Share

Bab 6. Pemberontakan

Kata-kata Hao Yun mengingatkannya akan masa depan yang hancur. Di masa yang sebenarnya, Wu Shi mati, Wu Shi akan mati. Tapi dengan suatu keajaiban ia kembali ke masa lalu dan berniat merubah masa depan dengan kesempatan kedua ini.

"Jangan pernah percaya pada siapa pun. Termasuk diriku."

Sesaat Wu Shi terdiam, ia mengerti itu memang yang seharusnya ia lakukan.

"Kenapa begitu?" Tapi Wu Shi yang nyatanya tidak sebodoh itu justru memilih bersikap konyol. Mengatakan kalimat tanya seakan tak mengerti sembari tersenyum lebar.

"Kau juga mempersiapkan penawarnya saat aku meminun racun itu. Kenapa aku harus mendengarkan perkataanmu?"

"Hei, kau ini dasar. Seharusnya aku tidak berbicara panjang lebar. Tapi benar deh, kau harus ingat perkataanku jika tidak mau celaka."

"Iya, aku paham. Lagi pula aku akan menerapkan itu pada musuh yang akan datang."

"Apa maksudmu?" tanya Hao Yun bingung.

"Alasanku yang protes karena hukumannya jadi dua minggu, adalah karena ingin segera bertemu dengan Ming Hao," tutur Wu Shi.

"Peringat ke-2 tingkat menara, ya."

"Ya. Lalu, guruku di perguruan tingkat rendah sudah menghilang, dengan bantuan Ming Hao aku mungkin bisa mendapatkan petunjuk tentang musuh yang mengincar keluargaku nanti," jelasnya.

"Untuk apa mengurusi hal seperti itu? Gurumu yang hilang itu mungkin sudah lama mati. Dan musuh yang akan datang itu, apakah belum pasti?" sahut Hao Yun sedikit ketus.

"Ya, memang benar. Musuh itu tidak pasti."

"Kau bicara yang aneh-aneh saja."

"Lalu kau bagaimana? Kau tak terlihat seperti ingin mendaki puncak, atau kau hanya ingin lawan sepadan sebagai uji pertarunganmu?" pikir Wu Shi.

"Aku tidak pernah bercerita ini pada orang lain." Hao Yun menghela napas lalu menyingkirkan beberapa wadah racun ke sudut ruangan.

Kemudian ia kembali mengatakan sesuatu, "Aku datang kemari untuk bertemu dan membunuh peringat 1 tingkat menara. Kau berpikir ini pasti mustahil, tapi alasanku ingin melakukan itu karena balas dendam."

"Sampai sebegitunya?"

"Kau sendiri, memangnya akan tahan dan tetap berdiri diam saat keluargamu terluka?"

"Tidak juga. Pasti aku akan sangat marah dan membabi buta."

"Benar begitu. Hanya saja aku takkan seperti itu. Seperti yang aku katakan, tujuanku adalah balas dendam. Ayahku yang merupakan mantan tingkat menara sepertinya dibunuh olehnya."

"Kalau ayahmu memang mantan tingkat menara, maka itu aneh. Bukankah seharusnya dia lebih kuat?"

"Aku berpikir hal sama. Itulah kenapa aku ingin bertemu lalu—!"

Sengaja ia memotong kalimatnya sendiri. Tampak Hao Yun berwajah murung, ia mengingat hal yang tidak ingin ia ingat. Sudah berulang kali ia menghela napas sampai akhirnya ia berbaring di lantai sembari memandangi langit-langit ruangan.

"Kau tidak cemas kalau aku memberitahukan ini pada yang lainnya?"

"Laporkan saja. Justru itu akan terasa lebih menyenangkan," kata Hao Yun tak terduga.

Padahal Wu Shi hanya memancingnya saja tapi ternyata Hao Yun tak sedikitpun gentar. Sekalipun berita balas dendamnya terkuak di depan banyak orang bahkan targetnya sendiri, ia mungkin akan merasa ini jauh lebih menarik dibandingkan perburuan hewan biasa.

"Hao Yun, tak kusangka kau orang yang menarik."

"Kau pun juga. Orang bodoh yang sengaja mengalah dalam pertarungan, padahal bisa saja dia mati."

"Aku tidak semenarik yang kau kira. Cerita ini pun mungkin akan berakhir dengan cepat," ujarnya mendesis.

Seiring berjalannya waktu, malam telah datang dengan rembulan malam menyelinap keluar dari balik awan hitam. Suasana yang begitu tenang namun dingin begitu dirasakan.

