Langkah mereka semua terhenti di depan hutan pinus yang menjulang tinggi. Mata mereka menatap pepohonan tinggi yang terlihat seram tersebut. Bima tersenyum lalu melangkah lebih dulu masuk ke dalam hutan pinus tersebut. Arimbi segera menyusulnya. "Aku heran, kenapa mereka yang manusia ini tak kenal rasa takut sama sekali?" bertanya-tanya Dharmasraya di dalam hatinya. Saat pertama memasuki hutan pinus itu, Bima langsung merasakan hawa yang berbeda. "Hutan Awan Hitam saja sudah terasa sekali tekanan mistisnya, tapi di tempat ini, malah semakin terasa kuat...Aku penasaran apa yang akan muncul nanti," batin Bima. Tak berapa lama muncul Arimbi dari belakang."Kakang...!" panggil Arimbi. Tiba-tiba hutan itu mulai berkabut. Bima yang awalnya melihat Arimbi menjadi terhalang oleh kabut tebal. "Arimbi...!" panggil Bima. Saat dia sibuk mencari Arimbi, dari arah sebelah kanan muncul sesosok wanita yang sangat mirip dengan Arimbi. Bima segera mendatanginya. Saat jaraknya cukup dekat, dia t
Setelah kejadian di Hutan Pinus itu, mereka kembali melanjutkan perjalanan mereka membelah hutan lebat tersebut. Sepanjang jalan itu terlihat gelap dan berkabut padahal hari mulai sudah mulai siang. Mereka berhenti di sebuah pohon besar. Bima meminta semua Iblis yang ada di situ menggabungkan kekuatan. Tak banyak bertanya, semua menuruti apa kata Bima. "Aku merasakan siluman gelap yang sangat jahat sedang mengintai kita..." bisik Bima kepada Raja Baka. Mendengar Bima berkata seperti itu, mereka semua langsung bersikap waspada. "Dulu Hutan ini tak begitu banyak siluman, kami juga jarang bertemu siluman seperti mereka tadi, setelah hilangnya para pendekar Ranah Keabadian, kami tak pernah berkunjung ke sini lagi, mungkin karena itu mereka menjadi liar dan berusaha menguasi kawasan hutan ini," kata Dharmasraya. "Siluman tadi tidak begitu berbahaya, yang kali ini akan muncul, sebaiknya kita sangat berhati-hati..." kata Bima. Tak berapa lama setelah Bima merasakan aura siluman itu, d
Tangan kanan raksasa Iblis Tanduk Api itu putus setelah terkena satu tebasan pedang milik Bima. Teriakan keras terdengar membuat telinga siapa pun yang mendengarnya merasa sakit. Tangan besar itu jatuh di atas tanah hingga terdengar suara keras menggetarkan tanah. Darah berwarna biru pucat mengucur deras bagaikan air terjun. Iblis raksasa itu berteriak kesakitan. Urat besar di keningnya menyembul karena menahan rasa sakit bercampur dingin yang luar biasa. Tubuhnya terlihat bergetar. Racun Es dari serangan Bima mulai menjalar ke seluruh tubuh raksasa Iblis tersebut. Bima tersenyum kecil. "Aku sudah menduga, kenapa Iblis Tanduk Api terlihat lemah di banding tiga Iblis Legendaris lainnya," kata Bima dalam hati. "Apa yang kau duga anak muda?" tanya Iblis Es. "Aku yakin karena warisan itu," jawab Bima. "Hahaha! Sepertinya dugaanmu sangat tepat, tapi saat kamu mendapatkan warisan, kamulah yang berhak atas semuanya, bukan mereka. Mereka adalah iblis-iblis yang gagal mewarisi kekuata
