Home / Romansa / Pemuas Hasrat Mafia Kejam / 2. Pelayan Pengganti

Share

2. Pelayan Pengganti

Author: Keyzg25
last update Last Updated: 2024-06-12 10:41:07

“Selena, sekarang ini adalah kamarmu dan hari ini. Sebetulnya adalah tugas Ibumu membantu keperluan ritual mandi Tuan Christopher. Jadi, tolong jangan membuat kesalahan apapun jika kamu ingin selamat.”

Kala mendengar ucapan salah satu pelayan senior di mansion Tuan Christopher, gadis itu tersadar dari lamunan. 

Tunggu!

Apa pekerjaannya membantu ritual mandi Tuan Christopher?

Selena berusaha tenang. Namun dalam hati, sebenarnya dia gugup.

“Baiklah Sarah, aku mengerti,” ucapnya, profesional.

Sarah, pelayan senior itu, mengangguk.

Sambil memberikan pakaian ganti untuk Selena, dia kembali berkata, “Kalau begitu ayo cepat, beliau tidak suka menunggu.” 

Tak lama setelahnya, Selena pun melintasi para pelayan lain di Mansion.

Mereka bermacam usia, ada yang sudah lanjut usia, ada yang muda, dan ada pula yang sebaya dengan Nyonya Helena. Setiap pelayan memiliki daya tariknya sendiri dan kecantikan yang khas.

Dalam perjalanan menuju kamar Tuan Christopher, Selena terkesan dengan keragaman pelayan di Mansion.

Dia merasakan kekaguman dan rasa hormat terhadap kekuatan dan kecantikan yang dimiliki oleh setiap pelayan.

Dalam hatinya, Selena merasa beruntung bisa bergabung dengan komunitas yang begitu beragam dan unik di Mansion ini.

Hanya saja, gadis itu tak sadar bahwa gosip dan penghakiman diam-diam di kalangan para pelayan mulai terdengar setelah dirinya semakin jauh.

Cerita palsu segera menyebar, dengan spekulasi yang tidak berdasar.

“Kudengar, anak Maya itu menggantikannya, namanya Selena."

"Benar! Dia tidak punya pilihan karena ibunya memiliki hutang paling banyak pada Nyonya Helena. Terutama setelah Maya terkena kanker, dan suaminya menikah lagi dengan seorang pelacur.”

Begitu terdengar cerita yang dijalin tanpa bukti.

Terus berlanjut, bahkan sampai Selena tiba di sebuah pintu mahoni yang begitu besar.

Selena tampak gugup dan terus mengatur pernapasannya.

Menyadari itu, Sarah pun menegurnya, “Jangan gugup, cepat masuk.”

"Baik."

"Oh, iya. Jika Tuan Christopher meminta sesuatu yang intim kau juga harus menurutinya!"

Apa?!

Bugh!

Dorongan mendadak Sarah, membuat Selena tak sempat bertanya.

Gadis itu kini sudah masuk ke dalam kamar pribadi Christopher.

Tanpa sadar, Selena menahan napas saat Tuan Christopher sedang melepaskan dasi dari kerah kemejanya. 

Pria itu bak patung dewa yunani yang dingin...

"Kau?"

Suara berat dan mendominasi Tuan Christroper menyadarkannya.

Dengan penuh sopan dan rasa hormat, Selena pun berkata, “Tuan Christopher, saya Selena, putri dari Maya. Saya siap membantu Anda mandi.”

“Selena anak Maya?” Christopher terdiam sebentar, dia segera menoleh dengan sorot matanya yang tajam.

“Kau, anak Maya yang terkena sakit kanker?” tanya pria itu lagi.

Dalam situasi yang menuntut kewaspadaan dan penuh kesopanan, Selena berusaha untuk menjalankan tugasnya dengan penuh penghargaan dan ketelitian. Meskipun tegang, dia berusaha untuk tetap tenang dan menjaga profesionalisme dalam situasi yang tidak biasa ini.

Selena merasa tertegun oleh sorot tajam Christopher saat dia menyadari identitasnya. Dengan hati berdebar, dia singkat menjawab pertanyaan Christopher dengan hormat. “Ya,benar Tuan. Saya adalah Selena anak dari Maya.”

“Apa Helena mengirimmu ke sini untuk melayaniku?”

“Benar, aku mendapatkan surat perintah sekitar satu jam setelah menjenguk Ibu.”

