Setelah itu, William dan Angel kembali ke Helokopter milik William, Komandan Bradley dan seorang pasukannya kembali ke Helikopter mereka dan pada akhirnya, William terpaksa mengajak Samuel ikut bersama ke Helikopternya dan mereka kembali ke WDC.
“Mohon perhatian! Misi telah selesai! Untuk seluruh pasukan, diharapkan untuk segera kembali ke pantai. Sekian…” Kata Komandan Bradley kepada seluruh pasukannya melalui radio.
Mendengar itu, seluruh pasukan milliter yang masih patroli di sekitar kota itu langsung memutar balikan arah Helikopter mereka dan langsung bergegas kembali ke pantai sesuai arahan Komandan Bradley.
“William, sejak kapan kamu memiliki Helikopter?” Tanya Angel yang tengah duduk di samping William di kursi Co-Pilot.
“Hah? Loh, kakak tidak tahu? Perasaan, Helikopter ini sudah lumayan lama loh di kantorku. Masak kakak tidak tahu?” Jawab William sembari mengendalikan Helikopter.
“Loh, kamu p
“Mohon maaf om William, kalau seandainya kak Angel da nom Samuel telah tiada, jasad mereka dimana om?” Tanya Almero kepada William.“Hussss… Kamu ini apaan sih Almero! Kamu tidak boleh berkata seperti itu.” Jawab Desya.“Loh, apa aku salah bu? Kan aku hanya bertanya?” Kata Almero kepada Ibunya.“Tidak salah sih, tapi tidak seperti itu juga pertanyaanmu Almero… Semua orang yang ada disini sedang berduka. Masak kamu tega bertanya seperti itu?”“Iya-iya bu, maaf…”“Tidak… Almero tidak salah kok… Emm… Itu, jasad mereka berdua ada di Helikopter saya. Dan, rencananya, hari ini akan di adakan acara pemakamannya. Emm… Mau lihat dulu? Kalau mau, ayo, biar saya tunjukkan…” Kata William.“Hah!?”Semua orang yang ada disana terkejut mendengar perkataan William. Lalu, William berjalan menuju Helikopternya diik
“Sayang, bagaimana kondisi Fanny?” Tanya Chelsea kepada Joe yang baru saja tiba bersama dengan Desya, Jordi dan anak-anaknya.“Emm… Dokternya masih di dalam sayang. Ini kami sedang menunggu kabar dari dokternya.” Jawab Joe.Chelsea menganggukkan kepalanya perlahan sembari memandangi pintu masuk posko yang sengaja di tutup oleh dokter. Lalu, beberapa saat kemudian, Pintu posko kesehatan itu terbuka. Samuel yang dari tadi berjalan mondar-mandir dengan raut wajah yang sangat cemas, sontak langsung bergegas berlari menghampiri dokter yang baru saja keluar dari posko.“Dok! Bagaimana? Bagaimana dengan pacar saya Dok?” Tanya Samuel.“Tenang tuan, anda tidak perlu khawatir, pacar anda hanya syok. Dan sepertinya, kondisi tubuhnya sedikit melemah. Mungkin, akhir-akhir ini dia selalu telat makan, atau mungkin sama sekali tidak mengkonsumsi makanan?” Kata Dokter itu.“Iya Dok, memang akhir-akhir ini
Hotel Mendez, 20 Sept 2014, 07:00 Pagi.Ke-esokkan harinya, Angel, William dan Jordi kembali ke Hotel Mendez setelah berkonsultasi dengan teman Jordi yang merupakan seorang dokter spesialis saraf di salah satu rumah sakit yang cukup terkenal di WDC. Mereka memutuskan untuk menginap di hotel terdekat di sekitar rumah sakit itu untuk menginap satu malam dan kembali ke Hotel Mendez di pagi harinya.“Kak, ayo sarapan dulu…” Kata William kepada Angel.“Samuel kemana? Dan… Yang lain? Mereka tidak sarapan?” Tanya Angel.“Eh? Iya juga ya, ruang makannya juga masih sepi nih. Emm… Apa mungkin mereka masih di posko?” Jawab William.Lalu,“Selamat pagi tuan William, nona Angel…” Kata Desya yang baru saja tiba bersama anak-anaknya.“Loh, kalian dari mana sayang?” Tanya Jordi.“Dari kamar dong ayah…” Jawab Almero mewakili Desya.
