Beranda / Romansa / Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku / [S-2] Bab 85. Bermuka Dua

Share

[S-2] Bab 85. Bermuka Dua

Penulis: Kak Gojo
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-12 08:02:28

Tidak ingin ditanya lebih dalam, Derren langsung mengakhiri pertemuan ini. Dia melirik ke arah jam rolex yang melingkar di pergelangan tangannya. “Maaf, nona. Sepertinya aku harus pergi sekarang. Aku lupa sebentar lagi aku ada meeting bersama klienku.”

“Jangan pergi dulu, Derren. Aku masih ingin menatap wajah tampanmu itu lebih lama,” ujar Nina berusaha menahan Derren. Tapi pria itu tidak lagi menggubrisnya.

Derren pun meninggalkan Nina sendirian di kursi taman.

“Huh, sialan! Aku belum berhasil mendapatkan semuanya, tapi dia malah pergi. Apa niatku ini sudah ketebak banget ya?” gumam Nina kesal.

*

Di sisi lain, pengacara Bryan, Riko yang kini tengah beristirahat di rumah sembari menikmati segelas teh hangat di sore hari. Dia tetiba mendapat telpon dari seseorang. Tidak pakai lama, Riko langsung mengangkat panggilan suara itu.

“Riko. Ini saya. Apa misi kamu sudah berhasil?”

“Sudah,

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Richardus Widodo
aduh tambah ruwet Bro
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 94. Menghancurkan Derren

    “Pak Riko, kamu beneran sudah menipu orang sebesar 100 juta?” tanya Nina ketika Riko telah sadarkan diri.“Kok ibu tau?”“Itu tadi ada yang nyariin kamu! Dia nyuruh kamu balikin duit bosnya 100 juta! Karena kamu, kita jadi disekap di apartemen ini! Tanggung jawab kamu!”Nina terlihat marah dan kesal, sedangkan Riko merasa bersalah.“Maaf, Bu. Orang yang saya tipu itu adalah Pak William. Ini semua juga idenya Pak Bryan. Bukan salah saya sepenuhnya, Bu,” ucap Riko membela dirinya sendiri.“Terus kamu kemanakan duit itu? Kita gak bisa pergi dari sini kalau kamu belum balikin duitnya!”“Sudah saya beliin seblak, Bu.”“Ih, seblak apaan sampai 100 juta?”“Seblak yang kuahnya diambil dari pegunungan Himalaya, Bu.”“Jawab yang jujur dong, Pak Riko! Mana duitnya?”“Ada di perut saya, Bu. Bedah aja perut saya kalau ibu gak percaya.”“Ihh, menyebalkan!”Nina pasrah dengan jawaban Riko. Dia akan kalah jika adu argumen dengan pemuda itu. Akhirnya Nina sendiri-lah yang menggantikan uang milik Willi

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 93. Kehidupan di Penjara

    Petugas membawa Bryan menuju penjara. Mereka melewati beberapa sel tahanan yang sudah penuh dengan narapidana. Beberapa dari tahanan itu bersorak, meneriaki Bryan, membuat Bryan sedikit takut, apalagi paras kriminal itu tampak sangar.‘Mampus aku kalau satu sel dengan orang galak. Kelar hidupku!’ batin Bryan.Begitu panjang perjalanan yang mereka lewati, membuat Bryan bertanya-tanya. “Di mana sel saya, Pak? Kalau bisa sih saya sendirian aja di sel, soalnya saya introvert, Pak. Gak bisa disatuin sama orang asing.”Petugas polisi itu menyengir. “Di saat seperti ini Bapak masih bisa melawak.”Petugas itu pun mendorong Bryan masuk ke dalam sel yang letaknya paling ujung. Di sana juga ada tiga orang tahanan lainnya.“Nikmati hari-harimu, Princess!” sindir petugas lalu pergi begitu saja.Bryan menoleh ke belakang. Dia menelan ludah susah payah ketika melihat tahanan yang akan menjadi temannya di sel ini. ‘Duh, muka mereka galak banget sih.’“Hai,” sapa Bryan canggung.Bugh!Yap, satu pukula

