Share

49.Kisah Pendekar Iblis Gila

Penulis: Gibran
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-09 06:31:55

Kuda-kuda itu berlari cukup kencang. Suaranya terdengar dari kejauhan. Saat rombongan kuda itu melewati rumah-rumah penduduk desa, semua orang menatap dengan penuh rasa penasaran.

Kuda-kuda itu membawa kantong-kantong berisi sesuatu. Dan cairan berwarna merah pekat berceceran dari kantong itu menebar bau amis yang membuat mual.

Rombongan kuda itu masuk ke dalam Perguruan Ular Hitam. Suaranya terdengar hingga ke rumah Ki Kalam dan Ki Sura. Mereka berdua mengira para guru dan muridnya berhasil menangkap Bima.

"Luar biasa, Wicaksono bergerak sangat cepat. Sesuai harapanku!" ucap Ki Kalam.

Dengan tergopoh-gopoh mereka pun keluar dari rumah dan menghampiri halaman aula tempat berlatih dimana kuda-kuda itu berhenti.

Seketika itu juga mata mereka terkejut melihat kuda-kuda itu tanpa ada penunggangnya. Dan yang membuat mereka semakin terkejut adalah buntalan kantong pada pelana kuda-kuda tersebut. Mereka sudah curiga terjadi sesuatu. Namun Ki Sura masih mencoba berpikir tenang.

"Mungki
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    50.Iblis Bayangan

    Mata Arimbi pun terpejam setelah merasa nyaman karena tangannya berada dalam genggaman Bima. Pemuda itu menatap wajah Arimbi tanpa berkedip. Ada perasaan yang membuat jantungnya berdetak lebih kencang. "Ada apa denganku? Kenapa hanya dengan melihat wajahnya saja aku merasa sangat nyaman?" batin Bima. Tangan kirinya bergerak ingin mengelus pipi Arimbi. Namun saat jarinya hampir menyentuh kulit putih gadis itu tangannya terhenti. Dia mendengar sesuatu dari arah luar. "Aura Iblis...?" batin Bima. Dengan perlahan Bima melepaskan pegangan tangannya pada Arimbi. Dia merasa aura itu sangat kuat. "Ini aura yang sama saat aku berada di gubuk kecil malam itu..." batin Bima lalu perlahan berjalan ke arah pintu. Dia teringat pembicaraan dengan Banu sebelum meninggal. Banu sudah siap melepaskan Iblis miliknya dan memberikannya kepada Bima. Karena hanya Bima lah yang sanggup menerima Iblis itu. Dan benar saja, dari balik pintu terdengar suara menggeram. Bima menghunus pedangnya. Dia melihat

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    51.Ki Sura

    Keesokan harinya, Arimbi menyediakan sarapan untuk Bima. Dia sengaja memasak bersama pemilik penginapan. Dulu sebelum Arimbi turun gunung dari tempat dia menimba ilmu, dia sering memasak nasi bakar yang di campur dengan bumbu ikan dan kemangi. Kata gurunya makanan buatannya itu sangatlah enak. Itu sebabnya pagi itu Arimbi membuatkannya untuk Bima. Itu adalah pertama kalinya dia membuat makanan untuk seorang pria. Bima menatap nasi yang berada di dalam bambu. Melihat sekilas dia merasa nasi itu enak. Arimbi mengambil nasi itu ke dalam piring tanah beralas daun pisang. "Silahkan kakang, ini adalah makanan buatanku..." ucap Arimbi dengan senyum semringah. Bima menyelupkan tangannya ke dalam mangkuk berisi air. Lalu dia pun menyuapi mulutnya dengan nasi bakar buatan Arimbi. Gadis yang masih diam-diam mencintainya. Mata Bima membesar membuat Arimbi panik seketika. "Ada apa kakang? Apakah tidak enak? atau ada sesua

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    52.Saling Membayar

    "Sekarang aku sudah katakan padamu, perkara kamu masih dendam pada Perguruan ku itu bukan masalah lagi. Yang jelas, aku pun mempunyai dendam yang sama dengan dirimu, karena semua muridku kau bunuh secara keji," kata Ki Sura. Bima tersenyum. "Terimakasih Ki, sudah berkata jujur padaku, memberitahu rahasia yang aku tak tahu, tapi apa pun itu alasannya, aku tetap akan memusnahkan semua Perguruan yang ikut andil dalam pembantaian, dan ceritamu tadi tidak akan bisa menghentikan langkahku..." sahut Bima dengan tatapan dingin. Kini tujuannya semakin kuat. Menghancurkan semuanya, bahkan negara Angin Barat sekali pun! Ki Sura tersenyum dengan tekat kuat yang di miliki oleh Bima. Bahkan di dalam Perguruan nya tak ada satu pun murid yang mempunyai jiwa kesatria dan kesetiaan yang begitu besar seperti yang Bima tunjukkan. "Itu terserah kamu anak muda, kamu punya jalan sendiri, begitu juga diriku, kita akan selesai kan semua ini sekarang," kata Ki Sura. Bima menyeringai. "Aku kasih tahu kau

