Share

Gadis Judes

Di sekolah ini Satya cenderung diam dan minder karena sekolah ini termasuk sekolah elite dimana banyak dari siswanya adalah anak dari orang-orang kaya, pejabat pemerintahan dan juga para pengusaha kaya di kota kecil ini, walaupun banyak pula yang datang dari keluarga biasa dan miskin.

Dan selalu saja ada gab dalam pergaulan di antara si kaya dan si miskin.

Anak orang-orang kaya berkumpul dengan anak orang-orang kaya dan anak orang miskin berkumpul dengan sesamanya, walaupun tidak semuanya demikian!

Ada juga anak-anak dari para pejabat dan pengusaha kaya yang nyaman bergaul denan anak-anak miskin dan sebaliknya.

Hari itu setelah jam pelajaran terakhir, Satya beranjak dari duduknya dengan cepat.

Siang ini dia berjanji pada pak Jamin untuk membantunya mencangkul di sawah dan membenarkan galengan (pematang) sawah yang rusak karena sebentar lagi akan memasuki musim tanam padi!

Pak Jamin ini seorang pegawai pemerintah atau pegawai negri, tepatnya adalah seorang guru sekolah dasar di desa itu dan mempunyai lahan pertanian yang cukup luas! Ada kalau sepuluh bahu dan satu bahu bisa terdiri dari lima sampai delapan kedok (kotak-kotak sawah yang di batasi oleh pematang).

Di kabupaten kecil ini tanahnya sangat tandus dan kering! Tak ada tanaman yang bisa tumbuh pada waktu puncak musim kemarau, sehingga petani hanya mengandalkan sawah tadah hujan belaka.

Tanaman padi hanya bisa di lakukan sekali saja dalam setahun sedangkan dalam pancaroba petani menanam kacang-kacangan serta jagung.

Satya segera berlari keluar kelas, karena tampak di ujung koridor sekolah, Bambang dan Hartono sudah berdiri di sana dan menggapai ke arahnya!

Bambang sendiri berada pada jurusan IPS atau A3 (jaman dulu) dan Hartono di jurusan A1 atau Fisika serta Awan di jurusan Biologi (A2).

Satya berlari kecil tanpa memperhatikan kanan dan kirinya...

Dan....

" Brughh !" Terasa tubuhnya menabrak sesuatu yang lembut dan wangi!

Ternyata tubuh Satya sudah menabrak tanpa sengaja seorang gadis yang baru saja keluar dari ruangan kelas.

Gadis itu jatuh dengan sukses dan Satya yang tak bisa mengendalikan dirinya juga jatuh menimpa sang gadis.

Buku-buku berserakan di lantai.

"Kurang ajar!" Terdengar teriakan nyaring di telinga Satya, sehingga membangunkan Satya dari rasa kejutnya.

Ternyata tubuh Satya terjatuh dan menindih sesosok tubuh lembut dan wangi!

Dan dalam kagetnya tanpa sengaja tangan kanan Satya memegang gundukan kecil di depannya.

"Aduh, kurang ajar, sembarangan!" jerit seorang gadis yang masih berada dalam tindihan Satya.

Dan...

"Plak!"

Sebuah tamparan dari tangan mungil telah mampir di pipinya.

Dengan gugup Satya segera bangkit dan berusaha membantu mengumpulkan buku-buku yang berserakan di lantai koridor sekolah itu.

Si gadis tampak mengomel panjang pendek tak karuan yang membuat Satya semakin gugup saja.

"Hmm, berani-beraninya kamu mengganggu gadisku anak desa!" seru seorang pemuda tampan dengan wajah marah seraya menjambak rambut Satya yang sedang ikut membereskan buku-buku yang berserakan itu.

"Maaf..... maaf, tidak sengaja," kata Satya gugup,

karena rambutnya telah di jambak oleh pemuda ini.

Mau tidak mau Satya pun harus berdiri mengikuti arah tarikan dari pemuda tampan ini.

Mereka kemudian bertatapan muka.. Satya segera mengenali pemuda ini yang ternyata adalah Galang! seorang pemuda anak dari pejabat teras di kota ini!

Galang seorang anak muda yang sangat terkenal dan cukup berpengaruh di antara kawan-kawan sebayanya di SMA ini maupun di kota kecil ini.

Satya tau tentang pemuda ini, karena memang seluruh sekolah mengetahuinya!

Dan tidak mudah berurusan dengan pemuda ini.

