Home / Pendekar / Pendekar Bukit Meratus / Bab 5: Aura Sang Mutiara Indah

Share

Bab 5: Aura Sang Mutiara Indah

Author: mrd_bb
last update Last Updated: 2024-06-24 11:43:14

“Japra aku ikut berlatih yaa!”

Japra yang sedang bergerak lincah langsung berhenti, mendengar suara bening dari seorang gadis kecil.

Matanya bulat bersinar terang, kulitnya putih bersih, dengan bulu-bulu halus di sekujur lengannya, menambah kecantikannya.

“Aura…boleh, ayoo kita berlatih bareng, mengulang pelajaran dari Mahaguru kemarin,” sahut Japra dengan wajah berbinar.

'Siapa yang tak senang berlatih ditemani bocil cantik ini-' pikir Japra sumringah. Kebiasaan berlatih seorang diri sudah jadi rutinitas Japra sejak jadi murid di sini.

Japra tak pernah pedulikan apapun kelakuan Ki Boka dan anak buahnya, yang kadang berpesta usai sukses melakukan perampokan pada korban-korbannya. Ia hanya fokus berlatih!

Keduanya pun berlatih dengan riang gembira. Tubuh Japra yang kini bergerak gesit dan luwes, 2 tahun lalu dan saat ini sudah berubah.

Di usianya yang sudah 10 tahunan, badannya berisi tak lagi kurus, tubuhnya pun makin jangkung. Ditunjang pakaian hitam yang dia kenakan. Menambah ketampanan bocah tanggung ini.

Sebagai perampok ‘makmur’, Ki Boka selalu minta murid-muridnya kenakan baju kebesaran padepokan mereka, belum lagi makanan enak melimpah di sini.

Aura sepupu Sawon sendiri, ayahnya adik dari Ki Boka, sekaligus tangan kanan ayahnya. Gadis cilik cantik ini sejak Japra ikut berlatih 2 tahunan lalu, jadi teman akrab Japra.

Aura menurun kecantikannya dari ibunya, yang dulunya pernah di culik ayahnya saat beraksi sebagai perampok, lalu dijadikan istri dan melahirkan Aura.

“Aura kenapa kamu berlatih dengan si jongos ini,” tiba-tiba terdengar bentakan, ternyata yang datang Sawon bersama 3 cs-nya.

“Waah si jongos berani sekali berlatih berdua dengan Aura,” ceplos anak buah Sawon, hingga bocah ini makin meradang.

“Apa salahnya Bang, dia kan saudara seperguruan kita juga,” bantah Aura, sekaligus membela Japra.

Sikap Aura makin memanaskan hati Sawon.

“Heii jongos, pergi sana, kamu ini berani petentang petenteng sok akrab dengan Aura!” Sawon tak pedulikan protes Aura, dia langsung usir Japra.

Japra hanya diam, lalu menunduk dan pergi dari sana. Dia tak ingin memusuhi Sawon. Walaupun kadang hatinya panas juga, selama ini Sawon dan cs-nya sering mengolok-olok dia dengan kalimat menyakitkan.

Tapi Japra sadar, gurunya adalah ayah dari bocah itu. Itulah yang membuatnya tak berkutik!

Saat jalan Japra masih mendengar Aura berdebat kencang dengan Sawon, yang tak suka sepupunya ini usir dirinya.

Sejak dimarahi Sawon, Japra seakan menghindar setiap kali Aura mengajaknya latihan bersama.

Akibatnya Aura jadi jengkel dan suka merengut bila menatap Japra.

***

“He-he…hebat-hebat kamu Ki Boka, di mana kamu temukan anak ini, badannya memiliki tulang pendekar, apakah dia anakmu?” cetus seorang pria setengah tua, yang hari ini jadi tamu Ki Boka.

Dan secara kebetulan melihat Japra yang sedang berlatih seorang diri di samping padepokan ini.

Kelakuan Japra sudah tak aneh lagi, semua anak buah Ki Boka tak memperdulikan ulahnya. Mereka malah memuji Japra dan sebut anak ini calon perampok paling hebat dan ditakuti kelak!

“Ahhh Ki Birawa, selamat datang!” dengan langkah tergopoh Ki Boka menyambut tamu istimewanya ini.

