Share

515. Part 12

last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-01 01:03:01

Hatinya membatin. "Nyai Betari Ayu. memang cantik, lembut, dan menggairahkan. Tapi sayang ia bukan Hyun Jelita. Mengapa yang hadir dalam ingatanku hanya wajah Hyun Jelita, bukan wajah Nyai Betari Ayu. Rasa rinduku begitu besar, ingin segera dapat menemukan wanita idaman hatiku yang sering hadir dalam mimpi itu. Tapi di mana aku harus temukan dia? Kalau kutanyakan pada Nyai Betari Ayu apakah pertanyaan itu tidak menyinggung hatinya dan melukai cintanya? Aku tahu, Nyai Betari Ayu cinta sama aku. Tapi Nyai tidak memaksaku untuk membalas. Dia hanya memohon padaku agar aku tidak melarang dirinya untuk tetap mencintaiku sepanjang masa. Ah, perempuan itu sungguh aneh, namun menyenangkan sekali sikapnya."

Kala ia duduk di ayunan itu, adalah hari ketujuh ia berada di lingkungan Perguruan Merpati Wingit. Mestinya siang itu ia baringkan tubuh di atas ranjang berlapis kain lembut. Tapi ia lebih suka duduk merenungi perjalanan hidupnya di taman yang berkesan teduh dan damai itu.

Ke

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pendekar Kera Sakti   1411. Part 20

    Hari sudah malam, hujan makin menderu karena derasnya bertambah. Bocah Sumbaruni tak mau ditinggal Baraka keluar kamar. la minta ditunggui dengan sikap manjanya. la masih ingin berceloteh tentang perasaan hatinya kepada Baraka. Suara celotehnya agak keras sehingga Baraka mengingatkan."Ssst...! Jangan bicara keras-keras. Kurangi suaramu itu, biar tak mengganggu pendengaran Ki Sabarsumo dan istrinya.""Mereka akan merasa senang jika terganggu, karena mereka tak pernah diganggu oleh suara bocah sepertiku. Kau tahu, apa yang dilakukan Ki Sabarsumo kepada istrinya malam ini?""Tentunya mereka beristirahat karena sudah seharian bekerja melayani tamu.""Tidak. Mereka pasti bercengkerama, bermesraan dan saling menemukan kebahagiaan batinnya. Tapi aku... Aku sudah lama tak mendapatkan kebahagiaan batin karena tak pernah ada lelaki yang bisa membangkitkan gairahku. Sekalipun ada, tapi lelaki itu tak mau memuaskan hasrat kerinduanku terhadap sebentuk kebahagiaan ba

  • Pendekar Kera Sakti   1410. Part 19

    Karenanya ketika bocah Sumbaruni ingin berkata tentang siapa sebenarnya yang diajak bicara Ki Sabarsumo itu, Baraka buru-buru alihkan pembicaraan dengan menanyai bocah Sumbaruni, "Apakah kau ingin makan nasi pecel?""Tidak. Sudah kubilang aku sudah kenyang dengan makan ketan goreng ini!" jawab Sumbaruni merasa dongkol karena niatnya bicara dialihkan Baraka.Ki Sabarsumo berkata sambil membersihkan meja samping Baraka, "Apakah dia adikmu, Nak?""Benar, Ki," jawab Baraka secepatnya. "Dia adikku yang paling kucintai.""Kulihat sungguh besar kasih sayangmu kepada seorang adik. Andai kata aku dikaruniai keturunan mungkin anakku yang sulung sudah seusiamu dan anakku yang bungsu sudah seusia adikmu itu. O, ya... siapa nama kalian?""Aku bernama Baraka dan adikku ini bernama Runi," jawab Pendekar Kera Sakti berkesan menutupi jati diri mereka berdua."Apakah kedua orangtua kalian masih ada?""Hmmm... sudah meninggal. Kami hanya hidup berdua sa