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    53.Bola Iblis & Pemotong Roh

    Ki Sura tertawa puas. Dia berdiri setengah terbungkuk karena efek serangan tenaga dalam Bima. "Bagaimana? Apakah kau bisa membandingkan seranganmu sebelumnya dengan yang baru aku katakan?" tanya Ki Sura. Bima menatap orang tua itu dengan heran. Dia merasa tengah di ajari seorang guru. Tapi dia tak tahu harus bersikap apa karena ini baginya adalah pertarungan. "Nama jurus yang baru kau dapat itu adalah Jurus Menarik Matahari," kata Ki Sura. "Sebenarnya apa maksudmu Ki mengajarkan jurus ini padaku?" tanya Bima. "Hei! Siapa yang mengajarimu! Bahkan muridku butuh waktu enam purnama untuk bisa menguasai jurus itu! Kau hanya dalam kejapan mata saja sudah bisa melakukan nya! Kau terlalu berbakat menjadi muridku!" ucap Ki Sura. Bima masih tak mengerti dengan maksud Ki Sura. Tapi dia tak peduli lagi. Dengan cepat dia menyerang kembali. Ki Sura tak diam saja. Dengan kekuatan yang dia miliki dengan mudah Ki Sura mengumpulkan kekuatan angin di tangannya. "Nah, makan ini!" kata Ki Sura sam

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    54.Jurus Ilusi

    Ki Kalam menghentikan kudanya saat dia melihat seekor kuda yang tengah makan rumput di pinggir hutan. Ki Kalam menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari keberadaan si penunggang kuda. "Aneh... Kenapa kuda ini sendiri? Dimana penunggang kudanya?" batin Ki Kalam. Dia duduk di atas batu untuk menunggu. Setelah cukup lama menunggu dia memutuskan utnuk mencari orang tersebut. "Dia pasti menyadari aku mengejarnya sehingga dia turun dan lebih memilih untuk kabur ke arah hutan... hmmm..."Setelah mempertimbangkan sejenak, Ki Kalam akhirnya memilih ke arah hutan sebelah kiri dimana ada jalan setapak kecil. Dan jalan itu adalah jalan yang tembus ke Perguruan Julang Emas, dimana Arimbi tengah menanti Bima di sana. Ki Sura menangkis semua serangan cepat yang Bima lancarkan. Kali ini Iblis Es di dalam tubuh Bima semakin terlihat. Serangan pun semakin cepat Bima layangkan. Setiap pedangnya mengandung kekuatan ledakan es. Membuat Ki Suta sedikit kelabakan melawan anak muda. "Bagus! Kau sudah

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    55.Arimbi Dalam Bahaya

    Arimbi mendengar derap kaki kuda. Dia segera mengintip dari balik pagar rumah yang hancur sebagian tersebut. Matanya yang indah itu melihat sosok orang tua berkuda. Orang itu sempat berputar-putar di sekitar gapura. Arimbi yakin orang itu adalah musuh yang mengejarnya saat bersama Bima. Orang yang tak lain adalah Ki Kalam turun dari kudanya. Matanya menyapu seantero tempat. Dia menatap kuda yang terparkir di bawah pendopo itu. "Woe, penjahat! Keluar kau!" teriaknya menggema. Ki Kalam melangkah masuk ke dalam Perguruan yang sudah hancur itu. Seketika dia teringat Perguruan tersebut. "Perguruan sampah memang tak layak berada di dunia ini, selalu berbuat curang untuk bisa berada di atas, cuih!" ucap Ki Kalam. Arimbi tak melihat apa yang orang tua itu lakukan. Apalagi ucapannya yang sangat tidak sopan itu. "Dia orang tua tapi sungguh tak bisa menjadi contoh yang baik! Aku akan beri dia pelajaran!" batin Arimbi. Ki Kalam menoleh saat mendengar langkah kaki Arimbi. Dia menatap gadi

