Salah seorang Pelayan naik ke lantai dua dan menghampiri Pria itu, dengan tangan yang masih menempel di wajah salah seorang temannya. “Ah, ma – maaf, Tuan, sepertinya pengunjung yang lain merasa sedikit terganggu, hehe. M – mohon maaf, kalau ingin berkelahi … silahkan di lu …,” Gedebam! Brak! Praaang!!! “Hiyaaa!!!” “Hiyaaa!!!” “Hiyaaa!!!”Pelayan itu langsung terlempar dan menghantam salah satu meja makan yang sedang digunakan oleh dua orang pengunjung, dan piring serta gelas yang ada di atasnya langsung terhempas ke lantai. Setelah melakukan itu, perlahan wajah Pria itu kembali menoleh kearah Angel. “Jadi, bagaimana?” tanya Pria itu, masih dengan tatapan yang sama kearah Angel. Tap … tap … tap … “Atau … mau lebih di perjelas, kah …,” Tap! Gedebam! Gubrak!!! Gedebam! Gedebam! “T – Tuan! A – ah, sialan! Berani sekali ka …,” Tap! Gedebam!Saat Pria kekar itu baru saja melangkahkan satu langkah berniat berjalan kearah A
Tok … tok … tok …Setelah kejadian yang tak terduga di Cafe, Angel langsung pergi menggunakan mobil milik Joe. Sebenarnya Angel tidak melarikan diri karena sudah memukul dua orang Pria yang tiba-tiba mengganggu-nya dan teman-temannya, akan tetapi alasan dia langsung pergi meninggalkan Cafe karena seluruh mata para pengunjung sudah tertuju padanya saat itu. Dia tidak ingin karena kejadian itu, namanya beserta keluarganya menjadi rusak. Begitulah yang sedang dipikirkan Angel saat itu. “Hmm … ah, hmm … apa ya? Hmm ….”Sembari mengemudikan mobil dan berpikir, Angel mengetuk jari telunjuknya beberapa kali ke stir mobil. “Jadi …, kenapa aku langsung pergi ya?”Terlihat, dia berbicara kepada dirinya sendiri di dalam mobil. Dia tampak masih memikirkan kejadian yang sudah terjadi di Cafe. “Nggak! Bentar-bentar. Kalau aku pergi, bukannya terlihat seperti melarikan diri, ya? Yang harusnya bersalah ‘kan mereka dan bukan aku? Kenapa harus aku yang pergi? Takut reputasiku jelek dimata p
Angel, Fanny, Chelsea, kedua Pekerja Toko menatap kearah salah seorang rekan Chelsea yang tengah sibuk membungkam mulut Emma yang sejak dari tadi selalu memotong perkataan Angel. “Hadehhh ….” Angel menggelengkan kepala sambil menghela napas. “Oke, jadi ….”Angel melanjutkan perkataannya dengan menceritakan apa yang sudah terjadi saat Angel pergi bersama dengan Joe ke sebuah Cafe. Dia juga menceritakan kalau sebelum itu, dia dan Joe menemui Alan di Cafe itu. “Apa?! Pria yang menggoda Emma saat kita tiba di depan Club malam kemarin, Ngel?!” tanya Fanny, terkejut. “Iya, Fann! Parahnya lagi, mereka berdua membawa satu orang temannya dengan tubuh yang … wah, tinggi dan kekar! Kalian tahu Joe setinggi apa, ‘kan? Nah, Pria bertubuh kekar itu bahkan jauh lebih tinggi,” jelas Angel. “Terus – terus?!” sahut Chelsea penasaran. “Hup! Hup!” Plak! “Ouchh! Sakit, Emma!” “Hufffttt … huh! Makanya jangan menutup mulutku! Apa tadi, Ngel? Pria yang kemarin kamu dan … h
Pencarian di minggu ke 3 masih terus dilanjutkan. 20 unit Helikopter memantau di udara, sedangkan 20 unit kapal berlayar di lautan untuk terus mencari Angel, Samuel dan Draniela. Sampai suatu ketika,“Mohon perhatiannya! Tampak dari atas, sepertinya di sekitar kapal unit 10 dan 12 telah di temukan sesuatu. Segera di periksa!” Kata Komandan dari tim penyelamat yang tengah memantau dari atas menggunakan Helikopter unit pertama.Mendengar perintah dari komandan melalui radio, kapal unit 10 dan 12 langsung menghentikan pergerakan. Kemudian, tim penyelam yang ada di kapal unit 10 dan 12 langsung bergegas melompat ke laut untuk mengecek sekitar.“Lapor komandan! Tim penyelam dari unit 10 berhasil menemukan sesuatu!” Kata seseorang yang memimpin kapal unit 10.“Baik, saya akan turun kesana untuk mengeceknya.” Kata komandan membalas laporan dari pemimpin kapal unit 10 mengunakan Handy Talky.Setelah itu, Helikopter unit
Bahama, 17 Sept 2014, 18:00…“Bu, ayah kemana?” Tanya seorang gadis kecil yang tengah berjalan di pinggir pantai bersama dengan ibunya.“Ayah? Ayah kan sedang bekerja sayang… Sebentar lagi, ketika kita pulang, pasti ayah sudah ada dirumah.” Kata ibu dari anak gadis kecil itu“Emm… Begitu ya bu… Tapi, ayah sudah lama sekali tidak pulang bu… Ayah beneran pulang kan bu?”“Iya sayang, ayah pasti pulang kok…” Kata Ibu itu sembari mengelus-elus rambut gadis kecil itu.“Bu, lihat! Ada orang yang lagi tiduran di pasir bu… Dia ngapain ya tiduran disana bu?” Kata gadis kecil itu sembari menunjuk kearah depan.“Eh… Ibu juga tidak tahu… Ayo kita lihat kesana…”Kemudian, Ibu dan anak itu berlari menuju seseorang yang sedang tertidur di pinggir pantai tepat di depan mereka.“Eh! Dia pingsan nak!
