Share

5. Pedang Dewa Iblis

"Mudah sekali! Setelah Sekte Teratai Putih disingkirkan, kalian harus membantuku naik tahta. Melengserkan kaisar yang sekarang," ujar Long Feng tanpa basa-basi lagi.

Sudah barang tentu jika permintaan Long Feng membuat para anggota Aliansi Jing Quo mengumpat dalam batin. Ternyata memang benar, Long Feng datang hanya untuk menjadikan mereka boneka demi bisa merebut kekuasaan dari Kaisar Han Chen.

Mereka pun hanya diam dengan darah mendidih. Tidak memberikan tanggapan mengingat ini adalah satu-satunya kesempatan bagi mereka untuk mengetahui kelemahan Sekte Teratai Putih. Jika mereka menolak begitu saja, sampai kiamat pun mereka tidak akan pernah bisa mengalahkan Patriark Yong Yuwen dan para penduduk Jinchang. Akan tetapi, tidak mungkin pula mereka mengiyakan syarat yang diberikan Long Feng.

Masalahnya, syarat tersebut bertentangan dengan hasil diskusi yang sudah disepakati oleh Aliansi Jing Quo. Mereka sudah memutuskan bahwa Wang Weo yang akan menjadi kaisar jika Sekte Teratai Putih berhasil dimusnahkan dan tahta Kaisar Han Chen berhasil direbut.

Pada akhirnya setelah beberapa lama mereka bungkam menunggu sang ketua yang tidak kunjung angkat bicara, semua mata langsung mengarah pada Wang Weo. Mendesaknya untuk lekas memberikan tanggapan.

"Jika itu syaratnya, kami akan membantu Panglima melengserkan Kaisar Han Chen dan menjadikan Panglima sebagai pemimpin baru di Haidong!" jawab Wang Weo dengan senyum pelit.

Sontak saja hal itu membuat semua anggota Aliansi Jing Quo terheran-heran. Beberapa orang saling berbisik, bergumam perihal keputusan Wang Weo yang dinilai sepihak dan mengingkari keputusan bersama. Pikir mereka, semestinya Wang Weo meminta pendapat mereka terlebih dahulu.

Dong Wei menggeleng tidak percaya. Wang Weo yang selama ini ia kenal bukanlah pendekar yang mudah ditakhlukkan. Di samping itu, meskipun Wang Weo begitu tega menghabisi siapa pun yang melawannya, Dong Wei tahu pasti bahwa lelaki itu tidak akan mengingkari keputusan yang telah ditetapkan. 

Kalaupun ini karena Long Feng memiliki kunci untuk mengalahkan Sekte Teratai Putih, setidaknya tindakan tegas bisa dilakukan. Mereka bisa menyerang lelaki itu bersama-sama dan memaksanya untuk mengungkapkan yang sebenarnya.

"Ketua Wang, apa yang kau lakukan? Sekteku bergabung dengan aliansi ini bukan untuk berada di bawah kendali lelaki itu! Kau tidak lupa pada rencana dan kesepakatan kita, 'kan?" protes Dong Wei yang berdiri dengan kedua tangan mengepal kuat. Kedua matanya juga membulat sempurna.

"Benar, lelaki ini tidak benar-benar berniat membantu kita. Dia hanya ingin memanfaatkan kita, Ketua Wang!" imbuh Ju Shen.

"Cukup! Saya sudah memutuskan!" pekik Wang Weo membuat orang-orang di dalam ruangan itu diam. Mereka menunggu keputusan apa yang diambil sang ketua. "Aliansi Jing Quo akan membantu Panglima Long Feng naik tahta. Setelah Sekte Teratai Putih lenyap, kita akan melakukan pemberontakan," tegas Wang Weo dengan suara berat dan menggelegar.

Wajah anggota Aliansi Jing Quo menjadi masam. Tapi Wang Weo telah memutuskan. Sebagai anggota, mereka mencoba untuk menerima putusan itu. Jika ternyata di kemudian hari aliansi itu tidak mendatangkan manfaat bagi sekte mereka, para anggota itu sepakat dalam hati, akan hengkang secepatnya.

"Bagus! Karena kalian telah setuju dengan syarat yang kuajukan, aku akan membocorkan apa yang menjadi rahasia dari Sekte Teratai Putih!"

Semua tutup mulut dan menanti Long Feng menyampaikan apa yang menjadi kelemahan Sekte Teratai Putih. Rasa-rasanya mereka sudah tidak sabar untuk mendengarnya.

"Tapi, bagaimana aku bisa percaya kalau kalian tidak akan mengkhianatiku? Aku tidak mau menggali kuburku sendiri. Bisa saja kalian membunuhku setelah aku menerangkan kelemahan dari Sekte Teratai Putih," ujar Long Feng menebak dengan benar pikiran Wang Weo.

