Share

94.Penginapan Iblis(3)

Author: Gibran
last update Last Updated: 2025-02-16 11:33:23

Dara menyambut datangnya sesosok Iblis yang tak lain adalah Raja Baka.

"Selamat datang Raja..." ucap Dara sambil tersenyum. Namun karena wajah tengkorak nya membuat Raja Baka muak dengan senyum itu.

"Siapa kau!? Apakah kau yang berjuluk Gadis Tengkorak!?" tanya Raja Baka dengan tatapan tajam.

"Benar Raja, akulah siluman Gadis Tengkorak, hikhikhik! Ternyata aku terkenal juga..."

"Lepaskan...! Lepaskan kaumku dari kutukan menjijikkan itu! Kau perbudakan mereka semua! Apa urusanmu berasa di wilayah Klan kami!?" bentak Raja Baka marah.

"Luar biasa... Gertakkan seorang Raja membuat jantungku berdetak kencang... hikhikhik!"

"Makhluk sialan! Cepat katakan!" teriak Raja Baka.

"Sebelumnya ada orang datang dengan niat yang bagus, dia pun berhasil mengalahkan Raja sebelum kamu, apakah kamu siap mengalahkan orang ini?" tanya Dara sambil tertawa cekikikan.

Raja Baka terdiam.

"Apakah itu saudara Bima?" batin Raja Baka.

"Selesaikan ujian ilusi ini maka kau akan bertemu dengannya, hikhikhik...
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    95.Penginapan Iblis(4)

    Bima akhirnya selesai makan. Dia merasa sangat kenyang meski dia tak merasa enak sama sekali terhadap makanan itu. "Kemana Arimbi?" batin Bima. Dia merasa khawatir mengingat gadis itu adalah manusia murni di dunia Iblis tersebut. Bima segera keluar dari kamarnya kemudian berjalan menuju kolam kecil yang ada di sebelah rumah tersebut. Di dekat kolam, Bima melihat Arimbi tengah duduk sambil meminum teh. "Aku kira kau kemana, ternyata di tempat ini," ucap Bima sambil duduk di sebelah Arimbi. Arimbi menuang teh kedalam cangkir dan menyodorkan nya kepada Bima. "Kakang tidak mual makan daging binatang menjijikan itu?" tanya Arimbi. Bima mengambil cangkir lalu meminum teh itu sekali tenggak. "Jika mau jujur, aku juga tidak suka," jawab Bima. Arimbi mendekatkan wajahnya membuat wajah mereka berdua menjadi sangat dekat. Bima terkejut dengan Arimbi yang tiba-tiba mendekat. Namun hatinya berdebar juga melihat wajah cantik itu dalam jarak yang sangat dekat. "Ada apa?" tanya Bima. Mata

    Last Updated : 2025-02-16
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    96.Harta Di Dalam Kamar

    Pedang Darah di tangan Bima menusuk leher Gadis Tengkorak. Namun saat pedang itu menembus lehernya, wujud makhluk menyeramkan itu berubah menjadi asap hitam. Asap hitam itu melayang keluar dari rumah penginapan. Dengan cepat Bima segera mengikutinya. Namun sesampainya di luar, Bima kehilangan jejak. Dia segera kembali masuk ke dalam dan mencari Arimbi. Setiap kamar dia dobrak. Namun tak ada satu pintu pun yang jebol. Padahal itu hanyalah pintu kayu. "Kenapa pintu ini sangat kuat!?" batin Bima. "Pintu ini mengandung aura milikku, sepertinya aku pernah masuk ke dalam sini, coba kau pakai kekuatan milikku anak muda," usul Iblis Bayangan. Bima segera mengerahkan kekuatan Iblis Bayangan. Ternyata hanya dengan mendorong perlahan saja pintu itu telah terbuka. Benar saja apa yang di katakan Iblis Bayangan. Namun di dalam kamar itu kosong tak ada apa pun. Ketika Bima akan memutar tubuhnya, Iblis Bayangan menahannya. "Tunggu sebentar Bima! Coba kau masuk ke dalam dan cari tahu, aku meras

    Last Updated : 2025-02-16
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    97.Iblis Penggoda

