Share

99.Rantai Tulang Iblis

Penulis: Gibran
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-19 12:05:50

Brakk!

Tubuh Bimasena menghantam pohon dengan keras hingga pohon itu hancur. Bima mengerang kesakitan.

Siluman serigala itu semakin liar dengan serangannya. Dengan sedikit kesulitan Bima bangkit berdiri.

"Jiwamu belum menyatu dengan Rantai Tulang Iblis ini, jadi kekuatan terkuat nya belum bisa kita gunakan," ucap Iblis Bayangan.

"Sial... apa yang harus kita lakukan? Mereka sangat liar dan kuat..." kata Bima sambil menatap ke arah Arimbi yang bertarung mati-matian.

"Terus berusaha, Rantai Tulang itu akan terbiasa dengan kekuatan milikmu!" sahut Iblis Bayangan.

Bima mengulurkan tangan kanannya yang hitam legam. Rantai Tulang Iblis itu perlahan keluar dan melata di atas tanah bagaikan ular.

"Sekarang kita akan mencobanya," kata Bima lalu menggerakkan tangan kanannya seperti melecut cambuk.

Seeettt!

Rantai Tulang Iblis itu melesat ke arah siluman serigala yang tengah mengeroyok Arimbi.

Jleeb!

Satu serigala tertancap ujung Rantai yang berbentuk ujung pedang yang lancip. Setelah
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    100.Melepas Kesucian

    (Di bab ini banyak adegan dewasa, jika pembaca tak berkenan, pembaca bisa skip saja ke bab selanjutnya, terimakasih.) Setelah pertempuran melawan Gadis Tengkorak, Bima dan Arimbi memutuskan untuk menginap sehari lagi di penginapan Iblis. Sehingga sesuai aturan, bahwa mereka harus menginap tiga hari di penginapan tersebut. Malam itu, mereka berdua bercumbu layaknya sepasang kekasih. Kali ini Bima yang sudah mendapat sedikit pengalaman dari Dara, memulai permainan dengan mahir. Arimbi cukup terkejut malam itu merasakan sentuhan dan kecupan Bima yang lebih hangat dari biasanya. Dia pun hanya mengikuti apa yang Bima lakukan dengan desahan dan napasnya yang memburu. Perlahan Bima lepas pakaian atas Arimbi. Terlihat lah bahu mulus bersih gadis itu berkilau terkena cahaya obos yang temaram. Dengan lembut Bima kecup bahu Arimbi membuat gadis itu mendongak menahan perasaan yang belum pernah di rasakan. Melihat bibir Arimbi yang merekah merah membuat Bima tak tahan untuk menciumnya. Mere

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-19
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    101.Siluman Lumut Ular Geni

    Gunung Tanduk Api terlihat hitam gelap meski sebenarnya saat itu hari masih siang. Awan hitam yang tak pernah pergi dari atas hutan tersebut membuat kawasan luas itu bagaikan malam tanpa ada hentinya. Dua sosok terlihat berjalan dengan tergesa membelah rimbunnya hutan. Mereka tak lain dan tak bukan adalah Bimasena dan Arimbi. Mereka tergesa karena hujan yang mulai turun. Bima mencari tempat untuk berteduh sejenak dari dinginnya air hujan. "Kita berteduh di bawah pohon itu, sepertinya bisa melindungi kita dari hujan," kata Bima sambil berlari ke arah pohon besar dengan dahan yang besar. Arimbi mengikutinya dari belakang. Tubuhnya sudah basah oleh air. Sehingga dia merasa sedikit kedinginan. Air hujan dari awan hitam berbeda dengan hujan di dunia manusia pada umumnya. Di dunia para Iblis dan Siluman itu, air yang turun dari langit hitam itu sama dinginnya dengan air es. Meski Arimbi telah mengeluarkan tenaga dalam untuk menahan rasa dingin, tetap saja dia masih menggigil kedingina

