Share

214. Tidak Bisa Diselamatkan Lagi

Sontak, semua orang desa berlari sambil membawa kentongan. Beberapa perempuan juga ikut lari, tapi sisanya tetap di desa untuk menjaga tiga kawan Arka.

“Kita di sini saja, Soka. Biarkan Lurah Ando yang memimpin mereka. Beliau orang sakti mandraguna. Jangan lupa, beliau juga anak kandung dari juru kunci gunung Arjuno.”

Sepuluh menit berlalu dan para warga menggotong jasad Arka. Matanya masih terbuka, tapi nyawanya sudah tiada. Mbok Walijah keluar dari gubuknya dengan mata nanar. Tangis air matanya tak berhenti menetes.

Beberapa kali Mbok Walijah memastikan cucunya hidup atau mati. Naas, Arka sudah tidak bernafas lagi. Denyut nadi di lehernya juga tidak terasa. Hanya saja, mata Arka masih terbelalak.

Lurah Ando mengusap wajah Arka dan menutup matanya. Tetap tidak bisa. Hingga percobaan ketiga, barulah mata Arka bisa tertutup dan sore nanti akan diadakan sesi pemakaman.

“Bagaimana nasibku nanti? Apa aku harus berakhir seperti cucu Mbok Walijah?”

Asoka bertanya-tanya dalam hati. Masalahny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status