Semenjak kembali ke masa lalu, garis waktu ini sudah berbeda dari garis waktu aslinya. Awalnya Wu Shi berpikir, setiap kejadian takkan berubah selama Wu Shi tidak mengubahnya. Namun kemudian ia sadar setelah berusaha bertemu dengan Guru Ming Hao di malam itu. Pertemuannya mengubah kondisi Ming Hao dari menghilang menjadi mati. Wu Shi menyalahkan diri sendiri tapi ia sadar bahwa itu tidak ada gunanya. Mungkin saja di garis waktu sebelumnya, Ming Hao juga tewas tapi berita itu diubah oleh pengkhianat.Kemudian, salah satu perubahan terbesarnya adalah, hukuman pengasingan Wu Shi. Ia yang dulunya tak tahu apa-apa, sekarang sudah berbeda. Kini ia sudah mengetahui apa rencana pemimpin kultus yang sebenarnya. Dengan mengadakan ujian pada para calon pewaris maka suatu saat kultus akan terselamatkan. Dalih hukuman pengasingan, ujian tersebut diadakan diam-diam. Hasilnya, sudah 3 orang yang telah menjalani ujian itu, salah satunya adalah Wu Shi. Lalu,"Hei, apa kau mengenali orang itu?" tany
Tak ada seorang pun yang berniat menghentikan mereka berdua yang mulai mengangkat senjata masing-masing. Di tempat yang berada di halaman belakang distrik, cukup luas dan sangat terbuka tanpa adanya satu pun halangan seperti pepohonan atau sejenisnya. Baik Zhu Jiancheng maupun Wu Shi, keduanya ingin membuktikan diri di pertarungan ini bahwa mereka itu kuat dan tidaklah lemah seperti yang diduga. "Jika kau mati, ah, tidak. Aku berjanji tidak akan membunuhmu karena aku merasa kasihan dengan keluargamu. Lalu jika kau cacat karena diriku, tak perlu khawatir karena aku akan bertanggung jawab sepenuhnya pada bocah sepertimu.""Bicaramu terlalu panjang. Mau kau ingin tanggung jawab atau tidak, aku tidak peduli. Lagi pula aku yang menantangmu.""Baiklah. Aku Zhu Jiancheng. Calon pewaris pertama.""Aku Wu Shi, calon pewaris ketiga." Meski sebenarnya Wu Shi enggan mengatakan posisinya saat ini, karena merasa benar-benar ingin menjalani ujian."Ketiga 'kah? Kupikir yang kedua.""Tidak perlu be
Kurang pengalaman, tidak mengenggam senjata berbilah tajam. Kuda-kuda yang sudah mantap seolah ribuan berlatih dan bertarung, tatapan mata yang siap membunuh dan dibunuh. Semua hal itu dimiliki oleh seorang lelaki yang jauh lebih muda darinya, Wu Shi. Saat mengetahui itu, Zhu Jiancheng menggertakkan gigi gerahamnya seraya berdecak kesal lantaran harga dirinya jatuh karena dikalahkan oleh seorang pemuda itu. "Tidak bisa dibiarkan." Zhu mengepalkan sebelah tangan, lantas beranjak dari tepian ranjang, ia memutuskan untuk pergi menuju ke suatu tempat yang tak jauh dari tempat penginapannya."Anda ingin ke mana?" Penjaganya yang berada di luar kamar bertanya.Zhu Jiancheng menjawab, "Aku akan pergi sebentar. Jangan ikuti aku."Tempat yang ia datangi tak lain dan tak bukan adalah kamar Wu Shi.***Tidur begitu pulas setelah melakukan banyak hal, Wu Shi perlahan membuka kedua matanya saat sadar ada sesuatu yang dingin menyentuh lehernya. "Kau memang kurang pengalaman, Wu Shi. Jika aku se
"Kenapa tidak?""Sudahlah. Percayakan saja padaku. Aku akan membantunya sadar kembali, jadi kau bisa tunggu di kejauhan sambil bersorak akan pertandingan yang sebentar lagi akan dimulai.""Pertandingan?"Sesuai ucapan Wu Shi, ia berniat membantu Zhu Jiancheng untuk kembali sadar. Tapi ia juga berbuat menjadikan Zhu sebagai lawan latihannya guna memaksimalkan teknik-teknik kuat yang baru saja ia pelajari dari buku bela diri.Kali ini berada di bawah wilayah luar distrik. Karena sudah sangat malam, maka takkan ada yang menganggu bahkan melihat mereka berdua. Terlebih akan sangat malu bagi Zhu Jiancheng yang aibnya terbuka di depan umum."Aku prihatin padamu, saudaraku. Roh jahat merasukimu, dan ini terlihat seperti teknik terlarang namun tidak sempurna. Tenang saja, aku akan membantu. Karena itu lawanlah aku sekuat tenaga."Tak!Ujung tongkat bagian bawah dihentakkan, membuat suara sedikit keras dan Zhu Jiancheng yang dalam kondisi tidak waras ini pun melirik ke arah suara yang keras.I
