‘Terserah mereka ingin bilang apa, aku hanya perlu membuktikannya saja!’ tekad Yao Chen tanpa terusik kasak-kusuk jahat di kerumunan. Tungku setinggi setengah meter berkaki tiga dengan ukiran naga dan burung phoenix di sekelilingnya memancarkan hawa panas api setelah disuntikkan api oleh Murid Luar senior yang bertugas. Lubang di bagian atasnya menganga menunggu bahan-bahan ramuan pil dimasukkan. Yao Chen berdiri menghadap meja berisi tungku dengan semua bahan ramuan pil telah dia murnikan sebelumnya, kini siap dilempar masuk ke lubang tungku. Segera saja, aura Yao Chen menyeruak keluar ketika dia membuat segel dengan tangannya sehingga energi melonjak dan dia mampu mengobarkan api alkimia di bawah tungku lebih besar lagi. Dengan cepat, tungku tiga kaki itu pun dilahap api alkimia selama beberapa hela napas. Api alkimia sendiri terbagi menjadi beberapa jenis. Semakin tinggi kultivasi seorang alkemis, maka akan makin tinggi juga jenis api alkimia yang bisa dikuasai. ‘Aku penasara
Yao Chen tidak ambil peduli dengan seruan heboh di sekitarnya, dia terus dan terus menggerakkan telapak tangannya sehingga api di tungku semakin menari giat dan mengakibatkan tungku mulai berputar. Ini menyebabkan kehebohan berikutnya dari para murid yang menonton. "Tungkunya sekarang berputar, astaga!" "Dia tak mungkin pemula! Aku takkan percaya meski kau memukuli aku sampai aku pingsan, aku takkan percaya!" "Huh! Kenapa harus takjub?" Namun, ada satu murid di sana yang justru menunjukkan gelagat kesal dan tak setuju ketika banyak orang terpukau pada Yao Chen. "Sehebat apa pun metode yang dia gunakan, hasil akhir adalah yang paling penting di atas segalanya!" Usai pemuda itu berbicara, murid-murid lainnya mulai mengangguk setuju dengan pernyataan pemuda tadi. "Benar juga! Hasil akhir yang akan menentukan dia hebat atau sekedar omong kosong!" Murid-murid mulai meragukan Yao Chen. Saat ini, bahan ramuan terus melayang dan berputar sangat cepat di dalam tungku, seirama dengan put
“T—Tak mungkin! Dia tak mungkin bisa membuat pil level sempurna di awal-awal kelas ini, ‘kan?” Guru Mao sampai bangkit dari kursinya dengan mata melotot.Sontak saja banyak murid memekik tak percaya setelah mereka mendengar dari Tetua Zheng bahwa pil buatan Yao Chen mencapai level sempurna.“Level sempurna? Dia bisa membuat level sempurna? Tak mungkin!” Banyak yang memiliki pendapat demikian.Hasil pil Yao Chen terlalu tak masuk akal bagi mereka. Apalagi jika mengingat pengujian bakat di batu penilai bakat elemen, Yao Chen sama sekali tak memunculkan apa pun di batu itu.“Apakah batu penguji bakat sudah rusak?” Banyak murid yang memiliki tuduhan buruk demikian meski tak berani diucapkan keras-keras.Sementara itu, wajah Li Baiyi keruh seketika saat hasil pil Yao Chen diumumkan. Dia gagal mengesankan semua orang dan malah Yao Chen mencuri perhatian yang seharusnya milik dia.“Baiklah, pengujian awal dariku sudah selesai, kalian bisa kembali ke bawah dan kuharap kalian semakin meningkat
“Ha hah! Aku sekarang sudah di Tingkat 3 Menengah!” Yao Chen tentunya gembira dengan kenaikan tingkat minornya.Dia amat puas dengan kemajuan dirinya yang tergolong sangat cepat dibandingkan kultivator pada umumnya.‘Apakah Guru benar bahwa aku ini genius?” Dia teringat pujian Ouyang Hetian kala itu saat dia terus saja naik tingkat minor dalam waktu dekat.Setelahnya, dia memutuskan berdiam diri dulu di gua sembari menstabilkan ranah kultivasinya.Di hari kelima, Yao Chen akhirnya keluar dari gua dan berjalan-jalan di malam itu.“Hm, Nona Xiao?” Yao Chen mengenali orang yang sedang memetik rumput obat tak jauh darinya berdiri.Menyadari ada orang di dekatnya, Xiao Ya menoleh ke belakang. “Oh, Kak Yao!”Yao Chen menganggukkan kepala dan mendekat ke Xiao Ya.“Nona Xiao, kau sungguh pekerja keras. Malam begini masih di hutan untuk mengumpulkan tanaman obat.” Yao Chen memuji secara tulus.Xiao Ya terkikik sejenak sambil tersipu dan menyelipkan sejumput rambut ke belakang telinga. “Hi hi …