Bagi Wu Shi yang sudah ratusan bahkan ribuan kali merasakan hawa dingin, ia berpikir hawa dingin ini tidaklah menakutkan jika dibandingkan dengan saat kematiannya. Bahkan saat ini saja, tubuhnya masih merasakan kematian itu diselingi bau anyir darah yang seharusnya tidak ada.

Memicu bayangan ilusi, jika tidak sadar secepatnya maka mungkin Wu Shi akan tenggelam selamanya.

"Sejak tadi apa yang kau lakukan, Wu Shi?" tanya Hao Yun pada Wu Shi yang sedang melihat ke arah luar dari balik jendela.

"Tidak. Aku hanya berpikir untuk melarikan diri, lalu bertemu orang itu."

"Kau ingin hukumanmu ditambah ya?"

"Bukan begitu. Aku 'kan tidak punya waktu."

"Jangan merengek begitu."

Sudah lebih dari 5 hari. Pembelajaran seperti biasa hanya saja dua orang ini tetap berada di dalam kamar. Kali ini orang yang mengawasi jauh lebih banyak seakan tahu rencana Wu Shi yang ingin kabur dari asrama.

"Cih, semakin lama mereka semakin banyak saja."

Saat itu Wu Shi belum tahu, bahwa obrolannya dengan Hao Yun lah yang membawa perubahan dalam masa ini. Di mana pengawas di sekitar semakin bertambah, lantaran orang berpengaruh merasa curiga dengan mereka.

"Kalau kau mengeluh terus juga tidak akan ada yang berubah."

"Hei, kau ini! Aku 'kan—!"

Tap!

Hao Yun menepuk pundak Wu Shi sembari menatapnya serius. Tatapannya seakan memberi isyarat untuk tidak mengatakan apa-apa. Sontak saja Wu Shi terdiam dan mengerti.

"Ada kalanya kita harus bertindak lebih sederhana. Aku akan membantu."

Dari kata-katanya Hao Yun seakan ingin membantunya keluar dari sini.

"Apa maksudmu? Kau ingin membantuku, memangnya apa untungnya?"

"Aku akan membantu asalkan kau pun membantuku. Seharusnya itu lebih seimbang bukan?"

Benar apa yang dikatakan Hao Yun, tidak ada ruginya saling menerima bantuan.

"Aku yakin itu akan jauh lebih menarik. Apalagi tentang musuh yang tidak nyata, mungkin saja dia adalah orang yang kuincar juga," celetuk Hao Yun.

"Ujung-ujungnya kau merasa ini lebih menarik."

"Tentu saja. Aku suka bagian yang menarik."

Terkadang tidak masuk akal tapi juga mengerikan. Inilah sosok asli Hao Yun yang sebenarnya.

***

Sementara ini pengawas yang ada di sekitar luar kamar asrama mereka, diam-diam mendengar percakapan antara Wu Shi dengn Hao Yun. Secara seksama, kata demi kata diperhatikan. Kamar asrama sekarang jadi terlihat seperti kurungan mewah. Namun, Hao Yun dan Wu Shi memang sengaja berbincang keras agar dapat didengar oleh para pengawas.

"Sekarang."

Wu Shi dan Hao Yun saling menganggukkan kepala. Kemudian Wu Shi memecahkan kaca jendela.

Prang!!!

Suara keras itu membuat para pengawas terkejut dan segera masuk ke dalam. Begitupun yang ada di luar juga melakukan hal yang sama namun mereka sama sekali tidak menemukan siapa pun.

"Ini terlalu mudah. Pengawas macam apa yang menjaga kita?"

"Jangan dipikirkan. Asalkan terbebas, kita bisa beraksi kapan saja."

"Kalau kau yang mengatakannya terdengar seperti kita itu pencuri," ucap Wu Shi.

Tersisa 3 hari lagi, sampai Ming Hao akan menghilang. Wu Shi bermaksud untuk segera menemui Ming Hao sebelum waktu itu, agar tak terjadi hal yang sama seperti guru Lan San. Hao Yun ada di sini untuk membantu, tapi pria ini membantu pun untuk tujuan balas dendamnya.

"Kau akan langsung naik?"

"Aku akan mengikuti rencanamu saja, Wu Shi. 'Kan kau petanya," ujar Hao Yun seraya mengangkat kedua pundaknya dan tersenyum.

"Mungkin beberapa hari lagi," kata Wu Shi sembari menengok ke belakang.

Melihat bayangan yang berkumpul, tanda keberadaan pengawas lain yang akhirnya sadar bahwa mereka berdua telah kabur dari kamar.

"Kita sembunyi."

"Sebelum itu aku ingin mengambil pedangku," sahut Hao Yun.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status