Semakin Baraka menggerakkan tangannya, semakin cepat pergerakan Gelang Brahmananda-nya. Kazikage yang awalnya masih sanggup menangkisnya, lama kelamaan semakin kewalahan. Apa yang dipetunjukkan Baraka, benar-benar mengejutkan semua orang.
“Ini sihir...” ucap beberapa orang melihat apa yang dilakukan Baraka. Semua terdengar menggunjing.
BUGH!
Semua kehirukan itu terhenti saat mereka melihat, tubuh Kazikage terkena gebukan Gelang Brahmananda lawannya.
BUGH! BUGH! BUGH!
Berikutnya, tubuh Kazikage benar-benar menjadi sasaran empuk serangan Gelang Brahmananda Baraka, begitu kerasnya sampai-sampai ketiga pedang katana yang ada di Kazikage terlepas jatuh ke tanah.
BUGH! BUGH! BUGH! BUGH! BUGH!
Selanjutnya tubuh Kazikage benar-benar menjadi bulan-bulanan Baraka, hingga akhirnya tubuh Kazikage tak sanggup lagi bertahan dan tersungkur jatuh ditempatnya.
Wungngng! Wungngng..! Wungngng...!
Begitu Baraka menghentakkan kedua tangannya, ke-10 ‘Gelang Brahmananda’ kembali kearahnya dan masuk kembali kepergelangan tangannya. Senyum sinis menyeringai di wajah Baraka melihat Kazikage yang jatuh berlutut ditempatnya.
“Kau belum layak untuk menjadi lawanku!” cemooh Baraka dengan jumawa.
Lelaki yang menjadi orang kepercayaan Kazikage tampak ingin berjalan kearah Kazikage, tapi langkahnya terhenti saat melihat Kazikage merentangkan tangannya sebagai tanda, dia tidak perlu dibantu. Laki-laki yang memiliki aura yang sangat luar biasa itupun mengurungkan langkahnya.
Kazikage sendiri secara perlahan terlihat mulai bangkit dari jatuhnya, setelah mencoba dengan segenap kekuatannya. Dia akhirnya mampu berdiri dan mengangkat wajahnya. Terlihat bagaimana sekujur wajah Tuan Muda dari Kekaisaran Matahari ini dipenuhi dengan simbah darah. Sepertinya, luka yang dialaminya cukup parah.
Matanya yang tajam, terlihat menatap kearah Baraka dengan tatapan membunuh. Aura yang keluar dari tubuhnyapun tak main-main, membuat orang-orang yang ada ditempat itu merasa merinding. Bahkan beberapa orang, tanpa sadar melangkah mundur dari tempatnya berdiri.
“Hari ini, kita akan membuktikan...” terdengar suara Kazikage bergetar seperti orang yang menahan amarah.
“Kalau tidak kau yang mati! Maka Aku yang mati!”
Kata-kata Kazikage membuat semua orang yang ada ditempat itu gemetar kedua kakinya, aura yang sangat kuat kembali terpancar dari sekujur tubuh Kazikage. Kazikage sendiri tampak mulai melepas kimono bagian atas tubuhnya yang juga dipenuhi darah, hingga menampakkan tubuhnya yang kekar dan berotot. Sebuah tatto naga hitam tergambar dari dada hingga ke punggungnya, bahkan ekor sang naga, tampak melingkar-lingkar di kedua pergelangan tangannya.
“Klan Naga Hitam...” ucap beberapa orang dengan bergidik negeri. Sungguh sebuah Tatto yang sanggup membuat ciut nyali seseorang hanya dengan menatapnya.