Tak menyangka mendapatkan tanggapan di luar ekspektasinya, Yao Chen melongo di balik topengnya. “Eh? Tak bisa bisnis di sini?” Dia mengira Xiao Rong akan langsung menerima penawarannya karena tentu Xiao Ya sudah menyampaikannya lebih dulu ke kakak sepupunya, tapi yang didapatkan Yao Chen justru …. ‘Apakah Xiao Ya belum memberitahukannya ke kakak sepupu dia?’ Yao Chen hanya memiliki dugaan ini. Xiao Rong mencondongkan tubuhnya ke depan lebih dekat pada Yao Chen sehingga menimbulkan belahan indah dadanya sedikit terekspos di pandangan si pemuda. “Tentu tidak bisa kalau di meja ini. Temui aku di ruang belakang nanti di saat makan siang. Kau tak mau ada yang mencuri dengar di sini, ‘kan?” Xiao Rong berbisik sambil tersenyum penuh arti. Yao Chen segera memahaminya dan mengangguk kecil lalu pergi dari sana. Pada waktu yang sudah ditentukan, Yao Chen menemui Xiao Rong. “Yaya sudah memberitahu padaku mengenai keinginanmu menjual pil di Aula Alkimia. Kau yakin?” Xiao Rong langsung ke in
“Benar-benar di level Sempurna! 125 pil level Sempurna, astaga, Bocah! Kau ini luar biasa sekali!” Xiao Rong kehilangan ketenangannya.Sekali lagi, dia lekas memeriksa dan memang semuanya merupakan level Sempurna!“Kau tau, Bocah, di sekte ini, biasanya pil yang dijual hanya sampai di level Tinggi. Sangat jarang ada penjualan pil level Sempurna.” Xiao Rong menyimpan kantong dari Yao Chen. “Aku harap ini laku keras ketika kupajang di etalase nantinya.”“Rahasiakan pembuatnya.” Yao Chen bersuara rendah.Xiao Rong termangu menatap Yao Chen untuk sesaat sebelum akhirnya dia tersenyum dan mengangguk.“Baiklah, itu hal mudah. Kau akan aman.” Xiao Rong menjanjikannya. “Nah, aku akan menghargai 1 butirnya sebesar 3 Batu Kristal Rendah.” Xiao Rong tersenyum.Yao Chen berusaha mempertahankan ketenangannya di depan Xiao Rong meski dia ingin melonjak senang mendengar nominal yang dikatakan wanita itu.Kemudian, Xiao Rong menyodorkan kantong lain ke Yao Chen. “Itu 375 Batu Kristal Rendah hakmu.”M
“DIa membunuh rekan murid! Laporkan ke sekte!” Murid 3 berseru sambil berusaha kabur dari sana. Seakan mereka sudah terorganisasi dengan baik mengenai apa yang harus mereka lakukan tanpa perlu bicara, 3 murid senior lainnya menerjang ke Yao Chen. ‘Gawat! Tidak bisa! Aku belum membalas dendam! Aku harus tetap ada di sekte!’ Yao Chen terpojok. Maka, sudah seperti itu situasinya, dia tak punya pilihan lain. Memutar teknik kultivasinya, dia kemudian menembakkan api murni dia ke Murid 3 yang hendak kabur. “Arrghh!” Murid 3 terkena api dari punggung dan langsung menyebar cepat ke seluruh tubuhnya dalam hitungan beberapa detik singkat. Mata ketiga murid lainnya membeku melihat adegan itu. Mereka menyaksikan sendiri rekan mereka berubah menjadi abu dan kemudian terbang bersama angin. Yao Chen tidak membuang kesempatan di saat ketiga seniornya masih termangu. Walau hanya sekian detik saja, dia akan ambil! Crasss! “Arghh!” Murid 5 ditebas lehernya oleh pedang Yao Chen dengan cepat ketik