"Hei! Apa kau tak mau lanjut terung denganku?" tanya Bima sambil melempar krikil ke arah Iblis raksasa yang duduk termenung. Iblis raksasa itu menoleh. Dia ambil batu besar lalu balas melempar ke arah Bima. Pemuda itu sontak saja melompat untuk menghindar. "Sialan! Aku melemparmu menggunakan krikil! Kenapa kau balas dengan batu sebesar itu!?" teriak Bima. Iblis itu terdiam sambil menatap Bima. Sejurus kemudian dia tertawa terbahak-bahak. Bima tak mengerti kenapa Iblis sebesar itu bisa tertawa. "Manusia setengah Iblis bodoh! Bagiku batu besar itu adalah krikil!" ucap raksasa Iblis itu. Bima merasa ada yang aneh dengan makhluk besar itu. Dia segera melompat mendekat. "Apakah kau sekarang tidak mengajak bertarung lagi?" tanya Bima. "Kenapa aku harus menyerangmu? Kau juga bangsa Iblis meski hanya separuh tubuhmu, oh iya, aku berterimakasih padamu, kau telah menyelamatkan diriku dari kutukan sialan ini!" kata Iblis itu. "Kutukan? Apa maksudmu?" tanya Bima. "Aku adalah pendekar dar
Semua mata mengarah pada pepohonan yang tersibak. Suara langkah kaki berat masih terdengar. Duk! Duk! Duk! Hingga akhirnya muncul Iblis raksasa itu dari rimbunnya pepohonan pinus. Semua yang ada di situ bersikap waspada dan siap-siap jika terjadi serangan. Kepala Dharmawangsa mendekat ke arah mereka dan menatap sosok Dharmasraya. "Hai, Dharmasraya... Masih ingat pada kakakmu ini?" tanya Dharmawangsa. Terkejut semua yang mendengar Iblis itu menyebut nama Dharmasraya. Terlebih lagi Dharmasraya yang sangat kaget. Mereka berdua saling bertatap mata. "Kau... apakah kau kakakku? Dharmawangsa?" tanya Dharmasraya dengan bibir bergetar dan mata berkaca-kaca. Raksasa Iblis itu mengangguk. Bima melompat dari atas bahu raksasa tersebut dan mendarat di sebelah Arimbi. Gadis itu langsung memeluknya tak peduli lagi dengan makhluk lain yang melihatnya. "Ini... bagaiamana bisa terjadi!? Dharmawangsa yang sudah hilang puluhan tahun silam ternyata masih hidup!" ucap Raja Baka terheran-heran. Ad
Makhluk dengan muka hancur itu melayang mendekati tumpukan mayat siluman yang dibantai oleh Bima dan Arimbi. Wajahnya terlihat sangat marah dan kesal. Matanya yang tak mempuyai kelopak mata melotot ke arah mereka berdua membuat bulu kuduk berdiri. Tanpa suara tubuh makhluk itu perlahan menyusut menjadi kabut tipis. "Arimbi, hati-hati,ini adalah ilusi... ternyata sejak awal kita telah memasuki medan ilusi yang dia ciptakan..." kata Bima. Namun Arimbi tak menjawab. Ketika Bima menoleh, dia tak melihat Arimbi yang tadi ada di sampingnya. Bima menoleh ke berbagai arah dengan tatapan nanar. "Hikhikhik," tiba-tiba terdengar tawa cekikikan dari arah belakang Bima. Namun saat Bima menoleh, tak ada siapa pun di sana. "Iblis Es...! Iblis Es!" panggil Bima dalam hati. Namun tak ada jawaban dari Iblis yang ada di dalam tubuh Bima. "Seorang manusia berani sekali masuk ke dalam sarangku... hikhikhik, apakah kau tak tahu kisah tentangku? Aku adalah siluman yang mempunyai kekuatan penakluk Ibl
Palu besar itu melesat ke arah Bima. Dengan cepat Bima segera berkelit ke kiri. Namun dari arah depan telah menyambut satu gelombang beraura hitam dari telapak tangan Iblis Tanduk Hitam. Tak bisa menghindar lagi, Bima segera kerahkan tenaga dalamnya. Cahaya biru keluar dari tangannya membentuk sebuah bola. Dengan cepat Bima melempar Ajian Bola Iblis miliknya itu ke arah gelombang hitam. Wooossshhh! Gelombang hitam itu terbelah oleh serangan Bima. Aura gelapnya terserap masuk kedalam ajian Bola Iblis. Bola itu pun terus melesat ke arah Iblis Tanduk Hitam. Karena kaki kirinya telah putus, makhluk itu pun tak bisa menghindari nya. Dia akhirnya menggunakan tangan untuk menangkis. Blaaaarrr! Tubuh besar itu terpental ke udara dalam keadaan tangan hancur kanan hancur. Bima menarik napas lega. Matanya menatap ke arah depan. Iblis Tanduk Hitam itu tak bisa bangkit lagi. Tubuhnya membiru dan membeku. Meski tak tewas, dia terlihat kesakitan. Bima melompat ke arah Iblis tersebut. "Aku a
