Share

374. Part 3

last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-18 01:03:29

Sebelum hal itu ditanyakan, Rani Adinda berkata lebih dulu, "Apakah kau tahu, siapa Hantu Putih itu?"

"Aku baru mau tanyakan padamu, apakah Hantu Putih itu benar-benar hantu atau hanya nama julukan saja?"

"Entahlah. Aku tak jelas. Ayahandaku hanya berkata begitu, lalu beliau tak mau bertemu denganku. Bahkan aku tak diizinkan masuk ke dalam kesultanan."

"Mengapa tidak kamu tanyakan kepada gurumu?"

"Sudah. Tapi guruku tak tahu siapa orang yang menggunakan julukan Hantu Putih itu. Menurut Guru, mungkin yang dimaksud Hantu Putih adalah benar-benar hantu atau mayat yang terbungkus kain kafan dan berkeliaran di mana-mana. Tapi menurut dugaanku yang belum tentu benar, Hantu Putih itu nama julukan seseorang."

"Dari mana kau bisa menyimpulkannya begitu?"

"Kabarnya, ayahku sangat benci dengan Hantu Putih, sebab ibuku jatuh sakit karena rindu ingin jumpa si Hantu Putih itu. Bahkan...," Rani Adinda diam sebentar, seperti ada yang perlu dipertimbangkan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pendekar Kera Sakti   1336. Part 11

    Bluuhg...!Perut Sumbaruni menjadi sasaran kedua kaki bertenaga dalam itu. Tubuhnya pun melayang ke belakang namun cepat diatas dengan sentakkan kaki di atas batu. Sentakan kaki itu membuat tubuh Sumbaruni melenting di udara dan bersalto maju satu kali.Wuuuk...! Jleeg...!Sumbaruni mendarat dengan sigap. Kedua kakinya sedikit merenggang, napasnya tertarik panjang untuk atasi rasa mual akibat tendangan tadi. Sedangkan Angin Betina sudah sejak tadi siap mencabut pedang dengan mata angker memandangi lawannya.Sementara itu, Bongkok Sepuh membatin dari kejauhan, "Bocah liar itu punya gerakan cukup hebat. Cepat dan tepat! Sumbaruni bisa tumbang kalau dia meremehkan bocah liar itu."Sumbaruni pun juga membatin, "Agaknya aku tak boleh main-main dengannya. Ia bersungguh-sungguh ingin menuntut balas dan mencelakakan diriku. Benar-benar gadis bodoh! Aku harus memberi pelajaran padanya!"Pedang di punggung Sumbaruni sengaja tidak dicabut. Ia segera me

  • Pendekar Kera Sakti   1335. Part 10

    Apa yang dikhawatirkan Baraka sebenarnya memang telah terjadi. Pertarungan antara Sumbaruni dengan Angin Betina pada mulanya hanya sebatas luapan amarah tak terlalu membahayakan. Sumbaruni memaklumi kemarahan Angin Betina yang belum memahami maksud dan tujuannya dalam melumpuhkan Pendekar Kera Sakti.Pertemuan mereka terjadi setelah Sumbaruni dan Bongkok Sepuh merasa sama-sama kehilangan Baraka dan segera mencarinya bersama pula. Angin Betina kebingungan mencari jejak Sumbaruni. Namun dengan firasatnya akhirnya Sumbaruni ditemukan juga saat hendak menuruni lereng. Tempat sedikit tandus itulah yang dijadikan ajang pertarungan oleh Angin Betina.Serangan sinar putih perak dari Angin Betina menghantam Sumbaruni dari belakang. Tetapi Sumbaruni cepat tanggap akan datangnya bahaya, ia segera melenting ke udara dan bersalto satu kali, sehingga sinar putih perak itu lolos dari tubuhnya.Duaaar...!Sinar itu menghantam sebongkah batu besar di seberang sana. Batu t

