Beranda / Romansa / Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+ / 22. Aku Butuh Susu Kamu

Share

22. Aku Butuh Susu Kamu

Penulis: Callista_ Ivan
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-17 16:36:42

Nada mengerjapkan mata beberapa kali sambil menelan ludah susah payah. Jawaban yang telah dijawabnya tadi terasa susah untuk diulang. Suaranya tertahan di kerongkongan.

"Jawab!" tegas Daffa lagi.

"I … iya." Nada membuang napas kecil. “Iya, itu benar. Dia memang yang mengantar aku pulang.”

Daffa semakin kesal dan ekspresinya berubah serius. Dia mendekati Nada dengan langkah cepat, lalu tiba-tiba mencengkeram bahu Nada dengan kuat. Nada terkejut dan merasakan sakit yang tajam di bahunya. Daffa berbisik dengan nada marah.

“Kamu itu hanya boleh berangkat dan pulang sama aku. Nggak boleh sama yang lain!”

Nada menjerit pelan karena rasa sakit yang intens. Air mata mulai mengalir di pipinya, dan dia mencoba menenangkan diri meski masih merasa nyeri.

“Daffa... tolong! Ini … ini sakit,” isaknya, suaranya bergetar.

Daffa melihat ekspresi kesakitan di wajah Nada langsung merasa bersalah. Dia buru-buru melepaskan cengkeramannya dan mundur beberapa langkah.

“Maaf, Nada. Aku nggak bermaksud menyaki
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+   32. Diremas-remas di Ruang Guru

    Kata-kata itu membuat Nada semakin bingung. Daffa, majikannya yang dikenal dingin dan tidak peduli dengan siapa pun, kini tiba-tiba menunjukkan perhatian yang aneh terhadapnya. Apa yang sebenarnya dia inginkan?Kring! Kring!Jam masuk sekolah akhirnya berbunyi, menggema ke seluruh sudut bangunan sekolah itu. Koridor yang semula ramai oleh siswa yang berbincang dan bercanda kini sunyi, hanya menyisakan suara langkah-langkah tergesa-gesa beberapa siswa yang terlambat.Di depan kelas Nada, Daffa masih tetap berdiri dengan tangan menyilang di dada. Pandangannya tajam, menembus kaca kecil di pintu kelas. Sedangkan di dalam sana, Nada nampak telah duduk di barisan depan dan terlihat sedang sibuk mencatat sesuatu di buku kecilnya.Daffa mendesah pelan. "Aku harus mengawasinya di sini, dan jangan sampai guru sialan itu berani menggoda nya," gumam Daffa kesal.Tak lama, tiba-tiba saja terdengar langkah berat mendekat dari arah koridor. Daffa menoleh, dan disana ia mendapati Gio sedang berjalan

  • Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+   31. Cemburu

    Perawat tersenyum tipis sambil menutup catatannya. "Kondisi nenek Anda mulai stabil, Nona. Namun, tetap harus diawasi. Pastikan dia cukup istirahat dan makan dengan baik."Mendengar kabar itu, Nada menghela napas lega. "Syukurlah, nek..." bisiknya sambil menggenggam tangan Nek Siti yang lemah, lalu dia mengambil mangkuk bubur di meja dan mulai menyuapi neneknya dengan hati-hati.Nek Siti tersenyum lemah, tapi matanya penuh kasih sayang saat memandang cucunya. "Nada ... kamu jangan lupa sekolah, ya. Nenek nggak mau kamu terlambat," ujarnya dengan suara yang lemah, namun Nadanya masih menunjukkan ketegasan seorang nenek yang peduli.Nada mengangguk, walaupun hatinya terasa berat untuk meninggalkan neneknya. "Iya, nek. Nada nggak akan terlambat. Setelah ini Nada pergi sekolah," jawabnya lembut, lalu berpaling ke Daffa yang masih berdiri di dekat pintu."Tuan Daffa, terima kasih... Kamu sudah baik sekali," ucapnya dengan senyum kecil yang tersungging di wajahnya, penuh ketulusan.Daffa ha

  • Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+   30. Berpikiran Lain Tentang Nada