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    102.Siluman Lumut Ular Geni(2)

    "Seribu Hukuman Langit!" teriak Arimbi mengerahkan serangan terkuat miliknya. Ribuan bulu perak melesat dari sepasang sayap Arimbi. Sangat cepat ke arah Siluman Ular Lumut Geni. Siluman itu tahu jika dia di serang dari belakang. Dia pun mengibaskan ekornya dengan keras. Dari kibasan ekor itu melesat gelombang angin kuning dengan dahsyat. Gelombang angin berwarna kuning itu pun menghantam semua bulu perak milik Arimbi hingga mental ke berbagai arah. Bahkan sebagian ada yang kembali ke arah Arimbi! Dengan cepat gadis itu mengelak. Namun sayang sekali kaki dan tubuhnya tersambar bulu perak miliknya sendiri.Gadis itu terpekik kesakitan saat bulu-bulu keras itu menembus dagingnya. Bima pun terlihat panik melihat kekasihnya yang terluka. Hal itu membuat nya lengah sehingga ekor ular besar itu berhasil menghantam tubuhnya dengan keras hingga dia menabrak pohon besar di belakangnya. Brak! Bima berteriak keras menahan sakit saat tubuhnya menghantam pohon besar. Tiba-tiba dari atas lan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    103.Elemen Api

    Dengan sekuat tenaga Bima menangkis terjangan mulut Ular Lumut Geni tersebut. Tubuhnya terdorong keras hingga membuat tanah yang di pijaknya terbongkar."Kuat sekali...!" batin Bima. Dengan cepat kaki Bima bergerak menghantam tubuh bawah ular tersebut. Tapi percuma saja, karena tubuh ular itu keras bagaikan besi. Tendangan Bima hanya membuatnya tersentak saja. Karena tak mempan dengan tendangan, Bima sekuat tenaga melempar ular itu ke udara. Lalu pedang Darah di tangannya berkiblat cepat ke arah mata. Craaasss! Ternyata bagian mata tidak sekeras sisiknya. Ular itu menjerit kesakitan. Darah hijau menyembur dari luka di matanya. Bima mendapat petunjuk dengan melukai mata ular tersebut. "Hehe aku tau kelemahanmu sekarang," ucapnya senang. "Manusia sialan! Kau lukai mataku! Tak ada ada ampunan bagimu lagi!" teriak Ular Lumut Geni itu marah. Mulutnya menyembur kan api yang sangat banyak ke arah Bima. Wooossshhhh! Pepohonan terbakar hebat. Hutan yang gelap itu menjadi terang oleh

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    104.Telaga Misterius

    Bima melanjutkan perjalanannya sendiri. Dia menyusuri jalan kecil yang berbuat dari batu. Bima merasa aneh dengan jalan batu itu. Siapa yang mau membangun nya di tengah hutan yang di penuhi Iblis. Tak berapa lama dia berjalan, dia mendengar suara gemericik air tak jauh darinya. Dengan cepat Bima bergerak menuju asal suara air tersebut. Dan benar saja, dia melihat sungai kecil dengan air dangkal. Bima mendekat, dia keluarkan kekuatan api miliknya sehingga menerangi sungai yang gelap tersebut. "Airnya jernih... apakah ini bisa di minum? Aku sudah hampir mati kehausan," batin Bima. "Kamu tak perlu ragu, air itu adalah sumber yang baik. Para Iblis pun meminumnya, kau yang bukan lagi manusia murni tidak masalah meminum air tersebut," sahut Iblis Es yang merasakan keraguan dalam hati Bima. Setelah mendengar ucapan Iblis Es, tanpa ragu lagi Bima meminum air tersebut. Saat menimum nya, dia merasa ada yang aneh dengan rasa air tersebut. "Kenapa aroma air ini wangi...?" batin Bima lagi.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    105.Monster Purba