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    56.Ki Kalam

    Mendengar ucapan di belakangnya, Ki Kalam pun menoleh. Matanya menatap sosok pemuda dengan pakaian serba merah dan tengah menatapnya dengan tajam. "Semua orang Perguruan Ular Hitam itu terlalu sombong, tapi kemampuan tak ada. Seperti Weling Ireng, Manik, Wicaksono... Apakah seseorang yang berada di Ranah Keabadian juga sama? Menindas gadis lemah yang berada jauh di bawahnya, ckckck... Macam taik kau orang tua!" kembali terdengar makian dari Bima. Marah Ki Kalam mendengar makian yang belum pernah dia dapatkan selama hidupnya menjadi Pemimpin Perguruan. "Beraninya kau bajingan! Aku akan robek mulut kotormu itu!" teriaknya kemudian melempar tubuh Arimbi hingga menabrak rumah kayu. Brak! Rumah itu terlihat hampir roboh. Bima dengan cepat bergerak. Namun Ki Kalam menghalanginya. Pedang Bima berkelebat ke arah leher Ki Kalam. Namun Ki Kalam dengan cepat menghindar. Saat itulah, Bima meledakkan tenaga dalamnya hingga tubuh Ki Kalam terpental namun tidak sampai jatuh. Dengan kecepatan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    57.Ajian Jarum Dewa

    Mata Bimasena menatap tak berkedip. Di hadapannya, Ki Kalam telah menjadi seorang lelaki dengan wujud yang mengagumkan. Tubuhnya bercahaya emas dan wajahnya yang tadinya tua sekarang telah berubah menjadi muda kembali. "Ini adalah kekuatan Keabadian milikku, Api Emas Brahma. Tak ada satu Iblis pun yang akan menang melawan kekuatan ku... termasuk dirimu..." ucap Ki Kalam dengan wujud yang sangat lain. Namun Bima tak peduli lawan mau berubah atau tidak. Baginya, Ki Kalam tetaplah manusia yang harus di bunuh. "Terserah kau mau menjadi muda atau apa, tapi jangan sombong dulu, aku belum bertarung secara serius!" kata Bima. Ki Kalam tersenyum sinis. Tangannya maju ke arah Bima. Aura emas keluar dari telapak tangannya. Bima tahu apa yang akan lelaki itu keluarkan dari dalam tangannya. Tidak lain adalah senjata roh. Sa dengan Ki Sura dan Manik yang sudah berada di ranah Keabadian. Dari dalam tangan Ki Kalam keluar satu jarum emas berukuran cukup besar. Setelah keluar dari dalam tangann

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19

Bab terbaru

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    305.Turnamen Kerajaan

    "Apa kau pikir aku tidak mampu untuk menjadi lawan mu? Kau terlalu merendahkan orang lain," sahut Suryo. Leksono tersenyum sinis. Dengan gerakan yang hampir tidak terlihat dia langsung menyerang Suryo. Terkejut, Suryo segera menghindari serangan dengan menundukkan tubuhnya. Kaki Leksono lewat di atas kepalanya. Jika Suryo tidak cepat menghindar, pasti dia akan terkena serangan mematikan itu. Suryo melihat celah pada kaki kanan Leksono yang masih berpijak di atas lantai sedangkan kaki kirinya baru saja melayang di atasnya. Dengan cepat dan tanpa menyia-nyiakan waktu, Suryo langsung menendang kaki kanan Leksono. Namun Suryo kecele, kaki kiri Leksono yang baru saja melayang langsung bergerak turun dan... Bugh!Tumit Leksono menghantam bahu Suryo dengan keras. Tubuh pemuda itu langsung tersungkur di lantai arena. Suryo berteriak keras menahan sakit. Kaki kanan Leksono langsung menyambar kepalanya se

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    303.Ki Mangkubumi

    Malam itu Bima menyerap Pil Hijau dan berlatih hingga dini hari. Kekuatannya meningkat pesat. Bahkan saat ini dia sudah mencapai Ranah Cakrawala tahap Akhir. Namun masih cukup lama baginya mencapai Ranah Batara. Iblis Es di dalam tubuh Bima pun telah di bangkit kan kembali dengan pil merah. Bahkan yang lebih mengejutkan, Iblis Es mempunyai kekuatan Ranah Batara setelah menyerap pil merah yang tercipta dari tubuh Nyai Wingit dan Ki Romo tersebut. Setelah berlatih semalaman, Bima berhasil menguasai satu jurus hebat yang dia dapat dari kekuatan Ki Suran. Yaitu tubuh Baja dan Tinju Semesta! Tinju Bima saat ini bisa menghancurkan benteng selebar dua tombak dengan satu kali pukulan. Kekuatan yang luar biasa. Ratu Azalea meski tidak naik ranah karena tidak mau menyerap pil yang Bima buat, dia mengalami kenaikan tingkat kecepatan. Dengan tingkatan baru, Ratu Azalea hanya butuh satu gerakan untuk membuat musuh tewas seketika.