"Kakak?" Tanpa sadar Zhu memanggilnya kakak, lantaran pandangannya yang agak berbayang membuat ia melihat sosok kakak perempuan di dalam diri Wu Shi."Oh, astaga. Apa yang terjadi?"Sesaat setelah air mata mengalir, darah segar pun ikut mengalir keluar dari matanya. Perlahan wujud Zhu bagaikan seekor mahluk buas telah kembali ke bentuk aslinya, manusia. "Ingatan apa ini?" gumam Zhu Jiancheng seraya memegang kepala dengan mata terpejam. Ingatan yang mengalir dalam benak Zhu Jiancheng bukanlah ingatan miliknya melainkan milik Wu Shi. Seperti bertukar pikiran dan ingatan. Itulah yang terjadi pada mereka berdua. Duk!Zhu terduduk di dekat Wu Shi yang sampai saat ini masih terbaring lemas. Beberapa kali ia melirik ke arah kanan dan kiri secara bergantian, lantaran bingung dengan suatu ingatan di dalam kepalanya."Hei, Wu Shi. Apa ini ingatanmu?" Ia kemudian sadar setelah mendapati Wu Shi terdiam. Wu Shi tidak menjawab sepatah kata pun, lantas bangkit dari tanah dan lekas pergi menjauh
Setelah berbicara sedikit dengan Zhu Jiancheng. Keduanya kembali ke penginapan. Bersama para penjaga dan juga An, mereka semua berada di kamar Wu Shi dengan satu lilin saja di bagian tengah meja."Pertama-tama, aku ingin bertanya mengenai asal-usul keluargamu?""Maksudmu tentang aku yang adalah keturunan....,""Tidak. Kesampingkan itu." Wu Shi mengangkat telapak tangannya. "Keluargamu saat ini masih ada atau tidak?""Tidak. Kejadian yang kau lihat saat itu adalah hal terakhir yang kupunya tentang keluargaku.""Ah begitu rupanya."Keluarga Zhu Jiancheng sudah lama lenyap, bersamaan dengan sosok kakak perempuan yang ada di ingatan terakhir Zhu Jiancheng. Ingatan yang terburuk."Hidupmu sungguh tidak beruntung. Kalau begitu, aku boleh bertanya tentang kelompok itu?""Boleh saja. Lagi pula kita sudah bersepakat untuk saling membagi informasi. Lalu, apa ada hal yang ingin kau ketahui?""Wajah mereka.""Tidak. Sayang sekali tidak. Aku tidak melihat wajah mereka yang tertutup.""Hm, kalau be
"Kau mau apa dengan dia?""Aku sedang mencari informasi." Seperti yang pernah ia lakukan dengan Zhu, Wu Shi berharap dapat melihat ingatan pria dengan wajah terbakar ini. Tapi ia tidak bisa melihat apa-apa lagi, selain mendengar permohonan ampunnya pada Wu Shi. "Aku mohon, lepaskan. Aku mohon, aku tidak mau mati. Tolong. Aku berjanji tidak akan mengincarmu.""Mulutmu masih bisa bicara ya? Kalau begitu, katakan siapa tuanmu itu?" Zhu, Para penjaga dan An merasa bahwa tindakan Wu Shi yang tidak membunuh mereka secara langsung adalah yang paling sadis.Telapak tangan yang memegang kepala pria ini, terasa begitu kuat dan padat. Pria yang adalah pembunuh ini justru merasa terintimidasi setelah apa yang coba Wu Shi lakukan saat ini. "Katakan, siapa tuanmu?""Tuanku, tuanku yang memiliki kekuatan agung. Tuanku—""Aku sedang bertanya padamu, jadi jawablah jika tidak ingin lehermu putus," ancam Wu Shi serius, namun wajahnya terlihat sangat datar seolah tak benar-benar serius melakukan itu
Aura pekat itu muncul dan dapat dirasakan oleh mereka, seakan ini peringatan darinya. Sosok musuh yang mengenakan topeng itu memang tidak menunjukkan jati dirinya sama sekali, justru sering ditutup-tutupi. Mengenai itu, Zhu Jiancheng merasa bahwa roh jahat yang merasukinya itu memiliki aura yang mirip dengan pria itu. Teknik terlarang, teknik berkultivasi dengan iblis, itulah jawabannya. Karena kejadian semalam, yang membuat kamar penginapan itu dipenuhi dengan banyaknya mayat, maka mau tak mau mereka harus segera pergi dari sini. Tetapi, ketika fajar telah tiba lebih cepat dari dugaan, Wu Shi kehilangan benda berharganya. Setelah menemukan benda itu kembali, ia dicegat oleh seorang wanita yang awalnya wanita ini terus menggoda Wu Shi agar mau membawanya ikut berpergian. Namun wanita ini ternyata hanya pandai bersandiwara, sebab wanita tersebut berniat untuk membunuh Wu Shi. "Rayuanmu itu tidak mempan.""Wah, tak kusangka pendekar seperti dirimu tidak mempan dengan cara ini.""Apa