    Kadal raksasa itu kembali menjulurkan lidahnya menyambar satu lagi Iblis Kambing yang masih berdiri ketakutan. Mereka bukannya tak mau kabur, tapi mereka tak bisa kabur. Karena di belakang mereka, tepatnya di balik pepohonan, tubuh Kadal itu menutupi jalan. Bahkan ekornya tembus hingga jarak puluhan tombak. Jika mereka kabur, sudah pasti tetap akan mati juga. Mereka mencari cara untuk pergi. Salah satu cara yang terlintas di kepala mereka adalah terjun ke dalam telaga kecil tersebut. Dua Iblis Kambing itu pun langsung melompat ke dalam telaga. Namun sayangnya satu dari mereka telah di sambar lidah panjang si kadal raksasa itu. Melihat Iblis Kambing yang masuk ke dalam telaga itu membuat si kadal langsung menceburkan kepala besar ke dalam telaga sehingga air itu bergelombang tinggi. Tiga gadis yang bersembunyi terseret oleh gelombang air tersebut. Celananya mereka terseret ke arah Bima yang sedang bersembunyi di balik semak belukar. Bima yang tengah menutupi mukanya agar tak meli

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-22
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    106.Tiga Peri

    Para kadal berukuran cukup besar itu menerjang beramai-ramai. Dengan kekuatan tinggi Bima melepas ajian Bola Iblis ke arah gerombolan kadal tersebut. Bola dengan cahaya biru terang itu melesat dengan cepat ke arah para kadal. Dan saat bola itu menghantam tubuh mereka terdengar ledakan dahsyat. Blaaaarrrrr! Ledakan itu membuat puluhan kadal membeku dan mati seketika. Banyak pepohonan yang juga ikut membeku menjadi es terkena gelombang pukulan Sakti milik Bima. Namun karena jumlah mereka sangat banyak, masih banyak dari mereka yang menerjang ke arah Bima. Pemuda itu tenang tanpa ada rasa takut sedikit pun. Karena bagi Bima tekanan para kadal itu tidak seseram Ular Lumut Geni yang belum lama ini dia hadapi. Pedang di tangan kanan Bima bercahaya biru. Dengan cepat Bima melesat ke arah gerombolan para kadal tersebut. Gerakannya sangat cepat dan dengan mudahnya dia memotong makhluk-makhluk buas tersebut. Banyak jiwa yang tersedot masuk ke dalam pedang Darah milik Bima. Makhluk-makhlu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-22
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    107.Bersama Tiga Peri Cantik

    Kadal raksasa itu mencari keberadaan Bima yang telah membantai anak-anaknya. Namun dia kehilangan jejak. Bima menebar bubuk penghilang bau agar Kadal itu tak mencium keberadaannya. Saat itu dia tengah di rawat oleh tiga gadis Peri yang cantik. Mereka adalah Rukma, Sinta dan Intan. Ketiga Peri itu merasa berhutang nyawa kepada Bima sehingga mereka rela memberikan sebagian tenaga dalam mereka untuk menyembuhkan Bima. Padahal sebenarnya Bima bisa menyembuhkan diri dengan ilmu Ganti Rogo. Tapi karena ada tiga Peri itu Bima membiarkan mereka mengobatinya. Toh dia juga tidak merasa di rugikan. "Apakah kalian tidak malu tidak menggunakan pakaian?" tanya Bima. "Sejujurnya kami malu, tapi apa yang harus kami lakukan?" tanya Sinta. "Aku mempunyai beberapa lembar pakaian di buntalan kain itu. Kalian bisa berbagi, meski tidak cocok untuk wanita, tapi lebih baik daripada kalian tidak mengenakan apa pun," kata Bima sambil menunjuk buntalan kain miliknya. Sinta membuka buntalan itu. Ternyata m