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    304.Dua Belas Perguruan

    "Selamat datang di Arena Kerajaan Angin yang megah ini para kesatria muda, hari ini juga turnamen besar ini telah di buka!" sambut moderator dengan suara lantang.Gemuruh suara para penonton terdengar menggetarkan arena. Bima menoleh ke arah Ratu Azalea. Mereka berdua saling tersenyum."Undian akan segera di lakukan! Sesuai nomer acak," Nomer undian dari pasangan kandidat pun mulai di undi oleh moderator. Bima menyadari, ada sesuatu yang aneh dengan cara moderator mengundi. Namun Bima hanya tersenyum tenang. Karena siapa pun lawannya, tidak akan ada yang bisa mengalahkan dirinya.Pada turnamen kali ini seharusnya ada lima belas perguruan yang ikut dalam turnamen kerajaan. Namun kandidat dari Perguruan Banteng Api telah terbunuh sehingga tidak bisa mengikuti turnamen.Perguruan Naga Air pun tidak bisa karena kandidat mereka pun telah terbunuh oleh para pendekar dari Klan Kelelawar Merah. Meng Sui pun memutuskan untuk bersekutu d

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    302.Sebuah Rencana Besar

    Bima melepaskan beberapa ekor merpati ke langit. Di kaki merpati itu sebuah gulungan kertas terikat. Senyum lebar terlihat di bibir Bima. Sebuah rencana besar telah dia tulis di dalam surat tersebut. "Kali ini, sekuat apapun Kerajaan ini, apakah mereka bisa menghadapi dua Kerajaan sekaligus? Hahaha!" ucap Bima senang. Ratu Azalea tersenyum. Dia merasa takdir yang dia lihat di masa lalu bergeser sedikit dengan sendirinya. "Apakah takdir ini tergeser oleh kakang Bima atau Dewa sedang mempermainkan takdir seseorang?" batin Ratu Azalea. Merpati itu terbang tinggi ke langit dan menembus awan. Terbang dengan kecepatan tinggi ke arah selatan dan ke arah barat Kerajaan Angin Timur. Malam itu para kandidat berkumpul di kamar masing-masing. Bima dan Ratu Azalea menyendiri dengan menyegel kamar mereka dari dunia luar.Dengan perisai emas milik Ratu, kekuatan sebesar apapun yang ada di dalam perisai tidak akan tembus

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    301.Ketua Perguruan Serigala Hitam

    Mendengar perkataan sinis Bima, pemuda berpakaian biru itu meradang."Siapa kau sampah bau!? Beraninya kau membalas ucapan tuan muda ini! Apa kau tidak tahu siapa aku!?" hardik pemuda itu dengan suara keras.Bima merasa kesal dengan pemuda congkak di depan nya. Ingin rasanya dia langsung membunuhnya."Siapa kau? Itu bukan hal penting bagiku!" jawab Bima sinis.Pemuda itu tidak tahan dengan apa yang Bima katakan. Dia langsung mengambil gerakan memukul ke arah wajah Bima. Namun sebuah tangan menangkapnya. Pemuda itu merasa sangat kesal. Dia menoleh dan ingin mendamprat orang tersebut. Namun saat dia tahu siapa yang ada di depannya, wajahnya langsung pucat seketika.Bima cukup terkejut dengan kedatangan orang tersebut yang tidak dia rasakan hawa kehadirannya. Saat dia menoleh, dia mendapati satu wajah yang tak asing lagi baginya. Mata Bima merah seketika, darahnya tiba--tiba mendidih hingga terasa naik ke ubun-ubun."Tuan

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    300 Kerajaan Angin Timur

