Isyana menatap pemuda yang pernah dicintainya. Ingin rasanya dia memeluk pemuda ini untuk menyatakan rasa suka dirinya padanya. Tapi kejadian pemuda ini dengan gadis yang sudah dia anggap adiknya sendiri membuat dia sakit hati. Tidak disangkanya pemuda lugu yang membuat hatinya tertarik ini ternyata tidak selugu yang diperlihatkannya.Rasa sakit hatinya membuat hawa kegelapan yang mati-matian dicegah kemunculannya oleh ibundanya bebas menguasai dirinya. Tubuhnya jadi sedingin es. Tidak ada lagi rasa bahagia yang ada dalam dirinya. Hanya ada hawa kegelapan yang terus menguasainya.Pandangannya terus ke arah pemuda yang tampaknya salah tingkah ini. “Dasar penipu..Aku mati-matian mempertahankan kondisiku yang periang ini agar bisa selalu bersamamu Candaka..Tapi ternyata kamu menyukai gadis lain yang tidak pernah aku sangka. Lebih baik aku kembali menjadi diriku yang dahulu lagi”Pemuda ini menyapanya seakan-akan tidak merasa bersalah. Ingin rasanya dia membu*uh pemuda ini membuatnya kaku
Isyana yang berusaha menyadarkan Gayatri yang tengah diras*ki hawa iblis naga hitam dihadapkan dengan kenyataan pahit yang harus diterimanya dari mulut gadis yang akan ditolongnya ini.“Kamu bilang kalau aku ini cucunya Naga Hitam? Semakin ngawur bicaramu Yatri..Kenapa kamu jadi begini?”, tutur Isyana“Sudah kubilang jangan sok baik Nona Naga Hitam. Kalau kelakuan sudah bus*k ya bus*k saja, tidak usah pura-pura baik hati”, kata Gayatri lagi sambil berkacak pinggang“Habis kesabaranku menghadapimu Yatri..kamu menyebar fitnah dengan mudahnya hanya karena masalah yang tidak bisa kamu atasi”“Aku tidak berdusta. Aku melihat ibundamu membangkitkan Iblis Naga Hitam saat aku berada di Hutan Terlarang. Kalau ibundamu bukan anaknya atau pengikutnya yang setia, kenapa harus membangkitkan Naga Iblis itu?”, jawab Gayatri tidak mau kalah“Sudah cukup bicaramu Yatri..Kamu sudah keterlaluan!”, seru Isyana sambil berusaha mencengkram pundak GayatriSecepat kilat Gayatri menghindari tangkapan tangan I
TraaangggTiba-tiba terdengar suara benturan dua senjata yang kuat. Tampak tongkat Gayatri terpental dari tangannya. Gadis ini tidak habis pikir dengan kejadian yang baru dirasakannya. Kenapa senjatanya bisa terpental dengan mudahnya padahal gadis ini sudah tidak berdaya. Apa yang sebenarnya terjadi? Sejenak gadis ini diam terpaku karena tidak percaya dengan kejadian yang menimpanya.Apa yang dilihatnya membuatnya lebih terkejut lagi. Isyana berdiri di hadapannya dengan wajah sedingin es menyeringai kepadanya. Tangan kanan gadis ini memegang pedang baja berwarna hitam. Tidak salah lagi, itu Pedang Iblis yang katanya sudah lenyap bertahun-tahun yang lalu. Ternyata benar kalau Isyana adalah Pendekar Pedang Iblis yang sempat menghebohkan jagad persilatan.Isyana yang semula tampak sudah tidak berdaya tampak berdiri dengan gagahnya. Tidak tampak kalau dia pernah terluka parah akibat serangan Gayatri. Perlahan-lahan gadis ini mulai ingat dengan masa lalunya yang sangat tidak disangkanya.J
Candaka masih tertidur pulas dalam tidurnya tanpa mengetahui kalau Gayatri sudah menghilang dari Hutan Terlarang yang akan dikunjunginya. Pemuda ini mengalami mimpi lagi mengenai petunjuk keberadaan Kitab Naga setelah sekian lama dia mengalami mimpi yang menyangkut Naga Hitam beserta organisasinya.Pemuda ini terbangun di padang rumput yang luas di tengah terik matahari yang menyoroti tubuhnya. “Aku ada di mana sekarang? Semoga ini bukan mimpi tentang recana jahat Naga Hitam di Turnamen Pendekar lagi. Atau aku memang tidak sedang bermimpi sekarang?, pikirnyaPerlahan-lahan dia membuka matanya yang masih silau oleh terik matahari. Tampak olehnya gunung yang menjulang tinggi di hadapannya. Gunung ini mempunyai lekukan lereng yang menyerupai tiga jari. Candaka tidak asing dengan gunung ini karena sering dilihatnya saat dia berada di Desa Kabut Hitam. “Apa aku ada di kaki pegunungan Tiga Jari sekarang? Tapi kenapa ada padang rumput yang luas di kaki gunung ini?”Candaka berusaha berdiri a