“Emm… Black Card itu apa Will?” Tanya Angel yang dari tadi hanya diam sembari mendengarkan mereka berbicara.“Hah!?”Mendengar itu, mereka semua langsung menoleh kearah Angel.“Ngel? Kamu tidak tahu Black Card? Kartu credit yang biasa kamu gunakan untuk membayar itu loh…” Kata Chelsea.“Emm… Apa? Kapan?” Tanya Angel.“Ah, aku lupa, kamu tidak mengingatnya ya”Angel menggelengkan kepalanya kepada Chelsea.“Oh iya kak, dimana Black Card kakak? Ponsel kakak?” Tanya William.“Black Card? Black Card itu apaan sih Will, kok sepertinya berharga banget ya? Terus, sejak kapan aku memilikinya? Dan, ponsel? Sejak kapan aku punya ponsel?” Jawab Angel.“Loh! Serius kak? Jadi, Black Card kakak…”“Emm… Mungkin terjatuh bersama dengan ponsel dan dompetnya Angel ketika kami lompat ke laut untuk m
“Ah, begitu ya… Eh, ngomong-ngomong tuan apa kabar nih? Sudah lama sekali sejak terakhir kali anda berkunjung kesini, membeli hotel yang hampir sama sekali tidak memiliki pengunjung, kemudian merubah hotel menjadi Mall yang sangat megah ini. Dan ya, saya sangat bersyukur sekali bisa bertemu anda tuan.” Kata Toni.“Hahaha… Ah, iya Ton, waktu itu, kamu pemilik dari hotel itu kan?”“Iya tuan, padahal, hotel itu cukup terbilang mewah. Tapi ya, ternyata tidak sesuai dengan harapan saya tuan. Jadi, saya memutuskan untuk menjualnya kepada anda. Nah, entah kenapa, ketika Mall ini selesai dibangun dan baru saja mulai beroperasi, Mall ini langsung ramai. Mall ini tidak pernah sepi akan pengunjung setiap harinya. Dan, sampai sekarang, saya masih bingung bagaimana cara anda memp-promosikan Mall ini.”“Emm… Saya rasa, saya sama sekali tidak pernah mem-promosikan Mall ini. Tapi menurut saya, orang-orang yang menye
“Hah? Ingat? Kakak ingat apa?”“Iya kan Ngel, kamu ingatkan?”Tanya William dan Cassey secara bergantian.“Iya aku ingat… Semuanya masuk begitu saja ke kepalaku… Tapi…”“Tapi apa Ngel?” Tanya Cassey.“Aku hanya mengingat kalau beberapa minggu yang lalu, aku pernah membeli semua gaun dari sebuah toko yang ada di Mall ini. Tapi, ya hanya itu saja yang aku ingat. Aku masih tidak siapa kamu, hehe…” Jawab Angel.“Emm… Yasudah, tidak masalah Ngel, tidak perlu terburu-buru Ngel, santai saja. Lambat laun, ingatanmu pasti bakalan kembali seperti semula. Tenang saja, aku, Chelsea dan Fanny akan terus membantu kamu mengingat semuanya.” Kata Cassey sembari merangkul Angel.“Terima kasih…” Kata Angel.“Yasudah, pakaian-pakaian ini bagaimana kak? Jadi dibeli semua atau tidak?” Tanya William.“
Sesampainya di Hotel Mendez… Braak! “Kak, mau makan siang dulu atau langsung ke kamar?” Kata William sembari menutup pintu mobil. “Emm… Makan saja lah Will. Aku juga belum mengantuk kok…” “Yasudah, setelah makan, kakak coba tidur ya, supaya kepala kakak bisa lebih membaik.” “Sudahlah Will, kamu tidak perlu meng-khawatirkanku. Kepalaku sakit, mungkin karena aku belum makan. Kemungkinan sih begitu…” “Hadehh… Yasudah lah kak, terserah kakak saja.” Samuel dan yang lainnya juga sudah keluar dari mobil. Kemudian, mereka semua masuk ke dalam Hotel dan langsung berjalan ke ruang makan. “Emm… Istri saya dan anak-anak kemana ya?” Kata Jordi kepada dirinya sendiri sembari melihat ke sekeliling tempat. Mendengar itu, William langsung menjawab perkataan Jordi, “Istri dan anak-anakmu? Loh, kan tadi mereka bilang, mereka ingin bermain di pantai. Ingat tidak?” “Ah, iya tuan, saya lupa, hehe… Yasudah, saya ke pan
“Hadehhh… Kok kenyang ya? Perasaan, sebelum makan tadi, perutku terasa lapar deh? Tapi, setelah makan, eh malah kenyang.” Kata Cassey sembari memegangi perutnya.“Apa!? Kamu kenyang Cass? Wahh, keren banget kamu… Apa tadi? Sebelum makan, perut kamu terasa lapar?” Tanya Chelsea.“Iya Chel” Jawab Cassey.“Terus, setelah makan, kamu merasa kenyang dan tidak lapar lagi?”“Iya nih. Menurut kamu, itu kenapa ya Chel?”“Emm… Entah, aku juga bingung Cass. Mungkin, karena otakku masih normal kali ya?”“Loh, jadi maksud kamu, otakku tidak normal begitu!?”“Eh, kamu sendiri yang bilang loh, bukan aku, hahaha” Kata Chelsea sembari tertawa.“Kalian bahas apa sih? Kok aku jadi kayak bego banget ya? Sejak dari tadi kalian mengobrol, mengapa hanya aku yang sampai sekarang belum paham tentang apa yang sedang kalian bahas.&rd