Share

1303. Part 2

last update Huling Na-update: 2025-06-24 01:01:26

"Edan! Bocah itu benar-benar menyerangku. Kupikir hanya main-main!" pikir Pendekar Kera Sakti.

"Tamparannya seperti kayu balok menghantam pipi kananku. Oh, jangan-jangan rahangku pecah?"

Baraka segera memeriksa rahangnya, menggerak-gerakkan dengan ternganga-nganga. Pada saat itu Logo mendekatinya dengan suara geram menggetarkan pepohonan. Baraka kaget, dan segera mundur dua tindak lalu bersiap siaga jika sewaktu-waktu tamparan keras itu datang lagi.

"Tahan amukanmu, Logo!"

"Setan! Kau membuatku kehilangan buronan! Kau harus bertanggung jawab, Monyet...! Heaaah...!"

Logo melepaskan pukulan bersinar merah dari telapak tangan kirinya.

Claapp...! Sinar merah itu segera dikembalikan oleh Pendekar Kera Sakti dengan menghadangkan Suling Naga Krishnanya.

Dees...! Zlaap...!

Sinar itu berubah lebih besar dan berbalik arah lebih cepat. Akibatnya mengenai perut besar Logo dengan telak.

Buuuhg...!

Wuuuss...! Tubuh Logo terlemp

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Pendekar Kera Sakti   1304. Part 3

    Wuuukkk...! Blegaarr...!Gelombang itu membentur pukulan tak bersinar dan menimbulkan ledakan yang dahsyat. Jika gelombang hawa panas itu tidak besar dan tak seberapa hebat, ledakannya tak akan membuat pohon tumbang. Tapi karena kedua pukulan tenaga dalam itu ternyata sangat besar, maka tiga-empat pohon segera tumbang bagaikan dihempas badai maha dahsyat. Bahkan pohon-pohon lainnya ada yang mengalami patah dahan dan ada pula yang miring ke salah satu sisi dalam keadaan akarnya tercongkel naik.Ledakan itu membuat tubuh Baraka terjungkal ke belakang, namun segera berdiri tegak kembali dengan satu sentakan pinggul, ia berdiri di samping tubuh besar yang terkapar, sengaja menjaga keselamatan Logo. Sedangkan dari atap pohon yang tumbang itu segera meluncur sesosok bayangan hitam yang kemudian mendarat di tanah seberang Baraka.Seseorang yang mengenakan kerudung kain hitam dari kepala sampai kaki berdiri tegak dengan menggenggam tongkat berujung sabit lengkung. Itula

  • Pendekar Kera Sakti   1303. Part 2

    "Edan! Bocah itu benar-benar menyerangku. Kupikir hanya main-main!" pikir Pendekar Kera Sakti."Tamparannya seperti kayu balok menghantam pipi kananku. Oh, jangan-jangan rahangku pecah?"Baraka segera memeriksa rahangnya, menggerak-gerakkan dengan ternganga-nganga. Pada saat itu Logo mendekatinya dengan suara geram menggetarkan pepohonan. Baraka kaget, dan segera mundur dua tindak lalu bersiap siaga jika sewaktu-waktu tamparan keras itu datang lagi."Tahan amukanmu, Logo!""Setan! Kau membuatku kehilangan buronan! Kau harus bertanggung jawab, Monyet...! Heaaah...!"Logo melepaskan pukulan bersinar merah dari telapak tangan kirinya.Claapp...! Sinar merah itu segera dikembalikan oleh Pendekar Kera Sakti dengan menghadangkan Suling Naga Krishnanya.Dees...! Zlaap...!Sinar itu berubah lebih besar dan berbalik arah lebih cepat. Akibatnya mengenai perut besar Logo dengan telak.Buuuhg...!Wuuuss...! Tubuh Logo terlemp

