"Percayalah padaku, Lancang Puri bukan cucunya Pendeta Mata Lima. Tak ada hubungan apa pun dengan pendeta kakak beradik itu. Mendiang guruku sangat kenal dengan Nyai Gandrik, beberapa kali aku pernah ikut dalam pertemuan mereka. Lancang Puri mempunyai perguruan sendiri yang bernama Perisai Sakti. Aliran silatnya merupakan aliran silat gabungan antara jurus-jurusnya Resi Demang Sudra dan jurus-jurus Nyai Gandrik. Sebab di dalam perguruan itu, Nyai Gandrik adalah sesepuh dan guru agung."
"Kau pernah jumpa dengan Lancang Puri?"
"Pernah satu kali, tapi ia tidak kenal diriku. Akupun tak berminat mengenalnya karena kesombongannya sebagai guru di antara para muridnya."
"Masih semuda itu sudah menjadi guru?"
"Sebenarnya yang banyak berperan dalam perguruan Perisai Sakti adalah Nyai Gandrik. Jabatan guru disandangnya sebagai bahan kebanggaan dan angkuh-angkuhan saja. Sebenarnya Lancang Puri ilmunya belum seberapa. Aku masih sanggup menumbangkannya."
"Apakah
"Percayalah padaku, Lancang Puri bukan cucunya Pendeta Mata Lima. Tak ada hubungan apa pun dengan pendeta kakak beradik itu. Mendiang guruku sangat kenal dengan Nyai Gandrik, beberapa kali aku pernah ikut dalam pertemuan mereka. Lancang Puri mempunyai perguruan sendiri yang bernama Perisai Sakti. Aliran silatnya merupakan aliran silat gabungan antara jurus-jurusnya Resi Demang Sudra dan jurus-jurus Nyai Gandrik. Sebab di dalam perguruan itu, Nyai Gandrik adalah sesepuh dan guru agung.""Kau pernah jumpa dengan Lancang Puri?""Pernah satu kali, tapi ia tidak kenal diriku. Akupun tak berminat mengenalnya karena kesombongannya sebagai guru di antara para muridnya.""Masih semuda itu sudah menjadi guru?""Sebenarnya yang banyak berperan dalam perguruan Perisai Sakti adalah Nyai Gandrik. Jabatan guru disandangnya sebagai bahan kebanggaan dan angkuh-angkuhan saja. Sebenarnya Lancang Puri ilmunya belum seberapa. Aku masih sanggup menumbangkannya.""Apakah
Logo bangkit dan berkata dengan nada protes, "Aku bukan hitam keling. Kata ibu aku hitam manis!""Iya, benar. Kau hitam manis. Angin Betina salah ucap!" kata Baraka yang segera menenangkan Logo kembali.Angin Betina hanya sunggingkan senyum tipis. Matanya melirik Baraka pada saat Pendekar Kera Sakti itu berkata, "Dia anaknya Sumbaruni yang sedang dicari-cari."Angin Betina manggut-manggut samar, nyaris tak terlihat gerakan kepalanya, ia hanya berkata dengan nada ketus karena dipengaruhi rasa cemburu, "Maksudmu, Sumbaruni yang jatuh cinta padamu itu?"Baraka tidak menjawab. Hanya tersenyum kecil, karena ia tahu jika pertanyaan itu dijawab dengan sanggahan akan menghadirkan perang mulut saat itu juga. Baraka bahkan segera alihkan pembicaraan lagi ke arah Logo."Logo, apakah kau ingat mengapa kau mengejar-ngejar perempuan tadi?""Karena disuruh.""Siapa yang menyuruh?""Siluman Selaksa Nyawa.""Bagaimana kau bisa mengenalny
Jurus 'Manggala' adalah gerakan tangan menyentak ke depan dalam keadaan miring dan mampu keluarkan pisau-pisau kecil yang jumlahnya tergantung hentakan napas pada saat itu. Jurus 'Manggala' dapat membuat lawan mati berdiri dalam keadaan tubuh sudah menjadi gumpalan debu. Jurus itu adalah jurus sakti pemberian Ratu Hyun Ayu Kartika Wangi, calon mertua Pendekar Kera Sakti yang menjadi ratu di negeri alam gaib. Tetapi gerakan Baraka itu terlambat setengah kedipan. Siluman Selaksa Nyawa lebih dulu sentakkan kakinya dan melesat pergi. Gerakannya begitu cepat, lalu hilang bagai memasuki lapisan udara yang tak bisa terlihat mata manusia biasa.Pendekar Kera Sakti menggeram kesal."Dia masuk ke alam gaib! Aku harus mengejarnya!"Sebenarnya Pendekar Kera Sakti bisa mengejar masuk ke alam gaib, karena ia mempunyai tanda merah di keningnya yang hanya bisa dilihat oleh tokoh berilmu tinggi. Dengan mengusap tanda merah di keningnya menggunakan tangan kanannya. Tetapi niat it