‘Kenapa pegawainya kasar sekali?’ Yao Chen terheran di hatinya. ‘Beginikah cara orang-orang di sini melayani seseorang?’Serta-merta, dia melirik ke Xinxin yang tampak canggung di sebelahnya.“Sepertinya Kakek Yu sedang tidak di tempat.” Xinxin meringis canggung ke Yao Chen. “Biasanya bila Kakek Yu yang berjaga, dia akan ramah dan sopan pada siapa pun yang masuk ke tokonya.”Dari sikap bocah perempuan itu, Yao Chen bisa memperkirakan bahwa Xinxin merasa bersalah karena sudah mempromosikan toko ini tanpa sebanding lurus dengan perlakuan pegawainya.“Heh, bocah sialan! Kau hendak mengataiku aku ini tak ramah dan tak sopan?” Pegawai tadi ternyata mendengar ucapan Xinxin dan tersinggung.Matanya mendelik sehingga membuat Xinxin meringkuk ketakutan di belakang tubuh Yao Chen.“Tapi kau memang bersikap tak sopan dan kasar padaku.” Yao Chen tak ingin berdiam diri saja.Pegawai itu menatap Yao Chen dari atas sampai bawah. Penampilan Yao Chen masih terlihat seperti remaja belia sehingga dipand
Asap darah belum sepenuhnya hilang ketika Mo Gu — Raja Iblis berkepala botak — akhirnya menyadari bahwa kakaknya, Raja Iblis Mo Yang, benar-benar telah dibakar habis oleh api mengerikan milik Yao Chen.“K-Kau ... KAU MEMBUNUH KAKAKKU!!!” raungnya, suara parau, gemetar antara amarah dan ketakutan.Wajahnya pucat, matanya liar menatap jasad hangus yang tak lagi menyerupai makhluk hidup.“Tidak! Ini belum waktunya! Aku harus pergi dari sini! Aku harus membalasnya suatu hari nanti!”Tanpa ragu, Mo Gu menghantam tanah dengan teknik iblis pelarian, membelah udara dan membuka celah dimensi.Namun suara dari belakang membuat darahnya membeku."Kamu pikir bisa seenaknya muncul dan kabur di hadapanku?"Langkah kaki bergema, disusul aura iblis menyelimuti tanah seperti malam menelan siang."Dasar anjing busuk!" bentak Yao Chen.Tubuhnya masih dalam Mode Asura Neraka, namun kini tampak goyah. Asap hitam mengepul dari punggungnya, darah mengalir deras dari hidung dan telinganya.Tubuh Tingkat 8-ny
“Bocah cari mati!” teriak salah salah satu Raja Iblis bernama Mo Yang. sambil dia membuat segel tangan dan memunculkan anak buahnya dari ruang hampa yang dia robek.Segera anak buah itu beterbangan ke arah Yao Chen dan Putri Suci.“Biarkan saya yang meladeni mereka, Putra Suci.” teguh Putri Suci sambil memunculkan pedang esnya. “Anda fokus saja pada raja iblisnya.”Maka, Putri Suci mulai membantai belasan demi belasan anak buah Raja Iblis yang menyerbu ke arahnya.Langit mendadak bergetar ketika dua Raja Iblis melesat turun seperti meteor gelap, menghantam tanah dan menciptakan kawah selebar dua puluh zhang. Angin menghantam deras ke segala arah, menyapu pepohonan, meretakkan bebatuan, dan menghentikan napas sejenak.“Humph!” Raja Iblis Mo Yang berjubah ungu kelam, membawa trisula hitam yang tampak seperti ditempa dari tulang naga iblis.Dia turun seperti dewa kematian, menyisakan jejak badai hitam dan awan berdarah.“Lihat bagaimana kami berurusan denganmu, bocah keras kepala!” Satun
“Mu Hailan keparat!” geram Yao Chen.“Ha ha ha! Kenapa, bocah? Aku akan menangkapmu dan akan kuserahkan ke Kaisar Iblis Langit.” Kini terang sudah apa tujuan Mu Hailan menggiring Yao Chen ke tempat itu. “Aku yakin Kaisar Iblis Langit akan memberiku banyak kebaikan. Sedangkan Putri Suci, kita bisa menikmati waktu sebaik mungkin nantinya.”Wajah mesum menjijikkan Mu Hailan tidak ditahan-tahan ketika menatap Putri Suci.Yao Chen melangkah maju, suaranya pelan tapi tajam seperti pedang. “Berani kau menyentuh dia dan aku akan memastikan kau kehilangan semua keinginanmu — termasuk lidah dan nyawa.”Mu Hailan tertawa gila sebelum dia mengangkat tangannya, berseru ke delapan kawannya. “HANCURKAN MEREKA!”Para pembunuh darah langsung menyerang. Serangan udara dan teknik darah meluncur seperti badai merah. Formasi pengepungan mematikan pun menyala di bawah kaki mereka.Tapi Yao Chen tiba-tiba menghilang.SRAK!Dua dari delapan penyerang langsung terpental, tubuh mereka hangus terbakar.BRRZZT!!