Tiba-tiba saja, tatapan Christoper menggelap. “Jangan hanya berdiri tegak di sana, kau datang untuk melayaniku. Jadi cepatlah lepaskan semua pakaianmu atau kau mau aku yang melayanimu?”

Deg!

Melepaskan pakaian?

Selena merasa terkejut dan cemas. Meskipun tidak pernah berbuat salah, tatapan tajam dan intimidasi Christopher membuatnya merasa tidak nyaman. Dalam ketegangan yang melanda, Selena harus berpikir dengan cepat untuk merespons situasi yang menantang ini.

Tapi, tekanan Christopher begitu luar biasa.

Alih-alih menentang, Selena justru mengikuti perintah dari Christopher meski penuh keterpaksaan.

“Mendekatlah ke sini!” 

Suara tajam Christopher membuatnya ketakutan, tapi Selena berusaha untuk terlihat biasa saja.

Sayangnya, Selena tak tahu bila sang tuan kini menatapnya dengan ekspresi sinis dan mengejek.

Baginya, Selena palsu!

Sudah banyak wanita kiriman Helena yang sok memasang raut penuh keraguan dan hati-hati, tapi langsung liar sekali disentuh oleh Christopher.

'Mari kita lihat seberapa baik aktingmu nanti,' sinis Christopher dalam hati.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pemuas Hasrat Mafia Kejam   100. Nafsu Terakhir

    Hujan belum berhenti ketika Christopher dan Selena meninggalkan mansion itu, meninggalkan darah, mayat, dan masa lalu yang ingin mereka lupakan. Namun, di balik janji kebebasan yang mereka buat, ada kenyataan yang tak terhindarkan-dunia mafia tidak akan pernah membiarkan mereka pergi begitu saja.Christopher menyetir mobil dengan kecepatan konstan. Wajahnya tenang, namun di balik matanya yang gelap, ada ketegangan yang tak terlihat. Selena duduk di sampingnya, memeluk dirinya sendiri dalam diam. Mereka tahu bahwa perjalanan ini lebih dari sekadar melarikan diri. Ini adalah perang yang baru saja dimulai."Apa kau yakin kita bisa meninggalkan semua ini?" tanya Selena dengan suara yang hampir tenggelam oleh suara hujan yang memukul-mukul atap mobil. "Kamu tahu mereka akan mengejarmu."Christopher menatap lurus ke depan, tangannya memegang kemudi dengan erat. "Aku sudah menghabiskan seluruh hidupku dalam bayang-bayang kekejaman ini, Selena. Kalau kita terus di sını, kita tidak akan pernah

  • Pemuas Hasrat Mafia Kejam   99. Tepi Pelabuhan

    Rumah itu sepi meskipun malam telah larut. Christopher terbaring di tempat tidur, dengan Selena berada di sisinya. Mata Christopher menatap langit-langit, pikirannya melayang-layang, terngiang oleh kata-kata terakhir Helena. Ia tahu ada sesuatu yang besar dan berbahaya yang akan datang, tapi ia tidak tahu kapan atau bagaimana. Semua tampak tenang sekarang, namun ketenangan ini, dia tahu, hanya akan berlangsung sejenak. Christopher merasakan badai yang akan segera menghantamnya.Dengan napas berat, Christopher bangkit dari tempat tidurnya. Duduk di tepi ranjang, dia meremas rambutnya, wajahnya tegang, dan tatapannya lurus ke arah jendela yang menghadap ke laut yang gelap. Di luar, deburan ombak terdengar pelan, menciptakan suasana damai, tapi di dalam dirinya, semuanya kacau. Selena, yang baru saja terbangun dari tidur lelapnya, menatap Christopher dengan pandangan yang masih buram karena kantuk.“Kamu baik-baik saja?” tanya Selena dengan suara serak, mencoba menyesuaikan diri dengan k

  • Pemuas Hasrat Mafia Kejam   98. Badai yang Menyusul

    Suasana rumah terasa sunyi meskipun malam sudah larut. Christopher berbaring di tempat tidur, dengan Selena berada di sisinya. Pikirannya masih terngiang-ngiang oleh kata-kata terakhir Helena. Dia tahu ada sesuatu yang besar yang akan datang, tapi dia tidak tahu apa. Semua terasa tenang, tapi dia juga sadar bahwa badai akan segera menyusul.Christopher duduk di tepi tempat tidur, tangannya meremas rambutnya. Wajahnya tegang, matanya menatap lurus ke arah jendela yang menghadap ke laut yang gelap. Selena, yang baru saja terbangun dari tidurnya, menyadari kegelisahan Christopher.“Kamu baik-baik saja?” tanya Selena dengan suara lembut, matanya menyipit karena mengantuk.Christopher tidak langsung menjawab. Dia memandang Selena sejenak, lalu berbalik memandang ke arah jendela lagi. “Ada sesuatu yang tidak beres, Sel. Kata-kata Helena… dia bukan tipe orang yang hanya mengancam tanpa rencana. Aku merasa dia menyiapkan sesuatu yang besar.”Selena duduk, menarik selimut ke tubuhnya sambil me

