Share

276.Wujud Sempurna Subali

Author: Gibran
last update Last Updated: 2025-05-04 13:36:35

Subali menyerang dengan semua akar pohon miliknya. Bima berkelebat cepat menebas semua akar tersebut hingga terpotong menjadi beberapa bagian.

Namun secara aneh, potongan akar-akar tersebut berubah menjadi sosok makhluk berwujud seram. Bima cukup terkejut melihatnya. Namun dia segera bergerak cepat menebas semua yang ada di hadapannya.

"Kau tak akan bisa membunuhnya! Hahaha!" teriak Subali sambil tertawa. Bima menatap tak percaya. Makhluk-makhluk aneh yang baru saja dia tebas itu bangkit berdiri. Bahkan yang terpotong menjadi dua tumbuh menjadi dua makhluk.

"Jadi setiap kali di tebas maka dia akan berubah menjadi dua... Jurus yang unik," batin Bima.

Subali menyeringai.

"Mati saja kau makhluk lemah!" teriak Subali lalu dari tubuhnya melesat ratusan tombak hitam yang menyerang ke arah Bima.

"Bima! Hati-hati dengan tombak itu! Dia bisa menembus semua benda!" teriak Gerbang Hitam.

Bima tersenyum. Pedang Darahnya berkiblat ke arah ratusan tombak tersebut.

"Seribu Pedang Pemotong Ro
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    277.Taruhan

    Bima tersenyum kecil. "Ini urusan kita, tak ada hubungannya dengan istriku. Kau akan menyesal jika sampai mengusiknya. Kau tidak tahu dia siapa dan sekuat apa dia. Aku menyuruhnya pergi agar kita bisa membuat taruhan. Tapi kau terlalu muluk rupanya..." kata Bima. Subali tersenyum sinis. "Aku tak peduli siapa wanita itu. Yang jelas, tanpa taruhan pun aku akan tetap jadikan dia pemuas napsu!" ucap Subali lalu tertawa terbahak-bahak. "Sudah gila kau rupanya, aku sendiri tak berani mengusik hatinya, kau malah merendahkan dirinya, ckckck... Aku yakin jika dia mendengar ini kau akan jadi makhluk yang tidak berguna," sahut Bima. "Peduli setan dengan ucapan mu! Memangnya siapa wanita yang kau anggap sebagai istrimu itu!?" tanya Subali yang cukup penasaran kenapa Bima begitu mengagungkan Ratu Azalea. Bima tersenyum lebar. "Dia selangkah lagi memasuki Ranah Batara, apakah kau puas?" jawab Bima membuat Subali terkejut. "Ranah Batara...!? Tidak mungkin! Kau sangat berkhayal!" seru Subali

    Last Updated : 2025-05-04
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    278.Jurus Pembalik Serangan

    Tubuh Bima terpental setelah terkena serangan aneh dari Subali. Darah keluar dari mulutnya pertanda Bima terluka di bagian dalam. "Uhuk!" Bima mengeluarkan darah dari mulutnya. "Sial... Bagaimana bisa serangan tangannya menembus benda padat dan berhenti setalah mengenai tubuhku...? Apakah dia mengendalikan ruang dan waktu sampai membuatku tak sadar...!?" batin Bima sambil berdiri. Subali tersenyum dengan tangan yang masih terbuka seolah menanti serangan dari Bima. Bima yang mulai kesal karena mendapatkan serangan aneh, segera melesat lagi ke arah Subali. Pedangnya bergerak lebih cepat dan ganas. Setiap tusukannya akan memancarkan sinar biru yang melesat lurus hingga menabrak rumah. Setiap tebasan nya membuat sinar biru yang menghantam tanah hingga meledak. Subali menangkis semua serangan itu dengan tenang. Bima semakin tak bisa menahan amarahnya. Serangan nya sudah yang paling cepat namun bisa di patahkan begitu saja oleh Subali membuat Bima merasa semakin aneh. "Bima hati-hati!