    Bima mendobrak dua pintu lainnya. Namun tak berhasil. Dua pintu itu adalah pintu kamar Iblis Neraka dan Iblis Tanduk Api. Jelas Bima tak mungkin bisa membukanya karena dia tak mempunyai kekuatan dua Iblis tersebut. "Sial... Kemana aku harus mencarinya...?" batin Bima. "Aku merasakan ada hawa siluman, waspada!" kata Iblis Bayangan mengingatkan. Bima menghunus pedangnya. Dia pun mempertajam penglihatan dan pendengarannya. Siluman Gadis Tengkorak itu bergerak nyaris tanpa suara. Namun ada satu yang tidak hilang dari siluman itu, yaitu aura siluman nya. Meski sangat tipis, namun Bima bisa merasakannya. "Benar... dia mengintai kita," batin Bima. "Tak masalah, siluman adalah makanan pedang Darah milikmu, senjata Rantai Tulang Iblis juga bisa berguna saat pertarungan, jadi manfaatkan dua senjata itu untuk menjadi pembunuh yang hebat!" kata Iblis Bayangan. "Hei, Iblis Bayangan..." panggil Bima. "Apa?" tanya Iblis Bayangan. "Kau lebih cerewet dari Iblis Es, hahahaha!" ujar Jaka lalu t

    Last Updated : 2025-02-17
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    98.Amukan Gadis Bersayap

    "Lelaki semuanya sama, silau dengan kemolekan tubuh wanita. Bagai kerbau di cocok hidungnya, mereka akan menurut kalau sudah terpesona," kata Suari sambil melempar senyuman manis ke arah Bima. Dari cara dia berjalan sudah membuat mata pria mana pun akan terpaku, di tambah dengan pakaian tipis yang hanya satu helai membuatnya nyaris seperti tidak menggunakan pakaian. Siapa yang tidak kelojotoan dengan pemandangan tersebut. Tiba-tiba terdengar ledakan dari dalam rumah penginapan. Lalu melesat satu sosok berpakaian putih ke arah Suari. Gerakannya sangat ringan. Dengan satu serangan cepat dia telah berada di depan wanita Iblis tersebut. "Berani menggoda kekasih orang! Apakah kau sudah tidak ingin hidup!?" teriak sosok berpakaian putih yang tak lain adalah Arimbi. Suari terkejut dengan serangan mendadak tersebut. Namun dia telat, karena telapak tangan kanan Arimbi telah menghantam dadanya dengan telak hingga tubuhnya terpental jauh. Siluman Gadis Tengkorak terkejut melihat Arimbi yan

    Last Updated : 2025-02-18
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    99.Rantai Tulang Iblis

    Brakk! Tubuh Bimasena menghantam pohon dengan keras hingga pohon itu hancur. Bima mengerang kesakitan. Siluman serigala itu semakin liar dengan serangannya. Dengan sedikit kesulitan Bima bangkit berdiri. "Jiwamu belum menyatu dengan Rantai Tulang Iblis ini, jadi kekuatan terkuat nya belum bisa kita gunakan," ucap Iblis Bayangan. "Sial... apa yang harus kita lakukan? Mereka sangat liar dan kuat..." kata Bima sambil menatap ke arah Arimbi yang bertarung mati-matian. "Terus berusaha, Rantai Tulang itu akan terbiasa dengan kekuatan milikmu!" sahut Iblis Bayangan. Bima mengulurkan tangan kanannya yang hitam legam. Rantai Tulang Iblis itu perlahan keluar dan melata di atas tanah bagaikan ular. "Sekarang kita akan mencobanya," kata Bima lalu menggerakkan tangan kanannya seperti melecut cambuk. Seeettt! Rantai Tulang Iblis itu melesat ke arah siluman serigala yang tengah mengeroyok Arimbi. Jleeb! Satu serigala tertancap ujung Rantai yang berbentuk ujung pedang yang lancip. Setelah

    Last Updated : 2025-02-19
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    100.Melepas Kesucian

    (Di bab ini banyak adegan dewasa, jika pembaca tak berkenan, pembaca bisa skip saja ke bab selanjutnya, terimakasih.) Setelah pertempuran melawan Gadis Tengkorak, Bima dan Arimbi memutuskan untuk menginap sehari lagi di penginapan Iblis. Sehingga sesuai aturan, bahwa mereka harus menginap tiga hari di penginapan tersebut. Malam itu, mereka berdua bercumbu layaknya sepasang kekasih. Kali ini Bima yang sudah mendapat sedikit pengalaman dari Dara, memulai permainan dengan mahir. Arimbi cukup terkejut malam itu merasakan sentuhan dan kecupan Bima yang lebih hangat dari biasanya. Dia pun hanya mengikuti apa yang Bima lakukan dengan desahan dan napasnya yang memburu. Perlahan Bima lepas pakaian atas Arimbi. Terlihat lah bahu mulus bersih gadis itu berkilau terkena cahaya obos yang temaram. Dengan lembut Bima kecup bahu Arimbi membuat gadis itu mendongak menahan perasaan yang belum pernah di rasakan. Melihat bibir Arimbi yang merekah merah membuat Bima tak tahan untuk menciumnya. Mere

