Share

215. Sepele, Tapi Fatal

Asoka ikut menuju liang kubur dan melihat prosesi penggalian makam. Seluruh warga desa ingin memastikan siapa yang dimakamkan tiga hari lalu. Malam itu juga, para warga menggali makam dengan gotong royong.

Semua terkejut saat makam terbuka. Ternyata bukan mayat Artka, itu hanyalah gedebog pisang yang terikat. Ando segera berlari menuju lumbung dan mempersilakan Arka kembali ke rumah.

Arka memeluk neneknya. Dia menangis haru dan hampir satu menit mereka berpelukan. Sementara di luar, para warga sudah menunggu cerita dari Arka. Lelaki itu keluar dan duduk di tikar lebar yang digelar di depan rumahnya. Tiga kawan pendakinya juga ikut menyimak.

“Saat aku kencing, ada seseorang tua dengan jenggot menjuntai sampai ke tanah menatapku marah. Ketika mata kami bertatapan, tiba-tiba aku pingsan dan tidak tahu ada di mana.”

Setelah bangun, Arka mendapati teman-temannya bergerombol. Mereka memasang wajah cemas. Tapi untuk kedua kalinya, Arka menuju pohon tempatnya kencing. Semua di luar kontrol Ar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status