    Last Updated : 2025-05-04
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    279.Seratus Pedang Es Dewa

    Subali segera menggunakan perisai miliknya. Namun pedang es itu sangat kuat. Meski tidak menembus tubuhnya, Pedang Es itu berhasil menyayat dada dan bahunya. Darah hijau mengucur dari dua luka tersebut. "Setan! Ternyata kau menginginkan pertarungan gila! Baiklah..." geram Subali lalu menghentakkan kaki kanan ke tanah. Dari dalam tanah muncul akar pohon yang mengelilingi dirinya. Akar itu bersinar hijau terang. Sinar itu membungkus tubuh Subali. "Kau menginginkan pertarungan yang keras...aku akan melayani mu," ucap Subali dengan suara berbeda. Bima yang sudah dalam wujud Iblis Es sempurna hanya menyeringai. Dia angkat pedangnya lalu di acungkan ke depan. "Hujan Es Abadi!" ucap Bima pelan. Subali terkejut saat tubuhnya tiba-tiba terasa kaku. Dari atas langit muncul lingkaran putih seperti cincin raksasa. Aura dingin luar biasa menekan tubuh Subali. "Apa yang akan kau lakukan!?" teriak Subali. Bima kembali menyeringai. "Kau yang bilang bukan? Bahwa aku menginginkan pertarungan

    Last Updated : 2025-05-04
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    280.Medan Es

    "Bagaimana bisa ada pedang sebanyak itu dengan ukuran yang juga sangat besar!?" seru Aryo dengan wajah yang tidak percaya. "Konon hanya seorang Pendekar kelas Dewa saja yang mampu mengeluarkan kekuatan sedahsyat itu dari atas langit. Apakah ini kekuatan Siluman Pohon yang Ki Ireng maksud?" tanya Abinyana. "Bukan... Ini adalah kekuatan Bimasena... Kekuatan asli miliknya," ucap Gerbang Hitam dengan perasaan takjub. "Mampu mengeluarkan Pedang Es raksasa sebanyak itu, bukankah kekuatannya sungguh tak bisa di jajagi?" batin Gerbang Biru. Ratu Azalea menatap ke langit dengan wajah tenang. Bibirnya tersenyum. "Kakang sudah sangat berkembang, bahkan kekuatan ini sudah seharusnya menjadi milik seorang Pendekar Ranah Batara..." batin Ratu Azalea. Seratus pedang raksasa itu pernah Iblis Es ciptakan di pulau kecil yang ada di tengah danau gunung wilayah Klan Elang Dewa. Pedang raksasa itu juga yang membunuh Raja Elang Dewa. Pedang Raksasa itu turun ke tanah dengan cepat. Suaranya bergemuru

    Last Updated : 2025-05-04
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    1.Malam Penuh Darah

    Malam semakin sunyi dan dingin yang semakin menusuk tulang. Rasa dingin membuat orang-orang enggan untuk keluar dari rumahnya. Begitu juga yang terjadi di Perguruan Julang Emas. Sebuah Perguruan tingkat satu di wilayah barat Negara Angin. Semua orang nyaman di balik selimut mereka. Hanya beberapa murid jaga saja yang berpatroli keliling wilayah perguruan. Beberapa lagi berjaga di dua menara pengawas yang ada di gerbang Perguruan. Malam itu di wilayah barat Negara Angin benar-benar terasa sangat dingin tak biasanya. Tanpa di sadari oleh para penjaga, di balik pepohonan terlihat puluhan orang berpakaian hitam mengawasi pergerakan para penjaga itu. Jumlah mereka sangat banyak! Saat empat murid Perguruan Julang Emas melewati pepohonan tersebut, tiba-tiba sebuah belati terbang mengarah salah satu penjaga. Crash! Satu orang tumbang dengan leher menganga. Darah pun mengalir membasahi tanah yang bersalju. Tiga murid yang lain terkejut. Saat salah satu dari mereka akan menembakkan