  • Pendekar Kera Sakti   1302. KITAB LORONG WAKTU

    RASA penasaran membuat Pendekar Kera Sakti segera menuju ke Lembah Canang, tempat Biara Genta berada. Ketika ia pulang dari negeri dasar laut untuk membantu Pendeta Agung Dewi Rembulan yang terkena kutuk itu, ia sempat mampir ke Biara Damai dan Biara Genta. Sebab itulah Baraka tahu ke mana arah Lembah Canang, tempat berdirinya bangunan dengan dua kuil yang cukup luas dan lebar, berpagar tembok kokoh warna kuning bertepian merah. Pendeta Jantung Dewa adalah ketua sekaligus guru di biara tersebut. Jumlah muridnya konon ada tujuh puluhan lebih. Aliran silat mereka sangat terkenal di kalangan Lembang Canang dan sekitarnya.Perjalanan ke Lembah Canang ditempuh dalam waktu satu malam, karena Baraka harus bermalam di sebuah desa. Pagi hari Baraka lanjutkan perjalanan. Namun perjalanan pagi itu sempat terhenti karena melihat sekelebatan sosok seorang wanita yang sudah dikenalnya. Wanita itu berlari dengan cepat sepertinya terburu-buru. Bergerak dari lereng bukit menuju ke hutan yang

  • Pendekar Kera Sakti   1301. Part 20

    "Angker sekali wajah orang ini?" pikir Baraka. "Kurasa dia orang yang galak dan berdarah dingin. Mudah tersinggung dan mudah mencabut nyawa orang. Wajahnya yang sadis itu dapat mengecilkan nyali lawan sebelum bertarung dengannya. Hmm... tapi siapa orang ini? Aku merasa baru melihatnya sekarang."Mata lebar itu melirik ke kanan-kiri sebentar, seakan memeriksa keadaan sekelilingnya demi keamanan jiwa. Sebentar-sebentar ia mengusap kumisnya yang lebat dengan lagaknya yang benar-benar menakutkan nyali orang awam."Apa maksudmu menemuiku di sini, Paman?" Baraka menyapa dengan sopan, walau penuh curiga dan waspada terhadap orang tersebut."Aku mencari seseorang," jawabnya.Dan Baraka terkejut sekali serta menahan tawa dalam hati. "Ya, ampun...! Suaranya seperti suara perempuan manja! Mirip gadis pingitan yang sedang kasmaran. Idiih... amit-amit!" pikir Baraka geli sendiri."Kenapa tersenyum-senyum?" sambil orang itu mendekat dengan gaya perempuanny

  • Pendekar Kera Sakti   1300. Part 19

    "Tak perlu berbasa-basi lagi, aku sudah tahu, bahwa kaulah orang yang mematahkan seranganku terhadap Lancang Puri!" ucap Urat Setan dengan nada dingin."Aku hanya mencegah agar di antara kalian jangan saling membunuh," kata Baraka beralasan.Urat Setan merasa disepelekan oleh sikap kalemnya Baraka yang tidak punya rasa kaget dan takut atas kemunculannya. Maka segera sebuah pukulan bersinar merah dalam bentuk pisau terbang dilepaskan.Claaapp...!Sinar merah berbentuk pisau terbang itu menghantam pinggang Baraka. Tetapi karena Baraka cepat-cepat turunkan suling mustikanya, maka sinar itu menghantam Suling Naga Krishna tersebut.Trak... deesss...!Sinar merah itu berbalik arah dengan gerakan lebih cepat. Bentuknya yang menyerupai pisau terbang itu menjadi lebih besar, sehingga layak dikatakan berbentuk golok terbang. Hal itu sangat mengejutkan Urat Setan, sehingga hampir saja orang itu mati karena sinarnya sendiri kalau tak segera melompat ke

  • Pendekar Kera Sakti   1299. Part 18

    Sinar merah kecil melesat dari tangan orang yang dipanggil dengan nama Nyai Gandrik itu. Sinar tersebut membuat Dewa Rayu tersentak ke tempat semula dan mengerang panjang dengan dada bagaikan terbakar hebat bagian dalamnya."Aaaahh...! Lancang Puri... peluklah aku! Peluklah aku, Puriii...!""Dewa Rayu... aku ikut! Aku ikut kau! Ambillah aku, Sayang...!"Lancang Puri yang meronta-ronta saat dibetulkan letak pakaiannya itu akhirnya ditotok oleh Nyai Gandrik.Teess...!"Racun Kuda Binal memang berbahaya bagimu, Lancang Puri! Aku harus segera menawarkan racun itu dulu! Ingat pusaka itu, Lancang Puri! Ingat!"Weesss...!Lancang Puri dipanggul dan segera dibawa pergi oleh perempuan bersanggul utuh dengan rambut bercampur uban sebagian. Sementara itu Dewa Rayu masih menggeliat dan mengerang-erang bagaikan merasakan luka bakar di dalam dadanya.Baraka hanya geleng-geleng kepala memandangi kejadian itu sambil menggumam lirih, "Siapa per

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status