Wanita cantik berparas dingin menatapnya dalam diam. Tetapi dari sorot matanya memancarkan niat membunuh yang begitu besar, seolah-olah ribuan pedang telah siap untuk menyerangnya. Dalam penuh rasa kebingungan, Chen Xuan pun bangkit dari tempat duduknya yang saat itu tengah duduk di tempat tidur, tetapi pandangannya tak pernah terlepas menatap wanita di hadapannya dengan tatapan waspada. "Di mana gadis itu?" tanya Chen Xuan dengan nadanya yang dingin dan sangat waspada. Tatapannya semakin tajam, bahkan ia pun segera mengeluarkan pedangnya. Tanpa sedikitpun tanda-tanda. Sebuah angin tiba-tiba menghantam pergelangan tangan Chen Xuan, membuat pedangnya pun seketika terlepas dari tangannya dan terjatuh. Saking terkejutnya, pandangannya dengan cepat melihat pedang yang tergelatak di atas lantai keramik hitam, tetapi ia segera kembali memusatkan perhatiannya kepada wanita di depannya. Entah kapan dia bergerak. Wanita itu tiba-tiba telah berada di depan Chen Xuan, bahkan jarak antara
Saat itu, entah apa yang sebenarnya terjadi, Chen Xuan baru saja terbangun, ia pun bangkit kemudian duduk. Tetapi yang anehnya, saat itu ia berada di ruangan yang sangat begitu megah. Duduk di atas tempat tidur dengan kain keemasan, tirai merah emas terdorong ke samping kiri dan kanan, benar-benar seperti tempat tidur seorang ratu. Di dalam ruangan, semuanya tertata rapih, pernak-pernik barang-barang memenuhi setiap dinding kamar yang terbuat dari lapisan batu giok berelemen api. Di tengah ruangan, lampu kristal cukup besar, mengeluarkan cahaya yang sangat terang menerangi seisi ruangan. "Di— di mana ini?" ujar Chen Xuan, sebelah tangannya memegangi kepalanya yang terasa sakit, tetapi kedua bola matanya seketika membola bulat, sangat begitu khawatir di saat ia menyadari Xiao Ling'er yang tak ada di sisinya, "Oh, tidak! Ling'er!" kata Chen Xuan, panik. Krekk! Baru saja Chen Xuan bangkit berdiri dari tempat tidurnya, tiba-tiba pintu kamar terbuka perlahan. Diiringi dengan gaun m
Raungan! Chen Xuan bersama Xiao Ling'er pun tiba di sebuah hutan yang gelap, di dalam gunung hitam yang kelabu. Namun, mereka harus segera turun dari ketinggian, di saat suara raungan yang menggetarkan hutan terdengar. "Tempat ini tidak sederhana!" kata Chen Xuan, "Berhati-hatilah, Ling'er! Jangan jauh-jauh dariku!" sambung Chen Xuan, ia pun segera menarik tangan Xiao Ling'er. Xiao Ling'er tak berkata sepatah katapun, ia hanya tersenyum sembari menganggukkan kepalanya. Tidak ada kata lain yang dapat menjelaskan Xiao Ling'er saat itu, dalam hatinya, ia hanya merasa bahagia. Tidak perduli suasana apapun yang tengah terjadi, selama ia bersama dengan Chen Xuan, hanya kebahagiaan dan rasa senang yang dapat menggambarkan perasaannya. Seolah-olah, rasa takut, cemas, itu telah lama mati. Chen Xuan pun berjalan memegang tangan Xiao Ling'er yang berjalan di belakangnya. Mereka pun menyusuri hutan, langkah mereka sangat begitu berhati-hati, pandangan Chen Xuan dan juga Xiao Ling'er tidak
Sangkar bunga kristal perlahan memudar. Terlihat Xiao Ling'er yang masih tertidur di atas tubuh Chen Xuan, tetapi pakaiannya masih berantakan. Setelah satu malam mereka melakukan itu, akhirnya pagi hari pun tiba. Chen Xuan nampak tengah mengelus-elus halus rambut hitam Xiao Ling'er yang lurus. "Dasar gadis bodoh!" kata Chen Xuan, tetapi ekspresi wajahnya terlihat bahagia. Ternyata, Xiao Ling'er juga telah bangun. Tetapi ia tidak ingin melepaskan dekapannya terhadap Chen Xuan, bahkan sedikitpun tidak ingin. Ia terus memejamkan matanya, kedua tangannya melilit tubuh Chen Xuan seperti ular. Tapi yang lebih menggodanya, kedua belahan puncak kembarnya yang tertekan di antara dada Chen Xuan. itu benar-benar sempurna. "Ling'er! Bangunlah! Kita harus melanjutkan perjalanan! ucap Chen Xuan, berbisik di telinganya. Akhirnya Xiao Ling'er pun terbangun. Ia pun tersenyum ketika kedua matanya perlahan terbuka, ia menyaksikan Chen Xuan yang nampak sangat senang saat itu. Saat itu, di pagi
Saat itu, Chen Xuan bersama Xiao Ling'er pun tiba di tepi sungai. Tetapi seluruh air di sungai sangat begitu aneh, di mana air itu berwarna merah seperti darah. Beberapa kali Xiao Ling'er memastikannya, tetapi di saat ia mencelupkan sebelah tangannya ke dalam air, itu benar-benar darah, bahkan bau amis darah segar masih begitu pekat. "Ini benar-benar darah!" kata Xiao Ling'er, rendah. "Berhati-hatilah, kita harus selalu waspada, Ling'er. Biar bagaimanapun, tempat ini adalah Medan Perang Kuno!" ujar Chen Xuan. Di saat ia berbicara, ia berjalan ke depan, melihat sebuah bukit kelabu di kejauhan. "Ling'er! Bagaimana kondisimu?" Chen Xuan bertanya, tetapi ia tak berani menatap Xiao Ling'er, melainkan berdiri di depannya dengan tubuh yang membelakangi Xiao Ling'er. Xiao Ling'er pun berjalan anggun, hingga ia pun berdiri bersisian di samping Chen Xuan. Dengan cepat Xiao Ling'er pun menggandeng tangan Chen Xuan. Dan ia pun berbicara. "Lumayan, hanya perlu sedikit waktu lagi untuk mem
"Ternyata wanita itu seorang praktisi Raja Tempur bintang 5," Ucap Lan Huo, terkejut. Kedua matanya terbelalak menatap Xiao Ling'er yang tengah berjalan ke depan dengan perlahan. "Li— Ling'er!" panggil Chen Xuan. Sebelah tangannya terangkat, tak ingin Xiao Ling'er mengambil langkah itu. Namun Xiao Ling'er sedikit memalingkan wajah, menoleh ke arah Chen Xuan, ia pun tersenyum tipis lalu berkata, "Tenang saja! Kekasihmu ini bukanlah wanita yang lemah!" ucap Xiao Ling'er, segaris senyuman masih menggantung. Tanpa sadar, Chen Xuan melupakan bara dendam yang membakar dada. Dia menghela nafas panjang, kemudian berbicara, "Selesaikan dengan cepat, Ling'er!" Mendengar ucapan yang keluar dari mulut Chen Xuan, seolah-olah semangat api pertempuran tiba-tiba berkobar begitu hebat. Xiao Ling'er yang diliputi oleh semangat pertarungan, ia pun segera mengibaskan pedangnya. Dari kibasan pedang itu, membuat duri, duri, kristal es bermunculan, mengeluarkan suara, "Krak! Krak! Krak!" Segera Xiao Li