    Last Updated : 2024-10-24
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    2.Barata

    Mata Bimasena terbuka perlahan. Apa yang di lihatnya pertama kali adalah sebuah langit-langit yang terbuat dari daun rumbia. Dia masih merasakan punggungnya yang berdenyut sakit. Dengan perlahan dicobanya menggeser tubuhnya agar bisa duduk di atas balai-balai bambu tersebut. Terdengar bunyi berderit dari balai-balai bambu tua itu. Matanya menatap satu cangkir yang terbuat dari bambu berisi entah air apa. Namun air itu masih mengeluarkan uap panas pertanda minuman itu belum lama di seduh. Terdengar suara kayu yang di potong di luar gubuk. Dengan sekuat tenaga sambil menahan sakit, Bima berjalan sambil berpegangan pada dinding gubuk. Wajahnya mengernyit kesakitan. Namun karena penasaran yang tinggi mengalahkan rasa sakitnya, dia tetap berjalan ke arah pintu. Sesampainya di depan pintu, Bima terkejut. Karena gubuk yang dia tempati berada di atas pohon yang tinggi. Matanya menatap ke arah bawah sana, dimana terdengar suara orang yang tengah memotong kayu. Terlihat asap tipis d

    Last Updated : 2024-10-24
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    3.Berlatih

    Pendeta Barata tersenyum kepada Bimasena yang sangat berhasrat ingin tahu tentang para penjahat yang membantai satu Perguruan dimana Bima tinggal. "Jika kau tahu, apa yang akan kau perbuat? Kemampuanmu saja sangat lemah. Menghindari lemparan batu kecil saja tidak bisa, apa lagi menahan tebasan Pedang dari pendekar hebat? Sudah tewas kau!" ucap Pendeta Barata membuat wajah Bima memerah karena malu dan kesal. "Lalu, apa yang harus aku lakukan kakek?" tanya Bima. "Kau harus melatih dirimu sendiri. Jika kau mau berlatih padaku, ada tiga tahap yang harus kau lalui untuk menjadi pendekar kelas tengah. Itu saja masih belum cukup untukmu bisa melawan mereka," kata Pendeta Barata sambil mengelus jenggot putihnya yang tidak begitu panjang. "Apakah kakek benar-benar mau mengajariku?" tanya Bima penuh harap. Mata si kakek itu melotot membuat Bima merasa ngeri. "Sudah di tolong, sudah di kasih obat, sudah di beri makan, malah sekarang minta di ajari ilmu! Anak siapa kau cah lanang!? Bisa-bis

    Last Updated : 2024-11-27
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    4.Warisan Pedang Darah

    Tiga tahun pun berlalu dengan cepat. Bimasena telah menguasai semua jurus dan kekuatan tenaga dalam yang Pendeta Barata ajarkan. Latihan yang Pendeta Barata berikan cukup berat. Namun dia berhasil lulus setelah menyelesaikan latihan tahap akhir,atau tahap ke tiga. Bimasena ingat saat dia awal mulai berlatih . Pendeta Barata menyuruhnya memotong kayu, mengisi air, dan mencari batu mulia. Kata Pendeta Barata, batu mulia tersebut bisa menyalurkan tenaga dalam. Dan harga batu mulia itu sangat mahal. Satu batu berwarna merah bisa menghasilkan ratusan tail emas. Tahap pertama pun dia lalui selama satu tahun, hingga dia bisa memotong seribu potong kayu dengan ukuran yang sama persis. Latihan ini adalah soal keseimbangan. Dan Bima berhasil dengan sempurna. Dia pun mengisi air dengan cepat bahkan sambil berlari.Kegunaan latihan ini adalah untuk memperkuat otot-otot lengan dan otot bahu serta kakinya yang nantinya akan di jadikan kuda-kuda saat bertarung. Semuanya harus kuat. Latihan ini be