    Bima melotot ke arah Tangan Darah."Ada apa dengan senyuman sinis di bibirmu Tangan Darah?" tanya Bima dengan perasaan geram.Birawa dan Meng Sui melirik ke arah Tangan Darah."Kekuatan yang mengerikan terpancar dari tubuhnya...Siapa orang ini dan bagaimana bisa dia berlutut kepada pendekar muda ini? Apakah pendekar muda ini lebih kuat darinya?" batin Birawa.Tangan Darah menghentikan senyuman di bibirnya."Maaf tuanku, saya hanya meniru gaya tuan saat tersenyum..." jawab Tangan Darah membuat beberapa orang yang sudah mengenalnya menahan tawa.Bima menepuk jidatnya sendiri.""Baiklah, jika kamu bertemu Nona Wulan dan Subali, kamu minta mereka berdua mengajari cara tersenyum yang benar," kata Bima."Siap tuan! Perintah tuan akan saya laksanakan," kata Tangan Darah dengan tegas.Bima segera memasukkan Tangan Darah ke dalam sabuk penyimpanan.Huh...sangat kaku," batin Bima.Iblis Tanduk Emas tertawa tergelak-gelak."Bagaimana tidak kaku, dia belum mempunyai jiwanya secara utuh," kata Ibl

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    299 Birawa & Meng Sui

    Bima mempunyai sebuah akal untuk mengalahkan pertahanan dari Jaring Laba-Laba. Setelah mendengar perkataan Iblis Tanduk Emas, Bima hampir melupakan sesuatu yang dia punya."Bodoh sekali kenapa aku tak memikirkan hal ini sejak awal," kata Bima dalam hati.Dia mendarat di atas tanah dengan tenang pendekar yang masih mengitari dirinya merasa ada yang aneh dengan Bima yang terlihat sangat tenang. Melihat ketenangan Bima membuat kelima pendekar itu merasa gelisah.Bima tersenyum kecil."Waktu Berhenti," ucap Bima perlahan. Waktu pun berhenti dan ke lima pendekar itu pun berhenti bergerak. kelimanya terlihat seperti patung. Bima hanya bisa menghentikan waktu selama beberapa detik saja di setiap jurusnya. Dan itu pun sudah memakan kekuatan yang sangat banyak.Setelah waktu berhenti Bima langsung mengerahkan pedang Es miliknya. Lima pedang es melesat ke arah lima orang tersebut. Craaaass!Kelima tubuh yang tersambar pedang es milik Bima. Di saat yang sama, waktu kembali berputar seperti se

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    298.Pertarungan Di Perbatasan

    Dua rombongan itu adalah rombongan dari Perguruan Naga Air dan Kuda Putih. Mereka terlihat sangat kacau. Saat sampai di perbatasan, mereka langsung roboh di atas tanah.Bima menatap ke arah belakang para rombongan tersebut. Ternyata mereka di kejar-kejar oleh musuh."Itu orang-orang dari kerajaan atau dari Klan Kelelawar Darah?" batin Bima.Musuh yang berkuda dengan cepat ke arah perbatasan tersebut mengenakan pakaian serba merah dan menggunakan cadar hitam di wajah mereka. Bima menghitung ada lebih dari sembilan orang dari arah selatan dan lima orang dari arah barat."Anjing-anjing ini memanfaatkan turnamen untuk membantai perguruan-perguruan yang melakukan perjalanan jauh. Benar-benar tidak bisa di maafkan," Bima melesat dengan cepat ke arah lima pendekar berpakaian merah tersebut. "Tangan Darah, aku serahkan mereka padamu, bunuh semuanya tanpa tersisa!" kata Bima sambil mengeluarkan Tangan Darah dari dalam sabuk penyimpanan.Tangan Darah meluncur turun ke atas tanah dan mendarat

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    297.Perbatasan Kerajaan

    Bima tertegun mendengar Ratu Azalea berkata seperti itu."Maksudmu apa istriku?" tanya Bima dengan perasaan yang mulai tidak menentu.Sebelumnya dia sudah di beri tahu oleh Ratu Azalea bahwa mereka berdua kelak ditakdirkan berpisah.Bima sejauh ini belum percaya sepenuhnya kepada penglihatan sang Ratu. Bima masih percaya bahwa takdir adalah pilihan sendiri. Bukan kehendak Dewa yang jelas masih kalah melawan iblis jika duel satu lawan satu.Ratu Azalea tak menjawab pertanyaan Bima. Dia hanya menyandarkan kepalanya di dada bidang pemuda itu. Membiarkan pemuda itu membelai rambutnya yang panjang.Karena Ratu Azalea tak menyahut, Bima pun diam tak bersuara.Keduanya sama-sama larut dalam keheningan.***Beberapa hari pun berlalu.Aryo dan Abinyana telah pulih sepenuhnya. Akhirnya mereka kembali meneruskan perjalanan mereka menuju Kerajaan Angin Timur.Putri Ling Xia duduk di kereta depan bersama Qing Long. Sedangkan Bima dan Ratu Azalea duduk di kereta yang ada di barisan belakang.Aryo da

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status