Share

1204. Part 15

last update Huling Na-update: 2025-04-02 01:01:39

Ternyata Batu Sampang sudah cabut pedangnya pada saat bersalto tadi. Pedang itu ditebaskan untuk membelah kepala Pendekar Kera Sakti. Tapi dengan cepat Baraka silangkan Suling Naga Krishnanya ke atas kepala dengan disangga dua tangannya. Akibatnya pedang itu menghantam pedang mustika yang seperti menghantam besi baja.

"Pedang itu punya isi juga rupanya," pikir Baraka. "Pedang itu tidak rusak atau rompal seperti pedang lainnya. Pedang itu masih utuh dan tubuhku tadi seperti disiram air panas dalam sekejap ketika suling mustika beradu dengan pedangnya. Hmm...! Agaknya ia seorang prajurit negeri Muara Singa yang diandalkan untuk lakukan penyerangan terhadap lawan siapa saja. Aku tak boleh lengah sedikit pun. Ia mempunyai jurus-jurus yang dibarengi oleh gerakan sangat cepat. Hampir saja aku tadi mati terbelah oleh pedangnya!"

"Hiaaaah...!" Batu Sampang tampak buas. Ia menyerang lagi dengan satu lompatan pendek, namun pedangnya segera berkelebat membabat sekujur tubuh Barak

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Pendekar Kera Sakti   1332. Part 7

    Baraka berdebar-debar. "Bagaimana caraku melawannya jika dalam keadaan begini! Oh, sudahlah. Pasrah saja. Mudah-mudahan sekail santap aku langsung mati, jadi untuk santapan berikutnya aku tak rasakan sakit. Mudah-mudahan jangan jempol kakiku lebih dulu yang dicicipinya...!" Baraka membatin dalam ketegangan yang sebenarnya telah hadirkan keringat dingin di keningnya."Hmmmmgggrrr...!" Harimau itu pakai menggumam segala, makin membuat hati Baraka bagai dipermainkan.Wujudnya telah tampak penuh. Menyeramkan sekali. Tubuh harimau loreng itu besar dan mulutnya tampak lebar. Ia melangkah pelan-pelan dengan suara geram dan raungnya yang membuat jantung Baraka seakan-akan sedang diguncang dan dipermainkan.Tiba-tiba dari sisi kanan terdengar suara yang sama."Grraaoowww...!"Baraka membatin, "Wah, ada dua...! Mampuslah aku. Sudah tak dapat bergerak, masih harus dikeroyok dua harimau! Hmmm... selamat tinggal sajalah kepada dunia ini! Kapan-kapan aku datang

  • Pendekar Kera Sakti   1331. Part 6

    "Jangan ke mana-mana. Tetaplah di sini. Aku akan segera kembali setelah menghajar Sumbaruni!" katanya kepada Baraka yang terkapar tanpa daya sedikit pun itu.Namun karena Baraka masih bisa bicara lamban, ia pun berkata, "Jangan lakukan!""Tidak bisa! Sumbaruni yang menyerangmu saat kuintip dari balik semak! Aku melihat sendiri sinar kuningnya kenai pundakmu!""Angin Betina....""Aku hanya sebentar. Jangan ke mana-mana!""Mau ke mana lagi, Tolol! Keadaanku seperti ini jelas tak mungkin ke mana-mana!" ucap Baraka dengan nada kesal namun tak bisa dilampiaskan dengan tekanan semestinya.Angin Betina bangkit. Pedang yang diselipkan di pinggang dicabut bersama sarungnya. Digenggam dengan tangan kiri untuk dicabut sewaktu-waktu, ia bergegas pergi setelah berkata, "Perempuan itu memang layak mendapat pelajaran terberat dariku!""Angin Betina, tunggu dulu!" cegah Baraka."Jangan lakukan pertarungan dengan Sumbaruni!''Kau pikir a

  • Pendekar Kera Sakti   1330. Part 5

    Sumbaruni sendiri mulai tegang setelah ingat bahwa Baraka mempunyai jurus yang amat berbahaya, yaitu Ilmu ‘Mata Malaikat’. Sumbaruni mengendurkan ketegangannya, bahkan memasukkan pedangnya kembali. Sebab ia tahu bahwa saat itu Baraka benar-benar diliputi kemarahan karena Bongkok Sepuh menggunakan Cincin Manik Bidari. Sumbaruni tak tahu bagaimana awalnya hingga Cincin Manik Bidari ada di tangan Bongkok Sepuh, yang jelas ia tahu kekuatan dahsyat pada cincin pusaka tersebut."Serahkan cincin itu atau kita adu kesaktian!" geram Baraka yang terpancing kemarahannya karena melihat Sumbaruni nyaris mati dengan cincin itu."Tapi kau janji tetap akan menghadapi Dara Cupanggeni!""Aku janji!" kata Baraka dengan tegas.Bongkok Sepuh tak punya pilihan lain. Cincin Manik Bidari dilepas dan diserahkan kepada Baraka. Cincin itu dikenakan di jari manis Baraka sebelah kanan. Cara memakainya juga terbalik, sehingga sewaktu-waktu getaran amarahnya meluap, Cincin