    “Gawat, itu pasti Daffa! Cepat menjauh dari aku, Dok!” sentak Nada panik.Malam yang semakin sunyi, dan hanya terdengar suara napas pelan dari tubuh tua Nek Siti yang terbaring lemah di atas brankar, membuat suara langkah di luar sana terdengar sangat jelas.Nada segera duduk di sofa, berusaha menenangkan diri dari kejadian tadi. Candra yang semula mendekatinya dengan tatapan penuh gairah, kini juga segera berusaha bersikap profesional, meskipun jejak-jejak kejadian itu masih terasa di udara. Suara langkah kaki mendekat, membuat Nada tersentak. Ia cepat-cepat mendorong tubuh Candra yang ada di atasnya, panik dan takut jika seseorang masuk dan melihat mereka dalam posisi seperti itu.“Jangan macam-macam lagi,” bisik Nada dengan ketakutan di matanya, sambil turun dari sofa dan merapikan pakaiannya yang berantakan.“Shit!” geram Candra kesal.Candra juga buru-buru berdiri, merapikan jas putihnya, serta menyisir rambutnya dengan tangan. Wajahnya terlihat penuh rasa bersalah bercampur kesa

  • Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+   29. Dokter Mesum yang Kurang Ajar

    Nada merem melek, merasakan sensasi geli-geli nikmat saat lidah Candra menjilati puncak payudara nya yang sudah semakin besar dan keras. Tak hanya itu, pria itu juga meremas dada Nada dan menyesap puncak payudara nya dengan kuat, hingga membuat kedua pipinya terasa kosong. Sedangkan Nada terus saja mendesah, tubuhnya menggelinjang apalagi dalam posisi yang sangat menggairahkan seperti ini.“Ahh, ahh!”Candra tampak sangat menikmati wajah terangsang Nada yang membuat gadis itu semakin cantik. Ia terus saja menyedot puncak payudara Nada yang kian mengeras, hingga akhirnya mendadak Candra terhenti. Ia melepaskan pagutan bibirnya dari dada Nada seraya menatap gadis yang ada di bawah tubuhnya tersebut.“Nada, payudara kamu …? Kamu punya air susu?”“Nada, kamu bisa ngeluarin air susu?” tanya Candra sekali lagi sambil menatap lekat wajah cantik Nada yang kini terbaring lemah di bawah kungkungan tubuhnya.Matanya menatap wajah Nada, lalu beralih pada kedua payudara besar yang baru saja di

  • Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+   28. Ahh! Ahh! Dokter Candra

    “Ka … kamu? Apa yang kamu lakukan di sini?” Nada bertanya dengan suara gemetar.Dengan cepat, gadis itu pun langsung berdiri dari kursinya dengan tubuhnya yang terasa bergetar. Matanya terbelalak lebar, penuh dengan keterkejutan ketika ia menatap sosok seorang pria yang kini sedang berada di hadapannya.Tak salah lagi!Pria itu adalah pria kurang ajar yang sudah menguncinya di kamar mandi siang tadi. Masih segar di ingatannya, bagaimana pria itu menyentuhnya dengan kasar, meremas payudara nya dengan buas, menjamah setiap inci tubuhnya, hingga meninggalkan bekas kemerahan di lehernya yang hampir saja membuatnya bertengkar dengan Daffa.Bahkan rasanya, Nada masih bisa merasakan ketika jari tengah pria itu nyaris saja menusuk kewanitaan nya yang selama ini mati-matian ia jaga. Nada menatap marah pada pria itu, juga menatap pada tangan kekarnya yang tadi ia pergunakan untuk menjamah dan meremas payudara Nada dengan begitu buas.Pria berjas putih itu menyeringai licik, dengan senyum yang m

  • Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+   27. Dia Kan ...?

    Nek Siti tersenyum tipis, meski wajahnya pucat. “Nenek akan baik-baik saja, Nada. Jangan khawatir,” katanya, sebelum menoleh pada Daffa yang berdiri di sudut ruangan. “Terima kasih, Nak Daffa, sudah menyelamatkan nyawa nenek.”Daffa hanya mengangguk, mencoba menyembunyikan perasaan tersentuh yang tiba-tiba melintas di hatinya. Sekali lagi, ia merasa terharu melihat pemandangan mengharukan di depan matanya. Ia kembali teringat pada mendiang neneknya yang juga sangat menyayanginya seperti Nek Siti menyayangi Nada.***Malam itu, suasana di rumah sakit begitu sunyi. Hanya terdengar suara alat medis yang berdetak pelan dari dalam kamar tempat Nek Siti terbaring lemah. Cahaya lampu di luar ruangan cukup terang, menambah kesan tenang sekaligus mengundang perasaan cemas di hati Daffa yang duduk di kursi ruang tunggu, sembari memandangi pintu kamar rawat.Setelah seharian menemani Nada dan Nek Siti, Daffa akhirnya memutuskan untuk pulang sejenak guna mengambil pakaian bersih. Saat ia kembali,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status