Ki Boka pun ceritakan secara singkat riwayat Japra, pria setengah tua yang jenggotnya sudah dwi warna ini mengangguk-anggukan kepala.

“Bagus…dialah yang kelak harus bantu kita basmi 3 Pendekar Golok Putih itu. Kematian Ki Palung tak boleh dibiarkan,” dengus Ki Birawa, yang penampilannya tak kalah dari Ki Boka, menyeramkan sekaligus punya mata tajam bak elang.  

Ki Birawa adalah adik seperguruan dari guru Ki Palung dan Ki Boka. Hari ini tanpa di duga-duga muncul di Padepokan Ular Hitam.

Ki Birawa lalu mendekati Japra. Bocah tanggung ini otomatis hentikan gerakannya dan buru-buru beri hormat.

Japra begitu karena melihat Ki Boka sangat menghormati tamu yang tak ia kenal ini.

Tangan Ki Birawa tiba-tiba menekan ubun-ubunnya. Japra kaget bukan main, kepalanya panas dan terasa terbakar.

“Japra, buka saluran darah kamu, Ki Birawa sedang salurkan hawa sakti ke tubuhmu!” terdengar suara Ki Boka, dan otomatis Japra yang selama ini paham cara membuka  saluran darah mentaatinya.

Setelah rasa panas yang menyiksa, tapi begitu saluran darah terbuka semuanya, tubuh Japra terasa makin ringan dan nyaman.

“Luar biasa, benar-benar anak ajaib. Ki Boka, aku akan didik langsung anak ini. Aku akan bawa dia dan melatihnya. Kelak dia akan lebih hebat dari kamu dan aku sendiri, bakatnya benar-benar hebat. Dialah nanti yang sanggup ladeni musuh besar kita, Si Tiga Pendekar Golok Putih itu. Padepokan kamu pun bakal makin ditakuti nanti!”

Ki Birawa lalu tertawa, yang anehnya tawanya mirip burung hantu, hingga Japra aneh dan serem sendiri.

“Japra cepat beri hormat pada Ki Birawa, yang kini akan jadi mahaguru kedua kamu setelah aku. Kamu sangat beruntung jadi murid beliau,” sela Ki Boka.

Japra memberi hormat dan memanggil Ki Birawa guru, sekaligus gurunya yang kedua setelah Ki Boka.

“Japra, bersiaplah kamu, hari ini juga kamu ikut aku, bawa pakaian seperlunya saja,” cetus Ki Birawa, hingga bikin Japra menatap Ki Boka dan Ki Birawa bergantian.

Dia sebenarnya betah di sini, makan minum terjamin, pakaian juga. Hanya tak suka lihat kebebasan murid-murid Ki Boka yang tak kenal susila.

Tiba-tiba hari ini secara tak terduga akan di bawa Ki Birawa pergi…!!!

Sesaat dia termenung, ingat wajah…Aura yang manis dan menggemaskan!

“Japra kamu kenapa diam, ayo berkemas, aku mau jamu Ki Birawa dulu!” tegur Ki Boka. Japra otomatis buru-buru bergegas sambil permisi.

Tak banyak pakaian yang dia bawa, hanya 2 stel baju dan celana, juga sepatu. Dan diam-diam dia ambil bungkusan berisi peta, yang dulu diberikan Ki Palung dan sengaja dia sembunyikan di sebuah tempat tersembunyi.

“Japra kamu mau pergi kemana?” Aura tiba-tiba muncul dan heran melihat Japra membawa tas kecil berisi pakaian.

“Aura…aku mau pamit!”

“Hahh…pamit, memangnya kamu mau kemana?” Aura terperanjat mendengar ucapan Japra.

Dengan singkat Japra pun ceritakan dirinya kini akan berlatih bersama Ki Birawa, tapi akan di bawa ke tempat tinggal guru keduanya tersebut.

“Ahhh beruntungnya kamu Japra, kata ayahku, Ki Birawa itu adik seperguruan dari guru Ki Boka, kesaktiannya sangat hebat. Tapii…?” Tiba-tiba wajah cantik Aura seperti ada mendung.

Japra yang cerdik paham, Aura agaknya sedih dia akan pergi.