    Last Updated : 2024-11-27

Latest chapter

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    280.Medan Es

    "Bagaimana bisa ada pedang sebanyak itu dengan ukuran yang juga sangat besar!?" seru Aryo dengan wajah yang tidak percaya. "Konon hanya seorang Pendekar kelas Dewa saja yang mampu mengeluarkan kekuatan sedahsyat itu dari atas langit. Apakah ini kekuatan Siluman Pohon yang Ki Ireng maksud?" tanya Abinyana. "Bukan... Ini adalah kekuatan Bimasena... Kekuatan asli miliknya," ucap Gerbang Hitam dengan perasaan takjub. "Mampu mengeluarkan Pedang Es raksasa sebanyak itu, bukankah kekuatannya sungguh tak bisa di jajagi?" batin Gerbang Biru. Ratu Azalea menatap ke langit dengan wajah tenang. Bibirnya tersenyum. "Kakang sudah sangat berkembang, bahkan kekuatan ini sudah seharusnya menjadi milik seorang Pendekar Ranah Batara..." batin Ratu Azalea. Seratus pedang raksasa itu pernah Iblis Es ciptakan di pulau kecil yang ada di tengah danau gunung wilayah Klan Elang Dewa. Pedang raksasa itu juga yang membunuh Raja Elang Dewa. Pedang Raksasa itu turun ke tanah dengan cepat. Suaranya bergemuru

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    279.Seratus Pedang Es Dewa

    Subali segera menggunakan perisai miliknya. Namun pedang es itu sangat kuat. Meski tidak menembus tubuhnya, Pedang Es itu berhasil menyayat dada dan bahunya. Darah hijau mengucur dari dua luka tersebut. "Setan! Ternyata kau menginginkan pertarungan gila! Baiklah..." geram Subali lalu menghentakkan kaki kanan ke tanah. Dari dalam tanah muncul akar pohon yang mengelilingi dirinya. Akar itu bersinar hijau terang. Sinar itu membungkus tubuh Subali. "Kau menginginkan pertarungan yang keras...aku akan melayani mu," ucap Subali dengan suara berbeda. Bima yang sudah dalam wujud Iblis Es sempurna hanya menyeringai. Dia angkat pedangnya lalu di acungkan ke depan. "Hujan Es Abadi!" ucap Bima pelan. Subali terkejut saat tubuhnya tiba-tiba terasa kaku. Dari atas langit muncul lingkaran putih seperti cincin raksasa. Aura dingin luar biasa menekan tubuh Subali. "Apa yang akan kau lakukan!?" teriak Subali. Bima kembali menyeringai. "Kau yang bilang bukan? Bahwa aku menginginkan pertarungan

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    278.Jurus Pembalik Serangan

    Tubuh Bima terpental setelah terkena serangan aneh dari Subali. Darah keluar dari mulutnya pertanda Bima terluka di bagian dalam. "Uhuk!" Bima mengeluarkan darah dari mulutnya. "Sial... Bagaimana bisa serangan tangannya menembus benda padat dan berhenti setalah mengenai tubuhku...? Apakah dia mengendalikan ruang dan waktu sampai membuatku tak sadar...!?" batin Bima sambil berdiri. Subali tersenyum dengan tangan yang masih terbuka seolah menanti serangan dari Bima. Bima yang mulai kesal karena mendapatkan serangan aneh, segera melesat lagi ke arah Subali. Pedangnya bergerak lebih cepat dan ganas. Setiap tusukannya akan memancarkan sinar biru yang melesat lurus hingga menabrak rumah. Setiap tebasan nya membuat sinar biru yang menghantam tanah hingga meledak. Subali menangkis semua serangan itu dengan tenang. Bima semakin tak bisa menahan amarahnya. Serangan nya sudah yang paling cepat namun bisa di patahkan begitu saja oleh Subali membuat Bima merasa semakin aneh. "Bima hati-hati!