  • Pendekar Kera Sakti   1409. Part 18

    Konon hanya beberapa orang saja yang mempunyai ilmu 'Racun Ludah Naga'. Kini dalam keadaan seperti gadis kecil berusia sepuluh tahun, Sumbaruni tidak bisa banyak berbuat apa-apa. Bahkan terkadang jika ia lelah berjalan, Baraka terpaksa harus menggendongnya. Sikap itu dilakukan Baraka agar Sumbaruni tidak patah semangat dan masih mempunyai gairah hidup. Betapa pun tabahnya seseorang jika melihat keadaannya makin hari makin menjadi seperti anak kecil, sudah tentu kekecewaannya begitu besar dan mampu mematahkan semangat hidupnya. Namun karena Sumbaruni selalu didampingi Baraka yang gemar mengalihkan kesedihan dengan bercanda, maka semangat mempertahankan hidup masih menyala-nyala di hati sanubari sahabat Setan Bodong itu.Guntur menggelegar di langit. Awan mendung mulai menutupi mentari sore. Angin berhembus secara alami, bukan karena pengaruh kekuatan gaib apa pun. Hari memang menjadi mendung, sebentar lagi hujan akan turun. Saat itu mereka berdua sudah berada tidak seberapa ja

  • Pendekar Kera Sakti   1408. Part 17

    Orang-orang menyangka Syakuntala mati. Tapi nyatanya tidak. Syakuntala hanya menderita luka bakar yang menghanguskan sekujur tubuhnya. Matanya menjadi merah dan sebagian cambangnya rontok. Kulitnya kian hitam bagaikan disambar petir. la sempat berusaha bangkit, tapi jatuh tersungkur kembali bagaikan kehilangan seluruh tenaganya."Angkat sang Panglima! Larikan dia!" seru saiah satu anak buahnya. Kemudian dua anak buahnya bergegas menyambar tubuh Syakuntala dan membawanya lari meninggalkan Bukit Mata Laut. Anak buah yang lain Ikut-ikutan melarikan diri.Yang terkena ilmu 'Anak Rembulan' tadi disambar oleh temannya dan ikut dibawa larl. Baraka hanya tersenyum memandangi pelarian tersebut dan tidak berminat untuk mengejarnya. Karena ia segera melihat Sumbaruni berubah menjadi lebih kecil dari wujud aslinya."Sumbaruni!" sentak Baraka dengan terkejut dan merasa heran.Batuk Maragam berkata, "Dia terkena racun 'Ludah Naga', tubuhnya akan berangsur-angsur menjad

  • Pendekar Kera Sakti   1407. Part 16

    Syakuntala memainkan jurus rendah. Tangannya berkelebat ke sana-slnl sambil yang kanan pegangi pedang. Gerakan tangan dan tubuhnya yang meliuk-liuk itu menyerupai gerakan seekor naga sedang mende-kati mangsanya. Tapi tiba-tiba Sumbaruni lepaskan jurus 'Anak Rembulan' berupa sinar kuning seperti bintang yang dilemparkan dari tangan kirinya.Ciaaap...!Wuuutt...! Tubuh Syakuntala melentak terbang menghindari sinar kuning itu yang segera menghantam tubuh saiah satu anak buahnya. Tapi dalam gerakan menyentak bagaikan terbang itu, tiba-tiba dari mulut Syakuntala keluar cairan hitam yang diiudahkan.Cuuuih...! Ploook...!Ludah hitam itu kenai leher Sumbaruni walau sudah berusaha untuk dihindari."Ahh...!" Sumbaruni bagaikan mengeluh dan merasa jijik. Namun kejap berikutnya ia jatuh terkulai berlutut karena seperti kehilangan seluruh tulangnya. Tubuh itu segera tertunduk lemas bagaikan tak bisa mengangkat kepala. Lehernya membekas hitam tanpa cairan sedik

  • Pendekar Kera Sakti   1406. Part 15

    Blaaar...! Gelegaaaarrr...!Ledakan dahsyat terjadi dari benturan dua jenis sinar itu. Palupi terpental jauh dari tempatnya, karena jarak pertemuan dua sinar itu lebih dekat dengan dirinya. Sedangkan Syakuntala terpental sekitar tiga tindak ke belakang dalam keadaan jatuh terduduk, tidak seperti Palupi yang terkapar dengan wajah memucat, darah keluar dari mulut dan hidungnya. Ledakan itu timbuikan getaran pada bumi, seakan bukit itu ingin terbelah menjadi dua bagian. Beberapa orang yang ada di situ juga berjatuhan karena guncangan mendadak tersebut.-o0o-Raja Maut memandang dengan tegang, demikian pula yang lain. Ki Argapura berkata kepada Bongkok Sepuh, "Tandu Terbang agaknya telah kehilangan ilmunya cukup banyak sejak menjadi seorang ratu. Berbahaya sekali jika ia nekat bertarung dengan Syakuntala!""Memang. Pertarungan ini tidak seimbang, harus dicegah!"Bongkok Sepuh hendak bergerak maju ke arena, tapi pundaknya segera dicekal ol

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status