Blegaaar...!Pendekar Kera Sakti jatuh terguling-guling. Rupanya daya sentak lebih kuat ke arahnya daripada ke arah Siluman Selaksa Nyawa. Akibatnya, tokoh sangat kejam dan berdarah dingin itu lebih dulu berdiri tegak ketimbang Baraka. Pada saat Pendekar Kera Sakti bangkit setengah badan, Siluman Selaksa Nyawa segera angkat tongkat El Maut-nya dan dari ujung mata sabit tajamnya itu memancarkan tiga larik sinar biru berkelok-kelok bagaikan tiga benang yang menyergap tubuh Pendekar Kera Sakti.Clap, crat, crat, crat...! Jraab...!Kilatan cahaya biru kenai tubuh Baraka. Pendekar Kera Sakti pejamkan mata kuat-kuat dengan tubuh kejang berlutut. Kepalanya mendongak dan mulutnya mengerang."Aaahg...!" kulit tubuh Pendekar Kera Sakti mulai merah, makin lama makin matang, bahkan berwarna kebiru-biruan. Tubuh itu bergetar kuat, dan Baraka berusaha menahannya, ia meraih Suling Naga Krishnanya yang sempat jatuh di tanah dekat lututnya. Namun tiba-tiba tubuh Siluman S
Wuuukkk...! Blegaarr...!Gelombang itu membentur pukulan tak bersinar dan menimbulkan ledakan yang dahsyat. Jika gelombang hawa panas itu tidak besar dan tak seberapa hebat, ledakannya tak akan membuat pohon tumbang. Tapi karena kedua pukulan tenaga dalam itu ternyata sangat besar, maka tiga-empat pohon segera tumbang bagaikan dihempas badai maha dahsyat. Bahkan pohon-pohon lainnya ada yang mengalami patah dahan dan ada pula yang miring ke salah satu sisi dalam keadaan akarnya tercongkel naik.Ledakan itu membuat tubuh Baraka terjungkal ke belakang, namun segera berdiri tegak kembali dengan satu sentakan pinggul, ia berdiri di samping tubuh besar yang terkapar, sengaja menjaga keselamatan Logo. Sedangkan dari atap pohon yang tumbang itu segera meluncur sesosok bayangan hitam yang kemudian mendarat di tanah seberang Baraka.Seseorang yang mengenakan kerudung kain hitam dari kepala sampai kaki berdiri tegak dengan menggenggam tongkat berujung sabit lengkung. Itula
"Edan! Bocah itu benar-benar menyerangku. Kupikir hanya main-main!" pikir Pendekar Kera Sakti."Tamparannya seperti kayu balok menghantam pipi kananku. Oh, jangan-jangan rahangku pecah?"Baraka segera memeriksa rahangnya, menggerak-gerakkan dengan ternganga-nganga. Pada saat itu Logo mendekatinya dengan suara geram menggetarkan pepohonan. Baraka kaget, dan segera mundur dua tindak lalu bersiap siaga jika sewaktu-waktu tamparan keras itu datang lagi."Tahan amukanmu, Logo!""Setan! Kau membuatku kehilangan buronan! Kau harus bertanggung jawab, Monyet...! Heaaah...!"Logo melepaskan pukulan bersinar merah dari telapak tangan kirinya.Claapp...! Sinar merah itu segera dikembalikan oleh Pendekar Kera Sakti dengan menghadangkan Suling Naga Krishnanya.Dees...! Zlaap...!Sinar itu berubah lebih besar dan berbalik arah lebih cepat. Akibatnya mengenai perut besar Logo dengan telak.Buuuhg...!Wuuuss...! Tubuh Logo terlemp