Pukul 07.00 pagi…“Jeglek…”Pintu kamar bu Aura terbuka.“Eh!? Kak Angel kemana nak?” Tanya bu Aura kepada Alfina.“Loh, dari tadi malam kan, aku bersama ibu di kamar, ya mana ku tau…” Kata Alfina kepada bu Aura.“Iya juga ya… Emm… Kemana dia ya…”“Coba lihat ke luar bu, siapa tau kak Angel ada di luar…”Kemudian, bu Aura bersama dengan Alfina berjalan keluar rumah.“Loh, Angel… Kamu sudah bangun?” Kata bu Aura sembari berjalan menghampiri Angel yang tengah duduk di kursi kayu depan rumah bu Aura sembari memandangi pantai yang di terpa oleh ombak kecil.“Eh, iya bu… Ibu dan Fina juga sudah bangun ternyata…”“Emm… Iya nih, kamu sedang apa disini sendirian Ngel?” Kata bu Aura.“Tidak ada bu, aku sedang duduk saja sembari memandangi p
“Sam… Aku pergi dulu ya, barang bekasku sudah terkumpul cukup banyak nih… Dan, terima kasih sudah menemaniku berkeliling sembari mengumpulkan barang bekas ini, daaahhh” Kata Angel sembari melambaikan tangannya kepada Samuel yang masih fokus mencari barang bekas di tempat pembuangan sampah.Setelah itu, Angel pergi ke titik awal Angel, bu Aura dan Alfina berpisah dan berkumpul kembali.Sesampainya disana, Angel duduk di pinggir jalan menunggu bu Aura dan Alfina sembari meletakkan karung yang berisi barang bekas yang telah dikumpulkannya itu di sebelahnya. Lalu,“Permisi nona…”Seorang petugas dari kepolisian menghampiri Angel yang tengah duduk sendirian di pinggir jalan.“Iya pak, ada apa ya?” Tanya Angel.“Maaf, pengemis dan pemulung dilarang di area ini! Jadi, lebih baik anda pergi ke tempat lain!” Bentak polisi itu.“Hah!? Tapi, saya tidak sedang mengemis pak
Satu unit Helikopter Airbus H225 Super Puma mendarat di pinggir pantai dan juga, sekitar 10 unit Helikopter tempur Bell Boeing V-22 Osprey mendarat di belakangnya. Lalu, seorang pria berbadan yang tak terlalu tinggi dengan wajah yang sangat tampan menggunakan jas Stuart Hughes Diamond turun dari helicopter dengan 50 pasukan militer yang siap mati untuk mengawal pria itu. Kemudian, pria itu berjalan kearah Joe yang sepertinya sudah berdiri dengan wajah yang pucat dan sangat ketakutan pada saat itu.“S… S… Se… Sel… Sela… Selamat… Selamat siang tuan William…” Kata Joe sembari menundukkan tubuhnya serendah mungkin kepada pria itu.Dan ya, pria itu adalah William. Adik dari Angel Mendez, seorang pria yang sangat-sangat kaya hampir di separuh belahan dunia setelah ayahnya dan Angel. Lalu, perlahan William mendongakkan kepalanya Joe, dan,“Plak!!!”Sebuah tamparan mendarat di pipi Joe. Lalu