  • Pemuas Hasrat Mafia Kejam   97. Keputusan Terakhir

    Malam itu terasa dingin di tepi pantai. Langit gelap tanpa bintang, seolah memberikan tanda bahwa sesuatu besar akan segera terjadi. Christopher tahu waktunya telah tiba. Semua masalah yang ditinggalkan di masa lalu kini menuntut penyelesaian, namun kali ini dia tidak akan menyerah pada amarah atau kekerasan. Dia sudah cukup belajar untuk memahami bahwa kekuasaan sejati bukan hanya tentang siapa yang paling kuat, tetapi tentang siapa yang paling bijak.Christopher duduk di ruang kerjanya, di depan meja kayu besar yang menghadap ke jendela besar yang memperlihatkan lautan yang tenang. Di tangannya, sebuah ponsel berdering pelan. Di layar tertera nama yang tidak asing: Helena. Dia tahu panggilan itu akan datang, dan dia sudah siap.Christopher mengangkat telepon dan mendengarkan suara sinis dari Helena di ujung sana."Christopher," suara Helena terdengar begitu dingin, "Sudah cukup bermain. Aku tahu kamu tidak akan bisa bertahan lama tanpa kembali ke duniamu yang sebenarnya. Waktunya un

  • Pemuas Hasrat Mafia Kejam   96. Badai yang Tak Terhindarkan

    Pagi di tepi pantai yang biasanya damai kini terasa begitu ganjil. Setelah malam penuh ketegangan itu, Christopher dan Selena seolah-olah tidak bisa sepenuhnya kembali ke ketenangan yang pernah mereka miliki. Meskipun mereka masih berusaha hidup normal, ada sesuatu di udara yang membuat segalanya terasa rapuh. Ancaman dari masa lalu Christopher telah kembali, dan kali ini tampaknya semakin sulit untuk dihindari.Christopher, yang biasanya tenang, mulai menjadi lebih waspada. Dia berjalan mondar-mandir di teras rumah, pikirannya dipenuhi berbagai rencana dan kemungkinan. Selena memperhatikannya dari dalam, duduk di meja makan, berusaha menyibukkan diri dengan secangkir kopi yang kini sudah dingin.Selena tidak bisa mengabaikan perasaannya. Sesuatu tidak beres, dan kali ini dia tahu bahwa mereka tidak bisa terus melarikan diri. Ketika Christopher masuk ke dalam rumah, wajahnya tegang. Dia duduk di kursi di seberang Selena, tetapi tatapannya kosong, seakan dia sedang memikirkan sesuatu y

  • Pemuas Hasrat Mafia Kejam   95. Riuhnya Malam

    Malam itu, udara di tepi pantai terasa sejuk, dengan angin malam yang berhembus lembut melalui jendela kamar. Kamar itu gelap, hanya disinari oleh cahaya bulan yang menerobos tirai tipis, menciptakan bayangan samar di dinding. Selena telah lama tertidur dalam dekapan Christopher, sementara dia berbaring di sampingnya, tetapi pikirannya terusik oleh kenangan yang mulai menghantuinya kembali. Dalam tidurnya, Christopher mengerang pelan, tubuhnya bergerak gelisah di bawah selimut. Wajahnya yang biasanya tenang kini terlihat tegang, dengan alis berkerut seakan terjebak dalam mimpi yang buruk. Dia kembali ke masa lalu dalam pikirannya, masa ketika darah, kekacauan, dan pengkhianatan adalah bagian dari hidupnya sehari-hari. Terbayang kembali saat-saat ia mengarahkan senjatanya, terlibat dalam kesepakatan gelap, dan mengorbankan apa pun demi kekuasaan. Dalam mimpinya, dia melihat Helena, tersenyum licik sambil membisikkan kata-kata penghancuran. Tawa sinisnya menggema, mengingatkannya pada

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status