  • Pendekar Kera Sakti   1334. Part 9

    "Kalau begitu semua tokoh tingkat tinggi tentunya mengetahui tentang penggunaan ilmu 'Bias Dewa' itu?""Kurasa begitu. Tapi setahuku ilmu tersebut tak bisa dipergunakan oleh Sunti Rahim, sebab dia sudah tidak perawan lagi.""Muridnya yang menggunakannya, Ki. Perawan Tanpa Tanding julukannya.""Pantas! Pasti dia masih gadis, masih perawan, dan... itu sangat berbahaya. Dia akan kalahkan siapa saja dengan ilmu 'Bias Dewa' itu, Baraka. Kau pun tak mungkin bisa tandingi ilmu 'Bias Dewa'. Jadi..., kurasa langkah yang diambil Sumbaruni memang benar, hanya caranya sedikit salah. Kusarankan juga, jangan hadapi murid Sunti Rahim itu, Baraka. Kau bisa ditumbangkannya!"Kemudian Baraka ceritakan masalahnya dengan Bongkok Sepuh sampai ia mencoba menghadapi Perawan Tanpa Tanding dan disambar oleh Sumbaruni, lalu disambar pula oleh Angin Betina. Ki Sonokeling menerawang memandangi dedaunan sambil berkata bagai orang menggumam, "Sebenarnya Setan Arak tak boleh begitu! Ur

  • Pendekar Kera Sakti   1333. Part 8

    Baraka yang tak punya daya dan tak punya akal lagi mencoba mengajak binatang itu untuk bicara, "Duduklah yang sopan. Jangan berdiri terus di situ. Tak ada jeleknya kau menghormati calon korbanmu sebelum kau menyantapnya."Eh, binatang itu benar-benar duduk. Kedua kaki belakangnya dilipat, merapat dengan tanah, kedua kaki depannya ditekuk sebatas persendian. Matanya melirik ke sana-sini dengan gerakan kepala yang lamban. Ekornya berkopat-kapit seakan siap menyabet lalat yang ingin mengganggunya. Dalam hati Baraka merasa heran melihat harimau loreng putih-hitam duduk sesuai perintahnya."Jangan-jangan dia mengerti bahasa manusia? Atau sengaja menikmati wujud calon mangsanya sepuas mungkin baru bertindak”Baraka semakin pasrah. Hanya ada satu harapan, yaitu mengajak bicara binatang itu, siapa tahu bisa dijinakkan dengan kata-kata. Maka, Baraka pun kembali melirik ke kiri."Hahh...!" mata Baraka kalau bisa mendelik pasti akan mendelik, karena harimau lo

  • Pendekar Kera Sakti   1332. Part 7

    Baraka berdebar-debar. "Bagaimana caraku melawannya jika dalam keadaan begini! Oh, sudahlah. Pasrah saja. Mudah-mudahan sekail santap aku langsung mati, jadi untuk santapan berikutnya aku tak rasakan sakit. Mudah-mudahan jangan jempol kakiku lebih dulu yang dicicipinya...!" Baraka membatin dalam ketegangan yang sebenarnya telah hadirkan keringat dingin di keningnya."Hmmmmgggrrr...!" Harimau itu pakai menggumam segala, makin membuat hati Baraka bagai dipermainkan.Wujudnya telah tampak penuh. Menyeramkan sekali. Tubuh harimau loreng itu besar dan mulutnya tampak lebar. Ia melangkah pelan-pelan dengan suara geram dan raungnya yang membuat jantung Baraka seakan-akan sedang diguncang dan dipermainkan.Tiba-tiba dari sisi kanan terdengar suara yang sama."Grraaoowww...!"Baraka membatin, "Wah, ada dua...! Mampuslah aku. Sudah tak dapat bergerak, masih harus dikeroyok dua harimau! Hmmm... selamat tinggal sajalah kepada dunia ini! Kapan-kapan aku datang

  • Pendekar Kera Sakti   1331. Part 6

    "Jangan ke mana-mana. Tetaplah di sini. Aku akan segera kembali setelah menghajar Sumbaruni!" katanya kepada Baraka yang terkapar tanpa daya sedikit pun itu.Namun karena Baraka masih bisa bicara lamban, ia pun berkata, "Jangan lakukan!""Tidak bisa! Sumbaruni yang menyerangmu saat kuintip dari balik semak! Aku melihat sendiri sinar kuningnya kenai pundakmu!""Angin Betina....""Aku hanya sebentar. Jangan ke mana-mana!""Mau ke mana lagi, Tolol! Keadaanku seperti ini jelas tak mungkin ke mana-mana!" ucap Baraka dengan nada kesal namun tak bisa dilampiaskan dengan tekanan semestinya.Angin Betina bangkit. Pedang yang diselipkan di pinggang dicabut bersama sarungnya. Digenggam dengan tangan kiri untuk dicabut sewaktu-waktu, ia bergegas pergi setelah berkata, "Perempuan itu memang layak mendapat pelajaran terberat dariku!""Angin Betina, tunggu dulu!" cegah Baraka."Jangan lakukan pertarungan dengan Sumbaruni!''Kau pikir a

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status