Home / Young Adult / Pemuas Hasrat Sang Presdir / (21+) AKU YANG AKAN MEMBUATMU GILA

Share

(21+) AKU YANG AKAN MEMBUATMU GILA

Author: Kak Upe
last update Last Updated: 2025-07-09 00:11:15
Bumi mengalihkan mulutnya ke lekuk bahu Gilea, mengecap kulit di sana dengan ritme memikat—seperti hujan yang jatuh perlahan di daun. Tangannya tak berhenti: jari telunjuk kanannya menyusuri batas elastis stoking yang melorot, sementara jari kiri memainkan kait garter yang tersisa, bergetar tipis setiap kali logam itu menyentuh kulit sensitif Gilea.

"Aku ingin kau mengingat..." bisiknya, nafasnya membentuk kabut hangat di pundak Gilea, "...betapa setiap sentuhan ini membakarmu."

Dia menekan ibu jarinya ke urat di paha Gilea yang terbuka, merasakan denyut nadi liar di balik kulit halus. Perlahan, stoking kanan diturunkannya hingga ke lutut, meninggalkan jejak merah muda di tempat elastis menekan. Kain nilon itu kini menggantung lemas di betis, kontras dengan kaki kiri yang masih terbalut rapi.

"Bee—" Gilea memutar tubuh, mencoba menangkap bibir Bumi, tapi ia menghindar dengan lembut.

"Belum," desis Bumi, matanya membara dalam kegelapan. Tangannya merayap naik, menyelip di antara rok yan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pemuas Hasrat Sang Presdir   (21+) GETIR

    Udara di antara mereka terasa bermuatan listrik, setiap tarikan napas bercampur dengan erangan yang tertahan. Gilea tetap bertahan di atas Bumi, klitorisnya bergesekan dengan batang keras Bumi dalam gerakan memutar yang sengaja tidak cukup untuk memberikan kepuasan."Kau ingat setiap detik ketika kau menyiksaku tadi?" bisik Gilea, suaranya seperti madu yang dicampur racun. Lidahnya menyentuh leher Bumi, mengecap keringat asin di sana sebelum menggigit tendon yang tegang.Bumi mengangkat pinggulnya, mencari gesekan yang lebih dalam, tapi Gilea dengan tegas menarik tubuhnya mundur, hanya membiarkan ujung penis Bumi menyentuh lipatan basahnya—sekelebat sentuhan yang membuat mereka berdua menggigil."Sial—" Bumi menggeram, tangannya mengepal di samping tubuhnya, otot-ototnya bergetar seperti senar yang terlalu tegang.Gilea tersenyum, jari-jarinya menelusuri perut Bumi yang berkontraksi, turun ke pangkal pahanya yang berdenyut, tapi sengaja menghindari area yang paling sensitif."Aku ingi

  • Pemuas Hasrat Sang Presdir   (21+) AKU YANG AKAN MEMBUATMU GILA

    Bumi mengalihkan mulutnya ke lekuk bahu Gilea, mengecap kulit di sana dengan ritme memikat—seperti hujan yang jatuh perlahan di daun. Tangannya tak berhenti: jari telunjuk kanannya menyusuri batas elastis stoking yang melorot, sementara jari kiri memainkan kait garter yang tersisa, bergetar tipis setiap kali logam itu menyentuh kulit sensitif Gilea."Aku ingin kau mengingat..." bisiknya, nafasnya membentuk kabut hangat di pundak Gilea, "...betapa setiap sentuhan ini membakarmu."Dia menekan ibu jarinya ke urat di paha Gilea yang terbuka, merasakan denyut nadi liar di balik kulit halus. Perlahan, stoking kanan diturunkannya hingga ke lutut, meninggalkan jejak merah muda di tempat elastis menekan. Kain nilon itu kini menggantung lemas di betis, kontras dengan kaki kiri yang masih terbalut rapi."Bee—" Gilea memutar tubuh, mencoba menangkap bibir Bumi, tapi ia menghindar dengan lembut."Belum," desis Bumi, matanya membara dalam kegelapan. Tangannya merayap naik, menyelip di antara rok yan