Melihat dua Iblis Tanduk Emas itu menyerang dengan ganas ke arahnya, Bimasena seketika teringat pada buah Iblis yang dia bawa. Dengan cepat dia mengambil buah itu lalu memakannya. Dalam keadaan kesakitan karena penyembuhan secara paksa, Bima meraih pedangnya lalu dengan cepat menangkis serangan pedang Iblis yang pertama. Trang! Tubuh Bima berlutut saat menahan kekuatan Iblis tersebut. Iblis kedua datang dengan tendangan kaki. Buak! Tubuh Bima kembali terpental dan menabrak pohon yang belum lama ditabrak nya juga. Prak!Pohon itu hancur patah menjadi dua. Tubuh Bima masih terpental hingga jatuh ke tanah. Rasa sakit yang dia terima sungguh luar biasa. Namun Bima masih berusaha berdiri dengan susah payah. Luka-luka di tubuhnya masih dalam proses penyembuhan. Luka barunya pun ikut menutup kembali. Kedua Iblis itu kembali menerjang tak peduli lawan dalam keadaan kesakitan. Bima berteriak keras lalu menebas ke arah dua Iblis itu dengan jurus Pedang Pemotong Roh. Dua cahaya biru me
Bima sedikit terkejut mendengar kata-kata terkahir Iblis Es sebelum tertidur. "Guru dari Nyai Wingit?" batin Bima sambil menatap Nyai Wingit yang tergeletak di atas tanah.Dia mendekati wanita tersebut. Ternyata wanita tersebut masih hidup. Bima segera pasang kuda-kuda sambil menatap tajam ke arah wanita tersebut.Nyai Wingit terlihat kepayahan saat berdiri. Matanya menatap tajam kearah Bima."Bedebah...Bisa-bisanya aku kalah darimu..." umpat Nyai Wingit.Bima tersenyum lebar. Dia ingat tujuan utamanya adalah menangkap wanita itu mengekstraknya menjadi pil."Kau sudah tak bisa berbuat apa-apa bukan?" tanya Bima lalu bersiap mengambil ancang--ancang."Mau apa kau!?" teriak Nyai Wingit dengan wajah panik.Saat ini dia tak mempunyai kekuatan sedikit pun untuk melawan. Sedangkan Bima masih segar bugar."Menangkap mu," kata Bima dengan wajah terlihat sangat bahagia. Hal itu karena mata Bima melihat inti jiwa dari Nyai Wingit terlihat jelas. Hal itu dikarenakan kekuatan Nyai Wingit telah
"Cepat! sebelum terlambat!" ucap Ratu Azalea keras.Gerbang Hitam dan Gerbang Biru segera mengikuti Ratu Azalea keluar dari penginapan. Ternyata di luar keadaan sudah sangat kacau. Semua orang berlarian dengan wajah ketakutan. "Apa yang terjadi Ratu!?" tanya Gerbang Hitam.Dia melihat dari atas langit sebelah barat dan terlihat ribuan pedang es raksasa sedang melayang turun ke bumi. "Itu...bukankah itu kekuatan Pendekar Bima!?" tanya Gerbang Biru.Ratu Azalea tak menyahut. Dia mengeluarkan tombak emas miliknya."Jika aku tak bisa menahan ledakan kekuatan dari dua tenaga dalam itu, maka kita semua akan mati..." kata Ratu dengan wajah serius.Gerbang Hitam dan Gerbang Biru paham dengan keadaan saat ini. Mereka segera duduk bersila disebelah kanan dan kiri Ratu Azalea."Kami akan membantu. Tenang saja Ratu, kekuatan kami berdua bisa membentuk perisai yang bisa menahan serangan Dewa sekali pun!" kata Gerbang Hitam."Tak perlu banyak kata,cepat keluarkan perisai kalian! Dua kekuatan itu
