Home / Pendekar / Pendekar Pedang Darah / Jenius Puncak Petir, Xiao Ling'er

Share

Jenius Puncak Petir, Xiao Ling'er

Author: Wang Yuxiu
last update Last Updated: 2025-07-18 06:26:35

"Pertarungan selanjutnya. Chen Xuan dari Puncak Bambu Hitam, melawan Xiao Ling'er dari Puncak Petir." ujar Tetua Duan Mu, mengumumkan.

Di tepi arena pertarungan, Chen Xuan mengepalkan kedua tinjunya dengan sangat kuat. Lagi-lagi telapak tangannya terluka, akibat kukunya yang sedikit panjang menembus telapak tangan yang terkepal.

'Duan Mu ... aku pasti akan mencari bukti kebusukan yang telah kau perbuat!' gumam Chen Xuan di dalam hatinya.

Di sudut lain, Xiao Ling'er tengah berjalan memasuki arena pertarungan.

Begitu juga dengan Chen Xuan yang perlahan berjalan memasuki arena pertarungan, tetapi pandangannya terus tertuju kepada Tetua Duan Mu yang tengah berdiri di atas panggung para Tetua.

"Xuan, jangan menahan diri!" kata Xiao Ling'er sembari menggambar senyum di kedua sudut bibirnya.

"Ah, baiklah, Ling'er." jawab Chen Xuan.

Namun, bayang-bayang kenangan bersama kedua orang tuanya, dan semasa kecilnya ketika tumbuh dewasa di Desa Embun Pagi terus menerus terlintas di pikirannya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pendekar Pedang Darah   Raja Tempur

    "Tetua Zhu, kenapa kau menyembunyikannya dariku!" ucap Hua Jin dengan sangat marah."Ranah ekstrim? Mohon maaf Ketua, aku juga tidak tahu sama sekali!" jawab Zhu Ya.Ledakan!Petir menyambar dengan sangat dahsyat, menghujani lapangan Halaman Dalam dengan guntur. Awan menjadi begitu gelap, membawakan suasana yang begitu mencekik.Awan kelabu membuat pusaran di langit. Pusaran besar, semakin kecil dan semakin kecil lagi. Gemuruh guntur menyayat hati, cahaya kilat menyala-nyala di balik awan kelabu."Ada apa ini?" ujar Luo Tian. Pandangannya terangkat tinggi menatap langit, kedua matanya terbuka lebar, perasaannya di penuhi rasa cemas.Tetua Puncak Teratai, Hao Xiong maju selangkah ke depan. "Petir ini ... ini seperti petaka guntur surgawi!" kata Tetua Hao Xiong dengan sangat serius. Kedua matanya menatap gemuruh guntur yang cahayanya menyala-nyala di balik awan kelabu."Petaka guntur surgawi! Ba— bagaimana mungkin!" ucap Tetua Han Yue dengan sangat begitu terkejut.Bahkan setelah petir

  • Pendekar Pedang Darah   Pertarungan

    'Pergilah, beri pelajaran bocah tak tahu diri itu!' kata Duan Mu kepada Luo Tian menggunakan teknik telepatinya.Luo Tian tersenyum, 'Baik Guru!' jawab Luo Tian. Kedua matanya menatap Chen Xuan dengan tajam.Namun, cahaya biru berkelebat di langit. Chen Xuan melesat menggunakan langkah kilatnya, ia pun seketika telah berada tepat di samping Luo Tian. Tetapi, di saat ia menghunuskan pedangnya kepada Luo Tian. Pergerakannya disadari oleh tetua Duan Mu.Dengan cepat Tetua Duan Mu pun menghentikan aksi Chen Xuan.Tring!Benturan dua bilah pedang yang begitu nyaring. Membuat semua orang begitu terkejut atas serangan tiba-tiba yang di lancarkan oleh Chen Xuan."Xuan, apa yang kau lakukan!" teriak Zhu Ya dari atas panggung. Sangat begitu kaget.Wajah Hua Yun seolah-olah terbangun, kedua matanya terbuka lebar, sangat terkejut. "Ada apa dengan Chen Xuan ... apakah dia ....!"Saat itu, Hua Yun telah menyadari perasaan Chen Xuan terhadapnya. Di mulai dari perubahan sikap Chen Xuan terhadap Hua Y