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-22

Bab terbaru

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    295.Sisa Pertempuran

    Bima sedikit terkejut mendengar kata-kata terkahir Iblis Es sebelum tertidur. "Guru dari Nyai Wingit?" batin Bima sambil menatap Nyai Wingit yang tergeletak di atas tanah.Dia mendekati wanita tersebut. Ternyata wanita tersebut masih hidup. Bima segera pasang kuda-kuda sambil menatap tajam ke arah wanita tersebut.Nyai Wingit terlihat kepayahan saat berdiri. Matanya menatap tajam kearah Bima."Bedebah...Bisa-bisanya aku kalah darimu..." umpat Nyai Wingit.Bima tersenyum lebar. Dia ingat tujuan utamanya adalah menangkap wanita itu mengekstraknya menjadi pil."Kau sudah tak bisa berbuat apa-apa bukan?" tanya Bima lalu bersiap mengambil ancang--ancang."Mau apa kau!?" teriak Nyai Wingit dengan wajah panik.Saat ini dia tak mempunyai kekuatan sedikit pun untuk melawan. Sedangkan Bima masih segar bugar."Menangkap mu," kata Bima dengan wajah terlihat sangat bahagia. Hal itu karena mata Bima melihat inti jiwa dari Nyai Wingit terlihat jelas. Hal itu dikarenakan kekuatan Nyai Wingit telah

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    294.Seribu Tinju Matahari

    "Cepat! sebelum terlambat!" ucap Ratu Azalea keras.Gerbang Hitam dan Gerbang Biru segera mengikuti Ratu Azalea keluar dari penginapan. Ternyata di luar keadaan sudah sangat kacau. Semua orang berlarian dengan wajah ketakutan. "Apa yang terjadi Ratu!?" tanya Gerbang Hitam.Dia melihat dari atas langit sebelah barat dan terlihat ribuan pedang es raksasa sedang melayang turun ke bumi. "Itu...bukankah itu kekuatan Pendekar Bima!?" tanya Gerbang Biru.Ratu Azalea tak menyahut. Dia mengeluarkan tombak emas miliknya."Jika aku tak bisa menahan ledakan kekuatan dari dua tenaga dalam itu, maka kita semua akan mati..." kata Ratu dengan wajah serius.Gerbang Hitam dan Gerbang Biru paham dengan keadaan saat ini. Mereka segera duduk bersila disebelah kanan dan kiri Ratu Azalea."Kami akan membantu. Tenang saja Ratu, kekuatan kami berdua bisa membentuk perisai yang bisa menahan serangan Dewa sekali pun!" kata Gerbang Hitam."Tak perlu banyak kata,cepat keluarkan perisai kalian! Dua kekuatan itu

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    293.Pertemuan Kembali

    Bima menatap Nyai Wingit yang terlihat baik-baik saja setelah bentrok kekuatan. Iblis Es yang menyadari sesuatu langsung tanggap dengan keadaan Nyai Wingit. Dia menduga di dalam tubuh Nyai Wingit ada sesuatu yang lain, yang melindungi tubuh asli Nyai Wingit.Mata Nyai Wingit bersinar terang. Bibirnya kembali menyeringai."Manusia, di dalam hatimu ada iblis jahat yang yang terpendam, jika kamu tidak segera menjauh darinya maka kamu akan ikut dia ke dalam neraka!" kata Nyai Wingit. Bima terkejut dengan suara Nyai Wingit yang seperti suara seorang pria."Apa urusanmu peduli pada diriku! Siapa kau!?" tanya Bima balik.Nyai Wingit tertawa terbahak-bahak. Suaranya memang suara seorang pria. Besar dan berat."Kau tanya siapa akku!? Apakah kau siap mendengarnya?" Bima menatap tajam. Iblis Es mengepalkan tinjunya. Dia bisa merasakan aura yang tidak asing dari sosok yang ada di dalam tubuh Nyai Wingit.."Tak perlu banyak berlagak, katakan siapa kau!?" tanya Bima dengan nada keras. Nyai Wingit