“Aura, jangan sedih, aku tak akan pernah lupakan kamu. Kamu sahabatku yang paling baik dan tak pernah menyakitiku. Kelak setelah aku tamat belajar dengan Ki Birawa, aku akan ke sini lagi,” janji Japra.

Wajah Aura kembali ceria, tapi saat tangannya di pegang Japra, lalu melepaskannya sambil bergegas pergi, mata Aura sedikit memerah.

Aura diam-diam menyukai Japra, walaupun dia tahu Sawon juga suka dengannya, Aura di usianya yang baru mau jalan 9 tahun sudah jadi idola bocah-bocah tanggung di padepokan ini.

Aura bak mutiara indah yang terkurung di sini…!

*****

BERSAMBUNG

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 581: Akhirnya Bersatu Lagi

    Putri Melania yang memang menyamar sebagai nenek-nenek ini tersenyum manis sekali dan dia kaget saat tubuhnya tiba-tiba di raih Bafin dan di lemparnya ke atas, lalu di sambut dengan pelukan dan ciuman bertubi-tubi.“Sayangggkuuu istrikuuuu…ya Tuhan, kenapa kamu sampai nyamar jadi nenek-nenek sih,” seru Bafin dengan wajah berseri-seri.Tak lama kemudian terdengar suara anak kecil memanggil ibu, yang berlari dan di iringi 5 wanita cantik, selir-selir Bafin.“Kalian…syukurlah kalian tak apa-apa, eh itu siapa anak kecil itu?” seru Bafin sambil lepaskan pelukannya dari tubuh harum Putri Melania.Kini ia menatap anak kecil yang usianya antara 2-3 tahunan ini, wajahnya sangat tampan dan mirip anak perempuan, saking tampangnya.“Pangeran Bome, cepat beri hormat pada ayah kandungmu, dialah ayah yang selama ini kamu cari-cari!” tegur Putri Melania ke si anak kecil ini.Si anak kecil yang di panggil Pangeran Bome ini awalnya kaget, lalu dengan cepat bersimpuh dan beri hormat pada Bafin dengan sik

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 580: Ketika Sang Permaisuri Marah

    Pendekar Tanpa Bayangan ini tentu saja kaget bukan kepalang, serangan ini tidak bercanda. Mau tak mau dia pun langsung bergerak dengan gunakan jurus kaki ajaibnya.Sehingga serangan pertama ini luput, si nenek tak di kenal ini kembali lakukan serangan lebih dahsyat dari tadi.“Pantas saja ke 5 selirku tak mampu ladeni si nenek ini, pukulan-pukulannya sangat dahsyat,” batin Bafin, yang sengaja belum membalas, kecuali bergerak lincah dan selalu menghindar.Ia tak ingin menyakiti si nenek ini, apalagi belum tahu apa motifnya menculik ke 5 selirnya tersebut.“Nek, sabar dulu, aku mau tanya kamu apakan selir-selirku itu dan di mana mereka kamu tawan?” sambil menghindar Bafin sengaja bertanya.Tapi si nenek ini tak menggubris pertanyaan Bafin, dia malah makin lama makin beringas menyerang Bafin.Bahkan sudah 50 jurus, jangankan mampu taklukan Bafin, mengenai tubuh pemuda sakti ini saja tidak. Makin murkalah si nenek berbody aduhai ini.Tapi ada yang aneh, dari tubuh si nenek yang terlihat p

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 579: 5 Selir di Culik

    Bafin baru saja pulang dari Kerajaan Hilir Sungai, untuk menemui kakeknya Prabu Harman, sekaligus minta izin menempati Istana Lembah Iblis dan kakeknya ini tak keberatan, bahkan janji kelak akan berkunjung ke sana.“Bagus cucuku, sayang bangunan istana itu dibiarkan terbengkalai, nanti aku akan kirim tukang-tukang bangunan Istana buat percantik istana itu,” janji Prabu Harman dan Bafin banyak bawa pulang hadiah-hadiah waah dari Maharaja ini.Namun, setelah dua seminggu dan tiba kembali ke sini, Bafin merasa aneh sendiri.Istana-nya yang biasanya ramai dengan celotehan ke 5 selirnya hari ini sunyi. Bafin memang tak khawatir tinggalkan selir-selirnya sementara, sebab ke 5 nya sudah miliki kesaktian tinggi, biarpun saat ini ke limanya kompak sedang hamil muda dan kini sudah jalan 3,5 bulanan.Di tambah lagi tempat ini tak lagi seperti dulu, sudah ramai dan menjadi sebuah perkampungan yang mulai padat warganya.Bahkan anak-anak kecil pun sering jadikan halaman istana yang luas ini jadi t