-o0o-
Klan Naga Hitam. Adalah sebuah organisasi orang-orang hebat. Banyak yang mengatakan kalau Klan Naga Hitam berada langsung dibawah perintah Raja Kekaisaran Matahari. Klan Naga Hitam, bukan hanya disegani di negerinya sendiri, Kekaisaran Matahari. Tapi juga disegani oleh kawan maupun lawan di luar Kekaisaran Matahari. Dengan tatto Naga Hitam disekujur tubuhnya, sosok Kazikage benar-benar mengeluarkan aura kematian yang sangat dahsyat dan mengeluarkan kharisma yang membuat setiap orang yang memandangnya menjadi bergidik. Di tambah lagi, sekujur wajahnya dipenuhi darah, semakin menambah angker sosoknya.
Tidak seperti orang lain, yang bergetar dan bergidik melihat sosok Kazikage, Baraka masih berdiri tenang ditempatnya, bahkan terkesan acuh tak acuh. Baraka tak perduli dengan bagaimana angkernya sosok Kazikage saat ini.
“Bagaimana? Apa kau menyerah?!”
Kata-kata Baraka membuat setiap orang yang ada ditempat itu hampir saja mengeluarkan batuk darah. Bagaimana tidak? Sosok Kazikage dengan aura kematian yang sangat kuat, tidak dianggap sama sekali oleh Baraka. Dan orang-orang tersadar saat Baraka melangkah kedepan seraya membuka caping dikepalanya. Dan kini semua orang dapat melihat bagaimana sosok sipemuda yang telah mempecundangi Tuan Muda dari Kekaisaran Matahari itu.
Dia adalah sosok pemuda berusia dua puluh empat tahun. Wajahnya tampan kekanak-kanakan. Kulit wajahnya putih bersih. Matanya yang agak kebiru-biruan dihiasi sepasang alis tebal berwarna hitam. Pas sekali dengan bentuk hidungnya yang mancung. Demikian pula bentuk bibirnya yang tipis. Rambut pendek dibiarkan tergerai tak beraturan didepan membentuk poni, tapi justru terlihatnya lebih maskulin dan gagah.
“Astaga, dia masih muda sekali” celetuk salah seorang penonton.
Ramai orang-orang berkomentar atas sosok Baraka. Baraka sendiri seakan tak perduli dengan semua itu, terus melangkah kearah depan, kearah Kazikage yang saat ini masih menatapnya dengan tatapan yang mengerikan. Kedua tangannya yang mengepal dengan keras hingga mengeluarkan suara gemeletuk yang cukup kuat.
Wusshh...!
Selanjutnya, sosok Kazikage melesat dengan kecepatan yang sangat tinggi.
“Ahhh...” semua yang melihat hal itu, mendesah tertahan. Gerakan Kazikage yang cepat, ditambah lagi jarak diantara keduanya tidak terlalu jauh. Membuat setiap orang yang melihatnya, yakin. Si pemuda tak akan selamat.
“Terlalu lambat!” tapi ucapan si pemuda justru mengejutkan semua orang. Bahkan Kazikage sendiri. Padahal saat itu, jarak diantara keduanya hanya terpaut 1 tombak.
Kazikage sendiri hanya tersenyum sinis melihat serangannya tidak mungkin bisa dihindari oleh lawannya. Demikian pula yang ada didalam pemikiran orang-orang yang ada ditempat itu.
Werrr...
Semua orang kaget, terlebih Kazikage sendiri. Pukulannya dengan telak mengenai sosok Baraka. Tapi sesaat kemudian Kazikage sadar, kalau serangannya hanya mengenai bayang-bayang. Baraka sendiri rupanya telah mengerahkan ilmu ‘Gerak Kilat Dewa Kayangan’nya.
Bahkan sebelum Kazikage menyadari apa yang telah terjadi.
PLAK!
Satu tamparan keras telah menghantam wajahnya, hingga membuat sosok Kazikage terhempas terbang. Kazikage berguling-guling ditanah cukup jauh, hingga akhirnya berhenti, setelah Kazikage menapakkan kedua kakinya dengan keras ketanah. Wajahnya terasa panas. Bayangan merah 5 jari, membekas di wajahnya. Bekas tamparan Baraka. Wajahnya seketika memerah dan antara tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Serangan yang tak dapat dilihatnya itu, membuat dirinya terhempas terbang.