“Aku akan bicara! Aku akan bicara!” Mu Hailan menggigil.Dia sama sekali tidak menyangka seseorang yang masih berada di Tingkat 8 bisa menindasnya, bahkan mengaktifkan tubuh Asura yang mendominasi.Mu Hailan merupakan murid Sekt Istana Dewa yang kurang berkemampuan. Karena kerap mendapatkan penindasan dari teman dan seniornya, maka dia gelap mata dan mempelajari Teknik Kultivasi Sihir Darah yang cukup terlarang dan berbahaya.Itulah kenapa dia diusir dari Tanah Suci setelah ketahuan. Ini yang mengakibatkan kebenciannya terhadap Tanah Suci semakin berkali lipat.Saat dia mengetahui keruntuhan Tanah Suci, dia adalah orang yang tertawa paling awal.“Yang menyerang Tanah Suci ... memang Kaisar Iblis Langit! Tapi dia tidak sendirian!” serunya ketakutan. “Ada ... ada Tiga Raja Iblis lain bersamanya! Mereka mencari sesuatu — sesuatu yang hanya bisa dibuka oleh garis keturunan keluarga Gongsun.”Kini dia tidak bisa meremehkan Yao Chen. Meski kekuatannya telah ditingkatkan sampai di tahap yang
“Di mana dia sekarang?”Yao Chen berdiri, api perlahan menyala di matanya.Bo Qian ragu-ragu. “Desas-desus terakhir ... dia terlihat di reruntuhan Kota Hitam — perbatasan gurun dan rawa kematian.”Yao Chen mengangguk. Langkahnya terasa lebih berat, tapi niatnya lebih kuat dari sebelumnya.“Aku akan ke sana,” ucapnya. “Aku akan menemukan kebenaran. Dan aku akan membuat Kaisar Iblis Langit berlutut ... di bawah pedangku!”Langit kota Oasis Besar mulai berubah jingga. Angin gurun kembali berdesir ... menyambut perjalanan baru yang jauh lebih berbahaya.“Anda yakin hendak ke sana?” tanya Putri Suci.Ada pijar cemas dalam matanya.Yao Chen mengangguk yakin. “Aku harus mendapatkan informasi sebanyak mungkin.”Malam mulai turun ketika Yao Chen dan Putri Suci tiba di tepi Kota Hitam — sebuah kota mati, penuh reruntuhan dan aura kematian yang begitu kental.Dinding runtuh, menara patah, dan batu-batu hitam berserakan seperti kuburan raksasa.“Berhati-hatilah, Putra Suci,” bisik Putri Suci, mer
“Aku yakin mereka baik-baik saja, Putra Suci.” Suara lembut Putri Suci mengalun. “Mereka wanita kuat dan cerdas, takkan terjadi hal buruk pada mereka. Anda bisa tenang.”Yao Chen tau Putri Suci hanya sedang menghiburnya agar dia tenang. Dia mengangguk dan berharap dua istri lainnya benar-benar dalam situasi yang baik.Mentari gurun menyinari hamparan emas yang tiada berujung. Kafilah bergerak perlahan di tengah suhu yang menyengat, roda-roda kayu berderit, dan langkah unta roh membentuk irama lelah yang konsisten.Di atas sebuah kereta utama, Yao Chen duduk bersila dengan mata terpejam, namun aura yang keluar dari tubuhnya masih belum stabil.Di sampingnya, Putri Suci duduk dalam diam, sesekali melirik Yao Chen dengan rasa prihatin.‘Semenjak mendengar tentang kehancuran Tanah Suci Istana Dewa, Putra Suci berubah. Tatapannya semakin dalam, ucapannya lebih hemat, dan energi spiritual dalam tubuhnya... semakin ganas. Seolah setiap helaan nafasnya menyimpan ledakan kemarahan yang terbung