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 578: Barengan Hamil

    “Kalian memang hebat, kini aku lega, semua ilmu silat yang aku ajarkan sudah sempurna kallian kuasai, tinggal di matangkan lagi,” Bafin tanpa ragu menciumi ke 5 nya satu persatu.Kelakuan Bafin sudah tak aneh bagi mereka dan pastinya langsung paham, dan kini mereka pun ‘pesta’ kecil-kecilan di sebuah ruangan istana ini.Dan pastinya di akhiri dengan membuka paha masing-masing, untuk di lumat bibir Bafin dan kemudian dimasuki pelatuk perkasa si pendekar flamboyan ini.Anehnya, energy bercinta Bafin makin lama makin hebat saja. Sehingga ke 5 selirnya kadang berseloroh, Bafin harus nambah selir lagi untuk layani keperkasaan pendekar flamboyan ini.Demikian lah sejak saat itu nama 5 Bidadari Lembah Iblis langsung menggema ke mana-mana, terlebih saat itu juga orang-orang menyebut kalau ke 5 wanita yang memang cantik jelita adalah selir dari Pendekar Tanpa Bayangan. Tak berhenti sampai di sana, sepak terjang 5 Bidadari Lembah Iblis dan sesekali Bafin turun tangan, juga membasmi banyak penja

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 577: Hukuman Buat 10 Pendekar Golok Setan

    Salah satu kawanan 10 Pendekar Setan yang bertubuh agak gemuk tiba-tiba mulai lakukan serangan ke arah Nyai Laras dengan goloknya.Serangan sangat mematikan, karenadi sertai dengan tenaga dalam yang kuat. Namun si cantik ini dengan amat lincahnya mengelak, si gendut tak dapat mengendalikan dirinya lagi dan diapun terdorong oleh tenaganya sendiri, tanpa kakinya dapat mengatur keseimbangan badan lagi, tubuhnya tersungkur ke depan.Pada saat itu, kaki Nyai Laras melayang dan kali ini ‘menciumnya’, tapi bukan mencium mulut, namun dada sebelah kiri yang jadi sasaran.”Ngekk...!" Si gendut terpelanting dan tahu-tahu goloknya telah terampas oleh Nyai Laras.Sambil tersenyum, Nyai Laras menggerakkan golok rampasan ke arah si gendut yang memandang terbelalak dan wajahnya pucat sekali, karena dia tahu bahwa maut telah siap menerkamnya.Tiba-tiba golok itu dilepas oleh si Nyai Laras dan meluncur ke bawah, tapi gagangnya di depan dan menyambar ke arah si gendut.Nyai Laras ternyata tidak langsun

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 576: 5 Bidadari Lembah Iblis

    Kemudian...Bafin kembali gauli mereka bergantian kali ini giliran Nyai Larasyag dapat tumpahanlahar panasnya.Percumbuan ini lanjut di kamar istana dan berturut-turut mereka menerima limpahan lahar si pejantan beruntung ini.Andai Bafin tak memiliki tenaga dalam yang hebat, dia tentu akan kewalahan meladeni selir-selir jelitanya ini, yang makin lama makin candu dengan cumbuan yang ia berikan.Uniknya mereka tak pernah berebutan di layani Bafin, semuanya dengan sabar menunggu giiliran, dan semuanya juga selalu puas tak terkira.Bafin kini benar-benar menikmati menjadi seorang pangeran, siang malam ke 5 nya menerima lahar panas dari si pendekar tampan ini.Namun mereka tak melulu bercinta saja, Bafin pun tetap latih mereka ilmu silat sangat serius dan kadang keras, sehingga makin lama ke 5 selirnya ini makin sakti saja.Lama-lama mereka pun sepakat mengatur waktu, kapan bercinta dan kapan giat berlatih silat. Bafin juga lega, ke limanya ternyata berbakat sekali dengan jurus-jurus yang ia