  • Pendekar Kera Sakti   1329. Part 4

    Bumi terasa berguncang akibat dentuman dahsyat itu. Asap hijau menyebar kian tebal, seakan langit ingin dilapisi dengan kabut hijau seluruhnya. Cahaya matahari tak bisa menerobos kabut tersebut, membuat alam menjadi remang-remang. Angin yang berhembus hadirkan hawa dingin yang makin lama semakin menggigilkan tubuh. Rupanya Bongkok Sepuh telah lepaskan jurus anehnya yang mempunyai kekuatan inti salju, dapat membekukan semua darah yang dinaungi awan hijaunya itu.Baraka yang mulai segar karena telah di obati oleh Sumbaruni itu hanya memandangi awan hijau dengan tubuh sedikit menggigil. Ia tahu datangnya hawa dingin melebihi salju.Sedangkan Sumbaruni segera lakukan gerakan-gerakan cepat dengan pergunakan kibasan kedua tangannya ke sana-sini untuk atasi hawa dingin itu. Lalu tiba-tiba kedua tangannya menyentak ke atas dengan satu kaki berlutut.Ciaaap...! Sinar merah terang dan lebar terlepas dari kedua tangan itu dan melesat ke atas menembus kabut hijau.Bl

  • Pendekar Kera Sakti   1328. Part 3

    Dalam keadaan terluka berbahaya seperti itu, seandainya Dara Cupanggeni alias Perawan Tanpa Tanding itu lepaskan jurus 'Bias Dewa'-nya, pasti Baraka tak akan dapat menangkisnya lagi. Sinar merah itu akan menghantam leher Pendekar Kera Sakti, dan nasib si tampan akan berakhir sampai di situ saja. Itulah pertimbangan seorang tokoh yang menyambar Baraka.Sampai di suatu tempat, Baraka dibaringkan di bawah pohon. Ternyata keadaannya sudah semakin parah. Kulitnya mulai keluarkan bintik-bintik merah menyerupai ujung darah. Pandangan matanya kian buram, sehingga tak bisa melihat jelas siapa orang yang telah menyambarnya sampai ke situ. Kemudian Baraka dapat merasakan sesuatu yang hangat menyelimuti dirinya.Rupanya kepergian tokoh yang menyambar Baraka itu segera diikuti oleh si Bongkok Sepuh. Sampai di tempat itu, Bongkok Sepuh pandangi tokoh penolong Baraka yang mengenakan pakaian ketat ungu muda model angkin sebatas dada berhias benang emas di tepiannya. Tokoh itu adalah s

  • Pendekar Kera Sakti   1327. Part 2

    "Alasanku adalah demi perdamaian di antara sesama dan demi keselamatan jiwamu juga. Dewi Pedang dan Setan Bodong adalah dua tokoh yang tak bisa ditumbangkan dengan sekali-dua kali gebrak saja.""Kau salah duga," kata gadis itu sambil tertawa kecil."Justru aku akan memperlihatkan kepada mata para tokoh persilatan bahwa Dewi Pedang akan menjadi belatung dalam dua kejap netra saja oleh Perawan Tanpa Tanding!"Senyum Baraka mulai sinis karena menahan kejengkelan. "Sesumbarmu sangat berbahaya, Dara Cupanggeni. Dewi Pedang jangan disamakan dengan tokoh sakti lainnya. Sekalipun kau mempunyai ilmu 'Darah Gaib' dan 'Bias Dewa' tapi kau akan hancur lebih dulu sebelum bertemu dengan Dewi Pedang."Gadis itu mulai curiga. Mulutnya diam terkatup, matanya tajam memandang. Akhirnya terlontar pula pertanyaan dari kecurigaannya itu,"Kau tahu tentang dua jurus andalanku itu? Kau bersikap menghalangi niatku untuk melawan Dewi Pedang? Siapa kau sebenarnya?""A

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status