Apa yang terjadi benar-benar telah memukul pemikiran setiap orang. Baraka yang mampu menghindari serangan lawannya saja sudah mengejutkan bagi mereka, dan tiba-tiba saja Kazikage sudah terhempas terbang. Tidak banyak orang yang melihat kecepatan Baraka saat menampar wajah Kazikage.
TANGAN yang menepuk pelan punggung Baraka itu adalah tangan berjari lentik. Seraut wajah ayu tapi berambut cepak terpampang dengan senyumnya yang manis. Wanita yang berusia dua puluh tujuh tahun itu tampak seperti lelaki, tegar, sigap, dan berani. Ilmunya cukup tinggi, sehingga ia diangkat menjadi mata-mata kepercayaan Ratu Asmaradani.Wanita cantik berjubah ungu tua itu tak lain adalah Kelana Cinta. Kedudukannya dan ilmunya lebih tinggi dibanding Rindu Malam. Hanya saja, Pendekar menjadi kesal hati, karena Rindu Malam sudah berhasil di bujuk untuk pulang, sekarang malah muncul yang lebih sakti lagi. Padahal Baraka sama sekali tak ingin orang Samudera Kencana terlibat dalam urusannya dengan Ratu Galuh Puspanagari yang dulu disebut sebagai gadis Gila bernama Palupi dan berjuluk Tandu Terbang itu.Jelas kedatangan Kelana Cinta pasti ada hubungannya dengan tugas perlindungan dari Ratu Asmaradani, sebab Kelana Cinta berkata, "Aku jumpa Rindu Malam diperjalanan tadi. Benark
Zraabb...! Jruubb...! Jarum-jarum itu langsung menghujam ketubuh Gali Sampluk dari bawah. Tentu saja Gali Sampluk tidak dapat menghindar karena jarum-jarum sebegitu banyaknya bagaikan menyerangnya dari berbagai arah.Tapi jika ia cekatan, ia dapat sentakkan kaki dan melenting keatas dengan bersalto dua atau tiga kali, maka jarum-jarum itu tidak akan menancap ditubuhnya. Sayangnya Gali Sampluk tak punya gerak naluri seperti itu, sehingga puluhan jarum banyaknya sekarang bermukim didalam tubuh gendutnya."Ggggrrr...!" Gali Sampluk mengerang dengan mata mendelik dan tubuh tak bergerak sedikitpun. Mulutnya melelehkan darah hitam. Tubuhnya mulai bergetar. Darah meleleh lagi dari lubang hidungnya. Tubuhnya sangat bergetar tak mampu dikendalikan.Buuhg...! Dan tubuh itu masih bergetar hingga kulitnya terkelupas, retak-retak sampai akhirnya Gali Sampluk tak mampu bernapas lagi. Ia mati dalam keadaan menyedihkan sekali.Rupanya sejak tadi Raja Tumbal pelajari juru
"Lalu apa maksudmu?!""Kudengar sudah lama kau mengincar negeri Muara Singa?""Memang benar. Sekaranglah saatnya merebut negeri yang sebenarnya milik leluhurku itu. Kau mau apa Tongkat Bayi?""Sekedar mengingatkan bahwa, disana ada adikku; Paras Murai!""Apa benar Paras Murai itu adik kandungmu?""Benar. Usiaku terpaut dua tahun lebih tua dari Paras Murai. Tapi agaknya langkah kami sedikit berbeda. Aku menjadi dukun santet dan Paras Murai menjadi dukun bayi. Keduanya sama-sama menjadi dukun, tapi lain manteranya!"Terdengar suara Gali Sampluk tertawa dalam gumam. Tapi tawa itu segera lenyap seketika begitu ia dilirik Raja Tumbal. Maka terdengar kembali ucapan Tongkat Bayi yang sedikit cadel dan bergetar karena ketuaannya itu."Paras Murai yang menolong kelahiran bayi, dan bayi itu sekarang yang menjadi ratu di Muara Singa. Tentunya Paras Murai berada di pihak Galuh Puspanagari!""Aku tak butuh silsilah, karena aku lebih tahu te