“Pu-Putra Suci?” Salah satu dari rombongan caravan itu terkesiap. Matanya membelalak, seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya. “Apakah kalian ... berasal dari sekte besar?”Suasana sekitar mendadak sunyi. Hanya desiran angin gurun yang terdengar, membawa debu dan serpihan pertempuran.Sementara itu, sisa-sisa gerombolan perampok gurun yang menyaksikan jatuhnya Jin Ying Shi Yao langsung ketakutan.Tanpa komando, mereka melarikan diri, seperti anjing liar yang baru kehilangan induknya.Yao Chen menarik napas berat. Dia tau, menyembunyikan identitas lebih lama hanya akan menimbulkan lebih banyak kecurigaan.Dengan suara parau namun tegas, dia berkata, “Aku Gongsun YiChen ... Putra Suci dari Tanah Suci Istana Dewa.” Tak lupa dia menangkupkan salam sojanya.“Wuaaahhh!”Seakan badai kecil meledak di antara kerumunan caravan.“Apa?!”“Tidak mungkin! Bukankah Tanah Suci Istana Dewa sudah—”“Tunggu, bukankah seluruh Tanah Suci itu dihancurkan beberapa bulan lalu?!”Bisik-bisik panik ber
“Manusia sombong!” teriak Jin Ying Shi Yao.DUARRR!!Benturan kembali terjadi. Jin Ying Shi Yao menerjang seperti meteor, cakarnya membelah ruang, memancarkan gelombang energi hitam keunguan yang brutal.Yao Chen melompat menghindar, mengerahkan Teknik Langkah Hantu dan hukum ruang seoptimal mungkin, menciptakan jejak ilusi di belakangnya untuk mengecoh lawan.CRASSSHH!!Tanah tempat Yao Chen berdiri sebelumnya meledak, membentuk kawah besar. Batu-batu beterbangan, badai pasir kembali mengamuk liar.Jin Ying Shi Yao tak memberi jeda. Dia mengaum keras, lalu menghantamkan kedua cakarnya bersamaan, menciptakan dua gelombang energi berbentuk singa hitam raksasa yang melesat mengejar Yao Chen dari dua arah."Mengerikan!" gumam Yao Chen. Namun dia tak gentar.Dengan pedang merah di tangan, Yao Chen meluncur maju, tubuhnya dikelilingi api, petir, tanah, angin, dan air sekaligus.Dia berputar di udara, menciptakan pusaran lima elemen untuk menahan serangan itu.BRAKKK!Gelombang energi berta
“Ayo!” seru Yao Chen sambil mempersiapkan serangannya.Suasana berubah mencekam. Jin Ying Shi Yao, si Panglima Gurun, mengepakan sayap elang raksasanya, membuat badai pasir mengamuk di sekitar mereka.Tubuhnya yang kekar, kepala singanya yang ganas, dan mata kuning menyala itu benar-benar memancarkan aura buas.Yao Chen mengencangkan cengkeraman pada pedang merahnya, napasnya berat."Dia ... tingkat 14 awal!" desis Yao Chen dalam hati. "Bahkan lebih kuat dari banyak tetua sekte!"BUUUMM!Jin Ying Shi Yao menerjang, cakarnya mengoyak udara, mengarah ke dada Yao Chen. Kecepatan dan kekuatannya membuat tanah bergetar.CLANG!Yao Chen menangkis, namun terpental mundur sejauh belasan langkah. Tanah di sekitarnya retak, debu berhamburan."Anak kecil! Berani menghalangi Panglima Gurun?!" Jin Ying Shi Yao meraung. Suaranya bergemuruh seperti guruh di tengah badai.Yao Chen mengertakkan gigi. Darah dalam tubuhnya bergolak. Tanpa ragu, dia mengerahkan lima elemen sekaligus — Api, Air, Tanah, An