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 575: Pangeran dan 5 Selir

    Bafin iseng-iseng lalu ngintip kelakuan ke 5 orang wanita cantik ini, yang sedang bersemedi. “Dibuang sayang, di ambil jadi selir…bagaimana tanggapan Putri Melania kelak yaa?” batinnya lagi.Bafin tentu saja masih ingat janjinya dengan si putri cantik anak Pangeran Busu itu, untuk kelak akan kembali bersama. Dalam hatinya yang paling dalam, Bafin ingin seperti Pendekar Putul ayahnya, yang tak memiliki selir, hanya satu istri, yakni Putri Arumi, ayahnya setia dengan satu istri.Atau paman kakeknya Pangeran Boon Me yang juga hanya miliki 1 istri tanpa selir, padahal si paman kakeknya ini menurut cerita Pangeran Durga, saat muda sangat flamboyan."Tapi takluk dengan ibundaku, eh ayahmu juga sama, takluk dengan ibunda sambungmu itu," cerita Pangeran Durga dahulu.Tapi kalau ingat kakek buyutnya Prabu Japra, Bafin senyum sendiri, mendiang kakeknya yang sangat sakti dan berjuluk Pendekar Bukit Meratus itu miliki 4 permaisuri, juga kakeknya Prabu Harman di Kerajaan Hilir Sungai, memiliki 20

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 574: Minta Jadi Selir

    Langkah pertama melatih ke limanya, Bafin minta mereka bersemedi untuk mulai himpun tenaga sakti dalam tubuh mereka.Punggung ke 5 nya sengaja Bafin tepuk, untuk membuka aliran darah masing-masing. Kemudian mulailah Bafin beri mereka petunjuk dasar-dasar ilmu silat.Bafin ternyata tak main-main, bukan jurus ecek-ecek yang ia berikan, tapi langsung dasar ilmu silat Mega Halilintar yang hebat itu.Sehingga perjalanan mereka yang harusnya di tempuh dalam waktu 3 minggu, kini menjadi lama, sebab setiap hari usai sarapan, Bafin dengan serius melatih ke 5 nya ilmu silat, setelah capek, baru melanjutkan perjalanan lagi.Hasilnya terlihat setelah 1 bulan, tubuh ke 5 wanita cantik ini makin kuat, fisik mereka juga tak lagi lemah.Dan…tubuh-tubuh denok ini makin hari makin bikin puyeng kepala Bafin!Bahkan ke 5 nya ternyata punya bakat melatih jurus kaki ajaib, sehingga kini gerakan mereka tak lagi kaku, makin hari makin lincah dan trengginas.Jurus mega halilintar yang mereka latih setiap hari

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 573: Nya Laras Cs Ingin Ikut

    Kini Bafin dengan sabar dengarkan kisah sedih kelima wanita cantik ini, secara bergantian mereka curhat segalanya dan bahkan soal yang paling pribadi sekalipun mereka ceritakan bergantian.Dan inilah yang bikin Bafin melongo, ternyata dari ke 5 orang ini, 4 orang masih perawan.Termasuk Nyai Laras, hanya Nyai Nyali yang sudah tidak, karena saat di culik gerombolan Ki Manyan, dia baru menikah selama 2 minggu dan sudah di gauli suaminya.“Itupun baru…3X kali tuan pendekar,” kata Nyai Nyali malu-malu, hingga Bafin senyum kecil.Beda dengan Nyai Laras, Nyai Meni, Nyai Puti dan Nyai Geni, di culik ketika baru saja melangsungkan pernikahan dan belum sempat bulan madu dengan suami masing-masing yang sudah tewas tersebut.Mereka sempat bergidik, saat acara ‘bercinta’ itu aslinya hanya permainan sihir belaka. Aslinya mereka seakan tidur saat itu, inilah yang membuat mereka rada-rada ngeri dengan Bafin, yang dikatakan Nyai Nyali, jangan-jangan Bafin ini jelmaan hantu gunung meratus.“Huss…ada-ad

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status