Share

Tambatan Hati Caca

Senin pagi itu terasa berat sekali. Mendung petang menggelayut di cakrawala ketika dia melihat keluar jendela. Tak ada niatan Caca beranjak dari kasurnya. Dadanya sesak. Meski sudah menghela nafas kuat-kuat berkali-kali, beban itu tak mau pergi.

Satu hal yang berkesan dari pertemuan dengan Satrio kemarin adalah Caca bisa menangkap betapa seriusnya Satrio untuk memperistri dirinya. Berbeda dengan pengalamannya ketika bertemu dengan seseorang yang mengenalnya lewat aplikasi kencan itu.

Perbedaan jelas adalah ketika Satrio sama sekali tidak menatap wajahnya, sedangkan lelaki aplikasi itu selalu memandanginya. Sebegitu buruknya kesan yang dibuat lelaki aplikasi itu sampai Caca tidak mau mengingat namanya dan hanya memanggilnya lelaki aplikasi. Caca sampai merasa risih karena terus dipandangi. Caca merasa ditelanjangi karena lelaki itu terus menerus melihat ke arah dadanya.

Terlebih lagi jawaban-jawaban Satrio atas semua pertanyaan Caca terdengar masuk akal dan terdengar meyakinkan. Satr
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status