    Last Updated : 2025-02-19
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    101.Siluman Lumut Ular Geni

    Gunung Tanduk Api terlihat hitam gelap meski sebenarnya saat itu hari masih siang. Awan hitam yang tak pernah pergi dari atas hutan tersebut membuat kawasan luas itu bagaikan malam tanpa ada hentinya. Dua sosok terlihat berjalan dengan tergesa membelah rimbunnya hutan. Mereka tak lain dan tak bukan adalah Bimasena dan Arimbi. Mereka tergesa karena hujan yang mulai turun. Bima mencari tempat untuk berteduh sejenak dari dinginnya air hujan. "Kita berteduh di bawah pohon itu, sepertinya bisa melindungi kita dari hujan," kata Bima sambil berlari ke arah pohon besar dengan dahan yang besar. Arimbi mengikutinya dari belakang. Tubuhnya sudah basah oleh air. Sehingga dia merasa sedikit kedinginan. Air hujan dari awan hitam berbeda dengan hujan di dunia manusia pada umumnya. Di dunia para Iblis dan Siluman itu, air yang turun dari langit hitam itu sama dinginnya dengan air es. Meski Arimbi telah mengeluarkan tenaga dalam untuk menahan rasa dingin, tetap saja dia masih menggigil kedingina

    Last Updated : 2025-02-20
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    102.Siluman Lumut Ular Geni(2)

    "Seribu Hukuman Langit!" teriak Arimbi mengerahkan serangan terkuat miliknya. Ribuan bulu perak melesat dari sepasang sayap Arimbi. Sangat cepat ke arah Siluman Ular Lumut Geni. Siluman itu tahu jika dia di serang dari belakang. Dia pun mengibaskan ekornya dengan keras. Dari kibasan ekor itu melesat gelombang angin kuning dengan dahsyat. Gelombang angin berwarna kuning itu pun menghantam semua bulu perak milik Arimbi hingga mental ke berbagai arah. Bahkan sebagian ada yang kembali ke arah Arimbi! Dengan cepat gadis itu mengelak. Namun sayang sekali kaki dan tubuhnya tersambar bulu perak miliknya sendiri.Gadis itu terpekik kesakitan saat bulu-bulu keras itu menembus dagingnya. Bima pun terlihat panik melihat kekasihnya yang terluka. Hal itu membuat nya lengah sehingga ekor ular besar itu berhasil menghantam tubuhnya dengan keras hingga dia menabrak pohon besar di belakangnya. Brak! Bima berteriak keras menahan sakit saat tubuhnya menghantam pohon besar. Tiba-tiba dari atas lan

    Last Updated : 2025-02-20

Latest chapter

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    305.Turnamen Kerajaan

    "Apa kau pikir aku tidak mampu untuk menjadi lawan mu? Kau terlalu merendahkan orang lain," sahut Suryo. Leksono tersenyum sinis. Dengan gerakan yang hampir tidak terlihat dia langsung menyerang Suryo. Terkejut, Suryo segera menghindari serangan dengan menundukkan tubuhnya. Kaki Leksono lewat di atas kepalanya. Jika Suryo tidak cepat menghindar, pasti dia akan terkena serangan mematikan itu. Suryo melihat celah pada kaki kanan Leksono yang masih berpijak di atas lantai sedangkan kaki kirinya baru saja melayang di atasnya. Dengan cepat dan tanpa menyia-nyiakan waktu, Suryo langsung menendang kaki kanan Leksono. Namun Suryo kecele, kaki kiri Leksono yang baru saja melayang langsung bergerak turun dan... Bugh!Tumit Leksono menghantam bahu Suryo dengan keras. Tubuh pemuda itu langsung tersungkur di lantai arena. Suryo berteriak keras menahan sakit. Kaki kanan Leksono langsung menyambar kepalanya se

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    303.Ki Mangkubumi

    Malam itu Bima menyerap Pil Hijau dan berlatih hingga dini hari. Kekuatannya meningkat pesat. Bahkan saat ini dia sudah mencapai Ranah Cakrawala tahap Akhir. Namun masih cukup lama baginya mencapai Ranah Batara. Iblis Es di dalam tubuh Bima pun telah di bangkit kan kembali dengan pil merah. Bahkan yang lebih mengejutkan, Iblis Es mempunyai kekuatan Ranah Batara setelah menyerap pil merah yang tercipta dari tubuh Nyai Wingit dan Ki Romo tersebut. Setelah berlatih semalaman, Bima berhasil menguasai satu jurus hebat yang dia dapat dari kekuatan Ki Suran. Yaitu tubuh Baja dan Tinju Semesta! Tinju Bima saat ini bisa menghancurkan benteng selebar dua tombak dengan satu kali pukulan. Kekuatan yang luar biasa. Ratu Azalea meski tidak naik ranah karena tidak mau menyerap pil yang Bima buat, dia mengalami kenaikan tingkat kecepatan. Dengan tingkatan baru, Ratu Azalea hanya butuh satu gerakan untuk membuat musuh tewas seketika.

