Beranda / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / 2. Kesaktian Gelang Brahmananda

Share

2. Kesaktian Gelang Brahmananda

last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-12 14:47:17

Dengan gerakan cepat, Kazikage kali ini berusaha menangkap ujung Suling mustika itu, tapi lagi-lagi ia kecela, Suling mustika itu kembali di tarik oleh Baraka dengan cepat dan seketika itu pula Suling mustika itu kembali berada tepat di depan kedua mata Kazikage. Begitu seterusnya yang terjadi, berkali-kali Kazikage berusaha menepis atau menangkap Suling mustika didepan matanya itu, tapi selalu tidak terhasil.

Hal ini benar-benar sangat mengejutkan, Kazikage yang sangat membanggakan kecepatannya dibuat tidak berdaya didepan seorang pemuda yang masih sangat belia. Beberapa orang tak tahan untuk menahan senyum mereka melihat Tuan Muda dari Kekaisaran Matahari telah berhasil dipermainkan didepan banyak orang.

Kazikage bukannya tidak menyadari akan rasa malunya saat ini. Maka tak ingin terjebak lebih lama. Kazikage melesat kearah sebelah kanan untuk melancarkan serangannya, tapi lagi-lagi langkah Kazikage terhenti saat Suling mustika lawannya kembali berada tepat didepan kedua matanya. Rupanya Baraka juga bertindak cepat untuk menahan serangan Kazikage.

Melihat serangannya gagal, Kazikage kembali bergerak cepat ke samping lainnya, tapi lagi-lagi ujung Suling mustika itu berada didepan kedua matanya. Begitu seterusnya, kemanapun Kazikage bergerak, Suling mustika Baraka selalu selangkah lebih dulu dari gerakannya.

Merasa selalu didahului lawannya, Kazikage langsung melompat mundur menjauh, tapi baru saja kedua kakinya menjejak tanah. Dengan gerakan yang sangat cepat, Kazikage melepas sandal kayunya. Hal ini juga dilakukan tadi saat menghadapi Pangeran Anggoro Wardana. Dengan melepas sandal kayunya, berarti Kazikage sudah serius menghadapi lawannya, kecepatannya meningkat dengan sangat tajam.

Lesatan tubuhnya bagaikan lesatan anak panah yang terlepas dari busurnya. Bahkan ;

Cring!

Kazikage melepas salah satu katana dipinggangnya dan melanjutkan serangannya kearah Baraka, tapi sayang yang menjadi lawan Kazikage adalah Baraka. Kecepatan yang dimiliki oleh Kazikage masih belum apa-apa dalam pandangan Baraka. Dengan ‘Mata Dewa Kayangan’ nya, Baraka dapat melihat dengan jelas semua gerakan yang dilakukan oleh Kazikage. Maka dengan gerakan tenang, Baraka mengibaskan Suling mustikanya.

Trang...!

Wajah Kazikage berubah saat serangannya berhasil di tangkis oleh lawannya, padahal dalam serangannya kali ini, Kazikage telah mengerahkan seluruh kecepatannya. Di tambah lagi, Kazikage hanya menggunakan satu katananya saja dalam menyerang, ini akan membuat kecepatannya jauh lebih cepat dari saat menggunakan 3 katana.

Kazikage mengerahkan salah satu jurus andalannya dengan menggunakan 1 katana.

Ittouryuu Iai, Shishi Sonson” (Ilmu menghunus satu pedang: Nyanyian Singa).

Trangg...! Trangg...!! Trangg...!!!

Tapi dengan tenang, Baraka berhasil menangkis serangan Kazikage dengan Suling mustika ditangannya. Selanjutnya, keduanya bertarung dengan sengit, bahkan kecepatan keduanya tak bisa lagi dilihat dengan mata telanjang. Hanya bunga-bunga api berpijar yang terlihat dari beradunya kedua senjata.

Keringat dingin semakin membanjiri tubuh Kazikage, kali ini dia benar-benar menemukan lawan yang benar-benar merepotkan. Baraka sendiri, saat ini mampu mengimbangi serangan Kazikage dengan jurus ‘Kera Gila’. Tak heran, Kazikage sangat kewalahan menghadapinya.