Candaka masih berusaha memahami arti mimpinya kali ini. Tapi semakin dia memikirkan arti mimpinya ini, semakin rasa pening menyerang kepalanya yang juga mulai terasa sakit. Keputusannya memasuki Hutan Terlarang juga belum memberikan titik terang baginya untuk menguraikan arti mimpinya. Tidur dalam mimpi juga bukan keputusan yang membuatnya bisa terbangun di alam nyata. Karena saat terbangun oleh suara dedaunan, dia masih berada di alam mimpinya di Hutan Terlarang.Candaka yang terbangun mulai bergerak hati-hati menyusuri rimbunnya hutan yang sepi ini. “Andai ada makhluk mitos, semoga tidak berbahaya dan bukan pengikut Naga Hitam. Jadi aku aman menjelajahi dalamnya hutan ini”, pikirnya lagi. Pemuda ini terus bergerak melompati akar-akar besar pepohonan yang menjadi landasan berpijaknya menghindari tanah gambut yang penuh air di bawahnya. “Ternyata hutan ini sangat luas sekali. Belum kutemukan jalan keluar ataupun hutan tempat bertemu dengan pengikut Naga Hitam sebelumnya”. Terus saja
Kumalasari masih tertidur nyenyak di tempat tidurnya yang empuk saat Candaka bergegas meninggalkan kamar untuk pergi ke Hutan Terlarang sesuai keinginannya semalam. “Pesan Sup naganya satu”, teriaknya ke pelayan yang lagi sibuk melayani tamu-tamu pendekar yang tersisa di turnamen, saat dia hendak makan pagi dahulu.Tiba-tiba pundaknya ditepuk dengan keras dari belakang. Untung saja dia sedang waspada sehingga tidak terpelanting dari tempat duduknya. “Sahabatku Mahaputra ternyata berhasil keluar dari ruangan khusus turnamen..Hebat..Hebat..!”. Suara itu sangat dia kenal dan benar saja di depannya berdiri pria kekar yang mengalahkannya di turnamen pendekar.“Saudara Moghul...Aku tidak merasa jadi sahabatmu. Kamu telah menjerumuskan aku ke ruangan itu padahal kamu tahu bahayanya”, kesal Candaka“Hahaha..Saudara Mahaputra jangan sakit hati. Aku tidak bermaksud membuatmu kesal. Aku tahu kamu selama dua minggu ini sering memperhatikan pendekar-pendekar yang kalah jadi aku kan ikut membantum
Candaka sudah hendak beranjak meninggalkan Perguruan Tapak Naga, saat dia melihat gadis cantik yang bernama Zhian ini keluar menuju halaman perguruan. “Kesempatan untuk mengorek keterangan dari gadis ini mengenai sosok si Wajah Tirus Drago dan kenapa gadis ini mengetahui mimpiku di Pulau Misterius’, pikirnya mengurungkan niatnya yang hendak ke Hutan Terlarang“Hei..Aku belum memperkenalkan diriku kemarin”, sapa Candaka setelah mendekati gadis iniZhian tampak agak tidak senang melihat kehadiran Candaka. Pesona kecantikannya tidak berkurang dengan wajah tidak senangnya.“Kenapa kamu ke sini? Memangnya apa pentingnya aku mengetahui namamu?”, jawab gadis ini agak ketus. Sangat berbeda dengan Zhian yang sebelumnya banyak bicara dengannya“Aku cuman ingin tahu bagaimana kamu bisa mengetahui keberadaanku dalam mimpi di Pulau Misterius. Itu kan hanya mimpi, bukan kejadian sebenarnya”, tanya Candaka“Oh itu..Kamu penasaran bagaimana aku mengetahuinya?”, gadis ini malahan balik bertanya“Iya..
Untuk mengetahui bagaimana keadaan Gayatri ini, ada baiknya kita kembali ke kejadian dua minggu yang lalu saat gadis ini ditolong bayangan putih tidak dikenal saat dia hendak diserang Isyana yang penuh dendam padanya.Gadis yang dikhawatirkan Candaka ini masih belum sadar sepenuhnya akibat kelelahan yang dihadapinya setelah hawa iblis dalam tubuhnya hilang disertai chi nya yang terserap oleh pedang iblis Isyana. Gadis ini masih dibopong oleh sosok bayangan putih yang tadi menyelamatkannya dari kema*ian.Bayangan putih ini tidak berhenti sama sekali karena khawatir Isyana akan mengejarnya untuk mengh*bisi gadis yang ditolongnya ini. Sosok ini terus berlari memasuki hutan yang gelap tanpa berhenti sama sekali. Hutan yang gelap seakan tidak mempengaruhi penglihatan bayangan putih ini. Tekadnya hanya satu, mereka harus menerobos hutan dan keluar ke arah pegunungan Tiga Jari agar bisa lolos dari kejaran gadis bernama Isyana yang luar biasa kemampuannya dengan Pedang Iblisnya.Kemampuan rin