Satu-satunya alasan Wang Weo bersikap hormat pada Long Feng dan setuju atas syarat yang diajukan adalah karena ia akan melenyapkan panglima itu setelah mengetahui celah untuk mengalahkan Patriark Yong Yuwen dan seluruh penduduk Jinchang. Dengan begitu, ia tetap akan naik tahta menggantikan Kaisar Han Chen.

"Lalu?" ucap Wang Weo menyimpan geram.

"Berikan aku pedangmu sebagai jaminan." jawab Long Feng membalas tatapan tajam Wang Weo.

Pedang yang diminta Long Feng sebagai jaminan itu adalah pusaka andalan dari Wang Weo, yang bernama Pedang Dewa Iblis. Pedang tersebut ia dapatkan setelah berhasil membunuh sang guru.

Pedang Dewa Iblis tersimpan di dalam tubuh Wang Weo dan akan muncul jika dikehendaki. Dengan pedang itu, Wang Weo bisa memanggil iblis dan membuatnya mendapatkan kekuatan yang sangat besar. Oleh sebab itu, Wang Weo disegani oleh ketua sekte aliran hitam lainnya. 

Mendengar syarat kedua yang diajukan oleh Long Feng, semua ketua sekte aliran hitam langsung mengerutkan dahi secara bersamaan. Mereka sama sekali tidak mengira jika Long Feng akan meminta hal yang bisa dibilang mustahil untuk dipenuhi.

Wang Weo sendiri tidak kalah kaget dari para anggotanya. Badannya tertahan kaku menempel di sandaran kursi karena terdorong oleh kedua tangannya yang mencekeram pegangan kursi tempatnya duduk. Dalam hati Wang Weo mengumpat, menyadari bahwa ternyata Long Feng lebih licik dari yang ia sangka.

Sementara itu, Long Feng yang duduk tak jauh dari Wang Weo, tidak menggeser pandangannya sama sekali. Tetap fokus pada satu titik, yakni mata Wang Weo. Sorot matanya seolah mengatakan bahwa dirinyalah yang lebih pantas untuk menjadi ketua aliansi, sekaligus kaisar tentunya.

Long Feng tahu bahwa ia akan mati jika memasuki ruang pertemuan rahasia Aliansi Jing Quo itu tanpa kecerdasan. Ia juga tahu bahwa Wang Weo dan para anggotanya tidak akan membiarkannya hidup setelah membongkar kelemahan Sekte Teratai Putih. Oleh sebab itu, Long Feng meminta Pedang Dewa Iblis, sebelum membeberkan rahasia yang ia ketahui tentang Sekte Teratai Putih.

"Bagaimana, Ketua Wang?" tanya Long Feng karena Wang Weo masih bungkam.

"Apa maksudmu? Jika kau meminta Pedang Dewa Iblis, maka sama halnya kau meminta Ketua Wang menyerahkan nyawanya padamu?" bentak Dong Wei yang sudah ingin memenggal leher Long Feng karena lancang meminta pedang pusaka sang ketua.

"Hahaha, aku harus melakukannya untuk menyelamatkan nyawaku. Lagi pula aku tidak memintanya. Aku hanya meminjamnya sebentar sebagai jaminan hingga aku naik tahta. Setelah aku menjadi kaisar, pedang itu akan aku kembalikan."

"Bangsat! Orang ini benar-benar membuatku muak. Ketua Wang, jangan berikan Pedang Dewa Iblis padanya!" sambar Ju Shen tidak lagi takut mati. Dalam hatinya ia telah siap jika harus bertarung habis-habisan dengan Long Feng. Panglima itu telah benar-benar merendahkan aliansinya.

"Tenanglah! Jika Ketua Wang tidak mau memberikan pedangnya, aku pun tidak rugi. Tapi perlu kalian ingat, aku tahu semua rencana kalian. Sewaktu-waktu aku bisa membawa pasukanku untuk menyerang kalian semua, baik pasukan dari kerajaan maupun dari Sekte Teratai Putih. Kalian akan ditangkap dan dihukum mati dengan tuduhan merencanakan pemberontakan pada Kaisar Han Chen," tukas Long Feng memberikan ancaman.

"Keparat! Ketua Wang, kita bunuh saja orang ini sekarang juga!" pekik Dong Wei yang langsung berdiri dan menarik pedang dari selongsongnya.

"Hahaha, kalau aku mati, kalian tidak akan pernah bisa melenyapkan Sekte Teratai Putih. Lagi pula, akan sangat sulit untuk membunuhku. Aku bahkan bisa membuat Patriark Yong Yuwen dan para anggota Sekte Teratai Putih lainnya datang ke mari hanya dengan satu telepati."

Semua orang mulai menelan ludah. Mereka semua tahu bahwa salah satu keunggulan Sekte Teratai Putih adalah kemampuan untuk melakukan telepati. Jadi, sangat masuk akal jika sekarang mereka mulai gentar dengan ancaman Long Feng.

"Tuan Dong, simpan kembali pedangmu," ucap Wang Weo pelan saja sambil memejamkan mata.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status