Bima menatap Nyai Wingit yang terlihat baik-baik saja setelah bentrok kekuatan. Iblis Es yang menyadari sesuatu langsung tanggap dengan keadaan Nyai Wingit. Dia menduga di dalam tubuh Nyai Wingit ada sesuatu yang lain, yang melindungi tubuh asli Nyai Wingit.Mata Nyai Wingit bersinar terang. Bibirnya kembali menyeringai."Manusia, di dalam hatimu ada iblis jahat yang yang terpendam, jika kamu tidak segera menjauh darinya maka kamu akan ikut dia ke dalam neraka!" kata Nyai Wingit. Bima terkejut dengan suara Nyai Wingit yang seperti suara seorang pria."Apa urusanmu peduli pada diriku! Siapa kau!?" tanya Bima balik.Nyai Wingit tertawa terbahak-bahak. Suaranya memang suara seorang pria. Besar dan berat."Kau tanya siapa akku!? Apakah kau siap mendengarnya?" Bima menatap tajam. Iblis Es mengepalkan tinjunya. Dia bisa merasakan aura yang tidak asing dari sosok yang ada di dalam tubuh Nyai Wingit.."Tak perlu banyak berlagak, katakan siapa kau!?" tanya Bima dengan nada keras. Nyai Wingit
Blaaaarrrr!!!Ledakan dahsyat dengan hawa dingin yang luar biasa merebak. Nyai Wingit yang berada di udara tak bisa menghindar dari serangan tersebut. Tubuhnya langsung membeku setelah terkena serangan Ledakan Es.Namun Bimma merasakan Nyai Wingit masih hidup dan mampu bertahan dari serangan miliknya tersebut."Pantas saja Iblis Bayangan kalah darinya...Rupanya dia kuat dan sangat berbahaya...!" batin Bima.Dia segera memanfaatkan waktu tersebut untuk menolong Iblis Bayangan. Dengan satu lompatan,Bima telah berada di dekat Iblis Bayangan yang terkapar di bawah pohon. Untung saja Bima meredam kekuatannya sehingga Iblis Bayangan tidak terkena dampak dari serangan Ledakan Es miliknya."Hei, apakah kau masih hidup?" tanya Bima sambil mengguncang tubuh Iblis Bayangan. Mata Iblis tersebut terbuka. Dia menyeringai lebar. Bima sedikit merinding melihat luka pada tubuh Iblis Bayangan."Bagaimana kau bisa terluka seperti ini?" tanya Bima."Dia sangat kuat...jurus ilusi milikku tidak berguna mel
Bima telah selesai mengekstrak tubuh Ki Sutan menjadi sebuah pil berwarna biru pucat. Aura dari pil tersebut cukup menyengat. Dia segera menyimpan pil tersebut ke dalam cincin nya dimana cincin itu tersimpan empat senjata dewa miliknya.Di saat yang sama Subali datang dengan membawa tubuh Ki Romo. Bima tersenyum summringah seperti melihat ikan segar. Iblis Es di dalam tubuh nya saling berpandangan dengan Iblis Tanduk Emas."Bima menjadi manusia yang lebih kejam dari kita para iblis..." kata Iblis Es."Dia mempunyai bakat alami seorang iblis, kita yang iblis malah masih berada dibawah manusia," sahut Iblis Tanduk Emas."Iblis bukanlah yang bertindak.Kita hannya menghasut mereka,namun manusia melakukan nya di luar perkiraan kita...""Kalau sudah seperti itu manusia melempar kesalahan mereka kepada kita para iblis," timpal Iblis Tanduk Emas.Dua Iblis itu tertawa. Bima hanya geleng-geleng kepala seolah hanya mendengar dua orang tua yang sedang berbincang di sore hari."Kamu boleh kembal
Tangan Darah mencoba bangkit berdiri. Meski dengan gontai dia berhasil berdiri kembali. Sekujur tubuhnya melepuh terkena serangan Petir Semesta milik Ki Romo.Sedangkan Ki Romo tak lebih baik dari Tangan Darah, setelah terpental keras tubuhnya malah justru melesat ke arah perisai emas milik Ratu Azalea.Saat tubuhnya menghantam perisai emas milik Ratu Azalea, Ki Romo merasa tubuhnya remuk dan terbakar.Beberapa saat lamanya dia tak bisa bangkit berdiri kerena tubuhnya tak bisa dia gerakan.Tangan Darah berjalan kearah Ki Romo dengan langkah perlahan. Wujudnya yang terlihat hancur menambah keangkeran sosok pengikut Bima tersebut."Harus dibunuh...harus dibunuh..." gumam Tangan darah.Ki Romo mencoba mengangkat tubuhnya. Namun tidak bisa. Kakinya telah patah setelah menghantam perisai emas milik Ratu Azalea."Bagaimana bisa disini terpasang sebuah perisai yang sangat kuat...?bahkan lukaku justru aku dapat karena menghantam perisai aneh ini...!" batin Ki Romo masih mencoba untuk bangkit