Merasa serangannya selalu dipatahkan oleh lawannya, tak ada jalan lain bagi Kazikage selain melompat mundur. Kini dapat terlihat bagaimana sekujur tubuh Kazikage sudah dipenuhi keringat, nafasnya tersengal-sengal. Baraka sendiri terlihat masih tenang berdiri ditempatnya dengan senyum sinisnya.

“Hanya begitu saja kemampuanmu! Mana kecepatan yang kau banggakan tadi, Ha!” hardik Baraka dengan jumawa. Membuat wajah Kazikage semakin mengkelam penuh kemarahan. Pandangannya terlihat sangat tajam, kalau saja dengan matanya dia bisa membunuh Baraka. Mungkin Baraka sudah terbunuh ribuan kali.

Begitu marahnya dia, sampai tak bisa berkata apa-apa lagi. Sementara itu para penonton terlihat juga sangat sinis memandang kearah dirinya, bahkan terdengar beberapa celetukan nyelekit yang merendahkan harga dirinya sebagai Tuan Muda dari Kekaisaran Matahari. Hal ini membuat kemarahan Kazikage semakin menjadi-jadi.

Sregg..! Sregg..!

Kazikage mencabut 2 katana lainnya, kini tiga katana sudah berada ditangannya, satu katana berada didalam cengkraman mulutnya.

Weerrr...!!

Dua pedang katana yang ada ditangan kanan dan kiri Kazikage kembail mengeluarkan cahaya hitam kelam yang kemudian membungkus kedua katana itu. Setelah cahaya hitam kelam itu hilang, kini kedua katana ditangan Kazikage telah berubah menjadi hitam metalik. Aura kematian terpancar kuat dari senjata ditangan Kazikage. Semua yang melihat bagaimana tadi, Kazikage berhasil mengalahkan Pangeran Anggoro Wardana dengan jurus itu, tak dapat untuk menahan nafas mereka karena tegangnya. Bahkan Malagha ditempatnya terlihat sangat khawatir.

Kazikage sendiri sudah menyatukan ujung gagang kedua katananya, lalu memutarkannya dengan cepat hingga membentuk satu pusaran pedang yang dahsyat.

Wussshhh...!

Dengan gerakan yang sangat cepat, Kazikage melesat kedepan.

Santoryuu Ougi, Sanzen Sekai, Heaaa!”

Serangan pamungkas dikerahkan.

“Kau kira dengan jurus yang sama bisa mengalahkanku, jangan mimpi!” suara Baraka terdengar keras membahana, mencoba mengalahkan suara Kazikage dalam pengerahan jurusnya. Kazikage terkejut mendengar hal itu, tapi serangannya tetap dilancarkan dengan sekuat tenaganya, Kazikage yakin, dengan jurus pamungkasnya ini, tak ada yang bisa menang darinya. Karena jurus ini sudah bisa mengalahkan semua jago-jago yang menjadi lawannya. Pangeran Anggoro Wardana adalah salah satunya.

Tapi wajah serius diwajah Kazikage dalam melancarkan serangannya, tiba-tiba saja berubah saat melihat gelang-gelang yang ada di kedua lengan lawannya tampak melesat cepat kearahnya. Rupanya Baraka telah menggunakan Gelang Brahmananda-nya.

Begitu Baraka menghentakkan kedua tangannya kedepan. Wings... Wings... Wings... Wings... Wings...!

Ke-10 ‘Gelang Brahmananda' melesat kedepan dan menghantam putaran pedang serangan pamungkas Kazikage, bahkan yang lebih mengejutkan lagi. Gelang Brahmananda seperti memiliki nyawa sendiri. Bergerak sendiri melancarkan serangannya kearah Kazikage. Bukan hanya Kazikage yang sangat terkejut dengan hal ini, bahkan semua orang yang ada ditempat itu. Apa yang sebenarnya terjadi ?