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    277.Taruhan

    Bima tersenyum kecil. "Ini urusan kita, tak ada hubungannya dengan istriku. Kau akan menyesal jika sampai mengusiknya. Kau tidak tahu dia siapa dan sekuat apa dia. Aku menyuruhnya pergi agar kita bisa membuat taruhan. Tapi kau terlalu muluk rupanya..." kata Bima. Subali tersenyum sinis. "Aku tak peduli siapa wanita itu. Yang jelas, tanpa taruhan pun aku akan tetap jadikan dia pemuas napsu!" ucap Subali lalu tertawa terbahak-bahak. "Sudah gila kau rupanya, aku sendiri tak berani mengusik hatinya, kau malah merendahkan dirinya, ckckck... Aku yakin jika dia mendengar ini kau akan jadi makhluk yang tidak berguna," sahut Bima. "Peduli setan dengan ucapan mu! Memangnya siapa wanita yang kau anggap sebagai istrimu itu!?" tanya Subali yang cukup penasaran kenapa Bima begitu mengagungkan Ratu Azalea. Bima tersenyum lebar. "Dia selangkah lagi memasuki Ranah Batara, apakah kau puas?" jawab Bima membuat Subali terkejut. "Ranah Batara...!? Tidak mungkin! Kau sangat berkhayal!" seru Subali

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    276.Wujud Sempurna Subali

    Subali menyerang dengan semua akar pohon miliknya. Bima berkelebat cepat menebas semua akar tersebut hingga terpotong menjadi beberapa bagian. Namun secara aneh, potongan akar-akar tersebut berubah menjadi sosok makhluk berwujud seram. Bima cukup terkejut melihatnya. Namun dia segera bergerak cepat menebas semua yang ada di hadapannya. "Kau tak akan bisa membunuhnya! Hahaha!" teriak Subali sambil tertawa. Bima menatap tak percaya. Makhluk-makhluk aneh yang baru saja dia tebas itu bangkit berdiri. Bahkan yang terpotong menjadi dua tumbuh menjadi dua makhluk. "Jadi setiap kali di tebas maka dia akan berubah menjadi dua... Jurus yang unik," batin Bima. Subali menyeringai. "Mati saja kau makhluk lemah!" teriak Subali lalu dari tubuhnya melesat ratusan tombak hitam yang menyerang ke arah Bima. "Bima! Hati-hati dengan tombak itu! Dia bisa menembus semua benda!" teriak Gerbang Hitam. Bima tersenyum. Pedang Darahnya berkiblat ke arah ratusan tombak tersebut. "Seribu Pedang Pemotong Ro

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    275.Ilusi Pengalihan Jiwa

    Bima tersenyum lebar melihat Hantu Ganjang yang kebingungan. "Hei, apa yang sedang kau pikirkan Hantu jelek?" tanya Bima membuat Hantu Ganjang merasa di permainkan. "Bajingan! Kau gunakan jurus ilusi padaku bukan!? Kembali kan tubuhku!" teriak Hantu Ganjang marah. Bima tertawa terbahak-bahak. "Sudah terlambat untuk menyadarinya Hantu bodoh. Tubuhmu sedang aku jadikan boneka baru ku. Harusnya kau bersyukur aku menjadikan dirimu boneka. Karena itu lebih bermanfaat bukan? Daripada kamu hidup mengenaskan di tempat ini," ucap Bima lalu tertawa terbahak-bahak. "Biadab! Beraninya kau mengecoh diriku...! Aku tak akan memaafkan mu!" teriak Hantu Ganjang lalu melesat ke arah Bima. Matanya bersinar hijau terang. Tinjunya melayang. Namun dia tak sampai ke tempat Bima berada. Karena kakinya telah di tarik oleh Gerbang Hitam dan di banting ke tanah dengan sangat keras. Brraaaakkk! Tubuh Hantu Ganjang menghantam tanah dengan keras hingga tanah hancur. Bima tertawa melihat hal tersebut. "Kon

