Share

4. Panglima Long Feng

Semua pasang mata yang ada di ruang pertemuan menatap tajam ke arah orang asing yang sepertinya berasal dari golongan bangsawan itu. Lelaki tersebut memiliki perawakan yang tinggi dan tegap dengan pakaian khas orang kerajaan yang didominasi warna emas. Dari caranya masuk ke dalam ruangan tanpa mengetuk atau membuka pintu, mendadak muncul begitu saja tanpa ada satu pun orang yang tahu dari mana, jelas menunjukkan bahwa ia bukan orang sembarangan.

"Siapa kau berani masuk ke sini tanpa izin?" bentak Dong Wei sambil berdiri.

"Tenang. Aku datang membawa kabar baik untuk kalian," jawab orang asing itu sambil berjalan santai ke arah sebuah kursi. 

Tanpa ragu lelaki itu langsung duduk sebelum dipersilakan. Tidak ada gurat takut sedikit pun di wajahnya. Bahkan ia terkesan sedang menantang orang-orang yang ada di dalam ruangan dengan memandang mereka satu per satu.

Tak ayal tingkah lelaki asing yang begitu congkak dan tidak tahu sopan santun itu membuat tangan orang-orang Aliansi Jing Quo gatal ingin menyerangnya. Mereka memberikan tatapan yang sangat tajam, nyaris tanpa berkedip.

"Aku tidak tahan lagi!" ucap salah seorang ketua sekte yang secara tiba-tiba melakukan penyerangan. Ia melemparkan rantai yang ujungnya terdapat golok besar yang tampak sangat tajam. Secepat kilat golok itu menyasar tamu asing yang tidak diundang. 

Brak!

Sebuah kursi kayu remuk menjadi patahan-patahan kecil yang berhamburan. Benar, golok yang dilempar Ju Shen bukannya menghujam tubuh orang yang diincar, melainkan hanya menghancurkan kursi yang sebelumnya diduduki oleh orang asing itu.

Semua orang cukup terkejut dengan aksi tamu asing yang mampu menghindar meski serangan Ju Shen begitu cepat. Mata mereka pun kemudian mencari di mana tamu asing itu berada. Seketika itu pula keterkejutan para anggota Aliansi Jing Quo mencapai batas tertinggi lantaran melihat si tamu asing sudah mengalungkan pedangnya ke leher Ju Shen.

Ju Shen mati kutu! Ia tidak berani bergerak karena tahu benar kalau pedang yang menempel di lehernya sangat tajam.

"Orang ini! Siapa dia? Kenapa serangannya sangat tidak terduga seperti ..." ucap Wang Weo dalam hati. 

"Tenanglah, aku tidak akan mengganggu pertemuan kalian. Sebaliknya, aku datang sebagai sekutu," ucap orang asing itu sambil menarik pedangnya tanpa menggores leher Ju Shen. Membuat ketua dari Sekte Golok Beracun yang tadi berwajah pucat seperti melihat malaikat maut, kini bisa bernapas lagi. Ju Shen pun berdeham untuk melegakan tenggorokannya yang tadi terancam akan putus.

"Aku adalah Panglima Long Feng. Orang yang memimpin pasukan Kerajaan Haidong." 

Mendengar perkenalan singkat dari tamu asing itu, orang-orang Aliansi Jing Quo menoleh ke kiri dan ke kanan, saling memandang dengan tatapan tidak percaya. Mereka juga saling berbisik, meragukan kebenaran dari ucapan Long Feng. 

Pikir mereka, jika memang Long Feng adalah panglima kerajaan, tentulah ia datang membawa banyak pasukan untuk menangkap semua orang yang hadir dalam pertemuan rahasia para petinggi sekte aliran hitam itu. Bukan malah datang menawarkan bantuan. Selain itu, yang mereka tahu, panglima kerajaan bernama Lin Dan. Bukan Long Feng!

"Mungkin kalian belum mengenalku. Aku baru saja diangkat sebagai panglima di Kerajaan Haidong, menggantikan Panglima Lin Dan. Sebenarnya sikap kalian ini sedikit menyinggungku. Tapi tidak masalah. Aku telah mengampuni wawasan kalian yang payah."

"Kurang ajar!" pekik Liu Yang, ketua Sekte Bambu Hitam, sambil berdiri. Darahnya mendidih melihat tingkah Long Feng yang semakin di atas angin.

