia, bukan di Korea. Lo ngomong bahasa Korea, mana gue tau,!" kata Jendra geram,"Tsk, kasihan, minim ilmu." ledek Kavi,"Lo lagi ngeledek gue?""Kenapa?" tanya Kavi,"Ckckckck, mentang mentang lo punya pacar, lo jadi belagak, Kav. Palingan juga pacar lo, terpaksa menerima h
Sesuai janjinya, Keysa menyambut Alsaki dengan menggunakan gaun tidur yang khusus Keysa gunakan malam ini. Keysa memang sengaja melakukan hal itu agar Alsaki tidak dapat menolak pesona Keysa. Keysa yang berdiri di hadapannya membuat Alsaki tidak dapat menahan gejolak rasa yang dia pendam selama ini. Alsaki menghampiri Keysa, dan segera menutup pintu apartemen.Alsaki membuka jas dan diikuti dengan kemeja yang dia gunakan, Alsaki membuangnya ke lantai. Alsaki melumat bibir Keysa dengan rakus, membuat Keysa tidak dapat menahan suara dari bibirnya."NNgh-"Alsaki melepas tautan bibir mereka berdua.Alsaki menyeka bekas saliva di bibir Keysa, "kamu sangat cantik, Keysa,""Aku tahu,""Kamu sengaja menyambutku dengan gaun tidur?" tanya Alsaki,"Bukannya kita akan melanjutkan apa yang akan kita tunda?" tanya Keysa yang membuat Alsaki tersenyum.Alsaki meremas tubuh bagian belakang Keysa, membuat Alsaki dapat merasakan jika kekasihnya tidak menggunakan pakaian dalam di balik gaun satin berw