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    274.Hantu Ganjang(2)

    Hantu Ganjang terlihat gemetar setelah melihat akar Subali yang sangat kuat itu terpotong oleh serangan jarak jauh yang sangat cepat. Bahkan sinar tebasan itu juga menghancurkan akar-akar yang lain saat meledak di tanah. Tujuh murid itu terlempar di udara dan jatuh ke tanah dalam keadaan tak sadarkan diri. Bima yang merasa tak bisa mengendalikan kekuatan nya merasa bersalah. "Untung saja mereka tidak mati... Bisa jadi masalah kalau mereka mati karena Pedang Pemotong Roh milikku tadi..." batin Bima. Ratu Azalea menatap mata Hantu Ganjang dengan tajam. Mata Ratu berkilat kuning. Semakin Hantu Ganjang itu menatap mata Ratu, semakin dia tertekan oleh aura kuat yang keluar dari tubuh sang Ratu. "Bagaimana ada manusia yang sekuat ini... Pemuda itu sangat kuat. Hanya satu tebasan mampu menghancurkan akar-akar Subali. Dan wanita itu, tidak lebih lemah dari pemuda ini... Sialan... Siapa mereka sebenarnya...? Aku penasaran pada dua manusia ini, bagaimana negara Angin ini mempunyai pendekar

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    273.Hantu Ganjang?

    "Apa ini!? Bagaimana sisik naga ku bisa meleleh!?" seru Gerbang Hitam dengan wajah panik. Dia panik karena sisik Naga yang dia pelajari dari leluhurnya adalah pertahanan terkuat klan Naga. Namun hanya dengan ludah Hantu Ganjang, sisik Naga miliknya meleleh seperti lilin. "Hahaha! Apa kau terkejut? Itu adalah cairan yang ada di dalam tubuhku. Semua benda padat sekuat apapun akan meleleh setelah terkena ludahku, hikhikhik!" ucap Hantu Ganjang di iringi suara tawanya yang mengerikan. "Makhluk apa kau sebenarnya...!?" tanya Gerbang Hitam mencoba mengulur waktu. Namun sayangnya Hantu Ganjang tahu Gerbang Hitam sedang mengulur waktu. Dia mendekati Gerbang Hitam lalu menyentuh dagu manusia Naga itu dan menatap matanya. "Kau pikir kau akan selamat meski kau mencoba mengulur waktu? Subali, bawa bocah itu kesini!" ucap Hantu Ganjang. Akar Subali bergerak ke belakang dan membawa tubuh murid yang sebelumnya Gerbang Hitam suruh pergi untuk melapor kepada tetua yang lain. "Sayang sekali... D

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    272.Dua Makhluk Gaib

    Gerbang Hitam melesat ke arah empat muridnya yang tengah berusaha melepaskan diri dari cengkraman tangan pada leher mereka. Gerbang Hitam melompat sambil melepas pukulan sakti miliknya. Namun anehnya tangan-tangan itu seperti tembus jika terkena serangan. Meski tembus, cengkraman tangan itu juga terlepas. Gerbang Hitam menatap arah hilangnya tangan-tangan panjang tersebut. "Semuanya mengarah pada rumah butut itu. Apakah ini nyata atau hanya ilusi?" batin Gerbang Hitam. "Kalian sebaiknya tetap waspada. Keluarkan senjata roh kalian, kita akan mencoba menangkap mereka," kata Gerbang Hitam. Delapan murid itu mengangguk. Mereka segera mengeluarkan senjata mereka. Perlahan-lahan mereka berjalan mendekati pohon besar dan rumah kecil yang sudah bobrok di bawah pohon tersebut. "Setiap aku menyerang tangan-tangan panjang itu, serangan ku selalu tembus seolah hanya melewati tempat kosong. Apakah kalian punya cara untuk membuatnya terluka?" tanya Gerbang Hitam yang biasa di panggil Ki Ireng

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status