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    292.Pukulan Sinar Kematian

    Blaaaarrrr!!!Ledakan dahsyat dengan hawa dingin yang luar biasa merebak. Nyai Wingit yang berada di udara tak bisa menghindar dari serangan tersebut. Tubuhnya langsung membeku setelah terkena serangan Ledakan Es.Namun Bimma merasakan Nyai Wingit masih hidup dan mampu bertahan dari serangan miliknya tersebut."Pantas saja Iblis Bayangan kalah darinya...Rupanya dia kuat dan sangat berbahaya...!" batin Bima.Dia segera memanfaatkan waktu tersebut untuk menolong Iblis Bayangan. Dengan satu lompatan,Bima telah berada di dekat Iblis Bayangan yang terkapar di bawah pohon. Untung saja Bima meredam kekuatannya sehingga Iblis Bayangan tidak terkena dampak dari serangan Ledakan Es miliknya."Hei, apakah kau masih hidup?" tanya Bima sambil mengguncang tubuh Iblis Bayangan. Mata Iblis tersebut terbuka. Dia menyeringai lebar. Bima sedikit merinding melihat luka pada tubuh Iblis Bayangan."Bagaimana kau bisa terluka seperti ini?" tanya Bima."Dia sangat kuat...jurus ilusi milikku tidak berguna mel

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    291.Nyai Wingit

    Bima telah selesai mengekstrak tubuh Ki Sutan menjadi sebuah pil berwarna biru pucat. Aura dari pil tersebut cukup menyengat. Dia segera menyimpan pil tersebut ke dalam cincin nya dimana cincin itu tersimpan empat senjata dewa miliknya.Di saat yang sama Subali datang dengan membawa tubuh Ki Romo. Bima tersenyum summringah seperti melihat ikan segar. Iblis Es di dalam tubuh nya saling berpandangan dengan Iblis Tanduk Emas."Bima menjadi manusia yang lebih kejam dari kita para iblis..." kata Iblis Es."Dia mempunyai bakat alami seorang iblis, kita yang iblis malah masih berada dibawah manusia," sahut Iblis Tanduk Emas."Iblis bukanlah yang bertindak.Kita hannya menghasut mereka,namun manusia melakukan nya di luar perkiraan kita...""Kalau sudah seperti itu manusia melempar kesalahan mereka kepada kita para iblis," timpal Iblis Tanduk Emas.Dua Iblis itu tertawa. Bima hanya geleng-geleng kepala seolah hanya mendengar dua orang tua yang sedang berbincang di sore hari."Kamu boleh kembal

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    290.Kekalahan Dua Tetua

    Tangan Darah mencoba bangkit berdiri. Meski dengan gontai dia berhasil berdiri kembali. Sekujur tubuhnya melepuh terkena serangan Petir Semesta milik Ki Romo.Sedangkan Ki Romo tak lebih baik dari Tangan Darah, setelah terpental keras tubuhnya malah justru melesat ke arah perisai emas milik Ratu Azalea.Saat tubuhnya menghantam perisai emas milik Ratu Azalea, Ki Romo merasa tubuhnya remuk dan terbakar.Beberapa saat lamanya dia tak bisa bangkit berdiri kerena tubuhnya tak bisa dia gerakan.Tangan Darah berjalan kearah Ki Romo dengan langkah perlahan. Wujudnya yang terlihat hancur menambah keangkeran sosok pengikut Bima tersebut."Harus dibunuh...harus dibunuh..." gumam Tangan darah.Ki Romo mencoba mengangkat tubuhnya. Namun tidak bisa. Kakinya telah patah setelah menghantam perisai emas milik Ratu Azalea."Bagaimana bisa disini terpasang sebuah perisai yang sangat kuat...?bahkan lukaku justru aku dapat karena menghantam perisai aneh ini...!" batin Ki Romo masih mencoba untuk bangkit

