Share

Bab 39_ Dongeng Tabib Jia

Silir angin di senja hari membuat dedaunan di pohon rindang itu tak berhenti menari. Suara daun bergesekan mesra menjadi melodi menenangkan pemudar letih usai menunaikan rutinitas monoton seharian. Belum lagi jika menghirup aroma khas pohon yang berbeda dari wewangian lainnya. Namun, tampaknya semua itu tidak berefek apa pun pada perempuan yang sedang mondar-mandir di bawahnya.

Wajah perempuan di bawah pohon gaharu itu begitu rumit. Kedua alisnya bahkan bersikukuh tak mau dipisahkan. Sejak tadi mulutnya pun komat-kamit seperti merapal mantra.

"Jia Li."

"Yang Zhi! Apa yang membuatmu begitu lama? Aku hampir mati menunggumu datang. Bukankah di kertas itu aku memintamu datang sore hari? Mengapa baru datang setelah matahari tenggelam?"

Yang Zhi bergeming. Setumpuk tanya yang memenuhi kepalanya terkait maksud Tabib Jia memberikan pesan tadi pagi hanya berakhir dengan kepeningan saja. Memangnya apa yang bisa diucapkan laki-laki jika perempuan sudah memborong segala kata?

"Yang Zhi! Mengapa k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status