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    304.Dua Belas Perguruan

    "Selamat datang di Arena Kerajaan Angin yang megah ini para kesatria muda, hari ini juga turnamen besar ini telah di buka!" sambut moderator dengan suara lantang.Gemuruh suara para penonton terdengar menggetarkan arena. Bima menoleh ke arah Ratu Azalea. Mereka berdua saling tersenyum."Undian akan segera di lakukan! Sesuai nomer acak," Nomer undian dari pasangan kandidat pun mulai di undi oleh moderator. Bima menyadari, ada sesuatu yang aneh dengan cara moderator mengundi. Namun Bima hanya tersenyum tenang. Karena siapa pun lawannya, tidak akan ada yang bisa mengalahkan dirinya.Pada turnamen kali ini seharusnya ada lima belas perguruan yang ikut dalam turnamen kerajaan. Namun kandidat dari Perguruan Banteng Api telah terbunuh sehingga tidak bisa mengikuti turnamen.Perguruan Naga Air pun tidak bisa karena kandidat mereka pun telah terbunuh oleh para pendekar dari Klan Kelelawar Merah. Meng Sui pun memutuskan untuk bersekutu d

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    302.Sebuah Rencana Besar

    Bima melepaskan beberapa ekor merpati ke langit. Di kaki merpati itu sebuah gulungan kertas terikat. Senyum lebar terlihat di bibir Bima. Sebuah rencana besar telah dia tulis di dalam surat tersebut. "Kali ini, sekuat apapun Kerajaan ini, apakah mereka bisa menghadapi dua Kerajaan sekaligus? Hahaha!" ucap Bima senang. Ratu Azalea tersenyum. Dia merasa takdir yang dia lihat di masa lalu bergeser sedikit dengan sendirinya. "Apakah takdir ini tergeser oleh kakang Bima atau Dewa sedang mempermainkan takdir seseorang?" batin Ratu Azalea. Merpati itu terbang tinggi ke langit dan menembus awan. Terbang dengan kecepatan tinggi ke arah selatan dan ke arah barat Kerajaan Angin Timur. Malam itu para kandidat berkumpul di kamar masing-masing. Bima dan Ratu Azalea menyendiri dengan menyegel kamar mereka dari dunia luar.Dengan perisai emas milik Ratu, kekuatan sebesar apapun yang ada di dalam perisai tidak akan tembus

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    301.Ketua Perguruan Serigala Hitam

    Mendengar perkataan sinis Bima, pemuda berpakaian biru itu meradang."Siapa kau sampah bau!? Beraninya kau membalas ucapan tuan muda ini! Apa kau tidak tahu siapa aku!?" hardik pemuda itu dengan suara keras.Bima merasa kesal dengan pemuda congkak di depan nya. Ingin rasanya dia langsung membunuhnya."Siapa kau? Itu bukan hal penting bagiku!" jawab Bima sinis.Pemuda itu tidak tahan dengan apa yang Bima katakan. Dia langsung mengambil gerakan memukul ke arah wajah Bima. Namun sebuah tangan menangkapnya. Pemuda itu merasa sangat kesal. Dia menoleh dan ingin mendamprat orang tersebut. Namun saat dia tahu siapa yang ada di depannya, wajahnya langsung pucat seketika.Bima cukup terkejut dengan kedatangan orang tersebut yang tidak dia rasakan hawa kehadirannya. Saat dia menoleh, dia mendapati satu wajah yang tak asing lagi baginya. Mata Bima merah seketika, darahnya tiba--tiba mendidih hingga terasa naik ke ubun-ubun."Tuan

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    300 Kerajaan Angin Timur