Tangan Darah terpental setelah menangkis serangan beruntun dari Ki Romo,salah satu dari Tiga Setan Emas.Ki Romo yang dibantu oleh enam pengikutnya berhasil sedikit mendesak Tangan Darah."Siapa makhluk menyeramkan ini? kalau melihat serangan yang dia lancarkan aku tidak merasa asing. Pukulan itu seperti milik seorang pemburu Harta Karun yang pernah ramai dibicarakan oleh Yang Mulia. Dia adalah Datuk Manggala! Orang yang pernah mengalahkan Ketua Pemburu Senyap, Panglima Kerajaan!" batin Ki Romo dengan wajah berubah sedikit pucat.Kejadian Datuk Manggala mengalahkan panglima Kerajaan adalah sebuah cerita lama. Sebelum para pendekar kerajaan berkembang pesat seperti sekarang.Datuk Manggala pernah di ajak oleh kerajaan untuk bekerjasama dalam mencari sebuah harta karun yang konon bisa membawa mereka keluar dari pulau kutukan tersebut.Namun seperti yang di duga,Datuk Manggala tidak mau bergabung dan memilih untuk mencarinya sendiri.Panglima kerajaan mengancam akan mengurung Datuk Mangg
Wujud Bima saat ini telah berubah menjadi wujud Balaraja. Sosok iblis dengan tanduk berwarna emas.Ki Sutan yang melihat perubahan wujud Bima terkejut. Dia tak pernah menduga jika lawannya dari tadi adalah manusia setengah iblis.''Jadi kau manusia setengah iblis? Tak disangka sama sekali ada manusia selain tuan Anggoro yang juga mempunyai kekuatan ibis,huh! tapi kau berbeda dengannya. Aku tak takut sama sekali pada iblis sepertimu!" umpat Ki Sutan.Bima tersenyum sinis. Matanya menatap tajam ke arah Ki Sutan."Aku tak peduli dengan ocehan mu itu! ayo kita lanjutkan lagi pertarungan kita!" teriak Bima lalu menancapkan Pedang Darah ke tanah. 'Jurus Bayangan Ganda!" seru Bima dalam hati.Pedang Darah miliknya bersinar emas.Dari dalam pedang itu muncul dua sosok yang menyerupai Bima. Keduanya langsung menyerang dengan cepat ke arah Ki Sutan. Terkejut dengan serangan dua bayangan yang menyerupai Bima tak membuat Ki Sutan lengah. Dengan jurus Tinju Semesta, Ki Sutan menyongsong serangan
Bima bangkit berdiri. Dia merasakan dadanya sesak setelah terpental jauh karena ledakan Tinju Semesta milik Ki Sutan. "Kekuatan yang sangat dahsyat, apakah ini kekuatan khusus miliknya?" batin Bima sambil menatap ke depan. Ki Sutan berjalan dengan seringai di bibirnya. Tubuhnya terlihat lebih besar dari saat pertama Bima melihatnya. "Bisa bertahan dari serangan Tinju Semesta milikku, aku akui, kau satu-satunya pendekar kelas atas yang bisa melakukannya," kata Ki Sutan memuji. Bima tak menyahut. Dia berusaha mengembalikan jalan napasnya yang sempat sesak. "Tapi, kau hanya beruntung karena tinju ku ini tidak mengenai wajahmu secara langsung... Jika tinjuku berhasil mengenai wajahmu, mungkin kepalamu sudah hilang..." Ucap Ki Sutan lagi. Bima menyeringai. "Jangan banyak membual, coba saja kau buktikan, apakah benar tinju mu itu sesakit yang kau katakan?" tantang Bima. Ki Sutan menggeram marah. Dia melebarkan kedua kakinya lalu mengeluarkan kekuatan sejati miliknya hingga tanah ber