"Tsut! Aku tahu siapa kalian semua. Terutama kau Wang Weo, orang yang sangat berambisi memiliki Kitab Naga Bertuah agar menjadi pendekar pedang tanpa tanding!" imbuhnya sambil menatap tajam ke arah Wang Weo.

Wang Weo tetap diam dengan ekspresi wajah yang cenderung konstan. Tidak seperti ketua dari sekte lain, Wang Weo memang tidak begitu reaktif dengan kelakuan Long Feng. Ia hanya diam membiarkan Long Feng menuntaskan maksudnya.

"Asal kalian tahu, hanya aku yang bisa membantu kalian memusnahkan Sekte Teratai Putih. Kenapa? Karena aku adalah pendekar dari Sekte Teratai Putih!" ujar Long Feng yang menepuk dadanya berulang-ulang.

Semua pasang mata yang sebelumnya mengintai tajam gerak-gerik Long Feng, kini tampak terbelalak. Bahkan ada anggota aliansi yang matanya nyaris keluar karena kaget.

"Mengapa kami harus percaya pada bualanmu?" tanya Dong Wei menelisik. 

Semuanya menjadi semakin tidak masuk akal. Pertama, Long Feng mengaku sebagai panglima kerajaan. Kedua, orang angkuh itu mengaku sebagai bagian dari Sekte Teratai Putih. Logikanya, Long Feng memiliki alasan sempurna untuk menyerang Aliansi Jing Quo. Akan tetapi, lelaki itu justru datang sebagai sekutu.

Long Feng tersenyum miring. Ia tidak menjelaskan apa-apa. Namun, Long Feng menunjukkan jati dirinya dengan menggunakan jurus teleportasi. 

Long Feng berhasil membuat orang-orang melirik bahkan menoleh ke kanan dan ke kiri demi melihat perpindahan posisi dari lelaki itu, yang dilakukan tanpa menempuh jarak yang ada. Long Feng berpindah-pindah dengan sangat cepat. Awalnya berpindah ke belakang Wang Weo, lalu tiba-tiba berada di samping pintu. Lantas berpindah lagi hingga beberapa kali. Terakhir, Long Feng berdiri di atas meja pertemuan.

"Bagaimana? Masih tidak percaya?" seru Long Feng yang berkacak pinggang di tengah-tengah para anggota aliansi.

Sudah tentu jika aksi Long Feng berhasil membuat orang-orang tertegun, bahkan hingga ternganga mulutnya. Semua orang tahu, jurus teleportasi hanya dimiliki oleh pendekar yang menjadi anggota Sekte Teratai Putih. Tidak ada alasan lagi bagi anggota Aliansi Jing Quo untuk tidak percaya pada lelaki yang kini melompat turun dari atas meja.

Plok! Plok! Plok!

Wang Weo bertepuk tangan sambil berdiri dari tempat duduknya. Ia yang sejak kemunculan Long Feng telah menduga kalau lelaki itu berasal dari Sekte Teratai Putih, sekarang tersenyum lebar. Wang Weo melihat peluang emas untuk mendapatkan informasi yang bisa digunakan untuk mengalahkan Sekte Teratai Putih.

"Saya ketua dari Aliansi Jing Quo memberi hormat pada Panglima Long Feng," kata Wang Weo sambil membungkukkan badan. 

Hal itu jelas membuat para anggotanya mengerutkan kening. Sebagai ketua, tentu saja Wang Weo menjadi panutan. Tapi para ketua dari sekte aliran hitam itu tidak sudi merendahkan diri dengan memberi hormat pada Long Feng yang sejak awal sudah memancing amarah mereka.

"Apa yang kalian lakukan? Ayo berikan hormat pada Panglima Long Feng!" seru Wang Weo menunjukkan tatapan mengintimidasi. Maka, dengan terpaksa para anggota Aliansi Jing Quo serempak berdiri dan membungkukkan badan.

"Hahaha, bagus-bagus. Kalian masih tahu diri. Duduklah, hormat kalian aku terima. Tenang saja, dengan bantuanku, kalian akan mampu menyingkirkan Sekte Teratai Putih dari Haidong. Aku akan memberi tahu rahasia penting dari Sekte Teratai Putih. Tentunya dengan syarat!" tutur Long Feng merasa di atas angin karena berpikir aliansi sekte hitam telah berada dalam kendalinya.

"Apa syarat yang kau ajukan?" tanya Dong Wei memicingkan mata. Ia bisa melihat, sejak awal Long Feng memiliki maksud tertentu. Lelaki itu hanya ingin memanfaatkan Aliansi Jing Quo saja.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status