Di tempatnya berdiri, Baraka terlihat menggerakkan kedua tangannya untuk mengendalikan Gelang Brahmananda-nya, jurus ‘Hujan Cincin Bertaburan’ digelar. Hal ini membuat Kazikage kemudian terdesak mundur oleh karena hebatnya serangan Baraka. Serangan Santoryuu Ougi, Sanzen Sekainya gagal total.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Beni Transetyo
kazikage, sebagai zoro (anggota luffy bajak laut) baraka, sebagai yin (mobil legend)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pendekar Kera Sakti   1373. Part 6

    Dewi Pedang segera berbisik dalam geram, "Biarkan aku melawannya!"“Jangan!” bisik Setan Bodong yang didengar oleh Dewi Pedang dan Sumbaruni. "Dia bukan Baraka. Tak ada tanda merah di dahinya."Dewi Pedang dan Sumbaruni segera berpaling menatap Setan Bodong. Tapi yang ditatap tak mau balas memandang melainkan menatap ke arah panggung.Terdengar suara sang Nyai, "Terpaksa hukuman ini kulaksanakan karena keras kepala dari guru-gurunya...! Pemancung...! Penggai dia!"“Aaaa...!" suara jerit bersahutan ketika kepala tawanan itu dipenggal putus oleh algojo bertubuh besar. Tangis meratap dan jerit kematian membaur membuat gaduh suasana setempat. Para gadis yang simpati dan menaruh hati diam-diam kepada Baraka tak mampu menahan tangis. Bahkan Embun Salju jatuh pingsan, entah karena memendam cinta atau karena kasihan, tak jelas artinya. Kirana jatuh tersimpuh bagai kehilangan tenaga. Delima Gusti terpelanting membentur pohon karena tubuhnya juga

  • Pendekar Kera Sakti   1372. Part 5

    Mata si Tudung Hitam masih menatap ke sana-sini tanpa menghiraukan panasnya matahari yang membuat tubuhnya berkeringat ditutup jubah hitam yang rapat sampai leher itu. Ia masih menyebutkan nama-nama para undangan."Kirana...? Oh, Kirana juga datang bersama Jongos Daki?! Lalu di sana juga ada Ki Darma Paksi dan Arum Kafan, Ki Jangkar Langit, Sumping Rengganis yang dulu dikutuk jadi serigaia itu, juga... Tabib Awan Putih, Ki Medang Wengi, Roro Manis, oh... rombongan Ratu Pekat juga datang? Ya, ampuuun... dia bersama Badai Kelabu, Tengkorak Terbang dan, ah... si Singo Bodong dan Hantu Laut ikut juga. Waaah... seru juga kalau semuanya menyerang Peri Sendang Keramat. Hmmm... dia Batuk Maragam akhirnya datang juga bersama Camar Sembilu dan... Oh, mereka bertemu Bwana Sekarat dan Angin Betina. Apa yang mereka rembuk disana itu? Dan... hai, Dayang Selatan datang juga dan... oh, itu sepertinya Selendang Maut. Ya, Selendang Maut datang juga mendampingi Nyai Betari, ah... tak enak aku j

  • Pendekar Kera Sakti   1371. Part 4

    Bukit Rongga Bumi merupakan anak dari gunung Tonggak Jagat. Ada gugusan tanah membentuk tebing dilereng Gunung Tonggak Jagat. Dari tebing itu terlihat kesibukan orang-orang di Bukit Rongga Bumi. Ditepi tebing itulah berdiri sesosok tubuh berjubah hitam lengan panjang. Kain jubahnya sampai menyentuh tanah. Sosok aneh itu berdiri dengan tudung hitam yang lebar menutupi sebagian wajahnya. Sosok itu diam tak bergerak bagaikan patung.Sementara itu, dikaki bukit Rongga Bumi terjadi pertarungan secara berkelompok, sekitar delapan kelompok pertarungan menghadirkan jerit dan denting dari mulut mereka yang tewas dan senjata mereka yang saling beradu. Pertarungan itu terjadi antara pihak anak buah Nyai Peri Sendang Keramat dengan pihak lain yang menentang hukuman gantung terhadap diri Baraka.Seorang perempuan cantik berjubah kuning emas muncul dari dalam pesanggrahan. Perempuan cantik berjubah kuning emas itu mempunyai rambut panjang meriap, dengan sanggul kecil di tengah kepal