  • Pendekar Pedang Darah   Dasar sampah

    "Omong kosong!" teriak Duan Mu dengan suaranya yang lantang, "Atas dasar apa dia menerima Pedang Dewa Petir, jika kau tidak menginginkan pedang itu, berikan saja kepada muridku, Luo Tian!" kata Duan Mu sangat kesal.Tetua Han Yue pun berbicara, "Ling'er, apakah kamu yakin?" tanya Tetua Han Yue. Ketika ia berbicara, ia sedikit memiringkan kepalanya, nampak bertanya dengan sangat serius.Suasana di tempat itu seketika menjadi kacau. Semua orang saling berbicara satu sama lain, merasa Xiao Ling'er terlalu melebih-lebihkan."Dia kalah dari senior Ling'er, bagaimana mungkin bocah itu memenuhi syarat untuk mendapatkan Pedang Dewa." kata seorang murid Sekte Awan Biru."Ya, kamu benar, bocah itu terlalu lemah untuk mendapatkan pedang dewa!"Namun, Xiao Ling'er kembali berkata, "Aku benar-benar telah membulatkan keinginanku, di dalam hidup ini aku hanya akan satu kali memilih seorang laki-laki, dan Chen Xuan adalah pilihanku." tegas Xiao Ling'er sembari mengibaskan gaun putihnya."Se— senior L

  • Pendekar Pedang Darah   Aku akan membunuhmu

    "Yun'er, Xuan, ayo kita berangkat!" ajak Zhu Ya.Dua hari telah berlalu, dan hari ini adalah hari di mana penyerahan hadiah juara kompetisi Puncak Gunung, dan gelar sepuluh murid terbaik Sekte Awan Biru akan di laksanakan.Zhu Ya, sebagai tetua dari salah satu puncak Gunung tentu harus menghadiri upacara penyerahan hadiah dan gelar tersebut. Tetapi ia tidak berangkat sendirian, ia di temani oleh Chen Xuan dan juga Hua Yun. Zhu Ya pun membawa Chen Xuan dan juga Hua Yun terbang di udara.Halaman depan Sekte Awan Biru yang berada di Puncak Awan penuh sesak. Semua orang telah berkumpul di halaman. Di atas panggung, sembilan murid terbaik telah berkumpul, dan yang terakhir adalah Hua Yun, yang berhasil menjadi peringkat delapan murid terbaik tahun ini."Lihat, Senior Hua Yun sudah datang!" ucap salah satu murid Sekte Awan Biru. Menunjuk Hua Yun yang baru saja tiba dan mendarat di halaman depan Sekte Awan Biru, dengan penuh kharisma dan kecantikannya.Suasana yang sangat meriah, semua orang

  • Pendekar Pedang Darah   Hutan Bambu Hitam

    "Kau sudah bangun, Xuan!" kata Zhu Ya. Baru saja datang ke kamar tempat Chen Xuan berada.Kedatangannya membuat Chen Xuan, Chen Ling, dan juga Fan Hao mengangkat kepalanya. Kemudian mereka menundukkan kepalanya memberi hormat kepada Zhu Ya."Guru!" kata Chen Xuan."Hm, baguslah kamu sudah bangun, tapi ...." kata Zhu Ya menggantung ucapannya. Ia segera memalingkan pandangannya kepada Fan Hao dan Juga Chen Ling."Apakah benar yang di katakan dua saudara kecil ini tentang Tetua Duan Mu?" tanya Zhu Ya sangat serius.Fan Hao dan juga Chen Ling pun kembali membungkuk, kemudian Fan Hao berkata, "Benar Tetua Zhu, aku memergoki tetua Duan Mu tengah berbicara dengan sosok misterius. Tetapi aku tidak tahu apa yang sebenarnya mereka bicarakan, aku hanya mendengar samar tentang pembantaian Desa Embun Pagi." kata Fan Hao menjelaskan.'Hm, pada saat pertemuan semua tetua Puncak Gunung, Tetua Duan Mu memang tidak ikut dalam pertemuan tersebut, apakah dia benar-benar bersangkutan dengan tragedi Desa E

  • Pendekar Pedang Darah   Tiga bersaudara

    "Hua Yun!" ucap Chen Xuan. Ia begitu terkejut, tetapi nada bicaranya masih rendah dan lemah.Hua Yun menangis tersedu-sedu sembari memeluk Chen Xuan, "Syukurlah kamu telah sadarkan diri, adik." kata Hua Yun.Namun, Chen Xuan hanya bungkam dalam diam, bahkan membuang wajah ke samping. Di dalam hatinya, ia sangat merasa senang atas kehadiran Hua Yun, merasa senang karna Hua Yun masih memperdulikannya, perasaan itu masih melekat di dalam hatinya.Namun, ketika ia melihat Hua Yun, rasa sakit itu semakin menjadi-jadi, disaat ia mengingat ketika Hua Yun mengatakan bahwa Luo Tian adalah kekasihnya.Hua Yun melepaskan pelukannya, "Adik, kamu ... sejak kapan kamu berani memanggil aku seperti itu?!" tanya Hua Yun dengan kesal. Tatapannya tajam, kedua tangan menyilang di bawah dua puncak kembarnya yang menjulang tinggi."Ahh, tidak ... Aku ...." Chen Xuan menggantung ucapannya.Hua Yun segera memotong perkataan Chen Xuan, "Sepertinya ada yang salah denganmu, adik!" kata Hua Yun. Ia memegang kepa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status