Share

Jangan Tinggalkan Aku, Danu!

“Kamu tega, Danu!” kata Permata lirih kepada daun pintu yang menemaninya. Matanya memandang Danu yang tengah berbincang asyik dengan Rumana di halaman rumah luas, memandang kemerlip bintang.

Air matanya dibiarkannya mengalir begitu saja, tangannya tidak mampu lagi menghapus luka yang begitu dalam. Permata tidak sanggup lagi melihat itu semua. Lebih baik sekarang aku kembali tidur saja, batin Permata. Dia berbalik arah, tapi tanpa disadarinya tiba-tiba kakinya menendang sebuah pot dari tanah liat.

Brak...

Suara kegaduhan terdengar. Danu dan Rumana memalingkan kepala, melihat sebuah pot telah pecah menjadi beberapa bagian. Selanjutnya Permata mematikan lampu minyak tanah dengan kekuatannya, suasana menjadi gelap sempurna. Saat itulah dia gunakan waktu untuk segera kembali ke dalam kamar agar tidak ada yang mengetahui bahwa dirinya telah menangis. Samar-samar dia menggunakan kedua tangannya sebagai penunjuk arah.

“Mungkin itu kucing!”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status