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    289.Masa Lalu Tangan Darah

    Tangan Darah terpental setelah menangkis serangan beruntun dari Ki Romo,salah satu dari Tiga Setan Emas.Ki Romo yang dibantu oleh enam pengikutnya berhasil sedikit mendesak Tangan Darah."Siapa makhluk menyeramkan ini? kalau melihat serangan yang dia lancarkan aku tidak merasa asing. Pukulan itu seperti milik seorang pemburu Harta Karun yang pernah ramai dibicarakan oleh Yang Mulia. Dia adalah Datuk Manggala! Orang yang pernah mengalahkan Ketua Pemburu Senyap, Panglima Kerajaan!" batin Ki Romo dengan wajah berubah sedikit pucat.Kejadian Datuk Manggala mengalahkan panglima Kerajaan adalah sebuah cerita lama. Sebelum para pendekar kerajaan berkembang pesat seperti sekarang.Datuk Manggala pernah di ajak oleh kerajaan untuk bekerjasama dalam mencari sebuah harta karun yang konon bisa membawa mereka keluar dari pulau kutukan tersebut.Namun seperti yang di duga,Datuk Manggala tidak mau bergabung dan memilih untuk mencarinya sendiri.Panglima kerajaan mengancam akan mengurung Datuk Mangg

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    288.Mempermainkan

    Wujud Bima saat ini telah berubah menjadi wujud Balaraja. Sosok iblis dengan tanduk berwarna emas.Ki Sutan yang melihat perubahan wujud Bima terkejut. Dia tak pernah menduga jika lawannya dari tadi adalah manusia setengah iblis.''Jadi kau manusia setengah iblis? Tak disangka sama sekali ada manusia selain tuan Anggoro yang juga mempunyai kekuatan ibis,huh! tapi kau berbeda dengannya. Aku tak takut sama sekali pada iblis sepertimu!" umpat Ki Sutan.Bima tersenyum sinis. Matanya menatap tajam ke arah Ki Sutan."Aku tak peduli dengan ocehan mu itu! ayo kita lanjutkan lagi pertarungan kita!" teriak Bima lalu menancapkan Pedang Darah ke tanah. 'Jurus Bayangan Ganda!" seru Bima dalam hati.Pedang Darah miliknya bersinar emas.Dari dalam pedang itu muncul dua sosok yang menyerupai Bima. Keduanya langsung menyerang dengan cepat ke arah Ki Sutan. Terkejut dengan serangan dua bayangan yang menyerupai Bima tak membuat Ki Sutan lengah. Dengan jurus Tinju Semesta, Ki Sutan menyongsong serangan

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    287.Tinju Semesta

    Bima bangkit berdiri. Dia merasakan dadanya sesak setelah terpental jauh karena ledakan Tinju Semesta milik Ki Sutan. "Kekuatan yang sangat dahsyat, apakah ini kekuatan khusus miliknya?" batin Bima sambil menatap ke depan. Ki Sutan berjalan dengan seringai di bibirnya. Tubuhnya terlihat lebih besar dari saat pertama Bima melihatnya. "Bisa bertahan dari serangan Tinju Semesta milikku, aku akui, kau satu-satunya pendekar kelas atas yang bisa melakukannya," kata Ki Sutan memuji. Bima tak menyahut. Dia berusaha mengembalikan jalan napasnya yang sempat sesak. "Tapi, kau hanya beruntung karena tinju ku ini tidak mengenai wajahmu secara langsung... Jika tinjuku berhasil mengenai wajahmu, mungkin kepalamu sudah hilang..." Ucap Ki Sutan lagi. Bima menyeringai. "Jangan banyak membual, coba saja kau buktikan, apakah benar tinju mu itu sesakit yang kau katakan?" tantang Bima. Ki Sutan menggeram marah. Dia melebarkan kedua kakinya lalu mengeluarkan kekuatan sejati miliknya hingga tanah ber

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status