"Sudah, sudah...!" sentak Rindu Malam merasa kurang suka terhadap sikap Pita Biru yang tidak ikut bersedih itu. "Kami berangkat sekarang, Baraka!""Ya. Selamat jalan. Salamku buat Ratu Asmaradani.""Salamku juga untuk Ratu Galuh Puspanagari, pujaan hatimu itu!"Senyum Baraka tipis-tipis saja. Ia melambaikan tangan ketika Rindu Malam dan kedua anak buahnya meninggalkan tempat itu. Memang berat hati Baraka, memang sedih sebenarnya. Tapi hanya itu cara yang bisa digunakan untuk membujuk mereka agar mau tidak melibatkan diri dalam perkara maut itu.Tanpa berpura-pura jatuh cinta pada Ratu Galuh Puspanagari, tak mungkin Rindu Malam mau disuruh pulang. Padahal Baraka hanya ingin agar orang Samudera Kencana tidak terlibat urusan dengan pihak lain hanya gara-gara membantu Pendekar Kera Sakti.Namun tipuan Baraka didengar oleh Batu Sampang itu diterima lain oleh sang Tamtama negeri Muara Singa itu. Batu Sampang menyangka kata-kata Baraka adalah kata-kata ya
"Akulah El Maut yang akan menjemput nyawamu, dan nyawa ketuamu dan seorang temanmu yang gendut itu!" geram Ki Palaran dengan mata dingin.Tangannya mulai bergerak pelan-pelan. Landak Boreh mundur dengan wajah tegang, sangat ketakutan. Namun sebelum Ki Palaran sentakkan tangannya, ia mendengar suara seruling berkumandang.Tulit, tuliiiiittt... tit, tit.... tulit...!Ki Palaran pun mengejang. Tubuhnya gemetar. Telinganya mulai berdarah. Ia segera menutup kedua telinganya dengan tangannya. Tapi suara seruling itu kian melengking tinggi tanpa irama tak enak didengar. Akhirnya tubuh Ki Palaran mengejang kuat-kuat.Braaasss...!Tubuh itu meledak, hancur tanpa sempat berteriak sedikit pun. Ia telah terpantau oleh Raja Tumbal, sehingga sosoknya dapat dilihat dari gugusan tanah cadas diseberang sana. Jika mata Raja Tumbal bisa melihat lawannya, maka Seruling Malaikat pun bisa diperintah menghancurkan tubuh lawan.Perbuatan itu ternyata ada yang mengi
Sinar itu datang dari depan mereka. Karuan saja Raja Tumbal segera sentakkan tangan kirinya, dan melesetlah sinar kuning menghantam sinar merah yang mengarah kepadanya.Duaaar...!Demikian pula Karto Serong dan Gali Sampluk, melepaskan sinar kuning yang sama dengan sinarnya Raja Tumbal, sehingga meledaklah bentur masing-masing sinar dengan gelombang hentakan yang tak seberapa kuat, seperti tadi juga.Dueerr...! Duaarr...!"Bangsat! Aku dibuat mainan! Tak bisa kugunakan seruling ini karena tak kulihat seperti apa wujud orangnya!" geram Raja Tumbal dengan menahan murka.Claapp...! Drrubb...!"Aaahg...!" Karto Serong tiba-tiba mendelik dengan tubuh mengejang. Landak Boreh yang melihat persis datangnya sinar merah seperti tongkat kecil yang menghantam tubuh Karto Serong dari belakang.Tubuh itu menjadi hitam keling seketika. Pakaiannya hangus dan menjadi abu. Rambutnya keriting memendek, akhirnya menggunduli kepalanya. Karto Serong pun tu