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 92. Hasil Sidang

    Bryan lalu mengarahkan pandangannya ke segala penjuru ruangan. Melihat-lihat orang yang hadir di persidangannya ini. Manik matanya terfokus pada William, Derren, dan Darsa.‘Apa kalian yang membuat pengacaraku tidak bisa datang lalu mengirimkan pengacara dadakan ini?’ batin Bryan seraya melemparkan tatapan tajamnya ke arah mereka.Di saat Bryan masih fokus menatap ketiga orang licik itu, tanpa sengaja William juga melirik ke arah Bryan. Tatapan mereka saling bertemu dalam beberapa detik. Ada wajah bersalah yang diperlihatkan oleh William.“Maafkan aku, Bryan. Aku terpaksa melakukan ini. Aku tidak sanggup terus-terusan dibanding-bandingkan denganmu,” gumam William.Sidang pun dimulai. Jaksa penuntut memaparkan bukti-bukti yang mengarah bahwa Bryan-lah pelakunya. Bukti yang kuat dan tentunya sangat sempurna untuk menjadikan Bryan sebagai terdakwa.“Bisa kita lihat pada gagang pisau ini, alat yang digunakan untuk menikam Saudari Melissa, terdapat sidik jari milik Saudara Bryan. Juga terda

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 91. Pengacara Dadakan

    Kedua polisi mendampingi Bryan keluar dari mobil. Begitu pintu mobil terbuka, para wartawan langsung menyerbu Bryan dengan menyodorkan mic. Banyak kamera yang juga aktif meliput sosok pemeran utama pada hari ini.“Pak Bryan, bagaimana perasaan Bapak hari ini? Apakah Bapak merasa gugup?” tanya wartawan.“Apakah Bapak yakin bahwa Bapak akan bebas? Atau malah sebaliknya? Bagaimana dengan pengacara yang turut mendampingi Bapak di pengadilan nanti? Apakah pengacara Bapak itu bisa membela Bapak di depan hakim nantinya?”“Bapak Bryan, menurut Bapak enakan bubur diaduk atau tidak diaduk, Pak?”Dari banyaknya pertanyaan yang dilemparkan wartawan itu, Bryan hanya merespon salah satu. “Saya tim bubur diaduk, Mas. Biar semua komponen rasanya tercampur rata.”Bryan jadi susah bergerak karena dikerumuni oleh awak media. Beberapa polisi pun turut andil untuk menertibkan mereka. “Minggir! Beri jalan!”Akhirnya masuk juga Bryan di ruang pengadilan. Bryan menyapukan pandangannya pada para penonton. Di s

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 90. Hari Persidangan

    Derren terbangun dengan kepala yang masih pening. Matanya enggan terbuka dengan sempurna padahal jiwanya sudah meronta ingin segera bangkit dari posisi rebahnya. Sinar mentari yang menyelinap dari balik tirai jendela kamar hotel, akhirnya memaksa Derren untuk membuka matanya.Derren memijat pelipisnya saat dia sudah terduduk. Kepalanya begitu sakit dan tenggorokannya terasa kering. Dia masih belum sadar dengan keadaan dirinya saat ini. Namun itu hanya sesaat, karena detik berikutnya Derren langsung terkejut saat mengetahui dirinya ternyata tidak menggunakan pakaian sama sekali.“Woi, apa-apaan ini?” Pandangan Derren menyapu ke seluruh ruangan kamar yang luas itu. Kamar yang tentunya asing di matanya. “Lah, aku di mana ini?”Derren pun berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi kepadanya semalam. Sekilas bayangan pun muncul. “Semalam aku mabuk. Dan sepertinya ada seorang wanita yang entah siapa me

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 89. Seranjang dengan CEO Gila

    “Sudah, sudah. Jangan bahas itu lagi. Tidak mungkin saya melakukan itu sama laki-laki lain. Soalnya suami saya sendiri lebih menggoda.”Riko hanya mengangguk pelan.“Sekarang kamu telanjangin dia! Terus fotoin!” suruh Nina tanpa ragu.“Heh?”“Cepat!”“T-tapi—”“Terus kamu juga buka baju. Jangan lupa pakai wig ini ya!” kata Nina lagi sembari menyerahkan wig rambut panjang berwarna blonde.“Rencana ibu apa?” tanya Riko ingin tau.“Karena si kutu kupret ini sudah menyebarkan fitnah dajjal kepada orang-orang bahwasanya suami saya ini pria murahan, maka dari itu, saya harus membalasnya balik! Saya harus dapatin foto bugil dia! Terus kamu menyamar jadi perempuan dan seolah-olah lagi tidur bareng dia! Dengan foto ini, dia bakalan takut untuk bertingkah. Kalau dia macam-macam, terpaksa saya sebarin foto ini ke sosial media, biar dia tau rasa!”Riko tercengang. Dia tidak menyangka bahwa perempuan anggun seperti Nina ini bisa mempunyai rencana begini.“Intinya fitnah dibalas fitnah!”“Tapi kala

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status