  • Pemuas Hasrat Sang Presdir   (21+) PUASKAN AKU

    Air menghujam dari shower seperti hujan musim panas—deras, hangat, menghanyutkan. Bumi menutup mata, membiarkan tetesan-tetesan itu membasahi wajahnya, menyapu segala ketegaran yang biasanya melekat pada garis rahangnya.Sesuatu yang aneh terjadi.Senyum.Bibirnya yang biasanya terkatup rapat sekarang melengkung tanpa disadari, terlihat samar di balik tirai air yang mengalir. Sebuah rasanya asing namun sangat nyaman, seolah menemukan kembali sesuatu yang lama terlupakan."Ada apa denganku?"Pikirannya berputar, mencoba memahami kenapa godaan kecil tadi bisa membuat hatinya sebahagia ini."Mengapa menggodanya seperti itu saja membuat aku senang?" Batinnya.Dia menggosok wajahnya dengan kedua tangan, air bercampur dengan embun keanehan yang melekat di bulu matanya.Apakah karena dia telah berhasil menaklukkan Gilea yang menolaknya?Tapi dia tidak merasakan kepuasan pembalasan dendam sama sekali.Atau karena..."Tidak."Dia memotong pikirannya sendiri, enggan menyentuh kemungkinan tera

  • Pemuas Hasrat Sang Presdir   APA AKU HARUS MELAYANINYA LAGI?

    “Kau serius, Kak? Apa benar kau dan—” Joanna yang tadinya penuh semangat, menjejali Bumi dengan pertanyaan-pertanyaan seperti anak kecil yang merengek, mendadak terdiam.Bumi mengangkat pandangannya. Tajam. Dingin. Tatapan yang tidak perlu suara untuk memberi peringatan.Joanna menelan ludah. Wajahnya berubah. “Maafkan aku, Kak. Maaf atas pertanyaan bodohku.” Nada suaranya kini lebih pelan, lebih defensif. Tapi bukan karena sadar—melainkan karena takut.Lalu, seperti ingin menebus kesalahan dengan cara yang salah, ia menambahkan, “Tidak seharusnya aku bertanya hal itu padamu. Mana mungkin kau tidur dengan wanita murahan seperti dia!” Nada suaranya berubah jadi getir, penuh cemooh. “Setiap pria dia goda. Hyyukk... aku saja mual bila melihat wajahnya.”Kata-kata itu meluncur cepat, seperti racun yang dilempar ke udara. Dan meski Joanna tidak menyadarinya, racun itu tidak hanya menyasar Gilea— tapi juga menyentuh sesuatu dalam diri Bumi yang bahkan ia sendiri belum berani akui.“Kalau k

  • Pemuas Hasrat Sang Presdir   POSTINGAN DI WEB INTERNAL PERUSAHAN

    “Ini ponsel barumu. Dan ini... surat kontrak pernikahan kita.” Bumi mendorong dua benda itu ke ujung meja, gerakannya tenang tapi penuh tekanan tak kasat mata.Gilea, yang baru saja keluar dari kamar mandi dan mengenakan kembali pakaiannya, hanya bisa berdiri diam. Matanya tertuju lurus pada dokumen di atas meja—selembar kertas yang terasa lebih berat dari apa pun yang pernah ia tanggung.Tak ada kata yang keluar dari bibirnya. Hanya tatapan kosong yang mencoba menahan gelombang emosi yang tak terkira di dadanya.“Gerai rambutmu.” Suara Bumi terdengar datar, namun tak menutup instruksi keras yang ada di balik kata-katanya.“Jangan sampai tanda merah di cuping telingamu terlihat oleh orang lain. Aku tidak ingin ada gosip skandal tentang kita di perusahaan ini. Paham?”Tatapannya dingin, seolah kejadian panas dan liar yang terjadi sejam yang lalu diantara mereka tidak ada artinya. Tatapan sungguh menekankan bahwa semua yang terjadi tidak lebih dari bagian dari kesepakatan diantara mereka.

  • Pemuas Hasrat Sang Presdir   (21+) SEBUT NAMAKU, SAYANG

    Udara di dalam ruangan tiba-tara terasa lebih berat, seolah terisap oleh intensitas tatapan Bumi yang tak berkedip. Gilea berdiri di tengah ruangan, jari-jarinya gemetar di sisi tubuhnya. Perintah itu menggantung di antara mereka—mendominasi, tegas, tak terbantahkan.Dia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan detak jantung yang berdegup kencang. Ini harga yang harus dibayar, bisiknya dalam hati.Dengan gerakan lambat, jemarinya meraih kancing blazer-nya satu per satu. Suara gesekan kain terdengar nyaris memekakkan telinga di keheningan yang mencekam. Blazer itu jatuh ke lantai dengan suara lembut, diikuti oleh hem yang ia kendurkan dari pinggangnya.Bumi tak bergerak. Dia hanya duduk di sana, menyandarkan tubuh ke sofa dengan sikap seorang raja yang sedang menikmati persembahan. Matanya—gelap, dalam, penuh nafsu yang tertahan—mengikuti setiap gerakan Gilea dengan ketelitian yang membuat kulitnya merinding."Sekalian," bisiknya, suaranya serak. "Jangan buang waktuku."Gilea men

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status