    Bima melotot ke arah Tangan Darah."Ada apa dengan senyuman sinis di bibirmu Tangan Darah?" tanya Bima dengan perasaan geram.Birawa dan Meng Sui melirik ke arah Tangan Darah."Kekuatan yang mengerikan terpancar dari tubuhnya...Siapa orang ini dan bagaimana bisa dia berlutut kepada pendekar muda ini? Apakah pendekar muda ini lebih kuat darinya?" batin Birawa.Tangan Darah menghentikan senyuman di bibirnya."Maaf tuanku, saya hanya meniru gaya tuan saat tersenyum..." jawab Tangan Darah membuat beberapa orang yang sudah mengenalnya menahan tawa.Bima menepuk jidatnya sendiri.""Baiklah, jika kamu bertemu Nona Wulan dan Subali, kamu minta mereka berdua mengajari cara tersenyum yang benar," kata Bima."Siap tuan! Perintah tuan akan saya laksanakan," kata Tangan Darah dengan tegas.Bima segera memasukkan Tangan Darah ke dalam sabuk penyimpanan.Huh...sangat kaku," batin Bima.Iblis Tanduk Emas tertawa tergelak-gelak."Bagaimana tidak kaku, dia belum mempunyai jiwanya secara utuh," kata Ibl

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    299 Birawa & Meng Sui

    Bima mempunyai sebuah akal untuk mengalahkan pertahanan dari Jaring Laba-Laba. Setelah mendengar perkataan Iblis Tanduk Emas, Bima hampir melupakan sesuatu yang dia punya."Bodoh sekali kenapa aku tak memikirkan hal ini sejak awal," kata Bima dalam hati.Dia mendarat di atas tanah dengan tenang pendekar yang masih mengitari dirinya merasa ada yang aneh dengan Bima yang terlihat sangat tenang. Melihat ketenangan Bima membuat kelima pendekar itu merasa gelisah.Bima tersenyum kecil."Waktu Berhenti," ucap Bima perlahan. Waktu pun berhenti dan ke lima pendekar itu pun berhenti bergerak. kelimanya terlihat seperti patung. Bima hanya bisa menghentikan waktu selama beberapa detik saja di setiap jurusnya. Dan itu pun sudah memakan kekuatan yang sangat banyak.Setelah waktu berhenti Bima langsung mengerahkan pedang Es miliknya. Lima pedang es melesat ke arah lima orang tersebut. Craaaass!Kelima tubuh yang tersambar pedang es milik Bima. Di saat yang sama, waktu kembali berputar seperti se

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    298.Pertarungan Di Perbatasan

    Dua rombongan itu adalah rombongan dari Perguruan Naga Air dan Kuda Putih. Mereka terlihat sangat kacau. Saat sampai di perbatasan, mereka langsung roboh di atas tanah.Bima menatap ke arah belakang para rombongan tersebut. Ternyata mereka di kejar-kejar oleh musuh."Itu orang-orang dari kerajaan atau dari Klan Kelelawar Darah?" batin Bima.Musuh yang berkuda dengan cepat ke arah perbatasan tersebut mengenakan pakaian serba merah dan menggunakan cadar hitam di wajah mereka. Bima menghitung ada lebih dari sembilan orang dari arah selatan dan lima orang dari arah barat."Anjing-anjing ini memanfaatkan turnamen untuk membantai perguruan-perguruan yang melakukan perjalanan jauh. Benar-benar tidak bisa di maafkan," Bima melesat dengan cepat ke arah lima pendekar berpakaian merah tersebut. "Tangan Darah, aku serahkan mereka padamu, bunuh semuanya tanpa tersisa!" kata Bima sambil mengeluarkan Tangan Darah dari dalam sabuk penyimpanan.Tangan Darah meluncur turun ke atas tanah dan mendarat

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    297.Perbatasan Kerajaan

    Bima tertegun mendengar Ratu Azalea berkata seperti itu."Maksudmu apa istriku?" tanya Bima dengan perasaan yang mulai tidak menentu.Sebelumnya dia sudah di beri tahu oleh Ratu Azalea bahwa mereka berdua kelak ditakdirkan berpisah.Bima sejauh ini belum percaya sepenuhnya kepada penglihatan sang Ratu. Bima masih percaya bahwa takdir adalah pilihan sendiri. Bukan kehendak Dewa yang jelas masih kalah melawan iblis jika duel satu lawan satu.Ratu Azalea tak menjawab pertanyaan Bima. Dia hanya menyandarkan kepalanya di dada bidang pemuda itu. Membiarkan pemuda itu membelai rambutnya yang panjang.Karena Ratu Azalea tak menyahut, Bima pun diam tak bersuara.Keduanya sama-sama larut dalam keheningan.***Beberapa hari pun berlalu.Aryo dan Abinyana telah pulih sepenuhnya. Akhirnya mereka kembali meneruskan perjalanan mereka menuju Kerajaan Angin Timur.Putri Ling Xia duduk di kereta depan bersama Qing Long. Sedangkan Bima dan Ratu Azalea duduk di kereta yang ada di barisan belakang.Aryo da

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status