  • Pendekar Kera Sakti   1370. Part 3

    “Kulumpuhkan ilmumu sekarang Pendekar Kera Sakti! Heaaah...!"Nyai Gandrik baru saja mau lepaskan jurus maut dari kesepuluh jari-jarinya yang sudah diarahkan kepada Baraka. Tapi tiba-tiba sesosok bayangan menerjangnya dari belakang.Braaasss...!"Aaahg...!" Nyal Gandrik mengerang sambil tersungkur jatuh mencium tanah.Sesosok bayangan yang menerjang itu segera berdiri didepan Nyai Gandrik dalam jarak tiga langkah. Ketika Nyai Gandrik berusaha bangkit sambil menyentakkan tangannya untuk sebuah pukulan bersinar hijau. Orang tersebut lebih dulu melepaskan selarik sinar merah dari pangkal pergelangan tangan.Claaap...!Jlaaab...! Sinar itu menghantam leher Nyai Gandrik. Leher itu bolong seketika. Akibatnya Nyai Gandrik hanya bisa mengerang seperti ayam disembelih, kejap berikutnya tak mampu bernapas lagi. Nyawa pun segera pergi tinggalkan raganya yang mengeras kaku tak bisa ditekuk lagi.Baraka bangkit pandangi tokoh berpakaian mera

  • Pendekar Kera Sakti   1369. Part 2

    Angin Betina menjadi semakin ingin tahu, sebab ia juga mendengar kabar bahwa nanti siang Baraka akan digantung oleh Peri Sendang Keramat. Karenanya, Angin Betina segera memancing pertanyaan kepada Nyai Gandrik, "Kau hanya membual untuk membanggakan diri didepanku, Nyai Gandrik. Buktinya kenapa Baraka bisa ada di tangan Peri Sendang Keramat?!""Itu karena nasib sialku!" jawab Nyai Gandrik. “Baraka terlepas dari gendonganku. Maklum ia kubawa dalam keadaan tanpa busana. Pada waktu itu aku sedang melintasi pepohonan yang ada dl Pesanggrahan Sendang Keramat di Bukit Rongga Bumi. Baraka jatuh tercebur ke sendang itu. Aku tak berani mengambilnya lagi karena pasti akan berurusan dengan Peri Sendang Keramat. Sedangkan Peri Sendang Keramat kuakui mempunyai ilmu lebih tinggi dariku. Maka kutinggalkan saja Baraka disana. Dan ternyata dugaanku benar. Ia akan dihukum gantung oleh Peri Sendang Keramat siang ini juga. Kekalahan ku tempo hari telah tertebus dengan secara tidak langsung.

  • Pendekar Kera Sakti   1368. PESANGGRAHAN SENDANG KERAMAT

    BUKIT Rongga Bumi bertentangan arah dengan Bukit Kayangan. Menurut perkiraan Baraka, ia tidak akan mencapai Bukit Rongga Bumi kalau harus ke Bukit Kayangan menemui gurunya lebih dulu. Sekalipun Pendekar Kera Sakti pergunakan jurus 'Gerak Kilat Dewa Kayangan'-nya yang mampu berlari cepat melebihi kecepatan anak panah itu, tetap saja ia akan tiba di Buki Rongga Bumi menjelang matahari tenggelam jika bertolak dari Bukit Kayangan hari sudah siang."Aku akan ketinggalan acara hukuman gantung itu jika harus ke Bukit Kayangan. Waktunya sudah terlalu siang. Sebaiknya aku langsung saja ke Bukit Rongga Bumi biar tidak ketinggalan acara penggantungan pemuda kembaranku itu!" pikir Baraka sambil membelokkan arah pelariannya.Agar tidak terhalang hambatan lagi Baraka berlari melalui pohon demi pohon. Dengan begitu kemungkinan dihadang orang sangat kecil. Tapi siapa orang yang bisa hindari hambatan yang sudah terjadi dalam garis hidupnya? Sekalipun Pendekar Kera Sakti telah

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status