Mendadak pemuda melayangkan tamparan tangan kanannya kearah pipi Satya!

"Plak...!"

Terdengar suara tamparan yang cukup nyaring ketika telapak tangan Galang membentur pipi kiri dari Satya Wiguna.

Kembali Satya harus menerima tamparan keras di pipinya.

Satya hanya meringis saja menahan tamparan keras dari Galang!

Tampaknya Galang masih belum puas dengan sekali tamparan!

Ketika tangannya bersiap mengayun lagi, tiba-tiba...........

"Mas Galang! jangan lakukan itu Mas!" Terdengar keras tapi merdu dari belakang Galang, sehingga Galang menahan tamparannya.

Keributan ini segera menarik perhatian dari para siswa lain yang melewati lorong tersebut.

Seorang gadis cantik manis segera menggamit tangan Galang dan berusaha menariknya.

"Mas, jangan buat malu keluarga kita!" Seru si gadis.

"Sudah berapa kali Mas berbuat onar!?" Seru si gadis ini merengut marah!

Ya, gadis ini adalah adik sepupu dari Galang. Anak dari tantenya.

Sejak kecil Galang sudah tumbuh bersama dengan gadis ini.

Dan jika sudah merengek, maka Galang langsung luluh hatinya dan menuruti semua keinginan dari sepupunya ini.

Galang sangat menyayangi sepupunya ini.

Usia mereka hanya terpaut beberapa bulan saja dan sekarang ini mereka berada di sekolah yang sama akan tetapi berbeda kelas, mereka sama-sama kelas tiga SMA.

Dibawah gamitan adik sepupunya ini, Galang akhirnya meninggalkan Satya dengan pandangan mengancam pada sang pemuda.

Sedangan si gadis yang di tabrak oleh Satya masih tampak tidak puas!

Wajahnya masih tersirat rasa marah, mulutnya masih saja manyun dan mengomel tidak karuan.

"Awas ya, lain kali akan aku adukan pada kepala sekolah. Biar kamu di keluarkan dari sekolah ini!" ancam gadis ini!

Ya, gadis ini adalah gadis tercantik di sekolah ini! banyak dari cowok-cowok yang suka padanya dan mempergunjingkan gadis ini di belakangnya! Akan tetapi mereka takut untuk mendekati gadis ini.

Hanya anak orang-orang kaya dan berpengaruh di kota ini saja yang berani bergaul dan mendekati gadis judes ini.

Gadis ini bernama Ratih Wibowo, anak dari ketua DPRD kota ini yaitu pak Wibowo.

Satya pun tahu akan halnya Ratih, gadis tercantik dan terjudes di sekolah ini.

Dan Satya sebenarnya pun tidak perduli dan tidak mau tahu.

Akan tetapi takdir berkata lain! Dia harus berurusan dengan gadis ini..

"Maaf, maaf !" Tak henti-hentinya Satya mengucap kata maaf.

Jika sampai dia benar-benar di keluarkan dari sekolah ini, sungguh kasihan ibu yang membanting tulang memenuhi kebutuhan nya dan menyekolahkannya.

Setelah Ratih pergi, Hartono dan Bambang entah sudah sejak kapan sudah menggamitnya dan mengajaknya melangkah meninggalkan sekolah mereka.

***

Setelah sampai di rumah, Satya segera berganti kaus oblong lusuh yang sudah bolong-bolong dan kusam dan bercelana hitam selutut.

Usai makan siang seadanya, dengan nasi putih, sambal dan ikan asin, dia segera berlarian cepat menuju ke rumah Pak Jamin di gang belakang rumahnya melewati gerumbul pohon bambu dimana dia pernah mempermainkan Banaspati bersama Bambang!

Dan sejak kejadian itu memang Satya tidak pernah lagi menjumpai banaspati di tempat ini. mungkin makhluk-makhluk itu telah ketakutan terhadap Satya Wiguna.

Rumah Pak Jamin ini kurang lebih seratusan meter saja dari gerumbul pohon bambu itu.

Sesampai di halaman rumah Pak Jamin.

Ternyata Pak Jamin sudah bersiap-siap berangkat dengan memanggul cangkul di pundaknya.

pak jamin nampak tersenyum ketika melihat kedatangan Satya Wiguna yang berlari tergopoh-gopoh menghampiri laki-laki tengah baya ini

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Brmgun Drrrk
itulah orang orang yg menerapkan ilmu padi.. merendah bukan berarti kalah... salut buat Satya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status